Anda di halaman 1dari 18

Teknik Pembuatan Sediaan Obat

(Ilmu Resep)

SEDIAAN OBAT
BENTUK EMULSI
BAHAN PENGEMULSI
 Emulgator alami
Yaitu Emulgator yang diperoleh dari alam tanpa proses yang rumit, dapat
digolongkan menjadi tiga golongan :
1. Emulgator alami dari tumbuh-tumbuhan
Bahan-bahan karbohidrat , bahan-bahan alami seperti akasia (gom),
tragakan, agar, kondrus dan pectin. Bahan-bahan ini membentuk koloid
hidrofilik bila ditambahkan kedalam air dan umumnya menghasilkan
emulsi m/a.
a. Gom arab
Sangat baik untuk emulgator tipe O/W dan untuk obat minum. Kestabilan
emulsi yang dibuat dengan gom arab berdasarkan 2 faktor yaitu : kerja
gom sebagai koloid pelindung & terbentuknya cairan yg cukup kental
sehingga laju pengendapan cukup kecil, tetapi massa mudah dituang
BAHAN PENGEMULSI
a. Gom arab
 Apabila tidak dinyatakan lain, menggunakan

gom arab sebanyak ½ dari jumlah minyaknya,


dan air untuk gom sebanyak 1,5 x berat gom
 Lemak2 padat (cera, Ol. Cacao & Parafin

padat) : PGA sama banyak


 Minyak Atsiri : PGA sama banyak

 Minyak lemak : PGA ½ X minyak kecuali

oleum Ricini : PGA 1/3 X nya


BAHAN PENGEMULSI
a. Gom arab
 Campuran minyak lemak, minyak atsiri & zat

padat larut dlm minyak : Kedua minyak dicampur


dahulu, zat padat dilarutkan dlm minyaknya,
kemudian tambah gom : ½ + 1 + 1
 Bahan obat cair BJ tinggi (Kloroform,
bromoform) : tambah minyak lemak 10 X
beratnya  BJ campuran mendekati 1 gom : ¾
nya
 Balsam2, penggunaan gom sama banyak
BAHAN PENGEMULSI
b. Tragakan
 Dispersi sangat kental, shg untuk emulsi dgn

viskositas baik hanya membutuhkan


tragakan 1/10 kali gom arab
 Bekerja paling baik pada PH 4,5 – 6

 Dibuat corpus emulsi dengan menambahkan

sekaligus air sebanyak 20 X nya


 Hanya berfungsi sebagai pengental & tidak

dapat membentuk koloid pelindung


BAHAN PENGEMULSI
c. Agar-agar
 Kurang efektif jika digunakan secara tunggal

 Umunya digunakan untuk menambah


viskositas emulsi dari gom arab
 Sebelum digunakan, dilarutkan dlm air
mendidih, kemudian didinginkan pelan2
hingga suhu tidak kurang 45°C (< 45°C akan
membentuk gel)

BAHAN PENGEMULSI
d. Chondrus
 Sangat baik digunakan untuk emulsi
minyak ikan, karena dpt menutupi rasa
dari minyak tsb
 Cara pembuatan seperti emulsi agar-agar

e. Emulgator lain
 Pektin, metil selulosa, CMC
BAHAN PENGEMULSI
 Emulgator alami
2. Emulgator alami dari hewan
a. Kuning telur
 Mengandung lesitin (golongan protein/asam amino)

dan kolesesterol yg dapat berfungsi sebagai emulgator


 Merupakan emulgator tipe m/a (lesitin pada kuning

telor )
 Lesitin pada kuning telor mampu mengemulsikan

minyak lemak sebanyak 4 X dan 2 X minyak


menguap.
BAHAN PENGEMULSI
b. Adeps Lanae
 Banyak mengandung kolesterol,

merupakan tipe a/m


 Banyak digunakan untuk pemakaian luar

 Dapat menambah kemampuan minyak

menyerap air
 Dalam keadaan kering dapat menyerap air

2 X lipat beratnya.
BAHAN PENGEMULSI
 Emulgator alami
3. Emulgator alami dari tanah mineral
a. Magnesium alumunium silikat / veegum
 Merupakan senyawa anorganik yg terdiri atas garam2 magnesium &
aluminium
 Emulsi terbentuk tipe m/a
 Penggunaan lazimnya 1%
 Emulsi ini khusus untuk pemakaian luar

b. Bentonit
Merupakan tanah liat yg terdiri atas senyawa aluminium silikat yg dpt
mengabsorpsikan sejumlah besar air shg membentuk massa seperti gel.
 Digunakan sebagai emulgator sebanyak 5%
BAHAN PENGEMULSI
 Emulgator buatan
1. Sabun
 Banyak digunakan untuk pemakaian luar & sangat peka terhadap elektrolit.

 Dapat digunakan sebagai emulgator tipe m/a atau a/m tergantung dari

valensi nya
 Sabun bervalensi 1(sabun kalium) adalah tipe m/a

 Sabun bervalensi 2 (sabun kalsium) adalah tipe a/m

2. Tween 20; 40; 60; 80


3. Span 20; 40; 80

Emulgator dapat dikelompokan menjadi :


1. Anionik : Sabun alkali, natrium lauril sulfat
2. Kationik : senyawa amonium kuartener
3. Non Ionik : tween & span
METODE PEMBUATAN EMULSI
CARA PEMBUATAN EMULSI

Dikenal 3 metode dalam pembuatan emulsi yaitu :


1.Metode gom kering
Disebut pula metode continental dan metode 4;2;1. Emulsi dibuat dengan jumlah
komposisi minyak dengan ½ jumlah volume air dan ¼ jumlah emulgator. Sehingga
diperoleh perbandingan 4 bagian minyak, 2 bagian air dan 1 bagian emulgator.
Pertama-tama gom didispersikan kedalam minyak, lalu ditambahkan air sekaligus dan
diaduk /digerus dengan cepat dan searah hingga terbentuk korpus emulsi.

2.Metode gom basah


Disebut pula sebagai metode Inggris, cocok untuk penyiapan emulsi dengan musilago atau
melarutkan gum sebagai emulgator, dan menggunakan perbandingan 4;2;1 sama seperti
metode gom kering. Metode ini dipilih jika emulgator yang digunakan harus
dilarutkan/didispersikan terlebuh dahulu kedalam air misalnya metilselulosa. 1 bagian gom
METODE PEMBUATAN EMULSI
CARA PEMBUATAN EMULSI
3.Metode botol
Disebut pula metode Forbes. Metode inii digunakan untuk emulsi dari bahan-bahan
menguap dan minyak-minyak dengan kekentalan yang rendah. Metode ini merrupakan
variasi dari metode gom kering atau metode gom basah. Emulsi terutama dibuat dengan
pengocokan kuat dan kemudian diencerkan dengan fase luar.
Dalam botol kering, emulgator yang digunakan ¼ dari jumlah minyak. Ditambahkan dua
bagian air lalu dikocok kuat-kuat, suatu volume air yang sama banyak dengan minyak
ditambahkan sedikit demi sedikit sambil terus dikocok, setelah emulsi utama terbentuk,
dapat diencerkan dengan air sampai volume yang tepat.

Alat yang digunakan dalam pembuatan emulsi, untuk pembuatan emulsi yang baik.
 Mortar dan stamper

 Botol

 Mixer, blender

 Homogenizer


Cara Membedakan Tipe Emulsi
1. Dengan pengenceran fase
Setiap emulsi dpt diencerkan dengan fase eksternalnya,
berdasarkan prinsip tersebut, emulsi tipe m/a dpt diencerkan
dgn air, sedangkan emulsi tipe a/m dpt diencerkan dengan
minyak.
2. Dengan pemberian warna
Zat warna akan tersebar rata dalam emulsi apabila zat
tersebut larut dalam fase eksternalnya
 Emulsi + larutan sudan III dpt memberi warna merah pada

emulsi tipe a/m  sudan III larut dalam minyak


 Emulsi + larutan metilen biru dpt memberi warna biru pada

emulsi tipe m/a  metilen biru larut dalam air


Cara Membedakan Tipe Emulsi
3. Dengan kertas saring
Emulsi diteteskan pada kertas saring. Apabila kertas
saring menjadi basah, tipe emulsinya adalah m/a, dan
jika timbul noda minyak pada kertas, berarti emulsi tipe
a/m
4. Dengan Konduktivitas listrik
Alat yang digunakan adalah kawat & stop kontak,
kawat dengan K ½ watt lampu neon ¼ watt semua
dihubungkan secara seri. Lampu neon akan menyala
jika electrode dicelupkan dlm cairan emulsi tipe m/a
dan akan mati jika dicelupkan pada emulsi tipe a/m.
Kestabilan Emulsi
Semua emulsi dikatakan tidak stabil bila mengalami hal-hal seperti dibawah ini :
 Creaming yaitu terpisahnya emulsi menjadi dua lapisan, dimana yang satu
mengandung fase dispers lebih banyak daripada lapisan yang lain. Creaming
bersifat reversibel artinya bila dikocok perlahan-lahan akan terdispersi kembali.
 Koalesen dan cracking (breaking) yaitu pecahnya emulsi karena film yang
meliputi partikel rusak dan butir minyak akan koalesen (menyatu). Sifatnya
irreversibel (tidak bisa diperbaiki). Hal ini dapat terjadi karena:
1. Peristiwa kimia, seperti penambahan alkohol, perubahan PH, penambahan CaO
/ CaCL2
2. Peristiwa fisika, seperti pemanasan, penyaringan, pendinginan dan pengadukan.
3. Peristiwa biologi, seperti permentasi bakteri, jamur & ragi
 Inversi yaitu peristiwa berubahnya sekonyong-konyong tipe emulsi W/O menjadi
O/W atau sebaliknya dan sifatnya irreversible.
Penyimpanan Emulsi
Kecuali dinyatakan lain emulsi disimpan dalam wadah tertutup baik
ditempat sejuk.
Pada penandaan di etiket harus tertera “Kocok Dahulu”.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai