Anda di halaman 1dari 22

Emulsi

Arin Widya Nuari, A.Md., Farm


Emulsi
Menurut FI Edisi IV, emulsi adalah sistem dua fase
yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang
lain, dalam bentuk tetesan kecil. Stabilitas emulsi dapat
dipertahankan dengan penambahan zat yang ketiga yang
disebut dengan emulgator (emulsifying agent).
Emulsi berasal dari kata emulgeo yang artinya
menyerupai milk, warna emulsi adalah putih.
Komponen Emulsi
1. Komponen Dasar
Adalah bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat didalam
emulsi. Terdiri atas :
• Fase dispers / fase internal / fase diskontinue
Yaitu zat cair yang terbagi- bagi menjadi butiran kecil ke
dalam zat cair lain.
• Fase kontinue / fase external / fase luar
Yaitu zat cair dalam emulsi yang berfungsi sebagai bahan
dasar (pendukung) dari emulsi tersebut. 
• Emulgator
Adalah bagian dari emulsi yang berfungsi untuk
menstabilkan emulsi.
2. Komponen Tambahan
• Corrigen saporis : zat tambahan untuk memperbaiki rasa

• Corrigen odoris : zat tambahan untuk memperbaiki bau


• Corrigen colouris : zat tambahan untuk memperbaiki
warna
• Preservative (pengawet)

• Anti oksidan
• Preservative yang digunakan antara lain metil dan propil
paraben, asam benzoat, asam sorbat, fenol, kresol dan
klorbutanol, benzalkonium klorida, fenil merkuri asetas
dan lain – lain.
• Antioksidan yang digunakan antara lain asam askorbat,
L.tocopherol, asam sitrat, propil gallat , asam gallat.
Tipe Emulsi
• Emulsi tipe O/W ( oil in water) atau M/A ( minyak dalam air).

Adalah emulsi yang terdiri dari butiran minyak yang tersebar


kedalam air. Minyak sebagai fase internal dan air sebagai
fase external.
• Emulsi tipe W/O ( water in oil ) atau A/M ( air dalam minyak)

Adalah emulsi yang terdiri dari butiran air yang tersebar


kedalam minyak. Air sebagai fase internal dan minyak
sebagai fase external.
Tujuan Pemakaian Emulsi
• Dipergunakan sebagai obat dalam / per oral. Umumnya
emulsi tipe o/w
• Umumnya tujuan pemakaian ini adalah untuk tipe emulsi
o/w
• Dipergunakan sebagai obat luar.

Bisa tipe o/w maupun w/o tergantung banyak faktor


misalnya sifat zatnya atau jenis efek terapi yang
dikehendaki.
Teori Terjadinya Emulsi
1. Teori Tegangan Permukaan (Surface Tension)
2. Teori Orientasi Bentuk Baji (Oriented Wedge)
3. Teori Interparsial Film

4. Teori electric double layer ( lapisan listrik rangkap)


Bahan Pengemulsi (Emulgator)
• Emulgator alam dari tumbuhan
Gom arab, tragacanth, agar-agar, chondrus, emulgator
lain ( pektin, metil selulosa, karboksimetil selulosa)
• Emulgator alam dari hewan
Kuning telur, adeps lanae,
• Emulgator alam dari tanah mineral
Magnesium aluminium silikat/veegum, bentonit
• Emulgator buatan
Sabun, Tween (20:40:60:80), Span (20:40:80)
Cara Pembuatan Emulsi

1. Metode gom kering atau metode kontinental.

Dalam metode ini zat pengemulsi (biasanya


gom arab) dicampur dengan minyak terlebih
dahulu, kemudian ditambahkan air untuk
pembentukan corpus emulsi, baru diencerkan
dengan sisa air yang tersedia.
2. Metode gom basah atau metode Inggris.

Zat pengemulsi ditambahkan ke dalam air (zat


pengemulsi umumnya larut) agar membentuk
suatu mucilago, kemudian perlahan-lahan
minyak dicampurkan untuk mem-bentuk emulsi,
setelah itu baru diencerkan dengan sisa air.
3. Metode botol atau metode botol forbes.
Digunakan untuk minyak menguap dan zat –zat yang
bersifat minyak dan mempunyai viskositas rendah
(kurang kental). Serbuk gom dimasukkan ke dalam botol
kering, kemudian ditambahkan 2 bagian air, tutup botol
kemudian campuran tersebut dikocok dengan kuat.
Tambahkan sisa air sedikit demi sedikit sambil dikocok.
Alat – alat yang digunakan dalam pembuatan emulsi :
• Mortir dan stamper
• Botol
• Mixer, blender
• Homogeniser
• Colloid Mill
Cara Membedakan Tipe Emulsi
1. Dengan pengenceran fase.
Setiap emulsi dapat diencerkan dengan fase
externalnya. Dengan prinsip tersebut, emulsi tipe o/w
dapat diencerkan dengan air sedangkan emulsi tipe w/o
dapat diencerkan dengan minyak.
2. Dengan pengecatan/pemberian warna.
Zat warna akan tersebar rata dalam emulsi apabila zat
tersebut larut dalam fase external dari emulsi tersebut.
Misalnya (dilihat dibawah mikroskop)
• Emulsi + larutan Sudan III dapat memberi warna merah
pada emulsi tipe w/o, karena sudan III larut dalam minyak
• Emulsi + larutan metilen blue dapat memberi warna biru
pada emulsi tipe o/w karena metilen blue larut dalam air.
3. Dengan kertas saring.
Bila emulsi diteteskan pada kertas saring , kertas saring
menjadi basah maka tipe emulsi o/w, dan bila timbul
noda minyak pada kertas berarti emulsi tipe w/o.
4. Dengan konduktivitas listrik
Alat yang dipakai adalah kawat dan stop kontak, kawat
dengan K ½ watt lampu neon ¼ watt semua dihubung-
kan secara seri. Lampu neon akan menyala bila
elektroda dicelupkan dalam cairan emulsi tipe o/w, dan
akan mati dicelupkan pada emulsi tipe w/o
Kestabilan Emulsi
Emulsi dikatakan tidak stabil bila mengalami hal – hal seperti dibawah
ini :
• Creaming yaitu terpisahnya emulsi menjadi 2 lapisan, Creaming
bersifat reversible artinya bila digojok perlahan-lahan akan
terdispersi kembali.
• Koalesen dan cracking (breaking) adalah pecahnya emulsi karena
film yang meliputi partikel rusak dan butir minyak akan koalesen
(menyatu). Sifatnya irreversible ( tidak bisa diperbaiki).
• Inversi adalah peristiwa berubahnya tipe emulsi w/o menjadi o/w
atau sebaliknya. Sifatnya irreversible.
Contoh Resep
R/ Minyak Ikan 5 mL / 15 mL
PGA 3/8
Tragacan 2%
Sorbitol 25%
Na. Benzoat 0,15%
Sirup Simplex 20%
Corrigen Coloris q.s
Corrigen Odoris q.s
Aquadest ad 60 mL
NO NAMA BAHAN PERHITUNGAN YANG DIAMBIL

1 Oleum Iecoris aselli 5mL/15mL x 60mL = 20 mL 20 mL


5mL/15mL

2 PGA 3/8 3/8 x 20 mL = 7,5 g 7,5 g

3 Tragacan 2% 2g/100mL X 60mL= 1,2g 1,2 g

4 Sorbitol 25% 25g/100mL x 60mL= 15g 15 g

5 Na. Benzoat 0,15% 0,15g/100mL x 60mL = 0,09 g 0,09 g

6 Sirup Simplex 20% 20g/100mL x 60mL = 12 g 12 g

7 Cor coloris qs kuning 3 tetes

8 Cor odoris qs jeruk 10 tetes

9 Aquadest ad 60mL 60mL-(20 + 7,5 + 1,2 + 15 + ± 7,21 mL


0,09 + 12) = 4,21 mL
• Banyaknya PGA
jumlah PGA 3/8 kalinya zat minyak
3/8 x 20 mL = 7,5 g (untuk 1 kemasan)

• Banyaknya air untuk PGA


2,5 kalinya jumlah PGA
7,5 g x 2,5 = 18,75 mL (untuk 1 kemasan)
1. Dikalibrasi erlenmeyer 60 mL
2. Masukkan oleum Icoris aselli dalam lumpang
3. Tambahkan PGA, sdikit demi sedikit dicampur sampai homogen
4. Tambahkan air sekaligus, yang digunakan untuk melarutkan PGA, aduk kuat –
kuat sampai membentuk korpus
5. Tambahkan Na. Bezoat, tragacan, sorbitol, sirup simplex, sambil diaduk
6. Tambahkan corrigen, aduk sampai homogen
7. Encerkan dengan sebagian aquadest sampai homogen
8. Dimasukkan dalam erlenmeyer yang telah dikalibrasi
9. Diadkan dengan aquadest sampai tanda batas, dihomogenkan
10. Masukkan dalam botol yang telah dikalibrasi 60 mL untuk diserahkan
11. Sisa sediaan emulsi digunakan untuk evaluasi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai