Anda di halaman 1dari 23

KD 3.

5 Menerapkan siklus
akuntansi perusahaan dagang
SIKLUS ?

Siklus adalah putaran waktu yang di


dalamnya terdapat daur / rangkaian kejadian
yang berulang-ulang secara tetap dan teratur.
AKUNTANSI ?

Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran,


atau memberikan kepastian mengenai informasi
yang akan membantu manajer, investor, otoritas
pajak dan pembuat keputusan lain untuk
membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam
perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah.
Siklus akuntansi perusahaan adalah proses membuat
laporan keuangan perusahaan untuk suatu periode
tertentu. Pada umumnya siklus akuntansi selalu dimulai
dari transaksi sampai pada pembuatan laporan
keuangan perusahaan yang dilanjutkan dengan adanya
saldo yang ditutup dengan jurnal penutup atau sampai
pada jurnal pembalik.
Pada kesempatan kali ini akan membahas mengenai
siklus akuntansi untuk perusahaan dagang.
Perusahaan dagang adalah perusahaan yang bisnis
utamanya membeli barang dari pemasok dan menjual
lagi ke konsumen tanpa mengubah wujud barang
Perusahaan dagang biasanya memiliki siklus
yang tidak terlalu berbeda. Namun hal yang paling
bisa dilihat adalah perusahaan dagang biasanya
memasok barang yang tidak diolah kembali atau
langsung diberikan ke konsumen secara langsung.
Contoh : toko kelontong, supermarket
Kegiatan usaha ini adalah membeli barang kebutuhan
sehari-hari dari pemasok dan menjual kembali kepada
konsumen. Siklus akuntansi pada perusahaan dagang
tidak berbeda dengan perusahaan jasa. Baik perusahaan
jasa maupun perusahaan dagang, semua transaksi harus
dicatat dalam jurnal dan kemudian secara periodik
dibukukan ke dalam rekening-rekening di buku besar.
SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG
1. Identifikasi Transaksi Jurnal Umum

Tahap siklus akuntansi yang pertama adalah dengan cara


mengidentifikasi transaksi yang terjadi pada perusahaan dan
melibatkan semua akun. Contoh transaksi perusahaan dagang
biasanya adalah transaksi penjualan barang dagang. Sebagai penjual
Anda telah menyerahkan barang dagang serta sudah memperoleh
uang atas pembayaran dari pembeli. Maka transaksi seperti ini bisa
kita identifikasikan sebagai transaksi penjualan secara tunai.
2. Jurnal Khusus

Bagi perusahaan yang mempunyai transaksi sedikit, mungkin bisa


saja hanya menggunakan jurnal umum untuk mencatat transaksinya.
Namun, bagaimana jika transaksinya sangat banyak? Pasti akan sulit
untuk mengelompokkannya, sehingga membutuhkan jurnal khusus
sebagai buku jurnal yang menjadi wadah untuk transaksi-transaksi
tertentu. Penggunaan jurnal khusus dapat mengefisiensikan waktu,
tenaga, dan biaya. Jenis-jenis jurnal khusus diantaranya jurnal
penerimaan kas, pengeluaran kas, pembelian, dan penjualan.
3. Buku Besar Pembantu

Setelah jurnal khusus dibuat untuk mencatat transaksi tertentu,


perusahaan dagang pada umumnya juga membuat buku besar
khusus atau biasa disebut dengan buku besar pembantu. Buku besar
pembantu adalah bagian dari buku besar umum yang bertujuan
untuk merinci lebih lanjut data dalam satu akun. Pencatatan dari
beberapa akun tertentu (akun piutang dan akun utang) kemudian
dijadikan dasar informasi dalam menyusun neraca saldo perusahaan
dagang.
4. Posting ke Buku Besar

Tahap selanjutnya adalah memindahkan data


dari jurnal umum ke dalam buku besar. Selain
dari jurnal umum, informasi data buku besar
untuk perusahaan dagang juga diambil dari
jurnal khusus. Peristiwa ini disebut dengan
posting buku besar.
5. Laporan Harga Pokok Penjualan

Bila perusahaan dagang menerapkan metode pencatatan


secara perpetual (fisik), secara otomatis besarnya harga pokok
barang yang terjual bisa ditentukan saat terjadi penjualan
sehingga saat membuat jurnal penjualan sekaligus mencatat
harga pokok penjualan. Namun perhitungan HPP tetap
dianggap sebagai komponen dari laporan laba rugi yang akan
disajikan dalam laporan keuangan.
6. Membuat Neraca Saldo

Informasi yang digunakan untuk membuat


neraca saldo adalah berasal dari buku besar
yaitu setiap saldo akhir pada setiap akun-akun.
Posisi debit dan kredit harus balance, jika tidak
balance artinya ada kesalahan saat mencatat
dari buku besar.
7. Jurnal Penyesuaian

Pembuatan jurnal penyesuaian adalah akibat dari


terjadinya transaksi yang berpengaruh kepada
sejumlah akun perusahaan dan terkadang
memunculkan kehadiran akun baru. Contoh
transaksi yang terjadi pada perusahaan dagang
biasanya adalah sewa toko yang sudah jatuh tempo.
8. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

Tahap selanjutnya adalah penyesuaian neraca


saldo dengan jurnal penyesuaian yang
menghasilkan neraca saldo setelah disesuaikan
(adjusted trial balance).
9. Menyiapkan Laporan Keuangan

Tahap berikutnya adalah pembuatan laporan


keuangan. laporan keuangan di buat dengan tujuan
memudahkan pencarian informasi mengenai posisi
keuangan perusahaan seperti keadaan harta, utang, dan
modal perusahaan. Informasi yang digunakan pada
laporan keuangan berasal dari neraca saldo setelah
disesuaikan.
10. Membuat Jurnal Penutup

Setelah menyiapkan laporan keuangan, tahap


selanjutnya adalah membuat jurnal penutup
dari akun-akun yang terdapat di laporan laba
rugi yaitu akun pendapatan dan biaya.
11. Neraca Saldo Setelah Penutupan

Tahap ini adalah penyesuaian antara neraca


saldo dengan jurnal penutup. Mengapa perlu
disesuaikan? Karena untuk mencatat kembali
akun-akun yang telah berubah baik saldo
ataupun akunnya.
12. Jurnal Pembalik

Pada kondisi tertentu tidak perlu dibuat jurnal


pembalik karena jurnal pembalik dibuat hanya untuk
akun tertentu saja. Misalnya untuk transaksi
pendapatan yang diterima di muka, di mana pada saat
penjurnalan dicatat sebagai pendapatan atau untuk
transaksi biaya yang dibayar di muka (piutang).
Terdapat beberapa masalah yang sering terjadi dalam proses

siklus akuntansi perusahaan dagang. Hal yang paling sering

adalah kesalahan dalam pencatatan dan rekonsiliasi.

Keadaan ini terjadi karena beberapa perusahaan dagang

sering memberikan alasan tidak memiliki waktu yang cukup

untuk melakukan pencatatan. Hal ini akan membuat efek negatif

dan dan akhirnya peringkat kredit terus menjadi menurun. 


Tentunya soal siklus akuntansi perusahaan dagang dan

penyelesaiannya tersebut hanya dapat dipecahkan dengan ketepatan

waktu yang tepat. Sebagai salah satu penyelesaian yang ringan.

Hal yang paling fatal adalah menghilangkan bukti transaksi.

Bahkan di perusahaan yang kecil sekalipun, kehilangan bukti akan

menimbulkan kerugian yang besar. Tentu akan sangat berbahaya bagi

perusahaan dagang bila menghilangkan bukti dari satu transaksi saja.


Kesalahan matematis adalah hal yang wajar bahkan bisa dilakukan

oleh akuntan yang sudah profesional. Namun tenang saja untuk

masalah yang satu ini masih ada penyelesaian yang dapat dilakukan

dengan cepat. Caranya tentu saja dengan memperbaiki saat itu juga

sebelum masuk dalam pencatatan yang berikutnya. Siklus akuntansi

sangatlah beruntun, apabila melakukan kesalahan pada beberapa sisi,

maka sisi yang baru secara otomatis akan mendapati kesalahan juga.

Anda mungkin juga menyukai