Anda di halaman 1dari 3

Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang

1. Identifikasi Transaksi Jurnal

Tahap pertama yang dilakukan dalam siklus akuntansi perusahaan dagang adalah
mengidentifikasi semua transaksi perusahaan dan melibatkan semua akun.

Contoh transaksi perusahaan dagang adalah, transaksi penjualan barang dagang yang
dilakukan antara perusahaan selaku produsen kepada konsumen. Dari aktivitas ini perusahaan
menerima keuntungan dari setiap barang yang dibayar konsumen. Transaksi jual beli ini
dapat diidentifikasi sebagai transaksi penjualan secara tunai.

2. Penyusunan Jurnal Umum / Khusus

Pada perusahaan dagang besar, jurnal transaksi biasanya dibagi menjadi jurnal umum dan
jurnal khusus. Jurnal umum digunakan bila jumlah transaksi perusahaan hanya sedikit,
sementara jurnal khusus digunakan dalam perusahaan besar untuk memudahkan
mengelompokkan transaksi-transaksi tertentu.

Karena siklus akuntansi perusahaan dagang besar lebih rumit, maka penggunaan jurnal
khusus ini ditujukan untuk mengefisienkan waktu, biaya, dan tenaga. Contoh jurnal khusus
dalam perusahaan dagang adalah jurnal pembelian barang, jurnal penjualan barang, jurnal
penerimaan kas, dan jurnal pengeluaran kas.

3. Penyusunan Buku Besar Pembantu

Tahap selanjutnya dalam siklus akuntansi perusahaan dagang adalah penyusunan buku besar
pembantu. Buku besar pembantu ini disusun untuk mencatat satu data akun secara rinci, yang
kemudian digunakan sebagai acuan dalam penyusunan neraca saldo perusahaan dagang.
Contoh akun yang dicatat dalam penyusunan buku besar pembantu adalah akun piutang dan
akun utang perusahaan dagang.

4. Pencatatan di Buku Besar

Setelah menyusun buku besar pembantu, perusahaan dagang akan memindahkan data dari
jurnal umum dan jurnal khusus ke dalam buku besar. Data dalam buku besar ini berfungsi
sebagai sumber informasi pembuatan dokumen selanjutnya. Siklus ini sering juga disebut
sebagai posting ke buku besar.
5. Laporan Harga Pokok Penjualan

Kalau sebuah perusahaan dagang menggunakan metode pencatatan secara fisik, harga pokok
barang yang terjual dapat ditentukan saat terjadi proses transaksi penjualan. Dengan
demikian, perusahaan dagang dapat melakukan pencatatan harga pokok penjualan (HPP) dan
jurnal penjualan secara sekaligus. Walaupun begitu, perhitungan harga pokok penjualan akan
tetap dianggap sebagai komponen dari laporan laba rugi yang kemudian dicatat dalam
laporan keuangan perusahaan dagang.

6. Pencatatan Neraca Saldo

Tahap siklus akuntansi perusahaan dagang selanjutnya adalah pencatatan neraca saldo yang
terdapat dalam buku besar. Data-data yang diambil dalam buku besar ini adalah saldo akhir
setiap akun. Hal yang paling penting untuk diperhatikan dalam pencatatan neraca saldo ini
adalah posisi debit dan kredit harus seimbang (balance). Bila tidak seimbang berarti ada
kesalahan saat mencatat di buku besar.

7. Penyusunan Jurnal Penyesuaian

Setelah melakukan pencatatan neraca saldo, perusahaan dagang akan membuat penyusunan
jurnal penyesuaian. Jurnal penyesuaian dibuat bila ada transaksi yang mempengaruhi akun
perusahaan dagang dan menimbulkan akun baru. Contoh transaksi yang mempengaruhi
perusahaan dagang ini adalah sewa ruko yang sudah jatuh tempo.

8. Penyesuaian Neraca Saldo

Penyesuaian neraca saldo termasuk sebagai salah satu poin penting yang harus dilakukan.
Pada siklus akuntansi perusahaan dagang, setelah membuat penyesuaian neraca saldo,
perusahaan dagang akan memiliki dokumen baru yang disebut neraca saldo setelah
disesuaikan (adjusted trial balance).

9. Laporan Keuangan

Perusahaan dagang kemudian akan membuat laporan keuangan untuk memudahkan


pencarian informasi keuangan perusahaan, seperti modal perusahaan, keadaan harta
perusahaan, dan utang perusahaan. Laporan keuangan ini dilakukan berdasarkan data dari
neraca saldo setelah disesuaikan (adjusted trial balance).

10. Penyusunan Jurnal Penutup

Kalau laporan keuangan sudah selesai disusun, perusahaan dagang akan melakukan
penyusunan jurnal penutup dari akun-akun yang ada dalam laporan laba rugi, yaitu akun
pendapatan dan biaya.
11. Neraca Saldo setelah Penutupan

Perusahaan dagang kemudian akan melakukan penyesuaian antara jurnal penutup dan neraca
saldo. Dalam tahap ini, bila ada data akun-akun yang berubah, maka akan dilakukan
pencatatan ulang akun-akun yang berubah tersebut.

12. Penyusunan Jurnal Pembalik

Penyusunan jurnal pembalik hanya dilakukan bila ada kondisi tertentu yang mengharuskan
perusahaan dagang mencatat akun tertentu. Misalnya, bila ada transaksi pendapatan yang
diterima dimuka atau bila ada transaksi biaya yang dibayar di muka (piutang).

Anda mungkin juga menyukai