Anda di halaman 1dari 6

https://manajemenkeuangan.

net/laporan-neraca/

https://pakar.co.id/akuntansi-keuangan/laporan-neraca-keuangan-perusahaan/

Laporan Keuangan Perusahaan


Dagang

Laporan keuangan perusahaan dagang menjadi sebuah tahap


penyajian posisi keuangan dan kinerja keuangan perusahaan
dagang secara terstruktur. Tujuan penyusunan laporan keuangan ini
tentunya untuk memberikan informasi tentang posisi dan kinerja
keuangan. Tidak ketinggalan arus kas perusahaan yang bermanfaat
untuk pengguna laporan dalam membuat keputusan ekonomi. 

Secara umum, laporan keuangan perusahaan dagang tidak jauh


berbeda dari laporan keuangan perusahaan jasa ataupun jenis
perusahaan lainnya. Satu hal yang menjadi pembeda dari industri
tersebut hanyalah mengenai produk perusahaan. Idealnya,
perusahaan dagang menjual suatu produk dari supplier kepada
konsumen dengan atau tanpa mengubah bentuk, rasa, maupun
kualitas dan memperoleh laba dari hasil selisih penjualan produk
tersebut.

Laporan keuangan perusahaan dagang merupakan tahap penyajian


posisi dan kinerja keuangan perusahaan dagang secara terstruktur.

Jenis-jenis Laporan Keuangan


Laporan keuangan perusahaan dagang dibagi menjadi beberapa
jenis, yang meliputi: laporan laba rugi, laporan neraca, laporan arus
kas, dan laporan perubahan modal. Masing-masing jenis laporan ini
memiliki fungsi dan menyediakan data yang berbeda, tergantung
dari kebutuhan perusahaan dagang
Laporan laba rugi – laporan keuangan perusahaan dagang yang
dibuat pada periode tertentu dengan menghitung semua
pendapatan dan dikurangi dengan biaya, seperti biaya operasional,
biaya penyusutan, biaya administrasi, dan biaya lain yang harus
dikeluarkan dalam rangka mendapatkan pendapatan tersebut.
Neraca – laporan yang dibuat untuk mengetahui nilai debit dan
kredit dalam keuangan perusahaan.
Laporan arus kas – menunjukkan berapa banyak jumlah kas masuk
dan kas keluar  sehingga laporan keuangan ini berpengaruh dalam
hal yang berkaitan dengan investasi atau penambahan modal. Nah,
apabila perusahaan dagang mengalami perubahan modal, maka
wajib menulis laporan perubahan modal untuk mengetahui besarnya
modal yang dimiliki oleh perusahaan dagang pada suatu periode
tertentu.
Laporan perubahan modal – Apabila perusahaan dagang
mengalami perubahan modal, maka wajib menulis laporan
perubahan modal untuk mengetahui besarnya modal yang dimiliki
oleh perusahaan dagang pada suatu periode tertentu.

Cara Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Dagang

Setelah memahami elemen-elemen apa yang harus ada di dalam


laporan keuangan perusahaan dagang, maka dapat mengikuti cara
menyusun laporan keuangan berikut ini:

1. Menyusun neraca saldo


Hal pertama yang dapat dilakukan adalah menyusun neraca saldo,
yang sekaligus menjadi daftar rekening buku besar dengan saldo
debit ataupun kredit dari perusahaan. Neraca saldo ini baru bisa
dibuat setelah pembukuan untuk seluruh jurnal selesai. Neraca
saldo di tahap pertama ini disebut sebagai neraca saldo sebelum
penyesuaian.

2. Membuat jurnal penyesuaian

Jurnal penyesuaian dibuat untuk mengalokasikan pendapatan atau


pengeluaran di periode yang benar-benar terjadi. Tahapan ini
berperan penting dalam menyesuaikan beberapa transaksi yang
belum tercatat sehingga muncul ketidaksesuaian di akhir periode.
Periksalah seluruh data asli yang telah dikumpulkan saat membuat
jurnal penyesuaian .

3. Membuat laporan keuangan

Pada tahapan ini, dimulai proses pembuatan laporan keuangan


yang terdiri dari laporan laba rugi, laporan neraca, dan laporan
perubahan modal seperti yang sudah dijelaskan di bagian awal
artikel ini. Sebagai catatan khusus, laporan keuangan ini dapat
disusun pada neraca lajur,  sebab sebelumnya telah dipisahkan
untuk besaran nominal yang akan dilaporkan di neraca atau laporan
laba rugi. Pemisahan ini akan membuat laporan keuangan yang
dibuat lebih mudah terbaca.

4. Menyusun neraca lajur


Neraca lajur, atau yang juga disebut dengan worksheet seperti ,
menjadi alternative cara yang dapat memudahkan penyusunan
laporan keuangan. Penyusunan worksheet dimulai pada neraca
saldo, lalu disesuaikan dengan jurnal penyesuaian di tahap 2. Saldo
yang telah sesuai akan muncul pada kolom neraca saldo dan
nantinya akan dilaporkan dalam neraca dan laporan laba rugi.

5. Penyesuaian dan penutupan rekening

Setelah tahapan penyesuaian laporan keuangan di buku besar,


maka Anda harus menutup rekening nominal sementara ini ke
rekening laba rugi dan memindahkan saldo laba rugi ke rekening
laba rugi tidak dibagi. Lanjutkan dengan memasukkan informasi
tersebut ke buku besar sesuai dengan rekening yang bersangkutan.

6. Menyusun neraca saldo penutupan

Di tahap akhir penyusunan laporan keuangan perusahaan dagang,


akan diminta untuk melakukan pengecekan ulang pada
keseimbangan debit dan kredit di rekening yang masih terbuka
melalui neraca saldo penutupan, namun tidak termasuk nominal
yang sudah ditutup. Tujuannya adalah agar lebih mudah dalam
menyusun jurnal di periode berikutnya.

Laporan Persediaan (Inventory)

Pada perusahaan dagang, selain laporan keuangan,  juga diwajibkan


membuat laporan persediaan. Laporan ini menjadi satu-satunya
pembeda dan memiliki peranan yang sangat penting, sebab di
dalamnya mencakup aktiva yang dimiliki oleh perusahaan dagang
untuk dijual dalam operasi bisnis normal, atau barang yang akan
digunakan dalam membuat barang yang akan dijual.
Seperti diketahui, bahwa perusahaan jasa tidak memiliki laporan
persediaan, sedangkan perusahaan dagang dan manufaktur
memilikinya. Namun, perbedaan tetaplah ada, di mana perusahaan
dagang hanya memiliki persediaan barang dagang, sedangkan
perusahaan manufaktur memiliki tiga jenis persediaan, yaitu
persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan
persediaan barang jadi atau siap untuk dijual.

Dalam laporan keuangan, laporan persediaan merupakan hal


penting. sebab baik penyusunan laporan laba rugi maupun neraca
tidak akan berjalan lancar tanpa mengetahui nilai persediaan.
Kesalahan dalam penilaian persediaan pun akan berakibat pada
kesalahan dalam laporan laba rugi maupun neraca. Dalam
perhitungan laba rugi, nilai persediaan, baik awal dan akhir,
sangat memengaruhi besarnya Harga Pokok Penjualan (HPP)
produk.
Pada proses akuntansi persediaan di perusahaan dagang, laporan
ini memerlukan penilaian, sebab persediaan merupakan bagian dari
biaya yang akan dibandingkan dengan revenue dan akan
menghasilkan income dalam penyajian laporan arus kas. Umumnya,
perusahaan dagang lebih suka menjual barang jadi yang tercatat
sebagai stok barang atau dicantumkan dalam laporan piutang
dagang. Sebab, realisasi kas akan lebih mudah dicapai dan laba
potensial dapat menutup risiko penagihan piutang.
Misalnya, menjual barang jadi berupa pakaian. untuk memenuhi
permintaan pelanggan, menyimpan persediaan pakaian tersebut.
Maka, untuk mencatat persediaan pakaian ini sebagai stok barang.
tetapi, ketika memutuskan untuk menjualnya secara kredit, maka
harus mencatatnya sebagai piutang dagang. sebab, piutang dagang
adalah tagihan perusahaan terhadap pelanggan karena adanya
penjualan barang dagangan secara kredit. Nah, dengan adanya
pencatatan, otomatis bisa lebih mudah melacak arus kas untuk
mengetahui sumber pemasukan dan laba potensial.

Anda mungkin juga menyukai