Anda di halaman 1dari 4

__JURNAL PENYESUAIAN__

Jurnal penyesuaian digunakan untuk mencatat transaksi yang sudah terjadi tetapi belum dicatat,
dan digunakan juga untuk mencatat transaksi yang telah dicatat tetapi perlu dikoreksi agar
nilainya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Jurnal penyesuaian adalah bagian dari siklus akuntansi yang digunakan untuk menyesuaikan
neraca saldo. Bagaimana cara membuatnya?
Dalam serangkaian kegiatan akuntansi, ada tahap-tahap yang harus diikuti dengan benar. Sebab,
keakuratan laporan akhir keuangan dipengaruhi oleh tahapan-tahapan tersebut.
Dalam satu bulan periode akuntansi saja, bisa melibatkan beberapa instrumen sekaligus. Mulai
dari buku kas, jurnal umum, jurnal khusus, neraca saldo, jurnal penyesuaian, dan laporan akhir
keuangan.
Sebenarnya, tahapan-tahapan tersebut tidak bersifat baku atau wajib. Namun, akan lebih baik
jika dilakukan dengan urutan kerja yang benar. Sebab, keakuratan laporan keuangan sangat
krusial bagi bisnis.
Bagi bisnis kecil, pencatatan keuangan tentu bisa dibuat lebih sederhana. Namun, untuk bisnis
yang lebih besar tentu perlu urutan pencatatan keuangan yang sistematis.
Bahkan, saking pentingnya dalam rangkaian siklus akuntansi ini, dikenal juga catatan jurnal
penyesuaian. Jurnal ini digunakan untuk memeriksa data neraca saldo di akhir periode akuntansi.
Tujuannya adalah untuk memastikan saldo yang tertera sudah aktual dan sama dengan jumlah
aslinya. Ayat jurnal penyesuaian (AJP) sendiri sangat berkaitan dengan neraca saldo, dan
menjadi dua tahapan akuntansi yang beurutan.

Bagaimana contoh ayat jurnal penyesuaian dan cara membuatnya?


Berikut ini beberapa akun yang memerlukan jurnal penyesuaian, yaitu:

 Akun perlengkapan, perlu disesuaikan karena ada pemakaian dan mungkin mengalami
penyusutan.
 Akun beban dibayar di muka, perlu penyesuaian karena telah jatuh tempo.
 Akun aktiva tetap, perlu penyesuaian karena adanya penyusutan.
 Akun pendapatan, perlu penyesuaian karena adanya penerimaan yang belum jadi
pendapatan, misalnya ada klien yang belum membayar biaya layanan.
 Akun beban, perlu disesuaikan karena ada pembayaran yang belum menjadi beban.
 Akun pendapatan diterima di muka, perlu penyesuaian karena berjalannya waktu.

Ada beberapa hal yang harus kamu ingat dalam membuat AJP, yaitu:

 Hampir tanpa melibatkan kas, karena jurnal ini dibuat untuk menyusun catatan akuntansi
secara akurat dengan prinsip pencocokan.
 Debit harus sama dengan kredit.
 Mempunyai satu akun neraca (aset, kewajiban, dan ekuitas), serta satu laporan laba rugi
di entri jurnal.
Siklus akuntansi terdiri atas delapan tahapan, yaitu:

1. Transaksi: yaitu proses transaksi keuangan itu sendiri. Semua catatan keuangan dimulai
sejak transaksi pertama. Sebagai contoh, adanya penjualan barang secara tunai, atau
pembelian perlengkapan kantor.
2. Entri jurnal: setelah adanya transaksi, langkah selanjutnya adalah mencatatnya ke dalam
jurnal berdasarkan urutan kronologis. Ada dua jenis jurnal yang bisa digunakan, yaitu
jurnal umum dan jurnal khusus.
3. Posting ke buku besar: setelah transaksi dicatat dalam jurnal, selanjutnya adalah
memindahkan catatan tersebut ke buku besar. Dalam buku besar, semua akun transaksi
akan diringkas.
4. Neraca saldo: pada kahir periode akuntansi, total saldo debit dan kredit akan dihitung
dan dipindahkan ke neraca saldo.
5. Lembar kerja: jika saldo debit dan kredit di neraca saldo tidak cocok atau tidak
seimbang, maka perlu dilakukan evaluasi dan penyesuaian agar dapat segera menemukan
kesalahan pencatatan dan memperbaikinya.
6. Jurnal penyesuaian: pada akhir periode akuntansi, jurnal penyesuaian harus diposting
ke akun akrual dan deferal.
7. Laporan keuangan: laporan keuangan meliputi neraca, laporan laba rugi, dan laporan
arus kas yang harus disusun dengan saldo yang tepat. Itulah sebabnya perlu ada jurnal
penyesuaian di tahapan sebelumnya untuk menemukan keseimbangan saldo.
8. Penutup: pada tahap ini, akun pendapatan dan pengeluaran akan ditutup dan dijadikan
nol untuk periode akuntansi selanjutnya. Hal ini karena pendapatan dan pengeluaran
adalah bagian dari laporan laba rugi yang menunjukkan kinerja perusahaan dalam periode
tertentu.

Fungsi Jurnal Penyesuaian


Jurnal penyesuaian tentu memiliki berbagai fungsi dalam laporan keuangan. Berikut fungsinya,
yaitu:

1. Menentukan jumlah pendapatan dan beban agar dapat mengetahui kondisi aktual dari
akun tersebut dalam periode akuntansi tertentu.
2. Menentukan saldo akun yang dimasukkan dalam buku besar di akhir periode akuntansi,
sehingga estimasi saldo kewajiban maupun harta akan memperlihatkan jumlah yang
aktual atau seimbang.
3. Mengetahui situasi sebenarnya dari akun riil, meliputi harta, kewajiban, dan modal di
akhir periode yang ditentukan.
Contoh dan Cara Membuat Jurnal Penyesuaian
Secara umum, langkah-langkah membuat AJP mengacu pada akun-akun yang ada di neraca
saldo. Berikut rincian cara membuat AJP berdasarkan akunnya:
1. Beban Perlengkapan
Beban perlengkapan ditulis sebagai nominal perlengkapan yang sudah terpakai. Contohnya,
saldo perlengkapan sementara Rp.1.000.000,-. Saldo di akhir periode menunjukkan nominal
perlengkapan tersisa Rp600.000, Maka beban perlengkapan adalah selisihnya yaitu Rp400.000,-

2. Beban Dibayar di Muka


Beban dibayar di muka adalah beban yang akan datang namun dilaporkan pada periode
akuntansi berjalan.
Contohnya, asuransi dibayar di muka menunjukkan saldo Rp200.000. Data akhir periode jumlah
asuransi yang jatuh tempo adalah Rp50.000,-. Artinya, jumlah yang ditulis adalah nominal yang
sudah jatuh tempo atau menjadi beban.

3. Penyusutan Peralatan
Penyusutan peralatan juga perlu disesuaikan. Contohnya, saldo awal peralatan sebesar
Rp2.000.000. Kemudian, mengalami penyusutan sebesar 10%, artinya jumlah penyusutan yang
terjadi sebesar Rp200.000,-.

4. Pendapatan Diterima di Muka


Pendapatan jasa sebesar Rp2.000.000,-, namun pada akhir periode sebesar Rp300.000,- layanan
belum diberikan kepada pelanggan. Artinya, jumlah pendapatan yang belum menjadi penerimaan
adalah Rp300.000,-.
5. Piutang Pendapatan
Piutang pendapatan adalah pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaan, namun belum
diterima.
Contohnya, telah diselesaikan pekerjaan senilai Rp1.000.000,-, namun belum masuk ke neraca
saldo yang sudah terakumulasi senilai Rp10.000.000,-. Dengan demikian, seharusnya total
pendapatan adalah Rp11.000.000,-, sehingga butuh penyesuaian.

Anda mungkin juga menyukai