Anda di halaman 1dari 13

Pengertian Jurnal Penyesuaian

Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat ketika ada perubahan saldo
pada suatu akun dan harus disesuaikan ke dalam buku besar perusahaan
pada akhir siklus akuntansi dengan tujuan untuk mencatat pendapatan atau
beban yang tidak diakui untuk periode tersebut.

Jurnal ini dibuat dalam proses pencatatan perubahan saldo dalam akun sehingga saldo
mencerminkan jumlah yang sebenarnya.

Secara umum, manfaat yang diberikan yaitu menetapkan saldo catatan akun buku besar pada
akhir periode, serta menghitung pendapatan dan beban selama periode tertentu.

Ketika sebuah transaksi dimulai dalam satu periode akuntansi dan diakhiri pada periode
selanjutnya, laporan ini diperlukan untuk mencatat transaksi tersebut dengan benar.

Hal ini dapat mengacu pada pelaporan keuangan yang mengoreksi kesalahan yang dilakukan
sebelumnya dalam periode akuntansi.

Salah satu tujuan dibuatnya jurnal penyesuaian adalah untuk mengubah transaksi tunai
menjadi metode akuntansi akrual (accrual basis).

Akuntansi akrual didasarkan pada prinsip pengakuan pendapatan yang berusaha mengakui
pendapatan pada periode perolehannya, bukan pada periode penerimaan kas.

Sebagai contoh, coba asumsikan sebuah perusahaan konstruksi memulai konstruksi dalam
satu periode tetapi tidak menagih pelanggan hingga pekerjaan selesai dalam enam bulan.

Perusahaan konstruksi perlu melakukan jenis jurnal ini pada setiap akhir bulan untuk
mengakui pendapatan 1/6 dari jumlah yang akan ditagih pada titik enam bulan.

Lalu perlu Anda ketahui juga kalau proses penjurnalan ini akan lebih mudah dengan
bantuan aplikasi Akuntansi seperti Mekari Jurnal.

Fungsi dari Jurnal Penyesuaian


Berikut ini adalah beberapa fungsi dari jurnal penyesuaian:

1. Menentukan akun nominal (pendapatan dan beban) agar dapat mengetahui kondisi
sebenarnya dari akun tersebut selama periode akuntansi tertentu.
2. Menentukan saldo catatan yang dimasukkan dalam akun buku besar di akhir periode,
sehingga estimasi saldo kewajiban maupun harta akan memperlihatkan jumlah yang
sebenarnya.
3. Untuk mengetahui situasi sebenarnya dari akun riil (harta, kewajiban dan modal) di
penghujung periode yang dimaksud.

Akun yang Memerlukan Jurnal


Penyesuaian Perusahaan Dagang di
Akhir Periode
Di bawah ini, terdapat beberapa akun pada jurnal penyesuaian serta
penjelasan dan cara pencatatannya:

 Akun perlengkapan, yang memerlukan penyesuaian karena ada pemakaian.


 Akun beban dibayar di muka, yang memerlukan penyesuaian karena waktu telah
dijalani/jatuh tempo.
 Akun aktiva tetap, yang memerlukan penyesuaian karena ada penyusutan aktiva.
 Akun pendapatan, yaitu memerlukan penyesuaian karena ada pendapatan yang
belum diperhitungkan atau penerimaan yang belum menjadi pendapatan.
 Akun beban, yang memerlukan penyesuaian karena ada beban yang belum
diperhitungkan atau pembayaran yang belum menjadi beban.
 Akun pendapatan diterima di muka, yang memerlukan penyesuaian karena
berjalannya waktu atau diserahkannya prestasi pada pelanggan.

Adapun hal yang perlu diperhatikan ketika membuat jurnal penyesuaian


perusahaan dagang, yaitu adalah:

1. Hampir tidak pernah menyertakan kas. Tujuan dibuatnya jurnal ini adalah
untuk membuat catatan akuntansi secara akurat mencerminkan prinsip pencocokan —
mencocokkan pendapatan dan biaya selama periode operasi. Ada beberapa kasus yang
jarang terjadi di mana kas perlu disesuaikan, tetapi idealnya, semua penyesuaian harus
dilakukan sebelum menjalankan neraca saldo yang belum disesuaikan.
2. Debit selalu sama dengan kredit.
3. Memiliki satu akun neraca ( aset, kewajiban, atau ekuitas ) dan satu akun laporan
laba rugi ( pendapatan atau beban ) di entri jurnal. Ingat, tujuan adalah untuk
mencocokkan pendapatan dan biaya periode akuntansi.

Cara Membuat Jurnal Penyesuaian


Perusahaan Dagang Lengkap dengan
Contoh Pencatatan
Langkah utama dalam cara membuat jurnal penyesuaian dapat dibagi menjadi
beberapa tahap, yaitu adalah sebagai berikut:

1. Cetak neraca saldo yang belum disesuaikan.


2. Analisa setiap akun.
3. Cari apa saja yang hilang.
4. Mencatat ayat jurnal penyesuaian.

Berikut adalah langkah-langkah cara membuat jurnal penyesuaian perusahaan


dagang:

1. Beban Perlengkapan
Perlengkapan merupakan kelompok harta/aktiva yang sifatnya lancar atau biasa disebut
dengan harta lancar / aktiva lancar / current assets.
Jika diminta membuat jurnal penyesuaian untuk akun perlengkapan, yang perlu diingat
adalah nilai atau nominal perlengkapan yang digunakan atau sudah dipergunakan.

Untuk mengetahui nominal perlengkapan yang sudah terpakai, dapat diketahui dengan cara
mengurangkan saldo akun perlengkapan awal dengan saldo akun perlengkapan yang tersisa.

Current assets/harta lancar/aktiva lancar juga harus memperhatikan aset jangka pendek
maupun jangka panjang.

Hal ini karena current assets yang dimiliki setiap usaha terbagi menjadi beberapa bagian.

Dengan menuliskan secara detail, akan mempermudah proses pencatatan jurnal penyesuaian
perusahaan.

Contoh:

Akun perlengkapan menunjukkan saldo sementara Rp 500.000.

Sedangkan data akhir periode menunjukkan saldo masih ada senilai Rp 200.000.

Analisis:

Akun perlengkapan (saldonya di sisi debit dalam akuntansi).

Maka dihitung jumlah yang habis terpakai di sisi debit beban, yaitu Rp 500.000 – Rp 200.000
= Rp 300.000.

Kemudian, catatlah akun beban perlengkapan Rp 300.000 di sisi debit dan kurangi jumlah
akun perlengkapan sejumlah Rp 300.000 seterusnya dicatat di sisi kredit.

Contoh jurnal penyesuaian yang dibuat untuk akun perlengkapan adalah sebagai berikut:

2. Beban Dibayar di Muka


Beban dibayar di muka adalah beban yang harus dibayarkan oleh perusahaan pada periode
mendatang.

Anda mendapati beban yang harusnya dibayarkan di periode akan datang namun harus
dilaporkan pada periode saat ini.

Contoh:

Akun asuransi dibayar di muka menunjukkan saldo sementara Rp 360.000.

Data akhir periode: jumlah asuransi yang telah jatuh tempo adalah Rp 120.000 yaitu untuk 4
bulan.

Analisis:

Akun asuransi dibayar di muka (saldonya di sisi debit), dicatat sebagai harta.

Yang dicatat untuk penyesuaian adalah berapa jumlahnya yang sudah menjadi beban (yaitu
sejumlah yang sudah jatuh tempo/sudah dijalani).

Beban asuransi sebesar Rp 120.000 di sisi debit.

Kemudian pada akun asuransi dibayar di muka Rp 120.000 dicatat di sisi kredit.

Contoh yang dibuat untuk akun beban di bayar di muka adalah sebagai berikut:

3. Penyusutan Peralatan
Beban penyusutan peralatan atau depresiasi juga perlu dicatat dalam jenis jurnal ini.

Contoh:

Akun peralatan menunjukkan saldo Rp 3.000.000.


Pada akhir periode: peralatan disusutkan 10%.

Analisis:

Akun peralatan (saldo di sisi debit). Penyusutan peralatan 10% x Rp 3.000.000 = Rp 300.000
dicatat sebagai beban penyusutan peralatan, di sisi debit.

Kemudian dalam akun akumulasi penyusutan peralatan di catat Rp 300.000 di sisi kredit
untuk menampung setiap penyusutan peralatan setiap tahunnya.

Cara membuat dan contoh jurnal penyesuaian untuk akun penyusutan peralatan adalah
sebagai berikut:

4. Pendapatan Diterima di Muka


Merupakan pendapatan yang diterima di muka oleh perusahaan yang tidak langsung dicatat
dalam akun pendapatan namun sebagai utang terlebih dahulu.

Hal ini dikarenakan belum ada realisasi pendapatan yang artinya masih belum menjadi hak
perusahaan.

Contoh:

Akun pendapatan jasa menunjukkan jumlah Rp 1.800.000.

Data akhir periode dari pendapatan tersebut sebesar Rp 200.000 layanan kepada langganan
belum dikerjakan.

Analisis:

Akun pendapatan jasa ( saldo di sisi kredit ).


Jumlah pendapatan yang belum menjadi pendapatan adalah Rp 200.000 karena
pekerjaan/layanan kepada langganan belum dikerjakan.

Jadi kurangkan akun pendapatan jasa Rp 200.000 dan dicatat di sisi debit.

Kemudian catatlah ke dalam akun pendapatan diterima di muka Rp 200.000 di sisi kredit
karena dianggap sebagai utang.

Contoh yang dibuat adalah sebagai berikut:

5. Piutang Pendapatan atau Pendapatan yang Masih Harus


Diterima
Piutang pendapatan adalah pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaan, namun masih
belum diterima di mana hak ini kemudian dicatat sebagai pendapatan di periode terkait.

Contoh:

Sebuah pekerjaan senilai Rp 600.000 telah diselesaikan, dimana jumlah ini belum masuk di
neraca saldo Rp 15.600.000 yang menjadi piutang pendapatan perusahaan.

Dengan demikian akan memuat pendapatan akan bertambah dan menjadi Rp 16.200.000.

Contoh laporan yang dibuat adalah sebagai berikut:


6. Beban Sewa Gedung Dibayar di Muka
Pencatatan untuk akun ini sama seperti beban yang harus dibayar di muka.

Contoh:

Saldo untuk akun sewa gedung yang dibayar di awal bernilai Rp 10.000.000 dimana angka
ini masih belum memperlihatkan situasi sebenarnya karena sewa sudah digunakan senilai Rp
3.500.000.

Hal ini membuat beban sewa bertambah sementara sewa dibayar dimuka mengalami
pengurangan senilai Rp 3.500.000.

Contoh jurnal penyesuaian yang dibuat adalah sebagai berikut:

7. Persediaan Barang Dagang (PDB)


Proses pencatatan jurnal penyesuaian pada akun PDB menggunakan dua metode, yaitu
metode ikhtisar laba/rugi dan metode Harga Pokok Penjualan (HPP).

a. Pendekatan Ikhtisar Laba/Rugi

Pada waktu dilakukan perhitungan laba-rugi, persediaan awal akan memengaruhi harga
pokok penjualan atau harga pokok barang yang laku terjual.
Oleh karena itu, pada akhir periode persediaan awal barang dagang dipindahkan ke sebelah
debit akun laba/rugi dan mengkreditkan akun persediaan awal barang dagang.

Sedangkan untuk penyesuaian persediaan barang dagang (akhir) dipindahkan ke


sisi debit akun persediaan barang dagang dan mengkreditkan akun laba/rugi.

b. Pendekatan Harga Pokok Penjualan (HPP)

Bila menggunakan pendekatan harga pokok penjualan, maka yang perlu diperhatikan adalah
akun-akun yang harus dipindahkan ke harga pokok penjualan.

Akun apa saja yang termasuk unsur-unsur harga pokok penjualan?

Ada beberapa akun yang merupakan unsur-unsur harga pokok penjualan yaitu persediaan
barang dagang (awal), pembelian barang dagang, biaya angkut pembelian, retur pembelian,
potongan pembelian, dan persediaan barang dagang (akhir).

8. Piutang Tak Tertagih


Piutang tidak tertagih merupakan risiko yang dialami perusahaan akibat tidak tertagihnya
piutang dagang.

Transaksi piutang tak tertagih ini diperlakukan sebagai beban perusahaan.

Mengapa menjadi beban perusahaan? Karena perusahaan belum mendapatkan hasil dari
transaksi.

Umumnya piutang tidak tertagih muncul dalam suatu perusahaan karea debitur mengalami
kebangkrutan sehingga tidak dapat ditagih.

Contoh Jurnal Penyesuaian


Perusahaan Dagang
Dari contoh pencatatan masing-masing akun yang telah dijelaskan di atas, maka Anda bisa
membuat jurnal penyesuaian secara menyeluruh seperti di bawah ini.

Berikut contoh jurnal penyesuaian perusahaan dagang lengkap:


Contoh Jurnal Penyesuaian Lainnya
Berikut adalah contoh kasus jurnal penyesuaian lainnya:

Catatan:
1. Akun dapat disesuaikan sesuai dengan kebutuhan kasus yang sebenarnya.
2. [Jumlah] adalah nilai kuantitatif yang harus ditentukan berdasarkan data riil dari
perusahaan.
3. Debit (+) menunjukkan penambahan dalam akun tersebut, sementara Kredit (-)
menunjukkan pengurangan dalam akun tersebut.
4. Keterangan menjelaskan alasan atau penjelasan di balik setiap jurnal penyesuaian.

Harap dicatat bahwa contoh ini hanya sebagai panduan dan dapat disesuaikan dengan
kebutuhan dan situasi akuntansi yang sebenarnya dalam perusahaan.

Sebaiknya, berkonsultasilah dengan akuntan atau profesional keuangan untuk penanganan


kasus yang spesifik.
Gunakan aplikasi pencatatan keuangan Mekari Jurnal untuk membantu pembuatan jurnal
penyesuaian perusahaan Anda.

Semoga informasi ini bisa berguna, dan silahkan untuk membagikannya ke sosial media.
Lihat juga hal terkait bisnis dan dagang dan bagaimana aplikasi gudang membantu
usaha Anda.

Kategori :Financial Accounting

Anda mungkin juga menyukai