Anda di halaman 1dari 4

JURNAL PENYESUAIAN

Jurnal penyesuaian adalah bagian dari siklus akuntansi yang digunakan untuk
menyesuaikan neraca saldo.

Jurnal penyesuaian digunakan untuk mencatat transaksi yang sudah terjadi tetapi belum
dicatat, dan digunakan juga untuk mencatat transaksi yang telah dicatat tetapi perlu dikoreksi
agar nilainya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Berikut ini beberapa akun yang memerlukan jurnal penyesuaian, yaitu:

 Akun perlengkapan, perlu disesuaikan karena ada pemakaian dan mungkin


mengalami penyusutan.
 Akun beban dibayar di muka, perlu penyesuaian karena telah jatuh tempo.
 Akun aktiva tetap, perlu penyesuaian karena adanya penyusutan.
 Akun pendapatan, perlu penyesuaian karena adanya penerimaan yang belum
jadi pendapatan, misalnya ada klien yang belum membayar biaya layanan.
 Akun beban, perlu disesuaikan karena ada pembayaran yang belum menjadi
beban.
 Akun pendapatan diterima di muka, perlu penyesuaian karena berjalannya
waktu.

Ada beberapa hal yang harus kamu ingat dalam membuat AJP, yaitu:

 Hampir tanpa melibatkan kas, karena jurnal ini dibuat untuk menyusun catatan
akuntansi secara akurat dengan prinsip pencocokan.
 Debit harus sama dengan kredit.
 Mempunyai satu akun neraca (aset, kewajiban, dan ekuitas), serta satu laporan
laba rugi di entri jurnal.
1. Beban Perlengkapan

Beban perlengkapan ditulis sebagai nominal perlengkapan yang sudah terpakai.


Contohnya, saldo perlengkapan sementara Rp.1.000.000,-.

Saldo di akhir periode menunjukkan nominal perlengkapan tersisa Rp600.000,-. Maka,


beban perlengkapan adalah selisihnya yaitu Rp400.000,-.

2. Beban Dibayar di Muka

Beban dibayar di muka adalah beban yang akan datang namun dilaporkan pada
periode akuntansi berjalan.

Contohnya, asuransi dibayar di muka menunjukkan saldo Rp200.000. Data akhir


periode jumlah asuransi yang jatuh tempo adalah Rp50.000,-. Artinya, jumlah yang
ditulis adalah nominal yang sudah jatuh tempo atau menjadi beban.

3. Penyusutan Peralatan/Aktiva Tetap

Penyusutan peralatan juga perlu disesuaikan. Contohnya, saldo awal peralatan sebesar
Rp2.000.000. Kemudian, mengalami penyusutan sebesar 10%, artinya jumlah
penyusutan yang terjadi sebesar Rp200.000,-.
4. Pendapatan Diterima di Muka

Pendapatan jasa sebesar Rp2.000.000,-, namun pada akhir periode sebesar


Rp300.000,- layanan belum diberikan kepada pelanggan. Artinya, jumlah pendapatan
yang belum menjadi penerimaan adalah Rp300.000,-.

5. Beban yang masih harus dibayar

Yaitu beban yang realisasi pembayarannya belum terjadi, tetapi sudah


menjadi beban karena perusahaan sudah menerima manfaatnya sehingga
merupakan utang periode yang bersangkutan.
Contoh : Pada akhir periode masih harus dibayar beban LAT sebesar Rp
750.000. Maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan masih memiliki beban
yang terutang, sehingga membutuhkan penyesuaian.

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit


2022 Beban LAT Rp 750.000
Mei Beban terutang Rp 750.000

6. Piutang Pendapatan
Piutang pendapatan adalah pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaan, namun
belum diterima.
Contohnya, telah diselesaikan pekerjaan senilai Rp1.000.000,-, namun belum masuk ke
neraca saldo yang sudah terakumulasi senilai Rp10.000.000,-. Dengan demikian,
seharusnya total pendapatan adalah Rp11.000.000,-, sehingga butuh penyesuaian.

Anda mungkin juga menyukai