Anda di halaman 1dari 7

Transaksi Jurnal Penyesuaian dan Neraca Lajur Perusahaan Manufaktur

Jurnal Penyesuaian
1. Pengertian Jurnal Penyesuaian
Jurnal penyesuaian (adjustment joumal) diartikan sebagai pencatatan jurnal yang dibuat dalam
proses pencatatan perubahan saldo dalam akun sehingga saldo mencerminkan jumlah yang
sebenamya.

2. Dari pernyataan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa jurnal penyesuaian memiliki dua
fungsi umum yaitu :
 Menetapkan jumlah saldo catatan buku besar pada akhir periode sehingga sesuai
dengan saldo riil atau saldo yang sesungguhnya
 Menghitung pendapatan dan beban perusahaan masa periode berlangsung atau yang
bersangkutan
Jurnal penyesuaian dapat diklasifikasikan menjadi dua transaksi, yaitu transaksi akrual dan deferal
Transaksi akrual berarti transaksi yang berkaitan dengan pengakuan beban maupun pendapatan
Adapun transaksi deferal berarti transaksi yang berkaitan dengan adanya penundaan atas pengakuan
beban maupun pendapatan yang sudah dicatat pada akun, tetapi nilainya diperlukan penyesuaian
Fungsi dari jurnal penyesuaian untuk menetapkan saldo catatan akun yang terdapat dalam buku besar
yang dilakukan pada akhir periode. Selain itu, difungsikan untuk melakukan penghitungan pendapatan
dan beban dalam periode akuntansi. Berikut akun yang memerlukan penyesuaian pada akhir periode
dalam perusahaan manufaktur.

1. Pemakaian Bahan Baku


Pemakaian bahan baku merupakan pemakaian bahan baku untuk diproses menjadi barang
yang siap jual. Pada praktiknya, dalam sistem pencatatan periodik, transaksi persediaan bahan
baku tidak dilakukan pencatatan dalam akun persediaan bahan baku. Saldo dalam persediaan
bahan baku berjumlah sama dengan persediaan bahan baku pada awal periode sehingga
belum dapat menunjukkan nasıl dari saldo akhir Guna mengetahui nilai persediaan bahan
baku yang sebenarnya, pada akhir periode dilakukan pemeriksaan maupun perhitungan fisik
atas persediaan bahan baku di dalam gudang. Tujuannya agar pada akhir periode diperlukan
penyesuaian terkait dengan persediaan bahan baku pada akhir periode akuntansı Berikut
format pemakaian Bahan baku

Agar dapat memahami pencatatan terkait dengan persediaan bahan baku, berikut
contoh transaksi yang berkaitan dengan persediaan bahan baku Data persediaan bahan baku
yang dimiliki oleh suatu perusahaan manufaktur
ang mencatat persediaan bahan bak. menggunakan sistem periodik pada bulan Oktober 2018
adalah sebagai berikut
Persediaan bahan baku 1 Oktober Rp5.000.000.00
Pembelian bahan baku secara kredit bulan Oktober Rp15.000.000,00
Persediaan bahan baku 30 Oktober Rp9.500.000,00
Berdasarkan data tersebut jurnal umum yang dikerjakan adalah sebagai berikut.
2. Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik merupakan biaya yang tak terduga karena biaya ini termasuk biaya
produksi, tetapi tidak termasuk dalam biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Di
perusahaan, selain departemen produksi, semua biaya yang terjadi pada departemen
pembantu beserta biaya tenaga kerjanya dapat diklasifikasika.. dalam biaya overhead pabrik.
Biaya ini biasanya muncui akibat dari biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pemakaian
bahan tambahan, asuransi, pajak, biaya tenaga kerja tidak langsung, dan pengawasan mesin
produksi. Pencatatan terhadap biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut.

Guna memahami pencatatan biaya overhead pabrik, simak contoh berikut! Biaya overhead
pabrik yang terjadi pada suatu pabrik selama Oktober 2018 adalah sebagai berikut

Oktober 5 Oktober 8 Membayar biaya reparasi mesin sebesar Rp2.000.000,00.

Membayar beban listrik gedung pabrik sebesar Rp3.000.000,00. Oktober 30 BOP yang terjadi
akhir bulan 30 Oktober 2018 adalah sebagai berikut

a. Pemakaian bahan pembantu sebesar Rp600.000,00.

B Biaya penyusutan mesin sebesar Rp400.000,00.

C. Biaya penyusutan gedung pabrik sebesar Rp500.000,00.

Jurnal umum yang dikerjakan atas transaksi tersebut adalah sebagai berikut Jurnal untuk 5
Januari 2018
3. Biaya-Biaya Akrual/Deferal

Biaya akrual merupakan biaya yang mencakup pengakuan atas beban nurupun pendapatan
vang sudah terjadi, tetapi belum dilakukan pencatatan di dalam akun Contohnya, pendapatan
sewa gedung belum menerima uang, tetapi sudah diakui sebagai pendapatan Adapun biaya
Jeferal adalah biaya yang mencap penundaan atas pengakuan beban atau pendapatan yang
telah dicatat dalam akun. Contohnya. sewa gedung diterima di muka dicatat sebagai
pendapatan, tetapi peng-kuannya ditangguhkan karena masih harus menyiapkan gedungnya.
Berikul yang termasuk biaya biaya akrual maupun deferal

a Beban Dibayar di Muka (Prs paid Expense)

Beban dibayar di muka termasuk jenis aku campuran karena di dalam akon tersebut terdapat
nilai yang masuk ke dalam kun riul dan sebagian kembali masuk ke dalm akun nominal. Jadi,
akun ini harus dicatat dua ka. Cara pencatatan transaksi

Deban dibayar di muka adalah sebagai berikut.


1) Saat Pembayaran Dicatat sebaga: Harta

Apabila pembayaran dicatat sebagai aset, akun yang dicatat adalah nama akun berupa beban
dibayar di muka, meskipun terdapat istilah beban merupakan akun berupe aset, yaitu aset
lancar Dari adanya transaksi tersebut maka pada akhir periode dipisahkan antara nilai beban
periode yang telah terjadi atau berjalan dengan beban periode yang akan datang dari akun
tersebu. Dalam akhir periode penyesuaian beban tersebut dihitung pada periode berjalan dan
beban periode mendatang. Hal tersebut dilakukan untuk meraudahkan dalam menghitung
jumlah bulan yang sudah berjalan dan beban periode yang akan datang
2) Saat Pembayaran Dicatat sebagai Beban
Pada praktiknya, jenis pembayaran yang dicatat sebagai beban biasanya digunakan pada akan beban
asuransi sehingga pembayaran terseliut dilakukan dan digunakan sebagai beban Gana memahaminya,
berikut contoh dari jurnal
penyesuaian Dartahui saldo akun bahan habis pakai PT Mulya pada trial balance sebelum
penyesuaian sejumlah Rp3 000 000,00 Sebagian bahan habis pak.. digunakan selama bulan Oktober
dan masih ada sisa bahan habis pakai yang belum terpakai Jika diasumsikan pada tanggal 30 Oktober
sisa bahan habis pakai sebesar BP2 800.000,00 maka jumlah yang akan dipindahkan dari akun aset
ke akun behan adalah Rp2.200.000,00 yang dihitung sebagai berikut
Bahan habis pakai sebelum penyesuaian Rp5.000.000,00
Sisa hahan habis pakai Rp2.800 000.00
Bahan habis pakai yang digunakan Rp2.200.000,00
Dalam pencatatan jurnal penyesuaian, prinsip utama pencatatan dalam beban dibayar di muka adalah
yang sudah digunakan sehingga jurnal yang dibuat untuk kasus tersebut adalah sebagai berikut
bendapatan Diterima di Muka (Unearned Revenues!

b. Pendapatan diterima di muka merupakan pendapatan yang diterima di awal dan beluro digunakan,
tadi, mererima uang dari pendapatan yang belum terjadi atau belum digunakan atas kegiatannya.
Berikut macam-macam pendapatan diterima di muka
1) Saat Permintaan Pendapatan Dicatat sebagai Utang Apabila terjadi pererimaan pendapatan dan
dalam pencatatan dicatat sebagai utang maka akun yang digunakan untuk mencatatnya adalah
pendapatan diterima di muka Istilah pendapatan tersebut sebenarnya bersifat akun utang karena
belum menggunakannya, tetapi sudah membayar di maka terlebih dahulu
2) Saat Penerimaan Pendapatan Dicarat sebagai Pendapatan Apabila penerimaan pendapatan dicatat
sebagai pendapatan sewa mak akun yang dicatat akibat transaksi tersebut adalah akun pendapatan
sewa. Agar lebih mudah memahaminya, berikut contohnya.
Berdasarkan daftar saldo sebelum dilakukan penyesuaian, saldo akun sewa diterima di muka sebesar
Rp500.000,00 Saldo ini mencerminkan penerimaan sewa lima bulan dari 1 Oktober, November,
Desember, Januari, dan Februari Karena pembuatan laporan keuangan terjadi di akhir bulan
Desember maka sewa diterima di muka yang harus diakui sebagai pendapatan adalah tuga bulan
mulai dari 1 Oktober sampai dengan 31 Desember, yaitu sebesar Rp 300.000,00 (Rp500,000.00 5
bulan Rp 100.000,00/bln) Pencatatannya pada jurnal penyessian adalah sebagai berikut.
c. Akruan Pendapatan (Accrued Revenues)

Akruan pendapatan atau piutang pendapatan merupakan pendapatan yang dihasilkan namun belum
dilakukan pencatatan dalam akun pendapatan sehingga pada akhir periode akuntansi memerlukan
penyesuaian. Agar lebih mudah memahaminya, berikut contohnya

PT Mulya telah sepakat akaa perjanjian yang melibatkan PT SRMC pada tanggal 10 Oktober 2018. Isı
dari perjanjian tersebut menyatakan bahwa PT Mulya akan menyediakan jasa konsultasi tentang
perbaikan mesin fax via telepon dan memberikan bantuan pada PT SRMC Jasa yang disediakan akan
ditagih ke PT SRMIC pada tanggal 10 setiap bulan dengan biaya Rp150 000,00 per jam. Diketahui
bahwa per 31 Desember. PT Mulya telah memberikan 30 jam jasa konsultasi pada PT SRMC Jadi,
pendapatan sebesar Rp4 500 000,00 (30 jam Rp150,000,00) akan ditagih ke PT SRMC pada tanggal
10 Januari. Dari kasus tersebut, pendapatan pada bulan Desember harus dicatat sehingga ayat jurnal
penyesuaiannya adalah sebagai berikut
d. . Akruan Behan (Accrued Expense)
Behan terutang ini dituliskan apabila pada akhir periode diketahui adanya beban yang masih harus
dibayar. Jadi, transaksi tersebut harus dicatat ke dalam jurnal penyesuaian. Agar lebih mudah
memahaminya, berikut contoh kasus yang berkaitan dengan beban tertang

Pada bulan Desember, ut ng gaji yang harus dicatat untuk PT Mulya sejumlah Rp4 500,000,00. Jumlah
ini adalah beban tambahan di bulan Desember dan didebet parla akun beban gaji. Jumlah ini
merupakan kewajiban pada tanggal 31 Desember dan dikredit pada utang gaji Ayat jurnal
penyesuaiannya adalah sebagai Expense

e. Beban Penyusutan

Aset tetan atau fixed assets merupakan aset yang masa manfaatnya dapat lebih dar satu periode
akuntansi Penyesuaian terhadap aset ini dilakukan untuk mengetahui nilai dari aset yang sudah
terpakai pada periode akuntansi berjalan. Semua jenis aset tetap, kecuali tanah diperlukan
penyesuaian pada akhir periode Nilai suatu aset yang telah dipakai dalam perede akuntansi berjalan
termasuk dalam nilai penyusutan atau penghapusan/depreciation dari aset tetap. Agar lebih mudah
memahaminya, berikut kasus yang berkaitan dengan beban penyusutan.Pada bulan Oktober, P1
Mulya membeli kendaraan operasional berupa Mitsubishi Triton dengan harga Rp540.000.000.00
Setelah diperhitungkan, umur ekonomis kendaraan operasional tersebut selama 4 tahun. Dalam jurnal
penyesuaian dicari nilai penyusutannya per tahun Cara menghitungnya adalah sebagai berikut
¼ X Rp540.000.000,00 -Rp135.000.000,00 Pencatatan jurnal penyesuaian terkait penyusutan aset
tetap adalah sebagai berikut
4. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya tenaga kerja langsung merupakan bagian dari upah yang didapatkan atas pembuatan produk
yang dikerjakan dalam perusahaan. Dalam perusahaan manufaktur, tenaga kerja dibedakan menjadi
tiga, yait... tenaga kerja bagian produksi, tenaga kerja bagian toko, dan tenaga kerja bagian kantor.
Tenaga bagian produksi dapat dibedakan lagi menjadi dua, yaitu tenaga kerja langsung dan tenaga
kerja tidak langsung Berikut pencatatan terhadap biaya tenaga kerja pada perusahaan manufaktur
Agar lebih mudah memahami pencatatan biaya tenaga kerja, berikut contoh kasusnya. Diketahui
rekapitulasi gaji dan upah, bagian akuntansi (pemegang buku jurnal dan buku besar) akan mencatat
dalam jurnal umum. Berikut rekapitulasi daftar gaji dan upah PT Mulya bulan Oktober 2018
Berdasarkan rekapitulasi daftar gaji dan upah, pencatatan biaya tenaga kerja pada perusahaan
manufaktur dengan sistem periodik adalah sebagai berikut.
a. Jurnal yang diperlukan untuk mencatat gaji dan upah adalah sebagai berikut.
5. Harga Pokok Persediaan Barang dalam Proses
Persediaan barang dalam proses merupakan akun yang menunjukkan nilai bahan, tenaga
kerja langsung, dan pabrik yang telah digunakan untuk proses produksi, tetapi belum selesai
sebagai barang jadi. Pencatatan dilakukan dengan menggunakan sistem periodik. Jadi, saldo
persediaan barang dalam proses akhir periode akan dicatat dengan membuat ayat jurnal
penyesuaian. Dalam pembuatan jurnal penyesuaian, selain membuat akun persediaan barang
dalam proses juga membuat akun ikhtisar biaya produksi. Berikut ayat jurnal penyesuaian akun
persediaan barang dalam proses.
a. Memindah saldo akun persediaan BDP awal periode ke akun ikhtisar biaya produksi
b. Mencatat saldo akun persediaan BDP akhir periode dengan membuat akun ikhtisar
biaya produksi
Agar lebih mudah memahami pencatatan barang yang belum selesai dikerjakan atau barang dalam
proses, perhatikan contoh berikut. Diketahui data persediaan barang dalam proses tanggal 1 Oktober
2018, sebesar Rp20.000.000,00. Menurut informası dari bagian prod ki, persediaan barang dalam
proses 30 Oktober 2018 sebesar Rp10.000.000,00 Berdasarkan data tersebut, avat jurnal
penyesuai...a tanggal 30 Desember 2018 adalah sebagai berikut
a. Memindah saldo akun persediaan BDP awal periode ke akun ikhtisar biaya produksi.
6. Harga Pokok Persediaan Barang Jadi
Persediaan barang jadi merupakan persediaan barang yang sudah selesai diprises dan siap dijus pada
kamen Pada dasarnya, barang jadi pada akhis periode bersaldo sama seperti saldo awal. Oleh karena
itu, untuk mengetahui hal yang sebenarnya, diperlukan penyesuaian pada akhir periode Berikut format
pencatatan nurnal penyesuaian terkait dengan persediaan barang jadi

Memindah saldo akun persediaan barang jadi awal periode ke ikhtisar laba Rugi
Agar lebih mudah memahami pencatatan persediaan barang jadi dalam sistem periodik, perhatikan
contoh penyelesaian transaksi berikut
Diketahui data persediaan barang jadi tanggal 1Oktober 2018 sebesar Rp40.000.000, 1.000.000,00.
Menurut informasi dari bagian gudang barang jadi, persediaan barang jadi tanggal 30 Oktober 2018
sebesar Rp18.000.000,00.
Berdasarkan data tersebut, ayat jurnal penyesuaian tanggal 30 Oktober 2018 adalah sebagai berikut.
a. Memindah saldo akun persediaan barang jadi awal periode ke akun ikhtisar laba rugi
b. Mencatat saldo akun persediaan barang jadi akhir periode dengan membuka akun ikhtisar laba
rugi
B. Neraca Lajur Perusahan Manufaktur
Neraca lajur pada perusahaan manufaktur untuk mengetahui informasi mengenai perubahan keuangan
yang informasinya dibutuhkan oleh perusahaan dalam pengambilan keputusan. Neraca lajur akan
mempermudah dalam penyusunan laporan keuangan Neraca lajur merupakan saldo saldo sebelum
perkiraan, perkiraan penyesuaian, dan saldo setelah penyesuaian. Keterangan dalam neraca lajur
memuat lima bagian yang meliputi neraca saldo, penyesuaian, neraca saldo setelah penyesuaian, laba
rugi, dan neraca.
1. Pengertian Neraca Lajur
Neraca lajur merupakan kertas yang terdiri atas kolom ataupun lajur yang dirancang secara
khusus untuk memuat semua data akuntansi terkait dengan aktivitas perusahaan. Neraca lajur
digunakan untuk pe...yusunan laporan keuangan secara sistematis. Neraca lajur dapat
dikatakan sebagai kertas kerja yang berfungsi sebagai alat pembantu dalam penyusunan
laporan keuangan. Neraca lajur merupakan alat bantu dalam pembuatan laporan keuangan.
Neraca lajur dibutuhkan oleh pihak manajemen untuk mengontrol kegiatan perusahaan dalam
hal pengeluaran atau biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan operasional perusahaan
3. Tujuan Neraca Lajur
Adapun tujuan dari disusunnya neraca lajur, sebagaimana dikutip di buku Excel
for Accounting Mudah, Cepat, Akurat oleh Sabirin M. Ak., adalah sebagai
berikut:

1. Untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan

2. Sebagai media melihat perkiraan yang terjadi dalam kegiatan perusahaan


sehari-hari, sehingga pihak manajemen dapat mengontrol setiap pengeluaran
perusahaan dalam menunjang kegiatan atau operasinya

3. Agar lebih mudah menggolongkan dan meringkas informasi dari neraca saldo
dan data penyesuaian, sehingga merupakan persiapan sebelum menyusun
laporan keuangan yang formal.

4. Mempermudah pencarian kesalahan yang mungkin dilakukan dalam membuat


jurnal penyesuaian.

Bentuk-bentuk Neraca Lajur


Neraca lajur mempunyai empat bentuk, yaitu neraca lajur 6 kolom, 8 kolom, 10
kolom, dan neraca lajur 12 kolom. Namun yang seringkali digunakan oleh
perusahaan adalah neraca lajur bentuk 10.
Dikutip di buku Pengantar Akuntansi Konsep Dasar & Praktik Untuk Perusahaan
Jasa & Dagang oleh Adila Septiana, terdapat format bentuk pada keempat
neraca lajur tersebut, yakni:

1. Neraca bentuk 6 kolom, terdiri dari kolom: nomor akun, nama akun, neraca
setelah disesuaikan (debit dan kredit), laba rugi (debit dan kredit), neraca (debit
dan kredit).

2. Neraca bentuk 8 kolom, terdiri dari kolom: nomor akun, nama akun neraca
saldo (debit dan kredit), jurnal penyesuaian (debit dan kredit), laba rugi (debit
dan kredit), dan neraca (debit dan kredit)

3. Neraca bentuk 10 kolom, terdiri dari kolom: nomor akun, nama akun, neraca
saldo (debit dan kredit), jurnal penyelesaian (debit dan kredit), neraca saldo
setelah disesuaikan (debit dan kredit), laba rugi (debit dan kredit), dan neraca
(debit dan kredit).

4. Neraca bentuk 12 kolom, terdiri dari kolom: nomor akun, nama akun, neraca
saldo (debit dan kredit), jurnal penyelesaian (debit dan kredit), neraca saldo
setelah disesuaikan (debit dan kredit), laba rugi (debit dan kredit), modal (debit
dan kredit), dan neraca (debit dan kredit)
4. Menyusun Neraca Lajur

Dilitiat dari segi bentuk dan penyusunannya, neraca lajur perusahaan manufaktu sarna dengan
perusahaan lainnya. Perbedaannya adalah transaksi yang terjadi dalam perusahaan. Biaya di
perusahaan manufaktur lebih spesifik, seperti biaya dalam pemrosesan bahan baku menjadi
bahan siap jual. Berikut contoh penyusunan neraca lajur PT Mulya periode Oktober 2018

PT Mulya yang didirikan oleh Tuan Genji memiliki saldo awal sebagai berikut
Pada akhir bulan Otober, jurnal penyesuaian PT Mulya adalah sebagai berikut Penyusutan
bulan Oktober 2018 sebesar Rp550.000,00. Berikut perhitungannya.

A Bangunan Rp350.000,00

B. Mesin cetak Rp 200.000,00

_____________________________ +
Rp Rp550,000,00

Selisih biaya overhead pabrik antara applied dan actual Rp50.000,00

Dari data tersebut, jurnal penyesuaian yang di-posting ke dalam jurnal umum memorial adalah
sebagai berikut

Anda mungkin juga menyukai