TINJAUAN PUSTAKA
mulai dikenal di Indonesia sejak abad ke-16. Tanaman kedelai umumnya tumbuh
berbulu dan berwarna kuning kecoklatan atau abu-abu. Selama proses pematangan
buah, polong yang mula-mula berwarna hijau akan berubah menjadi kehitaman.
Kedelai yang dibudidayakan terdiri dari dua spesies, yaitu Glycine max (disebut
kedelai putih, yang bijinya bisa berwarna kuning, agak putih, atau hijau) dan
Glycine soja (kedelai hitam, berbiji hitam). Penghasil kedelai utama dunia adalah
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Fabales
Famili : Papilionaceae
Genus : Soya
Dalam biji kedelai terkandung gizi yang tinggi, terutama kadar protein
nabati. Di samping itu, kadar asam amino kedelai termasuk paling lengkap, yang
terdiri atas lisin, isoleusin, leusin, fenilalanin, treonin, triptofan, valin, sistin,
metionin, dan tirosin. Dalam minyak kedelai terdapat vitamin E sekitar 140 mg,
yang berfungsi sebagai antioksidan pelindung dan penstabil sel, membran sel, dan
enzim, serta menjaga vitamin A dan karoten terhadap oksidasi (Kuntaraf dan
Kuntaraf, 2003).
Kedelai mengandung Phenolik dan asam lemak tak jenuh, yang berfungsi
lemak dalam tubuh, secara tidak langsung dapat menekan penyakit darah tinggi
dan menekan diare. Kandungan gizi kedelai dapat dilihat pada Tabel 2.1
Tabel 2.1 Kandungan gizi dalam tiap 100 gram kacang kedelai :
Banyaknya dalam :
Kandungan Gizi
Kedelai Basah Kedelai Kering
Kalori 286,00 kal 331,00 kal
Protein 30,20 g 34,90 g
Lemak 15,60 g 18,10 g
Karbohidrat 30,10 g 34,80 g
Kalsium 196,00 mg 227,00 mg
Fosfor 506,00 mg 585,00 mg
Zat Besi 6,90 mg 8,00 mg
Vitamin A 95,00 S.I. 110,00 S.I.
Vitamin B1 0,93 mg 1,07 mg
Air 20,00 g 10,00 g
Bagian biji yang dapat
100% 100%
dimakan
Kulit menutupi dan melindungi tubuh dari perusak eksternal dan dari
kehilangan kelembaban. Luas permukaan kulit orang dewasa sekitar 1,6 m2.
Ketebalan kulit tergantung umur, jenis kelamin, dan lokasinya. Kulit terluar
terbagi dalam tiga lapisan, yaitu epidermis, dermis, dan jaringan subkutan.
Berbagai tambahan, seperti rambut, kuku, dan kelenjar (keringat dan sebaseus)
Kulit terdiri atas tiga bagian besar dengan fungsi yang berbeda-beda, yaitu
lapisan kulit ari (epidermis), lapisan kulit jangat (dermis), dan lapisan hipodermis
a. Epidermis
Lapisan ini terletak pada bagian paling luar atau paling atas (tipis sekitar
0,001 inci) dan sebagian besar terdiri dari sel-sel mati. Lapisan epidermis terdiri
atas lima lapisan sel, yaitu : stratum Basale (stratum Germinativum), stratum
b. Dermis
Dermis tersusun atas pembuluh darah, ujung syaraf, kelenjar keringat, akar
rambut, otot penegak rambut, dan kelenjar sebasea (Guyton dan Hall, 1996).
c. Hypodermis (Subkutan)
Lapisan ini terdiri atas jaringan konektif, pembuluh darah, dan sel-sel
penyimpan lemak yang memisahkan dermis dengan otot, tulang dan struktur lain.
pengaturan suhu tubuh. Jumlah lemak dalam lapisan ini akan meningkat bila
makan berlebihan, sebaliknya bila tubuh memerlukan energi atau kalori ekstra
maka lapisan ini akan memberikan energi atau kalori dengan cara memecah
- Pelindung / Proteksi
Serat elastis dari dermis dan jaringan lemak subkutan berfungsi untuk
dalam tubuh. Kulit memiliki kapasitas penetralisir alkali dan permukaan kulit
dijaga tetap pada pH asam lemah untuk perlindungan dari racun kimia. Pigmen
1997).
melalui kulit dengan dilatasi dan kontriksi kapiler darah kulit dan dengan
- Persepsi Pancaindera
jawab untuk sensasi kulit. Kulit memiliki berbagai reseptor sehingga dapat
- Penyerapan / Absorpsi
Berbagai senyawa diabsorpsi melalui kulit ke dalam tubuh. Ada dua jalur
folikel rambut. Senyawa larut air tidak mudah diabsorpsi melalui kulit karena
adanya sawar (barrier) terhadap senyawa larut air yang dibentuk oleh lapisan
- Fungsi Lain
(pucat dan bulu kuduk berdiri tegak), dan digambarkan sebagai organ yang
antara lain terdiri atas produksi kelenjar minyak kulit. Pembentukan lapisan lemak
tersebut terutama untuk melindungi kulit dari kelebihan penguapan air yang akan
sangat penting. Air yang terkandung dalam stratum korneum sangat berpengaruh
pada kelembutan dan elastisitas stratum korneum (Tranggono dan Latifah, 2007).
Jika kandungan air dari stratum korneum semakin sedikit, semakin rendah
sisa sabun, kotoran dan mikroorganisme masuk dan menumpuk dalam celah V ini,
maka kulit yang menjadi kering dan retak-retak akan menimbulkan iritasi dan
2007).
2.3 Emulsi
Emulsi adalah sediaan dasar berupa sistem dua fase, terdiri dari dua
cairan yang tidak tercampur, dimana salah satu cairan terdispersi dalam bentuk
Emulsi mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam
cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok.
Emulsi biasanya mengandung dua zat yang tidak tercampur, yaitu air dan minyak,
dimana cairan yang satu terdispersi menjadi butir-butir kecil dalam cairan lain.
Dispersi ini tidak stabil, butir- butir ini bergabung dan membentuk dua lapisan air
yang paling penting agar diperoleh emulsi yang stabil (Anief, 2004).
Emulsi dinyatakan sebagai sistem minyak dalam air (m/a), jika fase
dispersi merupakan fase yang tidak bercampur dengan air, dan air merupakan fase
kontinyu. Jika terjadi sebaliknya maka emulsi tersebut dinyatakan emulsi air
dalam minyak (a/m). Dalam sediaan emulsi kosmetika, biasanya fase air dan fase
minyak bukan merupakan komponen tunggal, tetapi dalam setiap fase tersebut
besar kosmetika yang beredar adalah sistem minyak dalam air, karena mudah
menyebar pada permukaan kulit. Dengan pemilihan formula yang tepat, akan
diperoleh emulsi yang tidak berlemak dan tidak lengket (Ditjen POM, 1985).
4. Bersifat lembut
5. Mudah dicuci dengan air sehingga dapat hilang dengan mudah dari kulit.
Emulsi dikatakan pecah jika partikel halus yang terdispersi secara spontan
bersatu membentuk partikel yang lebih besar atau berkoalesensi, dan akhirnya
terpisah menjadi 2 fase. Secara umum, ada 3 pola kerusakan emulsi, yaitu:
Inversi fase adalah ketidakstabilan emulsi yang terjadi karena perubahan fase m/a
menjadi a/m atau sebaliknya. Faktor utama yang dapat menyebabkan terjadinya
inversi fase antara lain adalah konsentrasi volume kedua fase, sifat, dan jumlah zat
masing komponen cair. Proses pemisahan tersebut dapat terjadi dalam dua tahap,
yaitu :
kelompok yang lebih besar, yang sifatnya ireversibel, secara visual terlihat
POM, 1985).
Emulsi m/a yang dibuat dengan bahan alam seperti gom, karbohidrat, dan protein
sangat cepat ditumbuhi bakteri pembusuk, jamur, dan bakteri lain (Rawlins,
1977).
adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar
badan (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar), gigi dan
melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak
tersebut seharusnya tidak mempengaruhi struktur dan faal kulit. Namun bila bahan
kosmetik tersebut adalah bahan kimia meskipun berasal dari alam dan organ tubuh
yang dikenai (ditempeli) adalah kulit, maka dalam hal tertentu kosmetik itu akan
Latifah, 2007).
pribadi, meningkatkan daya tarik melalui riasan, meningkatkan rasa percaya diri
dan perasaan tenang, melindungi kulit dan rambut dari kerusakan sinar UV, polusi
dan faktor lingkungan yang lain, mencegah penuaan dini dan secara umum,
bertujuan untuk mempertahankan struktur dan fungsi kulit dari berbagai pengaruh
seperti udara kering, sinar matahari terik, umur lanjut, berbagai penyakit kulit
maupun penyakit dalam tubuh yang mempercepat penguapan air sehingga kulit
cream. Krim ini membentuk lapisan lemak tipis di permukaan kulit, sedikit
banyak mencegah penguapan air kulit, serta menyebabkan kulit menjadi lembab
mana di permukaan kulit, atau terlalu kental sehingga membuat kulit lengket dan
terlalu berminyak. Pelembab ini harus dapat menutup daerah tertentu permukaan
kulit, menutup tepi-tepi tajam sisik stratum corneum, mencegah masuknya bahan-
bahan asing ke dalam kulit, dan mencegah penguapan air kulit, tetapi tidak sampai
Kacang kedelai mengandung fosfolipid yang terdiri dari sefalin dan lesitin,
serta asam lemak jenuh (palmitat, stearat, laurat, dan arachidat) yang dapat
lemak tipis pada permukaan kulit, menahan air yang ada dalam kulit, sehingga
dapat mengurangi penguapan air yang berlebihan dari kulit (Deborah, 1989).
Dalam formulasi krim tangan dan krim cair, asam stearat adalah asam
lemak pilihan yang digunakan sebagai emolien. Asam stearat bersifat oklusif,
tetapi berbeda dengan emolien yang bersifat oklusif lain, karena secara alami
yang bersifat higroskopis, yang menyerap uap air dari udara dan
halus dan mencegah dehidrasi lapisan stratum corneum kulit (Tranggono dan
Latifah, 2007).
Krim tangan dan badan adalah suatu sediaan kosmetika yang digunakan
dengan maksud melindungi kulit supaya tetap halus dan lembut, tidak kering,
tidak bersisik dan tidak mudah pecah. Biasanya dibuat dalam bentuk krim dan
dengan tipe m/a, komposisi dasar menggunakan sabun asam stearat sebagai
pengemulsi, asam stearat berlebih, humektan seperti gliserol, dan jumlah air yang
tinggi. Formula krim cair bisa sangat mirip, yang membedakan hanya jumlah
Suatu sediaan krim cair tangan dan badan dikatakan baik apabila fungsinya
mudah dan dapat disapukan dengan cepat pada permukaan kulit, tidak
pengeluaran keringat, mempunyai bau, warna, dan kestabilan fisik yang baik
(Balsam, 1972).
2.5.1 Komponen utama dalam sediaan krim cair tangan dan badan
Bahan yang biasa digunakan mencakup zat emolien, zat sawar (barrier),
zat penutup untuk kulit yang berpori lebar, zat humektan (pelembab), zat
pengental dan pembentuk lapisan tipis, zat pengemulsi, zat pengawet, parfum dan
2.5.1.1 Lanolin
Adeps lanae adalah senyawa yang terkandung dalam bulu domba, Ovis
aries Linné (Fam. Bovidae). Berwarna kuning lemah dan memiliki bau khas, serta
memiliki titik lebur 45 °C-55°C. Kelarutannya yaitu mudah larut dalam benzena,
Memiliki bau yang lemah dan tidak berasa. Kelarutannya yaitu larut dalam etanol
(95%) dan eter, tidak larut dalam air, larut saat dilebur dengan minyak, parafin
cair dan padat dengan titik lebur 45°C -52°C. Dalam losion, krim, dan salep,
digunakan karena sifat emoliennya dan sebagai bahan pengemulsi. Setil alkohol
pengemulsi ini adalah lebih lembut dan lebih mudah larut daripada natrium atau
konsistensinya menjadi lebih lunak dan akhirnya sangat pekat. Hal ini
dikarenakan natrium stearat tidak larut sempurna dalam air pada temperatur
a. Asam Stearat
berasa lemak. Kelarutannya yaitu mudah larut dalam benzena, kloroform, dan
eter; larut dalam etanol (95%); praktis tidak larut dalam air. Memiliki titik lebur
sebagai bahan pengemulsi ketika direaksikan dengan basa (Rowe, dkk., 2009).
b. Trietanolamin
sampai kuning pucat dan memiliki bau ammoniak yang lemah, bersifat sangat
mudah larut dalam air, metanol, dan aseton. Digunakan sebagai bahan pengemulsi
dkk., 2009).
2.5.1.4 Nipakombin
(nipagin) yang ditambahkan dalam fase air, dipanaskan sampai 60°C, dan 0,1%
propil paraben (nipasol) yang ditambahkan dalam fase minyak, juga dilarutkan
Metil paraben berbentuk kristal tidak berwarna atau serbuk kristal putih;
tidak berbau atau hampir tidak berbau dan berasa sedikit terbakar. Kelarutannya
yaitu sukar larut dalam air, dalam benzene dan dalam karbon tetraklorida; mudah
larut dalam etanol dan dalam eter; larut dalam air 80°C. Penggunaan dalam
Propil paraben merupakan serbuk kristal putih, tidak berbau, dan tidak
berasa. Kelarutannya yaitu sangat sukar larut dalam air; mudah larut dalam etanol,
dan dalam eter; sukar larut dalam dalam air mendidih. Penggunaannya dalam
2.5.1.5 Butilhidroksitoluen
pucat dengan bau fenol lemah. Kelarutannya yaitu tidak larut dalam air, gliserin,
propilen glikol, larutan alkali hidroksida; larut dalam etanol, eter, metanol,
benzene, toluen, dan minyak mineral. Titik lebur adalah 70°C. Dalam sediaan
ketengikan oksidatif dari lemak dan minyak, dan mencegah hilangnya aktivitas
2009).
uap bunga segar Rosa gallica L., Rosa damascena Miller, Rosa alba L., dan
varietas Rosa lainnya. Pemeriannya yaitu berupa cairan tidak berwarna atau
kuning, bau menyerupai bunga mawar, rasa khas, pada suhu 25oC kental, dan jika
POM, 1979).