Pada umumnya termasuk karbohydrat dan merupakan emulgator tipe o/w, sangat peka terhadap elektrolit
dan alkohol kadar tinggi, juga dapat dirusak bakteri. Oleh sebab itu pada pembuatan emulsi dengan
emulgator ini harus selalu ditambah bahan pengawet.
-Gom Arab Sangat baik untuk emulgator tipe o/w dan untuk obat minum. Emulsi yang terbentuk sangat
stabil dan tidak terlalu kental.
A. Kuning Telur
Kuning Telur Mengandung Lecitin (Golongan Protein / Asam Amino) Dan Kolesterol Yang
O/W.
B. Adeps Lanae
Zat Ini Banyak Mengandung Kholesterol , Merupakan Emulgator Tipe W/O Dan Banyak
4. Metode fluoresensi
Minyak dapat berfluoresensi di bawah sinar UV, emulsi m/a menunjukkan pola
titik-titik, sedangkan emulsi a/m berfluoresensi seluruhnya (Lachman et
al.,1994).
obentuk ketidak stabilan dari emulsi sendiri ada beberapa macam yaitu sebagai berikut :
a. Flokulasi, karena kurangnya zat pengemulsi sehingga kedua fase tidak tertutupi oleh
lapisa pelindung sehingga terbentuklah flok –flok atau sebuah agregat
b. Koalescens, yang disebabkan hilangnya lapisan film dan globul sehingga terjadi
pencampuran.
c. Inversi massa (pembalikan massa ) yang terjadi karena adannya perubahan
viskositas
d. Breaking/demulsifikasi, lapisan film mengalami pemecahan sehingga hilang karena
pengaruh suhu.
Menggunakan formula 4:2:1 ( minyak :air:gom), dicampur hingga homogen, sisa air ditambahkan. Jika
terdapat alcohol, diberikan terakhir karena alcohol dapat merusak emulsi.
2. Gom Basah
Gom dicampur dengan air, sehingga terbentuk mucilago, kemudian perlahan-lahan minyak
dicampurkan untuk membentuk emulsi.
3. Botol Forbes
Untuk minyak menguap dan bahan dengan viskositas rendah. Minyak dan Gom dimasukkan ke dalam
botol kering, ditambahkan 2 bagian air, tutup botol dan campuran tersebut dikocok kuat.
• 4. Labelling