Anda di halaman 1dari 53

EMULSI

FARMASETIKA DASAR II
ELSA FITRIA APRIANI, M.FARM., APT
Agenda Perkuliahan
01 PENGERTIAN, KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN

02 TIPE EMULSI DAN DETERMINASI

03 BAHAN PENYUSUN EMULSI

04 TEORI EMULSIFIKASI

05 METODE PEMBUATAN EMULSI

06 KETIDAKSTABILAN EMULSI
PENGERTIAN
EMULSI
• Emulsi adalah suatu sistem yang tidak stabil secara termodinamika yang mengandung
paling sedikit dua fase cair yang tidak bercampur (fase minyak dan fase air), dimana
salah satunya didispersikan sebagai bola-bola atau tetesan-tetesan atau globul dalam
fase cair lain.
• Fase yang diperlihatkan sebagai tetesan adalah fase terdispersi atau fase internal
• Fase yang menunjang cairan dikenal sebagai medium pendispersi atau fase kontinu
Keuntungan Kerugian

KEUNTUNGAN KERUGIAN

1. Untuk ZA berupa minyak, atau ZA 1. Perlu dikocok


yang larut dalam minyak 2. Akurasi dosis  perlu alat ukur
2. Mengurangi rasa berminyak volume
3. Meningkatkan absorbs obat 3. Kemasan rentan pecah
4. Memungkinkan pencampuran 4. Rentan mikroba  emulsi
dua bahan dengan kelarutan pecah
berbeda pada masing2 fasenya 5. Stabilitas fisik emulsi
5. Mudah ditelan
TIPE EMULSI DAN
DETERMINASI
TIPE EMULSI
Emulsi • Emulsi minyak dalam air : tetesan minyak
terdispersi dalam fasa kontinu air.
• Contoh : latek karet, kuning telur, susu, emulsi
M/A untuk penggunaan oral seperti emulsi parafin cair.

Emulsi • Emulsi air dalam minyak : tetesan air terdispersi


dalam fasa kontinu minyak.
A/M • Contoh : losio kalamin berminyak, lanolin.
Determinasi Tipe Emulsi
METODE PENGENCERAN
Dilakukan pengujian dengan cara mengencerkan emulsi dalam air ataupun minyak
Jika emulsi tersebut bercampur sempurna dalam air maka emulsi termasuk tipe M/A
01 Jika emulsi tersebut bercampur sempurna dalam minyak maka emulsi termasuk tipe A/M

METODE PEWARNAAN
Dapat digunakan dua jenis zat warna berdasarkan sifat kelarutannya
Jika zat warna yang digunakan adalah zat larut dalam air seperti metilen biru maka
02 untuk emulsi M/A, zat warna tersebut akan melarut didalamnya dan berdifusi
merata ke seluruh bagian air tersebut. Jika emulsi tersebut bertipe A/M, partikel-
partikel zat warna akan bergerombol di atas permukaan.
Zat warna larut minyak : Larutan Sudan III

METODE KONDUKTIBILITAS ELEKTRIK


03
Menggunakan sepasang elektroda yang dihubungkan dengan suatu sumber listrik
Jika emulsi tersebut bertipe M/A, aliran listrik tersebut dapat melalui emulsi tersebut dan
membelokkan jarum voltmeter.
Sedangkan bila emulsi tersebut bertipe A/M, emulsi tersebut tidak dapat membawa arus
listrik
Parameter M/A A/M
Warna Biasanya putih susu Dipengaruhi warna minyak
Rasa pada kulit Awalnya tidak berlemak berlemak

Pengenceran Pengenceran dengan air Pengenceran dengan minyak

Konduktivitas elektrik Dapat menghantarkan listrik Tidak dapat menghantarkan listrik


atau jelek sekali
Efek zat warna
a. larut minyak Globul berwarna Fasa kontinu berwarna
b. larut air Fasa kontinu berwarna Globul berwarna

Tetesan pada kertas Difusi cepat air Air tidak berdifusi, difusi minyak
saring lambat
BAHAN PENYUSUN
EMULSI
Air Minyak

Komponen
Ketiga
Emulsi secara termodinamika tidak stabil dan dapat kembali
terpisah menjadi minyak dan air dengan fusi atau koalesens
dari tetesan jika tidak distabilkan oleh komponen ketiga.
KOMPONEN KETIGA

Komponen ketiga dalam sistem emulsi dikenal sebagai EMULGATOR

Emulgator adalah eksipien yang berfungsi menjembatani kedua fase yang


terdapat dalam emulsi yaitu fase minyak dan fase air.

Tanpa adanya emulgator maka akan terjadi pemisahan fase dimana fase
minyak akan berada di permukaan atas dan fase air berada di bagian bawah
EMULGATOR

• Emulgator Alam
1. Tumbuhan --- Gom arab, tragakan
2. Hewan --- Kuning telur, adeps lanae
3. Mineral --- Bentonit
• Emulgator Sintetis
Tween, Span, Gliseril monostearat
Tipe Emulgator

ELEKTROLIT KOLOID HIDROFIL

Simple
PowerPoint
Designed
PARTIKEL PADAT SURFAKTAN
HALUS TIDAK LARUT
ELEKTROLIT

Kelompok elektrolit merupakan emulgator yang kurang efektif.


Beberapa elektrolit anorganik sederhana seperti KCNS jika ditambahkan
ke dalam air dengan konsentrasi rendah akan terbentuk dispersi encer M/A
yang lebih dikenal sebagai oil hydrosol.
PARTIKEL PADAT HALUS TIDAK
LARUT
• Partikel ini akan teradsorbsi pada antar muka, karena daya / tegangan
permukaan.
• Contohnya : Bentonit, Magnesium Hidroksida dan Aluminium Hidroksida
KOLOID HIDROFIL
• Zat pengemulsi ini diadsorpsi pada antar muka minyak-air dan
membentuk lapisan film multimolekuler di sekeliling globul
terdispersi.
• Contoh : Protein, gom, amilum, metil selulosa, dan polimer sintetik
seperti polivinil alkohol
SURFAKTAN
• Senyawa ini mengandung satu atau lebih gugusan hidrofil (kepala) dan satu
atau lebih gugusan hidrofob (ekor) dalam molekul yang sama.
• Gugus hidrofil akan terikat pada fase air dalam emulsi dan gugus hidrofob
akan terikat pada fase minyak dalam emulsi.
• Bekerja dengan cara menurunkan tegangan antar muka
JENIS SURFAKTAN
Surfaktan Kationik

Surfaktan Anionik

Surfaktan Non Ionik

Surfaktan Amfoter
SURFAKTAN KATIONIK
• Surfaktan kationik memiliki gugus hidrofil yang bermuatan positif
seperti Na+, K+, NH4+
• Contohnya : Natrium lauril sulfat, Natrium Oleat, Natrium Stearat,
Trietanolamine

Natrium lauril sulfat


SURFAKTAN ANIONIK
• Surfaktan Anionik memiliki gugus hidrofil yang bermuatan negatif seperti
ion Cl- dan Br-
• Contoh : Benzethonium klorida, Alkonium bromida, Setrimid

Benzethonium klorida
SURFAKTAN NON IONIK
• Surfaktan non ionik bersifat netral.
• Contoh : Setil alkohol, Stearil alkohol, Gliserol mono stearat, Tween,
Span
SURFAKTAN AMFOTER
• Surfaktan yang memiliki gugus kationik dan anionik di dalam
molekulnya.
• Contohnya : Lesitin
Pengawet Antioksidan

Asam Benzoat Butil hidroksi toluen

Nipagin Propil Galat

Nipasol Asam Askorbat

Tokoferol

BAHAN TAMBAHAN DALAM EMULSI


TEORI
EMULSIFIKASI
TEORI TERJADINYA EMULSI

Teori Tegangan
Permukaan (teori Teori Oriented Wedge
surface tension)

Teori Interfasial Film


(plastic film)
TEORI TEGANGAN PERMUKAAN
Molekul memiliki daya tarik menarik antara molekul yang sejenis yang
disebut dengan daya kohesi. Selain itu molekul juga memiliki daya
tarik menarik antara molekul yang tidak sejenis yang disebut dengan
daya adhesi. Daya kohesi suatu zat tidak selalu sama, sehingga pada
permukaan suatu zat cair akan terjadi perbedaan tegangan karena tidak
adanya keseimbangan daya kohesi. Tegangan yang terjadi pada
permukaan tersebut dinamakan tegangan permukaan. Penambahan
emulgator akan menurunkan /menghilangkan tegangan yang terjadi
pada bidang batas antara kedua zat cair, dan menyebabkan mudah
bercampurnya kedua zat tersebut
TEORI ORIENTED WEDGE
• Setiap molekul emulgator dibagi menjadi dua kelompok yakni :
Kelompok hidrofilik yang suka pada air dan kelompok lipofilik
yang suka pada minyak.
• Masing2 kelompok akan bergabung dengan zat cair yang
disenanginya, dengan demikian seolah2 emulgator tersebut
merupakan tali pengikat antara air dengan minyak
TEORI INTERFASIAL FILM
Teori ini mengatakan bahwa emulgator akan diserap pada batas antara air
dan minyak, sehingga terbentuk lapisan film yang akan membungkus
partikel fase dispers. Dengan terbungkusnya partikel tersebut maka usaha
antara partikel yang sejenis untuk bergabung menjadi terhalang. Dengan
kata lain fase dispers menjadi stabil.
METODE
PEMBUATAN EMULSI
Gom Kering
Gom Basah
Botol
HLB
METODE GOM KERING
• disebut pula metode continental dan metode 4;2;1.
Emulsi dibuat dengan perbandingan 4 bagian minyak,
2 bagian air dan 1 bagian emulgator.
• Pertama-tama gom didispersikan kedalam minyak, lalu
ditambahkan air sebagian dan diaduk /digerus dengan
cepat dan searah hingga terbentuk korpus emulsi. Setelah
terbentuk korpus emulsi kemudian sisa air ditambahkan
sedikit demi sedikit hingga habis sambil diaduk
METODE GOM BASAH
• disebut pula sebagai metode Inggris, cocok untuk
penyiapan emulsi dengan musilago atau melarutkan
gum sebagai emulgator, dan menggunakan
perbandingan 4;2;1 sama seperti metode gom kering.
• Metode ini dipilih jika emulgator yang digunakan harus di
larutkan/didispersikan terlebuh dahulu kedalam air misal
nya metilselulosa. 1 bagian gom ditambahkan 2 bagian
air lalu diaduk, dan minyak ditambahkan sedikit demi
sedikit sambil terus diaduk dengan cepat.
METODE BOTOL
• disebut pula sebagai metode Forbes. Metode ini digunakan untuk emulsi dari
bahan-bahan menguap dan minyak-minyak dengan kekentalan yang rendah.
• Metode ini merupakan variasi dari metode gom kering dan gom basah.
Emulsi dibuat dengan pengocokan kuat kemudian diencerkan dengan fase
luar.
• Dalam botol kering, emulgator yang digunakan ¼ dari jumlah minyak.
Ditambahkan 2 bagian air lalu dikocok kuat-kuat, suatu volume air yang
sama banyak dengan minyak ditambahkan sedikit demi sedikit sambil terus
dikocok. Setelah emulsi utama terbentuk, dapat diencerkan dengan air sampai
volume yang tepat.
METODE HLB
Dalam pembuatan emulsi karena komposisinya terdiri dari
bahan yang bersifat hidrofilik (fase air) dan yang bersifat
lipofilik (fase minyak) maka diperlukan suatu kesetimbangan
antara kedua fase tersebut yang dinyatakan sebagai
Hydrophilic Lipophilic Balance (HLB)
HLB
• Istilah HLB diciptakan oleh Griffin untuk emulgator surfaktan.
• Suatu zat lipofil disusun dalam harga HLB yang lebih rendah
sedangkan zat hidrofil dalam harga HLB yang lebih tinggi.
• Makin tinggi harga HLB suatu surfaktan maka zat itu akan
bersifat polar.
HLB PENGGUNAAN
1-3 Antibusa
3-8 Emulgator Emulsi A/M
7-9 Zat Pembasah
8-16 Emulgator Emulsi M/A
13-16 Zat Pembersih
16-19 Zat Peningkat Kelarutan

NILAI HLB BERDASARKAN


PENGGUNAAN
Nama Dagang Identitas Kimia Harga HLB

Span 20 Sorbitan monolaurat 8,6


Span 40 Sorbitan monopalmitat 6,7
Span 60 Sorbitan monostearat 4,7
Span 65 Sorbitan tristearat 2,1
Span 80 Sorbitan monooleat 4,3
Span 85 Sorbitan trioleat 1,8
G-1702 Polioksietilen-sorbitol-bees wax 5,0
Brij 72 Esterstearilpolioksietilen 4,9
Gliseril Monostearat 3,8

HLB EMULGATOR A/M


Nama Dagang Identitas Kimia Harga HLB
Tween 20 Polioksietilen-20-Sorbitan monolaurat 16,7
Tween 40 Polioksietilen-20-Sorbitan monopalmitat 15,6
Tween 60 Polioksietilen-20-Sorbitan monostearat 14,9
Tween 65 Polioksietilen-20-Sorbitan tristearat 10,5
Tween 80 Polioksietilen-20-Sorbitan monooleat 15,0
Tween 85 Polioksietilen-20-Sorbitan trioleat 11,0
G-1471 Polioksietilen-sorbitol-turunan lanolin 16,0
Myrj 49 Polioksietilenstearat 15,0
Cremophor A Polioksietilen-400-monostearat 13,3
Trietanolamin 12,0

HLB EMULGATOR M/A


Umumnya masing-masing surfaktan memiliki suatu bagian
yang lebih dominan baik hidrofil maupun lipofil sehingga
banyak dilakukan pencampuran emulgator lipofil (HLB
rendah) dan emulgator hidrofil (HLB tinggi) untuk membentuk
suatu emulsi yang stabil
• Menggunakan surfaktan yang dihitung dulu nilai HLB campurannya
menggunakan metode aligasi
• Contoh :
Tween 80 HLB 15
Span 80 HLB 4,3
HLB Butuh minyak 12
Maka HLB campuran
Tween 80 15 7,7
12
Span 80 4,3 3 +
10,3

PERHITUNGAN HLB CAMPURAN


KETIDAKSTABILAN EMULSI
1. Flokulasi
Flokulasi adalah suatu peristiwa terbentuknya kelompok-kelompok globul yang posisinya tidak beraturan
dalam emulsi.

2. Creaming dan Sedimentasi


Creaming dan Sedimentasi berhubungan dengan Hukum Stokes.
𝑑2 𝜌𝑠 − 𝜌𝑜 𝑔
𝑣=
18 𝜇
Pada emulsi tipe M/A, jika fase terdispersi kurang rapat, partikel akan bergerak ke atas dan terjadi proses
creaming.
Pada emulsi tipe A/M, jika fase terdispersi lebih berat dari fase kontinu, globul akan mengendap sehingga
globul akan bergerak ke bawah dan terjadi proses sedimentasi.
Proses creaming dan sedimentasi ini dapat dicegah dengan cara menambahkan suatu zat pengental seperti metil
selulosa, tragakan dan natrium alginat.
Flokulasi, Creaming dan Sedimentasi ini bersifat reversibel artinya dapat kembali menjadi bentuk semula
dengan pengocokan karena globul masih dikelilingi oleh lapisan pelindung dari suatu emulgator.
3. Pemisahan Fase (Breaking)
Pemisahan fase merupakan proses lanjutan dari koalesesnsi dan ostwald
rippening. Pemisahan fase ini bersifat irreversibel artinya tidak dapat
kembali menjadi sistem emulsi meskipun dilakukan pengocokan karena
lapisan yang mengelilingi globul telah dirusak dan minyak cenderung
untuk bergabung.
4. Ostwald Rippening
Partikelnya berbeda ukuran misal terdapat 2 jenis minyak yang digunakan.

5. Koalesensi
Koalesen adalah peristiwa terjadinya penggabungan globul-globul menjadi
lebih besar.
6. Inversi Fase
Perubahan fase dari M/A menjadi A/M atau sebaliknya.
Peristiwa inversi ini dapat disebabkan oleh suhu dan komposisi bahan penyusunnya. Contoh
: Emulsi M/A distabilkan dengan emulgator natrium stearat dapat diubah menjadi A/M
dengan menambahkan kasium klorida sehingga membentuk kalsium stearat.
Peristiwa inversi hanya terjadi pada emulsi yang menggunakan surfaktan sebagai emulgator
nya dan pada suatu harga HLB yang dekat dengan perubahan sifat hidrofil dan lipofilnya.
• Mortir dan Stamper
Emulsi dengan skala kecil, mortir dengan permukaan kasar
• Botol
Penggojokan yang kuat
• Mixer
Fase dispers dihaluskan oleh pisau mixer yang berputar dengan kecepatan
tinggi, fase dispers berbentuk kecil
• Homogenizer
Fase dispers dilewatkan dalam celah sempit, sehingga partikel
mempunyai ukuran yang sama

PERALATAN PEMBUATAN EMULSI


1. Pemilihan Emulgator
PERMASALAHAN

Emulgator yang dipilih harus memenuhi persyaratan :
Dapat campur dengan bahan lain DALAM SISTEM
• Tidak mengganggu stabilitas dan efikasi zat aktif


Harus stabil
Tidak toksik
EMULSI
• Tidak berbau, berasa dan berwarna
2. Mendapatkan Konsistensi yang Tepat
Cara untuk meningkatkan konsistensi :
• Meningkatkan kekentalan fase luar
• Meningkatkan persentase volume fase terdispersi
• Memperkecil ukuran partikel
• Menambah jumlah emulgator
• Menambah zat pengental atau emulgator hidrofob
3. Permasalahan pada Teknik Pembuatan
a. Pemanasan
Suhu tinggi akan menyebabkan tegangan permukaan dan viskositas menjadi turun
sehingga proses emulsifikasi akan menjadi lebih mudah. Namun kenaikan suhu akan meningkat
kan energi kinetik globul sehingga kemungkinan untuk bertumbukan dan terjadi koalesensi
menjadi lebih besar. Umumnya suhu pencampuran adalah 60 – 70oC.
b. Waktu Pengadukan
Pada waktu mula-mula diaduk, globul akan terbentuk. Pada pengadukan selanjutnya
globul akan bergabung menjadi globul yang lebih besar yang dapat menyebabkan terjadinya
koalesensi sehingga perlu dicari waktu pengadukan yang optimum.
c. Kecepatan
Kecepatan penambahan fasa cair dari 2 cairan yang tidak bercampur juga berperan. Pada
emulsi M/A, kecepatan penambahan fasa minyak pada fasa air akan dapat mempengaruhi
ukuran partikel yang mempengaruhi stabilitas emulsi yang terbentuk.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai

  • Emulsi 2021
    Emulsi 2021
    Dokumen43 halaman
    Emulsi 2021
    Fitria Rahmadanti
    Belum ada peringkat
  • Emulsi
    Emulsi
    Dokumen39 halaman
    Emulsi
    RizkaFirdasari
    Belum ada peringkat
  • EMULSI
    EMULSI
    Dokumen36 halaman
    EMULSI
    Hardyanti Eka Putri
    Belum ada peringkat
  • Literatur Tmeo Tipe Emulsi
    Literatur Tmeo Tipe Emulsi
    Dokumen2 halaman
    Literatur Tmeo Tipe Emulsi
    Muh Nur Tegar
    Belum ada peringkat
  • Emulsi
    Emulsi
    Dokumen55 halaman
    Emulsi
    Hidayati Arsyfa
    Belum ada peringkat
  • Sediaan Emulsi
    Sediaan Emulsi
    Dokumen34 halaman
    Sediaan Emulsi
    mayang utari
    Belum ada peringkat
  • 5-6. Emulsi
    5-6. Emulsi
    Dokumen51 halaman
    5-6. Emulsi
    Aas astriani
    Belum ada peringkat
  • Emulsi
    Emulsi
    Dokumen19 halaman
    Emulsi
    Jenny Haurissa
    Belum ada peringkat
  • EMULSI
    EMULSI
    Dokumen59 halaman
    EMULSI
    Vianesa Riberu
    Belum ada peringkat
  • @emulsi
    @emulsi
    Dokumen39 halaman
    @emulsi
    Nofi Lutfiah Sfa
    Belum ada peringkat
  • EMULSI
    EMULSI
    Dokumen30 halaman
    EMULSI
    Putry Indah Rini
    0% (1)
  • Laplengkap Emulsi
    Laplengkap Emulsi
    Dokumen38 halaman
    Laplengkap Emulsi
    Rosyi
    Belum ada peringkat
  • Laplengkap Emulsi
    Laplengkap Emulsi
    Dokumen38 halaman
    Laplengkap Emulsi
    queen sahara
    Belum ada peringkat
  • Emulsi 2018 PDF
    Emulsi 2018 PDF
    Dokumen52 halaman
    Emulsi 2018 PDF
    Sima Noviantika
    Belum ada peringkat
  • Emulsi (Ilmu Meracik Obat) - Slide - Ogi Nurhari
    Emulsi (Ilmu Meracik Obat) - Slide - Ogi Nurhari
    Dokumen20 halaman
    Emulsi (Ilmu Meracik Obat) - Slide - Ogi Nurhari
    Nurhari Ogi
    Belum ada peringkat
  • Emulsi 1
    Emulsi 1
    Dokumen76 halaman
    Emulsi 1
    Deni Rahmat Atmaja
    Belum ada peringkat
  • EMULSI
    EMULSI
    Dokumen27 halaman
    EMULSI
    Siti Elisa
    Belum ada peringkat
  • Sediaan Obat Bentuk Emulsi
    Sediaan Obat Bentuk Emulsi
    Dokumen22 halaman
    Sediaan Obat Bentuk Emulsi
    Annisa Fitriana
    Belum ada peringkat
  • Emulsi Adalah Campuran Antara Partikel
    Emulsi Adalah Campuran Antara Partikel
    Dokumen27 halaman
    Emulsi Adalah Campuran Antara Partikel
    Dina Mustika Rini
    Belum ada peringkat
  • Emulsi
    Emulsi
    Dokumen16 halaman
    Emulsi
    Dwi Handayani
    Belum ada peringkat
  • Emulsi 7
    Emulsi 7
    Dokumen31 halaman
    Emulsi 7
    fika
    Belum ada peringkat
  • Emulsi
    Emulsi
    Dokumen61 halaman
    Emulsi
    Rinaa Burhan Tengker
    Belum ada peringkat
  • Teknologi Emulsi
    Teknologi Emulsi
    Dokumen28 halaman
    Teknologi Emulsi
    febi
    Belum ada peringkat
  • Teknologi Emulsi
    Teknologi Emulsi
    Dokumen28 halaman
    Teknologi Emulsi
    Reinhard Jesaya Simbolon
    Belum ada peringkat
  • EMULSI
    EMULSI
    Dokumen20 halaman
    EMULSI
    FiqiDaynulIqbal
    Belum ada peringkat
  • Emulsi
    Emulsi
    Dokumen30 halaman
    Emulsi
    hais
    Belum ada peringkat
  • Contoh Soal Emulsi
    Contoh Soal Emulsi
    Dokumen5 halaman
    Contoh Soal Emulsi
    Nadia Aulia Oktaviani
    100% (1)
  • EMULSI
    EMULSI
    Dokumen18 halaman
    EMULSI
    hilda yantii
    Belum ada peringkat
  • Emul Suspen
    Emul Suspen
    Dokumen34 halaman
    Emul Suspen
    Putra Juna
    Belum ada peringkat
  • Emulsi
    Emulsi
    Dokumen33 halaman
    Emulsi
    bpr.citrahalim
    Belum ada peringkat
  • EMULSI
    EMULSI
    Dokumen6 halaman
    EMULSI
    Riry Ambarsary
    Belum ada peringkat
  • EMULSI Ya
    EMULSI Ya
    Dokumen28 halaman
    EMULSI Ya
    Sandra Edwards
    100% (1)
  • Emulsi
    Emulsi
    Dokumen19 halaman
    Emulsi
    Nurul S Yusuf
    Belum ada peringkat
  • Emulsi
    Emulsi
    Dokumen76 halaman
    Emulsi
    LaiLi Imnida
    100% (1)
  • Emulsi & Suspensi
    Emulsi & Suspensi
    Dokumen13 halaman
    Emulsi & Suspensi
    Rina Nur Azizah
    Belum ada peringkat
  • Emulsifier
    Emulsifier
    Dokumen14 halaman
    Emulsifier
    Deni Rizki Pratama
    Belum ada peringkat
  • Emulsi: F Haryanto Susanto
    Emulsi: F Haryanto Susanto
    Dokumen29 halaman
    Emulsi: F Haryanto Susanto
    Irene Caya
    Belum ada peringkat
  • Emulsi
    Emulsi
    Dokumen15 halaman
    Emulsi
    Frigus
    Belum ada peringkat
  • Emulsi Rois Tasya EDIT Fiks
    Emulsi Rois Tasya EDIT Fiks
    Dokumen46 halaman
    Emulsi Rois Tasya EDIT Fiks
    Rois Atul
    Belum ada peringkat
  • EMULSI
    EMULSI
    Dokumen66 halaman
    EMULSI
    Yetri Elisya
    Belum ada peringkat
  • Rangkuman Emulsi Cair
    Rangkuman Emulsi Cair
    Dokumen81 halaman
    Rangkuman Emulsi Cair
    Ratu Juwita
    Belum ada peringkat
  • Jwban Emulsi
    Jwban Emulsi
    Dokumen14 halaman
    Jwban Emulsi
    Muhammad Rais
    Belum ada peringkat
  • Emulsi (Koloid Dispersi) PDF
    Emulsi (Koloid Dispersi) PDF
    Dokumen29 halaman
    Emulsi (Koloid Dispersi) PDF
    Achmad Maulana
    Belum ada peringkat
  • Tujuan Pembentukan Emulsi
    Tujuan Pembentukan Emulsi
    Dokumen16 halaman
    Tujuan Pembentukan Emulsi
    Abdul Rafik M Mohi
    Belum ada peringkat
  • Teknologi Emulsi-1
    Teknologi Emulsi-1
    Dokumen13 halaman
    Teknologi Emulsi-1
    Rizky Herliana Niswita
    Belum ada peringkat
  • Emulsi Kosmetik Dan Lotion
    Emulsi Kosmetik Dan Lotion
    Dokumen37 halaman
    Emulsi Kosmetik Dan Lotion
    Rina Wijayanti
    Belum ada peringkat
  • Emulsi
    Emulsi
    Dokumen16 halaman
    Emulsi
    Glory Claudia Karundeng
    Belum ada peringkat
  • EMULSI
    EMULSI
    Dokumen15 halaman
    EMULSI
    Aidiya Tri Yolanda
    0% (1)
  • Laporan Semsol Emulsi Paraffin Liquidum
    Laporan Semsol Emulsi Paraffin Liquidum
    Dokumen25 halaman
    Laporan Semsol Emulsi Paraffin Liquidum
    Anggun
    Belum ada peringkat
  • Oleum Ricini 2
    Oleum Ricini 2
    Dokumen18 halaman
    Oleum Ricini 2
    putri
    100% (1)
  • Emulsi Dan Penerapannya
    Emulsi Dan Penerapannya
    Dokumen31 halaman
    Emulsi Dan Penerapannya
    Fitrianidila
    Belum ada peringkat
  • Emulsi 1
    Emulsi 1
    Dokumen19 halaman
    Emulsi 1
    Rani Safitamah
    Belum ada peringkat
  • Teori Emulsi
    Teori Emulsi
    Dokumen64 halaman
    Teori Emulsi
    Wahyuni ayu lestari
    Belum ada peringkat
  • EMULSI
    EMULSI
    Dokumen16 halaman
    EMULSI
    Retri Atika
    Belum ada peringkat
  • Irlan Tugas Esai Kampret?
    Irlan Tugas Esai Kampret?
    Dokumen12 halaman
    Irlan Tugas Esai Kampret?
    Ima Hadiqsis
    Belum ada peringkat
  • Sediaan Emulsi
    Sediaan Emulsi
    Dokumen31 halaman
    Sediaan Emulsi
    Prima Ekawati Wahyuni
    75% (4)
  • 1
    1
    Dokumen7 halaman
    1
    20-5104 Hizkia Padot Mangihut Hutajulu
    Belum ada peringkat
  • Emulsi Present 1
    Emulsi Present 1
    Dokumen42 halaman
    Emulsi Present 1
    megaafipah
    Belum ada peringkat
  • Laporan Emulsi
    Laporan Emulsi
    Dokumen21 halaman
    Laporan Emulsi
    hasfie aini
    Belum ada peringkat