• Emulsi menurut FI III dan FI IV adalah sistem dua fase yang salah satu cairannya terdispersi
dalam cairan yang lain dalam bentuk kecil.
• Emusi berasal dari kata emulgeo yang artinya menyerupai susu dan warna emulsi memang
putih seperti susu. Pada abad XVII hanya dikenal emulsi dari biji-bijian yang mengandung
lemak, protein dan air. Emulsi ini disebut emulsi vera atau emulsi alam, protein bertindak
sebagai emulgator dari campuran lemak atau minyak dengan air yang terdapat dalam biji-bijian
tersebut.
• Menurut Howard ansel : Emulsi adalah suatu dispersi dimana fase terdispers terdiri dari bulatan
bulatan kecil zat cair yang terdistribusi ke seluruh pembawa yang tidak bercampur.
LANJUTAN
• Pada pertengahan abad XVIII, seorang ahli farmasi dari Perancis memperkenalkan
pembuatan emulsi dari Oleum Olivarum, Oleum Anisi dan eugenol oil dengan
menggunakan penambahan gom arab, tragakan dan kuning telur sebagai emulgator.
Emulsi yang terbentuk karena penambahan emulgator dari luar yang disebut emulsi
spuria atau emulsi buatan.
KOMPONEN EMULSI
• Komponen Tambahan adalah bahan tambahan yang sering ditambahkan ke dalam emulsi
untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Misal nya corrigen saporis, odoris, colouris,
pengawet (preservative) dan anti oksidan.
Pengawet yang sering ditambahkan dalam sediaan emulsi adalah metil, etil, propil, dan butil
paraben, asam benzoat dan senyawa ammonium kuarterner.
Antioksidan yang sering digunakan antara lain asam askorbat (vitamin C), alfa-tokoferol,
asam sitrat, propil galat dan asam galat.
TIPE EMULSI
Berdasarkan mcam zat cair yang berfungsi sebagai fase internal ataupun eksternal maka
Tipe emulsi ada 2, yaitu :
1)Jika minyak yang merupakan fase dispers dan air atau larutan merupakan fase
pembawa. Sistem ini disebut type o/w (oil in water) atau m/a (minyak dalam air) yaitu
emulsi yang terdiri atas butiran minyak yang tersebar atau terdispersi ke dalam air.
2)Sebaliknya, jika Air yang merupakan fase terdispersi dan minyak merupakan fase
pembawa, sistem ini disebut type w/o (water in oil) atau a/m (air dalam minyak) yaitu
emulsi yang terdiri atas butiran air yang tersebar atau terdispersi ke dalam minyak.
PENGGUNAAN EMULSI
Tujuan pemakaian emulsi pada umumnya adalah untuk mempersiapkan obat yang larut dalam cair
maupun minyak dalam satu campuran dua cairan yang saling tidak bisa bercampur.
Emulsi dalam pemakaian dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
• Emulsi untuk pemakaian dalam (per oral) umumnya tipe o/w
• Emulsi untuk pemakaian luar (obat luar) dapat berbentuk emulsi tipe o/w maupun w/o
tergantung dari banyak faktor misalnya sifat zatnya atau efek terapi yang dikehendaki.
#catatan : o/w artinya oil in water, begitu juga w/o berarti sebaliknya.
LANJUTAN
1. Untuk pemakaian dalam tipe m/a : pemberian obat yang harus diminum tsb mempunyai rasa yang lebih
enak walaupun yang diberikan sebenarnya minyak yang tidak enak rasanya, dengan menambahkan
pemanis dan pemberi rasa pada pembawa airnya sehingga mudah diminum dan ditelan sampai
kelambung.
-Ukuran partikel bola bola minyak diperkecil : utk mempertahankan minyak agar dapat mudah
dicerna dan diabsorpsi.
2. Untuk pemakaian luar tipe m/a atau a/m tgt :
- sifat zat teraupetik
- mendapatkan efek emolien
m/a maka mudah dihilangkan dari kulit dengan air
a/m maka lebih lembut ke kulit, mencegah mengeringnya kulit, tidak mudah hilang karena air
LANJUTAN
• Untuk absorpsi perkutan pada kulit bisa ditambahkan dengan mengurangi ukuran partikel
dari fase dalam.
3.1.6 EMULGATOR
Emulgator ada yang berasal dari alam, bisa dari tumbuh – tumbuhan, hewan, maupun tanah/mineral.
A) Emulgator Alam
1) Dari tumbuh – tumbuhan
Sangat peka terhadap elektrolit dan alkohol berkadar tinggi dan dapat dirusak oleh bakteri.
Maka emulsi oleh emulgator ini selalu ditambahkan pengawet.
1.1) Gom Arab
Sangat baik untuk emulgator tipe o/w dan untuk obat minum emulsi yang terbentuk sangat stabil
dan tidak terlalu kental. Kestabilan emulsi yang dibuat gom arab berdasarkan 2 faktor, yaitu :
LANJUTAN
a) Kerja gom sebagai koloid pelindung (teori interfacial film)
b) Terbentuknya cairan yang cukup kental sehingga laju pengendapan cukup.
Sedangkan massa mudah dituang (tiksotropi) gom arab dibuat corpus emulsi oleh penambahan
air sekaligus ½ x PGA.
1.2) Tragacanthae
Diperoleh emulsi dengan viskositas yang vaik, hanya memerlukan traganthae sebanyak 1/10 x
gom arab . Emulgator bekerja optimum pada PH 4,5 – 6 Tragacanthae dibuat corpus emulsi dengan
penambahan air sekaligus 20 x berat tragacanthae, berfungsi sebagai pengental tidak dapat
membentuk koloid pelindung.
LANJUTAN
1.3) Agar – agar
Kurang efektif bila dipakai sendirian, umumnya dipakai untuki menembah viskositas dari emulsi
dengan gom arab, agar – agar dilarutkan dalam air mendidih kemudian didinginkan pelan – pelan
sampai nsuhu tidak kurang dari 45° (bila suhu kurang dari 45° larutan agar – agar berbentuk gel)
biasa digunakan 1 – 2 %.
1.4) Chondrus
Sangat baik dipakai untuk emulsi minyak karena dapat menutup rasa dari minyak, caranya sama
seperti agar – agar.
LANJUTAN
2) Dari Hewan
2.1) Kuning Telur
Kuning telur mengandung lecithin (gol. protein/ asam amino) dan kolestrol yang kesemuanya
dapat berfungsi sebagai emulgator lecithin merupakan emulgator type o/w. Zat ini mampu
mengemulsikan minyak lemak 4 x beratnya dan minyak menguap 2 x beratnya.
2.2) Adeps Lanae
Zat ini banyak mengandung kolestrol merupakan emulgator type o/w dan banyak digunakan
untuk pemakaian luar. Penambahan emulgator ini akan menambah kemampuan minyak untuk
menyerap air. Dalam keadaan kering dapat menyerap air 2 x beratnya.
LANJUTAN
3) Dari Tanah Mineral
3.1) Magnesium Alumunium Silikat/Veegum
Merupakan senyawa organik, emulgator ini membentuk emulsi type o/w. Pemkaian lazim
sebanyak 1% khusus untuk pemakaian luar.
3.2) Bentonit
Tanah liat yang terdiri dari senyawa alumunium silikat yang dapat mengabsorbsikan sejumlah
besar air sehingga membentuk massa seperti gel. Untuk tujuan sebagai emulgator dipakai sebanyak
5%.
LANJUTAN
B) Emulgator Buatan
1) Sabun
Banyak digunakan untuk pemakaian luar. Dapat digunakan sebagai emulgator type o/w maupun
tergantung dari valensinya. Bila sabun bervalensi 1 misalnya sabun kalsium untuk emulsi w/o
emulgator sangat peka terhadap elektrolit. Valensi yang dipakai 1 – 2.
2) Tween
Yang dipakai 20, 40, 60, 80
3) Span
Yang dipakai 20, 40, 80
LANJUTAN
C) Lain – lain emulgator pektin
Emulgator dapat dikelompokkan menjadi :
Amionic : Sabun alkali, Natrium lauryl sulfat ( - )
Kationic : Senyawa ammonium kartener ( + )
Non Ionic : Tween dan Span tidak bermuatan
Amfoter : Protein lesitin muatan postif dan negatif
3.1.7 CARA MENENTUKAN TIPE EMULSI
Tipe emulsi ada 2, yaitu :
1)Jika minyak yang merupakan fase dispers dan larutan merupakan fase pembawa. Sistem ini disebut
type o/w
2)Sebaliknya, jika air/larutan. Air yang merupakan fase terdispersi dan minyak merupakan fase
pembawa, sistem ini disebut type w/o
Cara membedakan emulsi
3) Dengan pengenceran
Setiap emulsi dapat diencerkan dengan fase eksternalnya. Dengan prinsip tersebut emulsi type o/w
dapat diencerkan dengan air, sedangkan type w/o dapat diencerkan dengan minyak.
2) Dengan pengecatan/pemberian warna
Zat warna akan tersebar rata ke dalam emulsi apabila zat tersebut larut ke dalam fase luar emulsi
tersebut. Zat warna yang larut dalam minyak sudan III dapat mewarnai merah.
LANJUTAN