NINDYWAI HONOLHULU
ASMA JUNITA
YONGKI ALEXANDER
IT IS ASMARIA
FAJRI RAMADHAN
FRISKA MULYA DEWITA
ELA JULISNI MOLITA SARI
RAHMA DEWI
ILSA PUTRA
HESTI SEPTIANA
Emulsi berasal dari kata emulgeo yang artinya
menyerupai milk, warna emulsi adalah putih. Pada
abad XVII hanya dikenal emulsi dari biji-bijian
yang mengandung lemak, protein dan air. Emulsi
semacam ini disebut emulsi vera atau emulsi alam,
sebagai emulgator dipakai protein yang terdapat
dalam biji tersebut.
Menurut FI Edisi IV, emulsi adalah sistem
dua fase yang salah satu cairannya terdispersi
dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan
kecil. Stabilitas emulsi dapat dipertahankan
dengan penambahan zat yang ketiga yang
disebut dengan emulgator (emulsifying agent)
Tujuan pemakaian emulsi adalah :
1. Dipergunakan sebagai obat dalam /
per oral. Umumnya emulsi tipe o/w
2. Dipergunakan sebagai obat luar.
Bisa tipe o/w maupun w/o tergantung
banyak faktor misalnya sifat zatnya
atau jenis efek terapi yang
dikehendaki.
Komponen dari emulsi dapat digolongkan menjadi 2 macam
yaitu :
1. Komponen dasar
Adalah bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat
didalam emulsi. Terdiri atas :
- Fase dispers / fase internal / fase diskontinue
Yaitu zat cair yang terbagi- bagi menjadi butiran kecil ke
dalam zat cair lain.
- Fase kontinue / fase external / fase luar
Yaitu zat cair dalam emulsi yang berfungsi sebagai bahan
dasar (pendukung) dari emulsi tersebut.
- Emulgator.
Adalah bagian dari emulsi yang berfungsi untuk
menstabilkan emulsi.
2. Komponen Tambahan
corrigen saporis
odoris, colouris
preservative (pengawet)
anti oksidan.
Macam-macam emulsi berdasarkan medium pendispersinya :
a. Emulsi gas (aerosol cair )
Emulsi gas merupakan emulsi dengan fase
terdispersinnya berupa fase cair dan medium
pendispersinnya berupa gas.
b. Emulsi cair
Emulsi cair merupakan emulsi dengan fase
terdispersinya maupun pendispersinnya berupa fase
cairan yang tidak saling melarutkan karena kedua fase
bersifat polar dan non polar.
c. Emulsi padat
Emulsi padat merupakan emulsi dengan fase terdispersinnya
cair dengan fase pendispersinnya berupa fase padat
Tipe Emulsi :
1. Emulsi tipe O/W ( oil in water) atau M/A (minyak
dalam air).
Adalah emulsi yang terdiri dari butiran minyak yang
tersebar kedalam air. Minyak sebagai fase internal
dan air sebagai fase external.
2. Emulsi tipe W/O ( water in oil ) atau A/M (air dalam
minyak)
Adalah emulsi yang terdiri dari butiran air yang
tersebar kedalam minyak. Air sebagai fase internal
dan minyak sebagai fase external.
Untuk mengetahui proses terbentuknya emulsi dikenal 4 macam teori ,
yang melihat proses terjadinya emulsi dari sudut pandang yang
berbeda-beda. Teori tersebut ialah :
1. Teori Tegangan Permukaan (Surface Tension)
Molekul memiliki daya tarik menarik antara molekul yang sejenis
yang disebut daya kohesi. Selain itu molekul juga memiliki daya tarik
menarik antara molekul yang tidak sejenis yang disebut daya adhesi.
Daya kohesi suatu zat selalu sama, sehingga pada permukaan suatu
zat cair akan terjadi perbedaan tegangan karena tidak adanya keseim
-bangan daya kohesi. Tegangan yang terjadi pada permukaan
tersebut dinamakan tegangan permukaan (surface tension).
Dengan cara yang sama dapat dijelaskan terjadinya perbedaan
tegangan bidang batas dua cairan yang tidak dapat bercampur
(immicible liquid). Tegangan yang terjadi antara dua cairan tersebut
dinamakan tegangan bidang batas (interfacial tension).
Semakin tinggi perbedaan tegangan yang terjadi pada
bidang mengakibatkan antara kedua zat cair itu
semakin susah untuk bercampur. Tegangan yang
terjadi pada air akan bertambah dengan penambahan
garam-garam anorganik atau senyawa elektrolit, tetapi
akan berkurang dengan penambahan senyawa organik
tertentu antara lain sabun (sapo).
2. Teori Orientasi Bentuk Baji (Oriented Wedge)
Setiap molekul emulgator dibagi menjadi dua
kelompok yakni :
Kelompok hidrofilik, yaitu bagian dari
emulgator yang suka pada air.
Kelompok lipofilik , yaitu bagian yang suka
pada minyak.
Masing-masing kelompok akan bergabung dengan
zat cair yang disenanginya, kelompok hidrofil
kedalam air dan kelompok lipofil kedalam minyak.
Setiap jenis emulgator memiliki harga keseimbangan yang
besarnya tidak sama.Harga keseimbangan itu dikenal dengan
istilah H.L.B. (Hydrophyl Lipophyl Balance) yaitu angka yang
menunjukkan perbandingan antara kelompok lipofil dengan
kelompok hidrofil .
Semakin besar harga HLB berarti semakin banyak kelompok
yang suka pada air, itu artinya emulgator tersebut lebih mudah
larut dalam air dan demikian sebaliknya.
3. Teori Interparsial Film
Teori ini mengatakan bahwa emulgator akan diserap pada
batas antara air dan minyak, sehingga terbentuk lapisan
film yang akan membungkus partikel fase disper.
Dengan terbungkusnya partikel tersebut maka usaha antara
partikel yang sejenis untuk bergabung menjadi terhalang.
Dengan kata lain fase disper menjadi stabil.
4. Teori electric double layer ( lapisan listrik rangkap)
Jika minyak terdispersi ke dalam air, satu lapis air yang
langsung berhubungan dengan permukaan minyak akan
bermuatan sejenis, sedangkan lapisan berikutnya akan
mempunyai muatan yang berlawanan dengan lapisan
didepannya.
Dengan demikian seolah-olah tiap partikel minyak dilindungi
oleh 2 benteng lapisan listrik yang saling berlawanan.
Benteng tersebut akan menolak setiap usaha dari partikel
minyak yang akan mengadakan penggabungan menjadi satu
molekul yang besar, karena susunan listrik yang menyelubungi
setiap partikel minyak mempunyai susunan yang sama.
Dengan demikian antara sesama partikel akan tolak-menolak ,
dan stabilitas emulsi akan bertambah.
Bahan pengemulsi (Emulgator)
1. Emulgator alam
Yaitu emulgator yang diperoleh dari alam tanpa proses yang rumit. Dapat
digolongkan menjadi tiga golongan yaitu :
Kekurangan :
a. Kurang praktis dan stabilitas rendah dibanding tablet.
b. Takaran dosis kurang teliti.
Terima Kasih