Anda di halaman 1dari 33

Emulsi

Sistem dua fase yang salah satu cairannya


terdispersi dalam cairan yang lain dalam
bentuk tetesan kecil.
(Farmakope Edisi IV)
Perbedaan Emulsi dan Suspensi

Emulsi Suspensi
Mengandung 2 zat yang tidak Umumnya 1 zat yang tak larut
tercampur
Cairan yang satu terdispersi dalam Zat yang tak larut dalam
cairan yang lain terdisperdi dalam cairan
pembawa
Mempunyai 2 tipe : O/W atau W/O Tidak terdapat tipe O/W atau
sebaliknya karena hanya
tergantung pelarut
Emulsi = Fase Air + Fase minyak

▪ Perlu distabilkan dengan emulgator untuk


mencegah koalesensi
Tujuan Pembuatan sediaan
emulsi:

▪ Membuat sediaan yang stabil dan rata dari


campuran dua cairan yang inkompatibel
▪ Membuat sediaan dengan rasa yang lebih enak
▪ Membuat sediaan yang mudah dicerna dan lebih
mudah diabsorbi
▪ Pada pemakaian topikal, untuk mendapatkan efek
emolien atau pelembut jaringan kulit yang lebih
baik, juga mengurangi iritasi pada kulit
Tujuan Pemakaian Emulsi:

▪ Untuk digunakan sebagai obat dalam (per oral).


Umumnya tipe O/W
▪ Untuk dipergunakan sebagai obat luar. Dapat
dibuat tipe O/W atau W/O tergantung pada
berbagai faktor seperti: sifat zat terapeutik yang
dimasukkan ke dalam sediaan emulsi, efek terapi
yang dikehendaki, keadaan permukaan kulit
Komponen Emulsi:

1. Fase Internal/ Fase dispers/ Fase diskontinu/ fase


terdispersi/ Fase dalam: zat cair yang terbagi bagi
menjadi butiran kecil didalam zat cair yang lain
2. Fase Eksternal/ Fase kontinu/ Fase pendispers/ fase
luar : zat cair dalam emulsi yang berfumgsi sebagai
bahan dasar (bahan pendukung) emulsi tersebut
3. Emulgator (Emulsifying agent)
4. Corrigen Saporis, Coloris, Odoris ???
5. Pengawet???
6. Antioksidan???
Penyebab ketidakstabilan
emulsi:

1. Creaming: Pemisahan emulsi menjadi beberapa lapis tetapi


bila digojog akan kembali (flokulasi dispers akan kembali)
2. Cracking/Breaking atau Koalesensi: Pecahnya emulsi yang
tidak akan kembali walaupun digojog
3. Invers: Perubahan tipe emulsi dari O/W ke W/O atau
sebaliknya
4. Flocculation atau Flokulasi adalah suatu peristiwa
berkumpulnya beberapa tetesan minyak tetapi tidak
membentuk tetesan minyak baru yang lebih besar seperti
pada peristiwa coalescence hingga mengakibatkan
distribusinya dalam emulsi tidak merata (tidak homogeny
lagi).
Tipe Emulsi:

▪ Tipe O/W  Emulsi yang terdiri dari butiran


minyak yang tersebar atau terdispersi kedalam air.
Minyak sebagai fase internal dan air sebagai fase
eksternal
▪ Tipe W/O  Emulsi yang terdiri dari butiran air
yang tersebar atau terdispersi kedalam minyak. air
sebagai fase internal dan minyak sebagai fase
eksternal
Berdasarkan Sumber Bahan
Dasarnya, dibedakan menjadi:

▪ Emulsi Vera (Emulsi Alam) Emulsi ini dibuat dari biji


atau buah, dimana terdapat disamping minyak
lemak juga emulgator yang biasanya merupakan
zat seperti putih telur. Emulsi yang dibuat dari biji
adalah Amygdala dulcis, Amigdala amara, Lini
semen, Curcubitae semen.
▪ Emulsi Spuria (Emulsi Buatan) Emulsi ini banyak
jenisnya, hal yang membedakan dengan emulsi
vera adalah emulgator yang digunakan adalah
bahan yang ditambahkan dari luar bukan berasal
dari yang bahan yang akan dijadikan emulsi
Metode Pembuatan Emulsi

1. Metode Kontinental/ Metode Gom kering


▪ Dikenal dengan metode 4:2:1
▪ 4 bagian minyak, 2 bagian air, 1 bagian gom
▪ Cara: Minyak + gom dicampur + 2 bagian air
sekaligus digerus segera dengan cepat, terus
menerus sampai terbentuk warna putih krim dn
bunyi “krek”
2. Metode Gom Basah/ Metode Inggris
▪ Menggunakan minyak: air: gom
perbandingannya 4:2:1
▪ Urutan pencamapuran berbeda dengan metode 1
▪ Cara: Gom+air dalam mortir. Minyak
ditambahkan sedkit demi sedikit perlahan-
lahan, aduk sampai minyak terelmusi
3. Metode Botol/ Botol Forbes
▪ Digunakan untuk membuat emulsi dengan minyak
menguap
▪ Cara: Gom diletakkan didalam botol kering + 2
bagian air, kocok dengan kuat dalam wadah
tertutup + minyak sedikit demi sedikit sambil
dikocok tiap tambahkan air
▪ Tidak cocok untuk minyak kental karena tidak
terkocok sempurna
Syarat Emulgator

▪ Dapat bercampur dengan bahan lain


▪ Tidak mempengaruhi tujuan terapi
▪ Stabil, tidak mudah terurai
▪ Tidak menimbulkan toksis
Macam-macam Emulgator

1. Emulgator dari tumbuh-tumbuhan


a. PGA (Pulvis Gummi Arabicum)/ Gom Arab/Gom Akasia
- Sangat baik untuk emulgator tipe O/W dan untuk per oral. Emulsi yang terbentuk
akan stabil dan kecepatan laju pengendapan kecil
- Untuk emulsi dengan minyak lemakPGA ½ x minyak lemak
- Untuk emulsi dengan kamfer, mentol, salol, parafin, lemak padat (cera), ekstrak
kental PGA sama berat
- Air sebagai pengemulsi (air corpus) 1,5x PGA
- Untuk emulsi dengan ol. Ricini karena memiliki gugus OH yang bersifat hidrofil
sehingga untuk membuat emulsi cukup dibutuhkan 1/3 nya saja. Contoh :  Oleum
amygdalarum
▪ Emulsi dengan balsamum peruvianum copaivae dan terebinthia laricinaDibuat dengan
PGA sebanyak 2x berat balsam. Bila disamping balsam terdapat pula minyak lemak
maka PGA yang digunakan adalah jumlah berat dari semua berat untuk balsem dan
separuh berat untuk minyak lemak
- Emulsi dengan minyak atsiri PGA sama beratnya
R/ Balsam Peru 5
Ol. Ricini 15
PGA qs
Sir simplek 10
m f emuls

PGA=(2x balsam peru)+(1/3 minyak lemak)


= (2 x 5) + (1/3 x 15)
= 10 + 5
= 15
 Air corpus= 1,5 x 15 = 22,5
▪ Keterangan:
- Balsam Peru tidak dapat dicampur minyak lemak
selain ol. Ricini
- Cara pembuatan emulsi: minyak lemak + PGA
diaduk, + air corpus sedikit demi sedikit sampai
terbentuk emulsi + balsam peru dan diaduk + sisa
air
b. Pulvis Gummosus digunakan 4x PGA dan Air
corpus 7x PGS
c. Tragantha  air untuk air corpus 20x tragantha
d. CMC 0,5-1%
e. Chondrus digunakan untuk menutupi rasa pada
emulsi minyak ikan
f. Agar-agar1-2%
2.Emulgator Alam dari hewan
a. Vitellum Ovi atau Kuning telur membentuk
tipe O/W dapat mengemulsikan minyak lemak 4x
beratnya dan minyak menguap 2x beratnya.

b. Adeps Lanae membentuk tipe W/O, untuk


obat luar
3. Emulgator dari Tanah Mineral
a. Mg Almembentuk tipe O/W dan membentuk
emulsi obat luar

b. Bentonit 5% dari jumlah emulsi


4. Emulgator Sintesis
a. Sapo membentuk tipe O/W (Sapo Kalium),
membentuk tipe W/O (Sapo Kalsium)
b. Tween 20,40, 60,80
c. Span 20, 60, 80
Cara membedakan tipe emulsi

1. Pengenceran fase
Setiap emulsi dapat diencerkan dengan fase
externalnya. Dengan prinsip tersebut, emulsi o/w
dapat diencerkan dengan air sedangkan emulsi tipe
w/o dapat diencerkan dengan minyak

2. Pengecatan/ pemberian warna


Emulsi + larutan sudan III akan memberi warna merah
pada emulsi tipe o/w, karena sudan III larut dalam
minyak
Emulsi + larutan methilen blue dapat memberi warna
biru pada emulsi tipe w/o karena larutan methilen
blue larut dalam air
3. Kertas saring
Bila emulsi diencerkan dan diteteskan pada kertas
saring, kertas saring menjadi basah maka tipe
emulsi o/w dan bila timbul noda minyak pada
kertas saring maka tipe emulsi w/o
4. Konduktivitas listrik
Alat yang dipakai adalah kawat dan stop kontak,
kawat dengan K1/2 watt lampu neon ¼ watt semua
dihubungkan secara seri. Lampu neon akan
menyala bila elektroda dicelupkan dalam cairan
emulsi tipe o/w dan akan mati bila dicelupkan pada
emulsi tipe w/o
Teori Pembentukan Emulsi
1. TEORI TEGANGAN PERMUKAAN (Surface tension)
Molekul memilki daya tarik menarik antara molekul yang sejenis yang disebut sebagai
daya kohesi, selain itu molekul juga memiliki daya tarik menarik antara molekul yang
tidak sejenis yang disebut daya adhesi
Daya kohesi suatu zat selalu sama, sehingga pada permukaan suatu zat cair akan tejadi
perbedaan tegangan karena tidak adanya keseimbangan daya kohesi. Tegangan yang
terjadi pada permukaan tersebut dinamakan dengan tegangan permukaan (surface
tension)
Dengan cara yang sama dapat dijelaskan terjadinya perbedaan tegangan bidang batas
dua cairan yang tidak dapat bercampur (immicible liquid). T egangan yang terjadi
antara 2 (dua) cairan tersebut dinamakan tegangan bidang batas (interfacial film).
Semakin tinggi perbedaan tegangan yang terjadi pada bidang batas mengakibatkan
antara kedua zat cair itu semakin susah untuk bercampur. Tegangan yang terjadi pada
air akan bertambah dengan penambahan garam anorganik atau senyawa elektrolit,
tetapi akan berkurang dengan penambahan senyawa organik tertentu antara lain
sabun (sapo)
Teori ini dikatakan bahwa penambahan emulgator yang akan menurunkan tegangan
yang terjadi pada bidang batas sehingga antara kedua zat cair tersebut akan mudah
bercampur.
Semakin besar tegangan permukaan, semakin tinggi tegangan bidang batasnya,
sehingga jika semakin tinggi tegangan bidang batasnya, maka semakin sulit untuk
bercampur
2. TEORI ORIENTASI BENTUK BAJI (Oriented wedge)
Setiap molekul emulgator dibagi menjadi 2 (dua) kelompok:
a. Kelompok hidrofilik, yaitu dari emulgator yang suka pada air
b. Kelompok lipofilik, yaitu dari emulgator yang suka pada minyak
Semua jenis emulgator yang memiliki harga keseimbangan yang
besarnya tidak sama. Harga keseimbangan dikenal dengan istilah
hidrofil lipofil balance (HLB), Yaitu angka yang menunjukkan
perbandingan antara kelompok lipofil dengan kelompok hidrofil

HARGA HLB K E G U N A A N
1 – 3 Anti foaming agent
4 – 6 Emulgator tipe w/o
7 – 9 Bahan pembasah ( wetting agent)
8 – 18 Emulgator tipe o/w
13 – 15 Detergent
10 – 18 Kelarutan (solubilizing agent)
( X  HLBb )
A% b x100 %
HLBb  HLBa

B% a = (100%-A%)
▪ X= Harga HLB yang diminta (HlB butuh)

▪ A= Harga HLB tinggi

▪ B= Harga HLB rendah

(B1 x HLB1) + (B2 x HLB2) = B campuran x HLB campuran

B= Berat emulgator capuran Span dan Tween


B1= Berat emulgator Span
B2= Berat emulgator Tween
Contoh Soal:
3. TEORI INTERPARSIAL FILM
Emulgator pada teori ini skan diserap pada batas antara
air dan minyak terbentuk lapisan film
Untuk memberikan stabilitas maksimum pada emulsi,
syarat emulgator yang dipakai:
a. Dapat membentuk lapisan film yang kuat tapi lunak
b. Jumlah cukup untuk menutup semua permukaan
partikel fase dispers
c. Dapat membentuk lapisan film dengan cepat dan
dapat menutup semua permukaan partikel dengan
segera
Teori ini emulgator akan menyelubungi fase dispers
Mayoritas tipe emulsi yang dibentuk adalah o/w
4. TEORI ELECTRIC DOUBLE LAYER (Lapisan listrik rangkap)
Teori ini tanpa adanya emulgator
Jika minyak terdispers ke dalam permukaan air, lapisan air
yang langsung berhubungan dengan permukaan minyak akan
bermuatan sejenis, sedangkan lapisan berikutnya akan
mempunyai muatan yang berlawanan dengan lapisan
didepannya. Dengan demikian seolah-olah partikel minyak
dilindungi oleh 2 benteng lapisan listrik yang saling
berlawanan.
Terjadinya muatan listrik disebabkan oleh salah satu dari ke
tiga cara di bawah ini,
a. Terjadinya ionisasi dari molekul pada permukaan partikel
b. Terjadinya absorbsi ion oleh partikel dari cairan disekitarnya
c. Terjadinya gesekan partikel dengan cairan disekitarnya
Terimakasih

Selamat Belajar

Anda mungkin juga menyukai