KONSEP DASAR SEDIAAN EMULSI

PRAKTIKUM TEKNOLOGI LIQUID

Emulsi adalah sistem 2 fase yang merupakan gabungan
2 cairan yang tidak tercampurkan, dimana salah
satunya terdispersi dalam cairan lainnya dalam bentuk
globul-globul yang mempunyai ukuran sama atau lebih
besar daripada partikel koloidal terbesar.

Ukuran Globul Emulsi

TPC, hal 82 : 0,1 mikrometer - 100 mikrometer
Martin 487 : 0,1 – 10 mikrometer;
 Definisi Emulsi
• Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu
cairannya terdispersi dalam cairan yang lain, dalam
bentuk tetesan kecil.

• Jika minyak terdispersi dalam air, sistem ini disebut

emulsi minyak dalam air (oil in water)
Zat terdispersi : minyak, Zat pendispersi : air

• Jika air terdispersi dalam minyak, sistem ini disebut

emulsi air dalam minyak (water in oil)
Zat terdispersi : air, Zat pendispersi : minyak
Berdasarkan penampilan fisiknya :

• Emulsi cair : emulsi cair

• Emulsi setengah padat : krim

 Dasar teori
• Pada dasarnya minyak dan air adalah dua zat cair yang tidak
bisa menyatu.
• Oleh karena itu, untuk membentuk emulsi (campuran minyak
air yang menyatu) perlu ditambahkan bahan pengemulsi
(emulgator) yang dapat menstabilkan/menyatukan air dan
minyak tetap homogen tidak memisah
• Emulgator menstabilkan dengan cara menurunkan tegangan
permukaan antara kedua fase (interacial tension) sehingga
keduanya mudah menyatu membentuk emulsi
Emulsi bisa homogen dengan penambahan emulgator
Surfactan = Surface Active Agent
• Pada dasarnya emulgator adalah surfaktan yang
memiliki dua gugus, satu gugus hidrofilik yang
bersifat polar dan satu gugus lipofilik yang bersifat
nonpolar. Griffin mengembangkan konsep HLB
(Hydrophilic Lipophilic Balance) untuk menentukan
jenis emulsifier apa yang cocok digunakan pada
suatu sistem emulsi. HLB menggambarkan rasio berat
gugus hidrofilik dan lipofilik didalam molekeul
emulsifier.
 Tipe Emulsi
1. Emulsi O/W
Butiran minyak terdispersi/tersebar ke dalam air. Setelah
tercampur, fase internal zat tersebut adalah minyak, dan fase
eksternalnya adalah air

2. Emulsi W/O
Butiran air tersebar ke dalam minyak. Fase internal zatnya adalah
air, sementara fase eksternalnya adalah minyak
 Tipe emulsi
 Ditentukan oleh Jenis emugator
Bila ingin membuat emulsi tipe m/a (o/w)
Pilih emulgator yang larut air

Bila ingin membuat emulsi tipe a/m, gunakan

emulgator yang larut minyak

 Ditentukan perbandingan volume minyak atau air

Bila fase air lebih banyak daripada fase minyak,
membentuk emulsi m/a,
dan sebaliknya
 Uji tipe emulsi
 Pengenceran
 Pemberian Warna
 Kertas Saring
 Konduktivitas Listrik
 Metode Pengenceran

 Hanya dapat digunakan untuk menguji emulsi cair

saja. (Lachman dysp hal 201)

 Bila Emulsi ketika ditambah/diencerkan dengan air

tetap membentuk emulsi homogen = tipe emulsi m/a

 Bila n emulsi tidak dapat diencerkan dengan air (bila

ditambah air, air akan memisah tdk bs menyatu ) =
tipe emulsi a/m
 Metode zat warna

Jika emulsi dicampur dengan pewarna yang larut air

(mis. Metilen blue, Amaranth) lalu dilihat dibawah
mikroskop, maka apabila air terlihat berwarna biru, dan
ada butiran kecil yg tdk berwarna = m/a

Emulsi A/M : jika dicampur dengan pewarna larut

minyak (mis. Sudan III) lalu dilihat di bawa mikroskop,
maka fasa kontinu/fasa pendispersinya akan terlihat
berwarna merah
EMULSI M/A DITAMBAH
METILEN BLUE

EMULSI A/M
DITAMBAH SUDAN III
 Formula Sediaan Emulsi

Sebelum menyusun formula harus diketahui dahulu:

a. Sifat-sifat fisika dan kimia zat berkhasiat

b. Penggunaan emulsi (obat luar atau obat dalam)
c. Tipe emulsi (M/A atau A/M)
 Formula Emulsi
Formula umum sediaan emulsi:
a. Zat aktif
Harus dilihat:
Sifat fisika (kelarutan, titik leleh, sifat aktif permukaan,pH).
Sifat kimia (antaraksi kimia).
Stabilitas (cahaya, panas, oksidasi-reduksi, hidrolisa).

b. Pembawa (minyak dan air)

Pemilihan fase minyak tergantung pada pertimbangan:
Jenis minyak: minyal alam/sintetik
Konsistensi minyak: encer/padat
Rasa
c. Emulgator
d. Zat pengawet
e. Bahan tambahan lain sesuai kebutuhan: antioksidan, pemanis, pewangi, pewarna,
dapar, anti busa, dll.
Formula Sediaan emulsi
 Jenis Emulgator berdasarkan mekanisme kerja
a. Gol. Surfaktan
Macam surfaktan berdasarkan struktur kimia:
Surfaktan Anionik Contoh : Na-lauril sulfat, Na-oleat, Na-stearat
Surfaktan Kationik Contoh : Zehiran klorida, Setil trimetil
amonium bromida
Surfaktan Non Ionik Contoh : Tween-80, Span-80
• Macam surfaktan berdasrkan nilai HLB (Hidrophyl-
Lipophyl-Balance)
b. Golongan koloid hidrofil
Emulgator ini membentuk lapisan film
multimolekuler disekeliling globul yang terdispersi.
Lapisan film yang dibentuk bersifat rigid dan kuat.
Selain itu golongan ini juga bersifat mengembang
dalam air sehingga dapat meningkatkan viskositas
sediaan yang sekaligus akan meningkatkan kestabilan
emulsi.
Contoh : acasia, tragakan, CMC, tylosa.
c. Golongan zat terbagi halus
Emulgator ini membentuk lapisan film mono dan
multimolekuler, oleh adanya partikel halus yang
teradsorpsi pada antar permukaan kedua fasa.
Contoh: bentonit, veegum.
 Jenis emulgator berdasarkan sumbernya:
a. Bahan alam (Natural Product)
-Polisakarida: acasia (gom arab), tragakan, Na-alginat,
-Starch/amilum, caragen, pektin dan agar.
Senyawa yang mengandung sterol: Beeswax, Wool-fat.

b. Polisakarida Semisintetik Contoh: Metyl selulosa, Na-

Carboxymethylselulosa (CMC).

c. Emulgator sintetik : Surfaktan, sabun &alkali alkohol (cetyl

alkohol, glyceril), carbowaxes (PEG), lesitin (fosfolipid)
Cara Pembuatan Emulsi