PENDAHULUAN
Emulsi adalah sistem dua fase yang salah satu cairannya terdispersi
dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil. Jika minyak yang
sistem ini disebut emulsi air dalam minyak. Sebaliknya, jika air atau
larutan air yang merupakan fase terdispersi dan minyak atau bahan seperti
minyak merupakan fase pembawa, sistem ini disebut sistem emulsi air
dalam minyak.
besar dan akhirnya menjadi satu fase tunggal yang memisah. Bahan
permukaan antara tetesan dan fase eksternal, dan dengan membuat batas
mengandung dua zat yang tidak tercampur, biasanya air dan minyak, di
mana cairan yang satu terdispersi menjadi butir-butir kecil dalam cairan
yang lain.
membentuk dua lapisan air dan minyak yang terpisah. Zat pengemulsi
yang stabil. Sebagai emulgator agar-agar dilarutkan dulu dalam air panas
dan dibiarkan sehari semalam lalu didihkan lagi. Dalam air dingin agar-
agar tidak larut tetapi mengembang dan larutannya 0,5% agar-agar masih
berupa selai.
PGA, Span dan Tween, Tragacantha. Setelah dibuat larutan lalu dibuat
di sekeliling butir-butir tetesan yang terdispersi dan film ini berfungsi agar
terpisah. Terbentuk dua macam tipe emulsi yaitu wemulsi tipe M/A di
mana tetes minyak terdispersi dalam fase air dan tipe A/M di mana fase
intern adalah air dan fase extern adalah minyak. Zat pengemulsi adalah
pembuatan emulsi
emulsi
1.3 Prinsip Percobaan
TINJAUAN PUSTAKA
mengandung dua zat yang tidak tercampur, biasanya air dan minyak, di
mana cairan yang satu terdispersi menjadi butir-butir kecil dalam cairan
yang lain.
membentuk dua lapisan air dan minyak yang terpisah. Zat pengemulsi
yang stabil. Sebagai emulgator agar-agar dilarutkan dulu dalam air panas
dan dibiarkan sehari semalam lalu didihkan lagi. Dalam air dingin agar-
agar tidak larut tetapi mengembang dan larutannya 0,5% agar-agar masih
berupa selai.
di sekeliling butir-butir tetesan yang terdispersi dan film ini berfungsi agar
terpisah. Terbentuk dua macam tipe emulsi yaitu wemulsi tipe M/A di
mana tetes minyak terdispersi dalam fase air dan tipe A/M di mana fase
intern adalah air dan fase extern adalah minyak. Zat pengemulsi adalah
a. Komponen dasar
Terdiri dari:
Fase dispers/ fase internal/ fase diskontinue yaitu zat cair yang
Fase kontinue/ fase exsternal/ fase luar yaitu zat cair dalam emulsi
tersebut.
menstabilkan emulsi.
b. Komponen tambahan
dalam air. Emulsi ini dapat diencerkan dengan air dan disebut
paling pekat akan berada di sebelah atas atau disebelah bawah tergantung
bebas permukaan saja, tetapi juga karena tidak semua globul terlapis oleh
proses lebih lanjut dari koalesen dimana kedua fasa terpisah menjadi dua
cairan yang tidak bercampur. Kedua fenomena ini tidak dapat diperbaiki
dengan pengocokan.
faktor yang penting untuk diperhatikan karena mutu dan kestabilan suatu
terdispersinya.(Duin, 1954).
terdiri dari air dan minyak, maka gugus polar akan terarah ke fasa air
yang memiliki gugus polar lebih kuat akan cenderung membentuk emulsi
minyak dalam air, sedangkan bila gugus nonpolar yang lebih kuat maka
akan membentuk emulsi air dalam minyak. Oleh karena itu diperlukan
beras
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol 95%
METODE KERJA
1. Gelas kimia
2. Gelas ukur
3. Cawan porselin
4. Pengaduk elektrik
5. Termometer
6. Penengas
7. Stopwatch
1. Paraffin
2. Tween 60
3. Span 60
4. Air suling
Tween 60
Span 80
Air suling add 100 g
110 ml
berisi span 60
5. Lebur tween dan span di atas penangas air sampai mencapai suhu 60oC.
6. Setelah kedua fase mencapai 60oC pemanasan dihentikan, lalu kedua fase
dicampurkan dengan menuang fase minyak kedalam fase air lalu diaduk
1. Data pengamatan
3. - 1 56 39 7 1
5. 1 2 57 42 8 2
Kelompok 1
Kelompok 2
Perlakuan
HLB
HLB 5 HLB 10 HLB 5 HLB 10 HLB 12
12
Emulsi yang stabil dapat terjadi apabila ada kesetaraan antara HLB
surfaktan dan HLB butuh minyak. HLB butuh minyak adalah HLB
karakteristik yang menurut grifin setara dengan HLB surfaktan yang dapat
(Tween 60) dan emulgator tipe minyak (span 60), meskipun kadang-
yang dicampur dengan span 60, sedangkan sebagai fase air adalah air
dicampur dengan span 60, sedangkan air suling yang dicampur dengan
yang dilakukan sebanyak 5 kali, tujuannya selain agar emulsi lebih cepat
sehingga emulsi yang terjadi nantinya akan lebih homogen. Dalam hal ini
hasilnya disimpan dalam gelas ukur dan diamati selama 5 hari berturut-
turut dari segi penampakan fisik dari emulsi, baik itu dari perubahan
Dari hasil pengamatan selama 5 hari, rata rata emulsi bersifat stabil
dan ada yang tidak stabil pada HLB 5 dan 10 pada penggocokan . Pada
densitas fase terdispersi lebih kecil dari fase kontinu, yang umumnya
terjadi karena faktor lumpang dan alu yang kurang panas saat penggerusan
atau juga karena proses penggerusan yang kurang kuat dan penambahan
RHLB Parafin untuk emulsi O/W adalah 10, dan RHLB Parafin untuk
Emulsi W/O adalah 4. Karena semua emulsi yang dibuat merupakan tipe
O/W maka seharusnya Emulsi yang stabil kita dapatkan dari HLB butuh
10. Namun pada percobaan nilai F yang paling mendekati 1 ada pada
emulsi dengan HLB 6. Hal itu mungkin terjadi dikarenakan kesalahan dari
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
spannya : 2,402 dan HLB butuh dari 12 : 4,294 dan nilai spannya : 1,706.
diambil selama 5 hari, rata rata emulsi bersifat stabil dan yang tidak stabil
pada HLB 5 dan 10 pada penggocokan . Pada HLB 5, 10, dan 12 terjadi
kecil dari fase kontinu, yang umumnya terjadi pada emulsi O/W.
V.2 Saran
Anief, Moh. 2000. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Anonim. 2009. Ilmu Resep Jilid II. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
N
Dihitung HLB
tween dan span
Ditimbang
Dipanaskan pada
suhu 70 0 C
Digabung
dimixer
Dimasukkan
Diamati selama 5
hari
1. HLB butuh 5(4%)
4
Wtotal = 100 × 100𝑔 = 4 𝑔
Tween60 + Span 60 = 4
a + Span 60 = 4
Span 60 = 4-a
20-18,8 = 10,2 a
1,2
a = 10,2
a = 0,117 g (Tween60)
Span60 = 4-a
= 4-0,117
= 3,883 g
Untuk 150 mL
150
Tween60 = 100 × 0,117g = 0,1755g
150
Span60 = 100 × 3,883g = 5,824g
150
Paraffin = 100 × 20 g= 30g
1. HLB butuh 10(5%)
5
Wtotal = 100 × 100𝑔 = 5 𝑔
Tween60 + Span 60 = 5
a + Span 60 = 5
Span 60 = 5-a
50-23,5 = 10,2 a
26,5
a = 10,2
a = 2,59 g (Tween60)
Span60 = 5-a
= 5-2,5
= 2,40g
Untuk 150 mL
150
Tween60 = 100 × 2,59g = 3,885g
150
Span60 = 100 × 2,40g= 3,6g
150
Paraffin = 100 × 20 g= 30g
Tween60 + Span 60 = 6
a + Span 60 = 6
Span 60 = 6-a
72-28,2 = 10,2 a
43,8
a = 10,2
a = 4,294 g (Tween60)
Span60 = 6-a
= 6-4,294g
= 1,705 g
Untuk 150 mL
150
Tween60 = 100 × 4,294g= 6,441g
150
Span60 = 100 × 1,705g= 2,557g
150
Paraffin = 100 × 20 g= 30 g