EMULSI
I. TUJUAN
Mengetahui dan menguasai pembuatan sediaan emulsi.
Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat,
terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau
surfaktan yang cocok (Anief, 2004: 132).
Emulsi adalah sistem dua fase yang salah satu cairannya tedispersi dalam
cairan lain dalam bentuk tetesan kecil (Dirjen POM, 1995: 6).
Emulsi merupakan sediaan yang mengandung dua zat yang tidak tercampur
biasanya mengandung air dan minyak, dimana cairan yang saat terdispersi
menjadi butir-butir kecil dalam cairan lain
Bahan
1. Minyak ikan
2. Air
3. Sirup simplex
4. Aquadest
IV. FORMULASI
R/ Minyak ikan 20 ml
Air 10 ml
PGA 5 ml
Aqua ad 100 ml
I. Pemerian Bahan
1 . Minyak ikan ( Oleum Iecoris Aselli )
Pemerian : Cairan, kuning pucat, bau khas, agak manis, tidak
tengik, rasa khas.
Kelarutan : Sukar larut dalam etanol (95%), mudah larut dalam
kloroform, dalam eter, dan dalam eter minyak tanah.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh, terlindung
dari cahaya
Khasiat : Sumber Vitamin A dan vitamin D
(Farmakope Indonesia, Ed III Hal : 457)
2 . Air
Rumus molekul : H2O
Berat molekul : 18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
mempunyai rasa.
Khasiat : Pelarut
Pnyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Dimasukan PGA dan air untuk PGA ke dalam mortir lalu gerus
sampai terbentuk mucilago
R/ Minyak ikan 20 ml
Air 10 ml
PGA 5 ml
Sirup simplex 20 %
Aqua Ad 100 ml
Oleum Iecoris = 20 ml
Air = 10 ml
PGA = 5 ml 5 gr
Air untuk PGA = 1,5 x 5 = 7,5 ml 8 ml
Sisa Air = 10 ml – 8 ml = 2 ml
Sirup Simpex = 20/100 x 100 = 20 ml
Aquadest ad 100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi Ke-IV. Jakarta: Depkes RI.
Martin, A., Swarbrick, J., & Cammarata, A. (1993). Farmasi fisik jilid II (Edisi 3).
Penerjemah: Joshita Djajadisastra. Jakarta: Universitas Indonesia Press.