Anda di halaman 1dari 5

1.

Pengerian emulsi
Jawab:
a. Emulsi adalah suatu dispers dimana suatu fase terdispers terdiri dari bulatan-bulatan
kecil zat cair yang terdistribusikan ke seluruh pembawa yang tidak bercampur. Dalam
batasan emulsi, fase terdispers dianggap sebagai fase dalam dan medium pendispers
dianggap sebagai fase luar atau fase kontinu (Yamlean, P, 2020).
b. Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan bat cait atau larutan obat, terdispersi
dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atu surfaktan yang ccok
(Hisprastin, 2018).

2. Sebutkan keuntungan dan kerugian sediaan emulsi


Jawab:

a. Keuntungan sediaan emulsi yaitu emulsi memiliki derajat elegansi tertentu dan
mudah dicuci bila diinginkan. Pembuat formulasi dapat mengontrol penampilan,
viskositas dan derajat minyak (greasiness). Kerugian sediaan emulsi adalah
kecenderungan biaya yang penting daripada preparat fase tunggal, sebagian besar
lemak dan pelarut untuk lemak yang dimaksudkan untuk pemakaina ke dalam tubuh
manusia, relative memakan biaya (Fatmawaty, 2015).
b. Keuntungan dari sediaan emulsi adalah memiliki daya tahan yang sangat baik,
bersifat teurapetik dan kemampuan menyabar konstituen lebih meningkat, rasa dan
baunya dapat ditutupi. Kerugian sedian emulsi adalah sediannya kurang praktis dan
mempunyai stabilitas yang rendah (Hisprastin, 2018).

3. Tipe2 emulsi
Jawab:
a. Menurut (Yamlean, P. 2020) berdasarkan fase terdispersinya emulsi terdiri atas:
 Tipe minyak dalam air (M/A atau O/W)
 Tipe air dalam minyak (A/M atau W/O)
b. Menurut Widya, D, R, dkk(2017) Tipe emulsi yaitu:
 Minyak sebagai fase yang terdispersi dalam minyak
Ttipe emulsi ini disebut sebagai minyak di dalam air seringkali dituliskan
sebagai oil in water (O/W). Contoh tipe emulsi ini adalah susu, dimana
minyak/lemak terdispersi di dalam air bersama komponen yang lainnya yaitu
karbohidrat dan protein.
 Air sebagai fase terdispersi dalam minyak
Tipe emulsi ini adalah air di dalam minyak dan dituliskan water in oil (W/O).
Contoh produk pangan dengan tipe emulsi ini adalah mentega, margarin, dan
mayonaise, pengemulsi yang digunakan dapat berupa lesitin.

4. Sebutkan jenis-jenis zat pengemulsi


Jawab:
a. Menurut (Elmitra, 2017)
Emulsi bahan alami : gom, polisakarida, saponin
Emulsi bahan buatan : Monosakarida
b. Menurut (Widya, D, R, dkk, 2017)
Emulsifyer alami : Telur, Kuning dan putih telur, Gelatin dan kedelai
Emulsifyer buatan :Monogliserida, misalnya gliseril monostreat.

5. Jelaskan bagaimana pengerjaan minimal 3 zat pengemulsi


Jawab:
• Ada 3 cara pembuatan sediaan emulsi yaitu: 1. Metode continental, yaitu
membuat emulsi primer terlebih dahulu dengan perbandingan minyak:air:emulgator=
4:2:1. Caranya sebagai berikut: masukkan emulgator/gom dalam mortar tambahkan
minyak, aduk cepat hingga tercampur baik. Tambahkan sekaligus air aduk cepat hingga
terbentuk dan lain-lain dilarutkan dalam sedikit fase luar baru dicampur dengan emulsi
utama. 2. Metode Inggris prosesnya lama, cocok untuk membuat emulsi dari minyak-
minyak yang sangat kental. 3. Metode botol, kocok satu bagian emulagator kering
dimasukkan dalam botol dan tambahkan 2 bagian minyak atsiri kocok hingga terbentuk
emulsi. Tambahkan fase luar sisa sedikit demi sedikit, kocok setiap penambahan
(Paulina, V, Y,2020).
• Tidak ada teori emulsifikasi yang umumnya karena emulsi dapat dibuat dengan
beberapa tipe zat pengemulsi yang masing-masing berbeda tergantung pada cara
kerjannya dengan prinsip yang berbeda. Untuk mencari suatu produk yang stabil untuk
suatu teori yang berarti sanggup menerangkan kestabilan produk. Tipe emulsi yang
terbentuk maka kita lihat apa yang terjadi. Jika dua cairan yang tidak dapat bercampur
dikocok bersama sehingga satu dari cairan tersebutterdisperesi menjadi tetes-tetes di
dalam cairan lainnya kecuali dalam hal emulsi minyak dalam air yang sangat encer
(Fatmawati, dkk.2015).
6. Jenis-jenis pengemulsi
Jawab:
7. Tahap-tahap preparasi emulsi
Jawab:
• Sebelum menyusun sediaan emulsi harus diketahui dahulu preparasi emulsi yaitu
sifat fisik dan kimia zar berkhasiat, pengguaan emulsi( obat luar atau obat dalam), tipe
emulsi(M/A atau A/M) dan konsistensi emulsi(Paulina, V, Y,2020)
8. Jelaskan metode pembuatan emulsi menggunakan
Jawab:
a. Metode gom kering
- Metode gom kering (dry gum method) atau juga dikenal sebagai 4;2;2 metode
karena setiap 4 bagian (volume) minyak, 2 bagian air, dan 1 bagian gom
ditambahkan dalam pembuatan dasar emulsi. Emulsifying agent dicampurkan ke
dalam minyak sebelum ditambahkan air ( Hisprastin, Y dan Nuwanda, R, 2018).
- Dalam metode gom kering, zat pengemulsi (biasanya gom arab) dicampur dengan
minyak terlebih dulu, kemudian ditambahkan air untuk membentuk korpus
emulsi, baru diencerkan dengan sisa air yang tersedia (Syamsuni,2016).
b. Metode gom basah
- Metode gom basah (wet gum method) memiliki proporsi sama untuk minyak, air,
dan gom yang digunakan dalam dry gum method, tetapi urutan pencampurannya
berbeda. Emulsifying agent ditambhakan ke dalam air (dimana dapat terlarut)
untuk membentuk muchilago, kemudian secara perlahan minyak akan tergabung
membentuk emulsi ( Hisprastin, Y dan Nuwanda, R, 2018).
- Metode gom basah, zat pengemulsi ditambahkan ke dalam air ( zat pengemulsi
umumnya larut dalam air) agar membentuk suatu musilago,kemudian perlahan-
lahan minyak dicampurkan untuk membentuk emulsi, kemudian diencerkan
dengan sisa air (Syamsuni, 2016)
c. Metode botol
- Metode botol (forbes bottle method) digunakan untuk minyak yang mudah
menguap atau kurang kental ( Hisprastin, Y dan Nuwanda, R, 2018).
- Metode botol digunakan untuk pembuatan emulsi dari minyak menguap dan
minyak-minyak tidak kental lainnya ( Fatmawaty,A, dkk, 2019).

d. Metode pembuatan dengan tragakan


- Tragakan dibuat korpus emulsi dengan menambahkan air sekaligus sebanyak 20x
berat tragakan (Syamsuni, 2016).
DAFTAR PUSTAKA

Elmira.(2017). Dasar-Dasar Farmasetika Dan Sediaan Semi Solid. Yogyakarta: Deepublish.

Fatmawaty, A, dkk. (2019). Teknologi Sediaan Farmasi. Yogyakarta: Deepublish Publisher.

Hisprastin, Y dan Nuwanda, R. (2018). Perbedaan Emulsi dan Mikroemulsi Pada Minyak
Nabati. Bandung : Fakultas Farmasi Universitas Padjajaran.

Syamsuni. (2016). Ilmu Resep. Jakarta: EGC.

Widya, D, R, dkk. (2017) Kimia Fisik Pangan. Malang: UB Press

Yamlean, P. (2020). Buku Ajar Farmasetika. Klaten : Lakaeisha.

Anda mungkin juga menyukai