Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM XIII

FTS OBAT TRADISIONAL


“PEMBUATAN SEDIAAN SALEP DAN UJI KUALITASNYA”

DI SUSUN OLEH :
NAMA : REVINA DWINANDA PRATIWI
NIM : 18.71.019328
KELAS : FARMASI B

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA


PRODI DIII FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
2021
Judul : Pembuatan sediaan salep dan uji kulitasnya
Hari/tanggal : Sabtu, 16 Januari 2021
Tujuan Praktikum : Mahasiswa mampu membuat sediaan salep dari simplisia tumbuhan dan mengetahui uji kualitasnya

I. PEMBAHASAN

HASIL TEORI PEMBAHASAN KESIMPULAN


PENGAMATAN
(+FOTO)
Uji organoleptis : Salep (unguents) adalah Sediaan salep yang dibuat Berdasarkan hasil penelitian
preparat setengah padat untuk dilakukan uji mutu sediaan yaitu dapat disimpulkan bahwa :
pemakaian luar. Preparat farmasi uji organoleptik agar dapat 1. Ekstrak etanol daun Kelor
setengah padat seperti salep, mengetahui bentuk, warna dan dapat diformulasikan sebagai
sering memerlukan penambahan bau. Dari hasil yang didapatkan sediaan salep antibakteri.
pengawet kimia sebagai pada semua formula 2. Sediaan salep ekstrak daun
antimikroba, pada formulasi menghasilkan hasil yang sama Kelor untuk uji organoleptik, uji

Uji homogenitas : untuk mencegah pertumbuhan yaitu memiliki bentuk setengah pH dan uji daya sebar sudah
mikroorganisme yang padat, warna hi.jau kehitaman, memenuhi persyaratan ujimutu
terkontaminasi. Pengawet ini serta memiliki bau khas ekstrak sediaan sedangkan uji
termasuk hidroksibenzoat, fenol- Uji homogenitas dilakukan homogenitas belum memenuhi
fenol, asam benzoat, asam sorbat, dengan tujuan untuk melihat persyaratan.
garam amonium kuartener, dan bahan-bahan dari sediaan salep
campuran - campuran lain. tercampur dan tersebar menjadi
Preparat setengah padat homogen. Hasil yang didapatkan
Uji pH : menggunakan dasar salep yang pada semua formula ialah tidak
mengandung atau menahan air, homogen, hal ini tidak sesuai
yang membantu pertumbuhan dengan persyaratan yang telah
mikroba supaya lebih luas ditentukan oleh Farmakope edisi
daripada yang mengandung III.
sedikit uap air, dan oleh karena Uji pH dimaksudkan untuk

Uji daya sebar : itu merupakan masalah yang mengetahui sifat dari salep dalam
lebih besar dari pengawetan pengunaannya pada kulit.
(Chaerunnisa, 2009). Sehingga aman untuk digunakan,
Salep dasar adalah zat karena pH yang terlalu asam
pembawa dengan massa lembek, dapat mengiritasi kulit sedangkan
mudah dioleskan, umumnya pH yang terlalu basa dapat
berlemak, dapat digunkan bahan membuat kulit bersisik
yang telah mempunyai massa (Tranggono dan Latifa, 2007).
lembek atau zat. Zat padat yang Hasil yang didapatkan pada
terlebih dahulu diubah menjadi seluruh formula sama yaitu
massa yang lembek. Jika dalam memiliki pH 5, hal ini telah
komposisi tidak dosebutkan salep sesuai dengan dengan literatur
dasr, sebagai salep dasar dapat yaitu nilai Ph kulit sebesar 4,5-6,5
digunakan vaselin putih. Jika (Naibaho et al., 2013)
dalam komposisi disebutkan
“salep asar yang cocok” Pengujian daya sebar untuk
pemilihan salep dasar yang setiap sediaan salep dilakukan
dikehendaki harus disesuaikan untuk melihat kemampuan
dengan sifat obatnya dan tujuan sediaan menyebar pada kulit,
penggunaannya (Formularium dimana suatu dasar salep
Nasional. Edisi II.1978). sebaiknnya memiliki daya sebar
Dasar salep kecuali yang baik untuk menjamin
dinyatakan lain, sebagai bahan pemberian bahan obat yang
dasar digunakan vaselin putih. memuaskan. Hasil yang
Tergantung dari sifat bahan obat didapatkan pada formulasi F1,
dan tujuan pemakaian, dapat F2, dan F3, telah memenuhi
dipilih salah satu bahandasar syarat yang mengatakan diameter
berikut (F.I edisi III.1979). daya sebar yang baik adalah 5-
 Dasar salep senyawa 7cm (Novita et al., 2017)
hidrokarbonvaselin putih,
vaselin kuning atau
campurannya denganmalam
putih, dengan malamkuning
atau dengan senyawa
hidrokarbon yang cocok.
 Dasar salep lemak bulu
domba; campuran 3 bagian
kolesterol. 3 bgian steril
alcohol. 8 bagian malam
putih. Dan 8 bagian vaselin
putih; campuran 30 bagiab
malam kuning dan 70 bagian
miyak wijen.
Salep biasanya dikemas baik
dalam botol atau dalam tube.
Botol dapat dibuat dari gelas
tidak berwarna, warna hijau,
amber atau biru atau buram dan
porselen putih. Botol plastik juga
dapat digunakan. Wadah dari
gelas buram dan berwarna
berguna untuk salep yang
mengandung obat yang peka
terhadap cahaya. Tube dibuat dari
kaleng atau plastik, beberapa
diantaranya
diberi tambahan kemasan dengan
alat bantu khusus bila salep akan
digunakan untuk dipakai melalui
rektum, mata, vagina, telinga atau
hidung (Anif, 1993).

Link jurnal : https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/pharmacon/article/viewFile/18799/18350

II. DAFTAR PUSTAKA


Anief, Moh. 1993. Farmasetika. UGM Press. Yogyakarta
Chaerunnisa, Anis Yohana. 2009. Farmasetika Dasar. Widya Padjajaran: Bandung.
Dirjen Pom. 1979. Farmakope Edisi III. Departemen Kedaulatan Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta.
Dirjen Pom. 1978. Formularium Nasional,edisi II. Departemen Kedaulatan Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta.
Naibaho, O.H., Yamlean, P.V.Y., dan Wiyono W. 2013. Pengaruh Basis Salep Terhadap Formulasi Sediaan Ekstrak Daun Kemangi
(Ocium Sanctum L.) Pada Kulit Punggung Kelinci Yang Dibuat Infeksi Staphylococcus aureus. Pharmacon. 2(2):27-34
Novita, R., Munira., Hayati R. 2017. Formulasi Sediaan Salep Ekstrak Etanol Plien U Sebagai Antibakteri. Aceh Nutrition Journal.
2(2):103-108

POST TEST
1. Apa saja alat yang digunakan dalam setiap praktikum tersebut ?
Jawaban :
 Batang pengaduk
 Cawan porselin
 Beaker glas 250 dan 500 mL
 Waterbath
 Pengukur suhu

2. Apa saja bahan yang digunakan pada setiap praktikum ?


Jawaban :
 Minyak rimpang lengkuas
 Parafin cair
 Fragrance oil (Aloe vera)
 Vaselin putih

3. Buatlah cara kerja setiap praktikum dalam bentuk bagan!

Panaskan vaselin putih diatas waterbath dan aduk hingga mencair

Kemudian masukan parafin cair dalam beaker glass yang berisi vaselin
yang sudah mencair. aduk sampai homogen

Beaker glas yang berisi campuran parafin dan vaselin kemudian diangkat dan dilakukan pengecekan suhu pada sediaan

Setelah di cek suhu kemudian tambahkan sediaan dengan minyak


rimpang lengkuas dan aduk hingga homogen
Selanjutnya ditambahkan fragrance oil aloe vera dalam sediaan sambil
diaduk sampai semua bahan tercampur dan homogen

Pengadukan dilakukan sampai semua bahan-bahan tercampur dan


sediaan mengental dan menjadi salep.

Selanjutnya sediaan salep siap dilakukan evaluasi

4. Apa saja uji yang dilakukan pada sediaan salep yang dibuat dan apakah ada uji evaluasi sediaan yang belum dilakukan dalam video
tersebut?

Jawaban :
Uji yang dilakukan pada sediaan salep tersebut yaitu uji homogenitas dan uji daya sebar
Uji evaluasi yang belum dilakukan pada sediaan salep tersebut meliputi uji kestabilan, uji pH, uji daya lekat, uji viskositas dan uji
protektif pada sediaan salep

Anda mungkin juga menyukai