Anda di halaman 1dari 8

FORMULASI DAN EVALUASI GEL HAND SANITIZER DARI MINYAK ATSIRI

BUNGA LILI (Lilium auratum)


FORMULATION AND EVALUATION HAND SANTIZIER GEL FROM FLOWER LILI
AURATUM ESSENSIAL OIL

Dwi Rizki Febrianti*1, Duriah Annisa1, Supomo2


1
Sekolah tinggi ilmu kesehatan ISFI Banjarmasin
2
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda
*dwirizkif@stikes-isfi.ac.id

ABSTRAK
Minyak atsiri bunga lili (lilium auratum) dapat berpotensi sebagai antibakteri dengan
memformulasikan dalam bentuk sediaan gel hand sanitizer. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menentukan sediaan gel antiseptik (Hand sanitizer) minyak atsiri bunga lili dengan berbagai
konsentrasi gelling agent carbopol 940 yang mempunyai sifat fisik yang baik dan memenuhi
syarat. Carbopol 940 dengan variasi konsentrasi yaitu 0,667 % dan 1,334% dengan metode
eksperimental melakukan uji coba terhadap formulasi agar dapat dihasilkan suatu produk sediaan
gel hand sanitizer minyak atsiri bunga lili yang mempunyai sifat fisik yang baik dan memenuhi
syarat. Hasil penelitian menunjukkan dari kedua formula dengan variasi konsentrasi gelling
agent carbopol 940 yaitu 0,667 % dan 1,334% memenuhi syarat, didapatkan hasil formula yang
mempunyai sifat fisik yang baik dari uji organoleptis, homogenitas, pH dan daya sebar adalah
formula kedua, sedangkan formula 1 mempunyai uji sifat fisik yang baik pada uji daya lekat.
Kata kunci : Lilium Auratum, Hand Sanitizer, Carbopol 940, Uji Sifat Fisik

ABSTRACT
The essential oil of lili (Lilium auratum) can potentially be antibacterial by formulating
in the form of hand sanitizer gel preparations. This study is to determine the preparation of
antiseptic gel (Hand sanitizer) of lilies essential oil with various concentrations of gelling agent
carbophol 940 which has good physical properties and qualifies. Carbophol 940 with a
variation in concentration of 0.667% and 1.334% with experimental methods conducted trials
on formulations so that a product of hand sanitizer gel preparations of lilies essential oil that
has good physical properties and qualifies. The results showed that of the two formulas with
variations in the concentration of gelling agent carbophol 940 which is 0.667% and 1.334%
qualified, obtained the results of formulas that have good physical properties from organoleptic
tests, homogeneity, pH and scatter power is the second formula, while formula 1 has a good
physical nature test on the edge test.
Keywords: Lilium Auratum, Hand Sanitiser, Carbophol 940, Physical Trait Test

PENDAHULUAN 2013). Tetapi Penggunaan hand sanitizer


dengan bahan aktif alkohol dapat
Hand sanitizer yang mengandung bahan
menyebabkan kulit menjadi kering (Rai et
antiseptik alkohol lebih dari 60% dapat
al., 2017). Untuk menghindari hal tersebut
membunuh bakteri ataupun virus yang
perlu dibuat suatu formulasi hand sanitizer
menempel pada permukaan tangan (CDC,
yang tetap menjaga kelembaban kulit
meskipun digunakan berkali-kali adapun sebar, dan uji homogenitas sehingga perlu
bentuk sediaan yang dibuat yaitu berbentuk diketahui pada konsentrasi yang mana untuk
gel mudah digunakan dan tidak mencapai hasil yang baik dan memenuhi
menimbulkan bekas dikulit (Naifula, 2020). syarat. tujuan penelitian ini adalah
bagaimana hasil pembuatan formulasi dari
Minyak atsiri bunga lili dapat berpotensi
minyak atsiri bunga lili yang sebagai bahan
sebagai antibakteri yang menghambat
aktif dan basis carbopol 940 dari berbagai
bakteri staphylococcus aureus dengan
konsentrasi yang akan dibuat sediaan hand
konsentrasi hambat minimal 31,25 µg/ml,
sanitizer. Sediaan hand sanitizer yang
0,08 / 2,5 mg mL − 1(Karamese & Ozgur,
memenuhi syarat bisa dijadikan untuk
2020). Senyawa kandungan minyak atsiri
mengembangkan potensi dari bahan alam.
terpenoid hasil kondensasi senyawa isoprena
(C5H8), senyawa monoterpen, senyawa METODE PENELITIAN
fenil propan antara lain eugenol, miristisin
Minyak Atsiri Bunga Lili
dan sinamil aldehid (Endarini, 2016).
Formulasi hand sanitizer dari minyak atsiri Minyak atsiri bunga lili di destilasi oleh PT

bunga lili dalam penelitian ini adalah lansida dan diidentifikasi oleh PT lansida

Carbopol 940. Yogyakarta. Identifikasi terkait warna, bobot


jenis, indeks bias dan kandungan minyak
Carbopol 940 memiliki kemampuan gelling
atsiri menggunakan kromatografi gas.
agent yang baik, aman dan tidak
menyebabkan iritasi pada kulit. Selain itu Pembuatan Gel Hand Sanitizer Minyak

carbopol banyak digunakan karena tampilan Atsiri Bunga Lili

fisiknya yang bening sehingga


meningkatkan efek kesukaan (Rowe, 2009).
Penggunaannya berdasarkan yang sesuai
sebagai gelling agent adalah sebanyak 0,5-
2% (Rowe, 2009). Peningkatan jumlah
konsentrasi berpengaruh pada hasil uji sifat
fisik sediaan gel. Parameter pengujian sifat
fisik hand sanitizer antara lain uji
organoleptis, uji pH, uji daya lekat, uji daya
Formula tertera pada tabel 1. Carbopol 940 3. Uji pH
dilarutkan dalam 10 ml air panas, aduk cepat
Sebanyak 0,5 g sediaan diambil dan
hingga terbentuk masa gel. ditambahkan
dilarutkan dalam 10 ml aquades, kemudian
TEA hingga homogen. Metil paraben
diukur nilai pH-nya dengan pH universal.
dilarutkan dalam etanol 96% dan
Nilai pH menurut standar yaitu 4,5 – 6,5.
dicampurkan. Minyak atsiri dilarutkan
Penelitian ini dilakukan pada hari ke-1, 7, 14
bersama propilen glikol secara bertahap,
dan 21 (Naibaho, 2013).
dicampur sampai homogen dan digerus
sampai terbentuk gel (Arisanty et al., 2019) 4. Uji Diameter Daya Sebar

Pengujian Sifat Fisik Sediaan Gel Hand Sediaan diambil sebanyak 0,5 g. Kemudian

Sanitizer diletakkan pada plat kaca dan ditindih


dengan plat kaca lainnya selama 1 menit.
1. Uji Organoleptis
Diameter sediaan diukur dengan penggaris.
Uji organoleptis dilakukan secara visual Sediaan ditindih kembali dengan beban 150
terhadap sediaan gel, meliputi warna, bau g selama 1 menit, kemudian diukur. Nilai
dan bentuk gel, mudah dioleskan, dan tidak daya sebar sesuai standar adalah 5-7 cm.
mengandung butiran-butiran kasar. Penelitian ini dilakukan pada hari ke-1, 7, 14
Penelitian ini dilakukan pada hari ke-1, 7, 14 dan 21 (Astuti et al.,2010).
dan 21 (Arisanty et al., 2019).
5. Uji Daya Lekat
2. Uji Homogenitas
Uji ini dilakukan dengan mengambil gel
Bentuk sediaan gel yang baik menurut sebanyak 500 mg diletakkan di atas gelas
standar adalah sediaan gel yang tidak objek dan ditempelkan pada gelas objek
terdapat bulir-bulir atau butiran kasar pada yang lain lalu ditekan dengan beban 1 kg
sediaan. Uji ini dilakukan dengan cara selama 5 menit. Gelas objek dipasang pada
menempatkan sediaan gel kemudian alat tes dan dilepaskan beban seberat 80
diletakkan diatas object glass dan bagian gram. Waktu yang dibutuhkan hingga gelas
atasnya ditutup dengan cover glass diamati objek terlepas dicatat dalam detik. Penelitian
homogenitasnya. Pengujian dilakukan pada ini dilakukan pada hari ke-1, 7, 14 dan 21
hari ke-1, 7, 14 dan 21 (Kumalasari et al., (Miranti, 2009).
2012)
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Identifikasi Minyak Atisri merupakan digunakan pembentuk gel yang
memiliki kemampuan gelling agent baik,
Hasil identifikasi dengan penampakan
metil paraben digunakan sebagai pengawet
minyak atsiri berwarna kuning bening,
untuk mencegah kerusakan, propilen glikol
Bobot jenis 0,9439, indeks bias 1,481. Hasil
sebagai humektan untuk menarik lembab
analisis dengan kromatografi gas minyak
dari lingkungan sehingga kelembapan
atsiri tersebut mengandung benzene, 1,4
dikulit dapat dipertahankan, TEA berfungsi
diethoxy-2-methyltridecane, tetradecane,
sebagai penentral pH dari basis carbopol
pentadecane, 7-hexadecane, 8-heptadecane,
940, aquadest dan etanol 96% digunakan
heptadecane, 9,17-octadecandienal, 1,6,10-
sebagai pelarut.
dedocatriene, 7,11-dimethyl-3-methylene,
dan heneicosane. Hasil kromatogram dapat Pada uji sifat fisik yaitu untuk menjamin
dilihat pada gambar 1. keamanan sediaan kontak dengan kulit pada
formula yang paling efektif untuk memenuhi
syarat dari parameter uji kualitas sifat fisik
sediaan gel meliputi yaitu uji organoleptis,
pH, homogenitas, daya sebar dan daya lekat
dengan pengujian yang dilakukan pada hari
ke-1, ke-7, ke-14 dan ke-21 tujuannya untuk
melihat perubahan dari awal sampai akhir
pengerjaan dengan setiap pengujian
dilakukan replikasi sebanyak 3 kali untuk
Gambar 1. Pola Kromatogram Minyak Atsiri
Bunga Lili menjamin keakuratan ketepatan hasil dan
mengurangi tingkat tingkat kesalahan dalam

Minyak atsiri di destilasi dan di identifikasi pengerjaan (Prihandiwati et al., 2019).

oleh PT. Lansida 2. Hasil uji Organoleptis

Pada penelitian formulasi sediaan gel hand Pengamatan organoleptis pada semua sedian
sanitizer, peneliti menggunakan bahan yang gel menunjukan pengamatan penyimpanan
terdiri dari minyak atsiri bunga lili diambil memiliki perubahan dari hari ke-1 ke hari
dari PT. Lansida yang berfungsi sebagai ke-7 menunjukkan warna dari sediaan untuk
bahan aktif dari sediaan ini. Carbopol 940 formula dan kontrol hari pertama warna
putih dan hari ketujuh menjadi bening yaitu tidak mengalami perubahan sediaan
terlihat dari perubahan warna,pembuatan homogen serta tidak memiliki butiran kasar.
terjadi tanda-tanda reaksi perubahan warna Hal ini menunjukan bahwa, pada proses
Hal tersebut terjadi karena adanya reaksi pembuatan sediaan gel hand sanitizer
antara bahan obat satu dengan yang lain minyak atsiri bunga lili, semua bahan yang
yang terjadi secara tidak langsung (Allen, digunakan dapat tercampur secara sempurna
2002). Sedangkan untuk formula 1 dari hari dan merata
ke-7 sampai hari ke-21 warna pada sediaan
4. hasil uji pH
menjadi putih keruh. Hasil pengamatan
organoleptis sediaan gel dari kedua formula Uji pH dilakukan untuk mengetahui

warna yang dihasilkan oleh sediaan sensitifitas hand sanitizer terhadap kulit,

dipengaruhi oleh adanya penambahan sediaan dengan pH yang sangat rendah

minyak atsiri yang berwarna kuning pada mengakibatkan kulit menjadi iritasi,

basis gel dan konsentrasi carbopol 940 pada sedangkan pada kondisi pH yang sangat

sediaan berpengaruh pada warna sediaan, tinggi mengakibatkan kulit tangan menjadi

semakin tinggi konsentrasi carbopol 940 bersisik (Niah., 2018). Uji pH dilakukan

yang ditambahkan warna yang dihasilkan dengan mengukur pH sediaan gel hand

semakin memudar (Rini, 2019). Bau yang sanitizer yaitu menggunakan kertas pH

dihasilkan sediaan juga dipengaruhi oleh universal untuk mengetahui hasilnya.

penambahan minyak atsiri pada basis gel Berdasarkan hasil pengujian pH, bahwa

yaitu bau khas minyak atsiri bunga lili. sediaan gel hand sanitizer minyak atsiri

Variasi konsentrasi carbopol 940 tidak bunga lili telah memenuhi syarat sebagai

mempengaruhi bau sediaan gel yang dibuat, sediaan gel yaitu pH pada kulit 4,5-6,5

pada hari ke-14 dan ke-21 stabil dalam karena telah memiliki pH 5 tidak mengalami

sediaan selama penyimpanan tidak terjadi perubahan selama penyimpanan, variasi

perubahan warna, bau dan bentuk konsentrasi carbopol 940 tidak


mempengaruhi pH sediaan, karena pH
3. hasil uji Homogenitas
carbopol 940 yang asam akan dinetralisir
Hand sanitizer dengan variasi konsentrasi oleh TEA yang bersifat basa (Febrianti,
carbopol 940 formula 1 : 0,667 % dan 2013).
formula 2 : 1,334 % selama penyimpanan
5. hasil Uji Diameter Daya Sebar
Berdasarkan hasil pengujian daya sebar yang detikPengujian daya lekat sediaan gel hand
dilakukan pada berbagai variasi konsentrasi sanitizer minyak atsiri bunga lili bertujuan
carbopol 940 diperoleh nilai daya sebar untuk mengetahui kemampuan sediaan gel
formula 1 yaitu 5,8cm, kontrol formula 1 untuk melekat atau menempel pada
yaitu 5,6 cm, formula 2 yaitu 5,2 cm dan permukaan kulit sewaktu digunakan agar
kontrol formula 2 yaitu 5,2 cm. Hasil dari berfungsi maksimal (kumalasari, 2019).
kedua formula yaitu formula 1 dan formula Kemampuan sediaan gel apabila melekat
2 diperoleh hasil sifat fisik yang baik dan semakin lama pada kulit, maka zat aktif
memenuhi syarat adalah formula 1. Daya yang dilepaskan dari basisnya akan semakin
sebar yang baik, yakni menyebabkan kontak banyak diabsorbsi melalui kulit (Dan-
antara obat dengan kulit menjadi luas, dan,2015).
sehingga absorbsi obat pada kulit
KESIMPULAN
berlangsung cepat.
Minyak atsiri bunga lili dapat
6. hasil uji daya lekat diformulasikan menjadi handsanitizer
dengan komposisi terbaik adalah formula II
Hasil uji daya lekat pada formulasi sediaan
(carbopol 960 sebesar 1,334%) dilihati dari
gel hand sanitizer minyak atsiri bunga lili
segi uji sifat fisik gel.
menunjukan bahwa kedua formula tidak
UCAPAN TERIMAKASIH
mengalami peningkatan ataupun penurunan
Penulis mengucapkan terimakasih kepada
setiap pengujian. Dari kedua formulasi
Stikes ISFI Banjarmasin untuk program
tersebut diperoleh hasil lebih dari 1
penelitian dosen internal tahun 2020

DAFTAR PUSTAKA
Allen, L. V. Jr. 2002. The Art, Science, and Technology of Pharmaceutical Compounding. 2nd
Ed, 301-324. Washington, D.C.: American Pharmaceutical Association.
Ansel, H.C., 2008, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi: Beberapa Macam Preparat: Tinktur,
Ekstrak encer, Ekstrak Air, Amonia, Asam Encer, Spirtus, dan Radiofarmasi,Edisi 4,
Jakarta., UI Press, p. 607-608.
Arisanty, Abdullah, T., & Sukmawaty, M. (2019). Formulasi Dan Efek Anti Bakteri Sediaan Gel
Pencuci Tangan Dari Minyak Atsiri Daun Kemangi (Occimum basilicum L.)
TERHADAP Eschericia coli. XV(2), 5–10.
Astuti I. Y., D. Hartanti, dan A. Aminiati.(2010). Peningkatan Aktivitas Antijamur Candidia
albicans Salep Minyak Atsiri Daun Sirih (Piper bettle LINN.) melalui Pembentukan
Kompleks Inklusi dengan β-siklodekstrin, Majalah Obat Tradisional,15: 94 – 99.
febrianti, 2013, Formulasi Sediaan Sabun Mandi Cair Minyak Atsiri Jeruk Purut (Citrus Hystrix
Dc.) dengan Kokamidopropil Betain sebagai Surfaktan, skripsi, Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Kumalasari, E., Mardiah, A., & Anna Khumaira Sari, 2012. (2012). Formulasi Sediaan Krim
Ekstrak Daun Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia (L) Merr) Dengan Basis Krim
Tipe A/M Dan Basis Krim Tipe M/A. Jurnal Farmasi Indonesia AFAMEDIS, 66(1),
37–39
Naibaho, Olivia H. Paulina V.Y. Yamlean, Weny Wiyono. (2013). Pengaruh Basis Salep
Terhadap Formulasi Sediaan Salep Ekstrak Daun Kemangi (Ocimun Sanctum L.) Pada
Kulit Punggung KelinciYang Dibuat Infeksi Staphyloccocus Aureus. Jurnal Ilmiah
Farmasi.UNSRAT., Vol 2N0 02., ISSN 2302-2493.
Niah, R., Aryzki, S., Sari, A. K., & Dina, S. P. (2019). Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol
96% Rimpang Lengkuas Merah (Alpinia purpurata (Vieill.) K.Schum) Terhadap Bakteri
Staphylococcus aureus. Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi Dan Kesehatan,
4(1), 203–209. https://doi.org/10.36387/jiis.v4i1.290
Niah, R., & Febrianti, D. R. (2018). Optimasi Ekstrak Daun Karamunting (Melastoma
malabathricum L.) dari Berbagai Pelarut sebagai Antibakteri Tifoid. Jurnal Insan
Farmasi Indonesia, 1(2), 191–200.
Prihandiwati, Erna, A. K. S. (n.d.). Proceeding of Sari Mulia University Pharmacy National
Seminars Formulasi Dan Uji Sifat Fisik Sediaan Salep Ekstrak Daun Pepaya ( Carica
Papaya L ) Dengan Basis Hidrokarbon. 8–23.
Prihandiwati, E., Sari, A. K. (2019). Uji Aktivitas Antibakteri Formulasi Salep Hidrokarbon
Daun Pepaya (Carica papaya L.) Sebagai Salah Satu Alternatif 39 Obat Penyembuh
Luka. Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi Dan Kesehatan, 4(2), 380–390.
https://doi.org/10.36387/jiis.v4i2.348
Rowe, R.C, Sheskey PJ, Quin, 2009,Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th,
Pharmaceutical Press 110-113
yin Dan-Dan, Ru-Yuyuan, Qianwuacshan-Shan, Lia Shuai Shaoac Yan-Jun, Xu Xiang-Hong
Haodliang-ShengWang. (2015) Assessment of flavonoids and volatile compounds in tea
infusions of water lily flowers and their antioxidant activities, Food Chemistry Volume
187, 15 November 2015, Pages 20-28, doi.org/10.1016/j.foodchem.2015.04.032.
Zatz, J.L.(1996). ed. Kushla G. P., Gels and Lieberman, H.A., Pharmaceutical Dosage Forms
Disperse System, Vol. 2, Marcel Dekker Inc., New York: p.400-401,405-415

Anda mungkin juga menyukai