Anda di halaman 1dari 5

p-ISSN : 2461-0496

FORMULASI DAN UJI MUTU FISIK LOTION ANTINYAMUK


MINYAK SEREH WANGI (Cymbopogon nardus L Rendle.)
DENGAN KOMBINASI MINYAK NILAM (Pogostemon cablin Benth.)

*)Yuniharce Kadang, *)Muh. Farid Hasyim, *)Rezza Yulfiano


*)Akademi Farmasi Sandi Karsa Makassar
*)Program Studi D-III Farmasi Sandi Karsa Makassar

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian mengenai Formulasi dan uji mutu fisik lotion antinyamuk Minyak Sereh Wangi
(Cymbopogon nardus (L) Rendle) dengan kombinasi Minyak Nilam ( Pogostemon cablin Benth.). Penelitian ini
adalah penelitian eksperimen yang membuat formulasi lotion antinyamuk yang mengandung minyak Sereh
Wangi(Cymbopogon nardus (L) Rendle) dengan kombinasi Minyak Nilam ( Pogostemon cablin Benth.)
Penelitian ini bertujuan untuk membuat formulasi lotion antinyamuk yang mengandung minyak Sereh Wangi
(Cymbopogon nardus (L) Rendle.) dengan kombinasi Minyak Nilam ( Pogostemon cablin Benth.) dengan
penambahan 2 emulgator dengan berbagai konsentrasi yang menghasilkan lotion antinyamuk yang stabil.
Formulasi lotion yang mengandung minyak Sereh Wangi dibuat dalam tipe minyak dalam air dengan variasi
konsentrasi emulgator Asam stearat 10%, 15%, dan 20% sedangkan varisi konsentrasi TEA 2%, 3%, dan 4%. .
Pengujian stabilitas lotion meliputi pengujian organoleptis, pH, daya lekat dan daya sebar. Dari hasil penelitian
yang telah dilakukan terhadap Formulasi lotion antinyamuk yang minyak sereh wangi(Cymbopogon nardus (L)
Rendle.) dengan kombinasi Minyak Nilam ( Pogostemon cablin Benth.) maka dapat diketahui bahwa lotion
dengan konsentrasi minyak Sereh Wangi10% ,Minyak Nilam ( Pogostemon cablin Benth.) 10 % dan asam
stearat10% dan TEA 2%(formulasi 1 ) asam stearat 15% dan TEA 3% ( formula II ) dan asam sterat 20% dan
TEA 4% ( formula III ) menghasilkan lotion yang stabil secara fisik.

Kata Kunci : Formulasi minyak Sereh Wangi, minyak nilam, asam stearat, TEA, pengujian stabilitas

PENDAHULUAN plak gigi. Plak gigi adalah deposit lunak yang


membentuk biofilm dan melekat baik pada
A. Latar Belakang permukaan gigi maupun restorasi (Newman.,dkk.,
Nyamuk amat berbahaya karena menjadi 2012).
vektor berbagai jenis penyakit.Nyamuk bisa Demam berdarah Dengue (DBD) masih
menyebarkan virus, parasit, protozoa, hingga merupakan salah satu masalah kesehatan yang
cacing.Dari sekitar 3.500 spesies nyamuk yang ada utama di Indonesia. Seiring dengan meningkatnya
di muka bumi, tiga diantaranya merupakan jenis mobilitas dan kepadatan penduduk, jumlah
paling mematikan yaitu Aedes, Anopheles, dan penderita dan luas daerah penyebarannya semakin
Culex. Organisasi kesehatan dunia (WHO) bertambah. Penyakit ini menyebar luas ke seluruh
mencatat, sedikitnya 20 juta orang lebih dari 100 indonesia. Virus dengue, yang masuk ke peredaran
negara di dunia terinfeksi DBD tiap tahun (Info darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus
KEMENKES RI, 2016). Aedes, misalnya Aedes Aegepty atau Aedes
Jumlah kasus DBD fluaktuatif setiap tahunnya. Albopictus (Infodatin, 2016 ).
Data dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Ada berbagai macam cara untuk menghindari
Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Kemenkes RI gigitan nyamuk. Salah satunya dengan pemakaian
mencatat, pada tahun 2014 jumlah penderita anti nyamuk berbentuk lotion, cream ataupun
mencapai 100.347 dan sebanyak 907 orang pakaian yang dapat melindungi tubuh dari gigitan
diantaranya meninggal. Pada 2015, sebanyak nyamuk.Di Indonesia banyak terdapat tanaman-
126.675 penderita dan 1.229 diantaranya tanaman yang mengandung insektisida alami
meninggal. Sedangkan di 2016 sebanyak 202.314 sehingga mengeluarkan bau khas dan tidak disukai
penderita dan 1,593 kematian.Di 2017, terhitung oleh nyamuk. Tanaman-tanaman tersebut
sejak Januari hingga Mei tercatat sebanyak 17.877 diantaranya adalah levender , kayu putih, serai
kasus dengan 115 kematian. Angka kesakitan atau wangi, akar wangi cengkeh, adas dan mimba,
Incidence Rate ( IR ) di 34 provinsi di 2015 minyak nilam (Safaruddin dkk,2013).
mencapai 50.75 per 100 ribu penduduk, dan IR di Minyak Nilam( Pogostemon cablin Benth.)
2016 mencapai 78.85 per 100 ribu penduduk angka merupakan tanaman minyak Atsiri dari famili
ini masih lebih tinggi dari target IR nasional yaitu labiatae yang telah dikembangkan di
49 per 100 ribu penduduk (Info KEMENKES RI, Indonesia.minyak nilam dapat digunakan sebagai
2016Penduduk di Indonesia banyak yang menderita bahan baku Insektisida. Dari hasil berbagai

38 [JFS] Jurnal Farmasi Sandi Karsa Volume 5, Nomor 1


p-ISSN : 2461-0496

penelitian yang telah dilakukan sebelumnya B. Waktu Dan Tempat Penelitian


diketahui bahwa minyak nilam dapat digunakan Penelitian ini dilakukan pada Bulan Maret
sebagai pengendali populasi serangga karena 2019 di Laboratorium Farmasetika Akademi
bersifat sebagai bahan penolak dan penghambat Farmasi Sandi Karsa Makassar.
populasi serangga.
Mengingat manfaatnya sebagai pengendali C. Alat dan Bahan
populasi serangga , maka minyak nilam mempunyai a. Alat yang digunakan
prospek yang cukup baik untuk dikembangkan Timbangan, anak timbangan, batang
sebagai salah satu bahan baku insektisida, terutama pengaduk, cawan porselin, gegep, gelas
serangga nyamuk yang sering kita jumpai sebagai ukur, lumpang & stamfer,objek glass, PH
pembawa berbagai macam penyakit bagi meter, tabung reaksi, sendok tanduk,
manusia.(Arief 2011). timbangan analitik, waterbatch.
Penggunaan minyak atsiri sebagai penolak b. Bahan yang digunakan
nyamuk secara langsung kurang efektif karena sifat bahan yang digunakan adalah : minyak
minyak yang mudah menguap, maka perlu dibuat sereh, Minyak nilam, adaeps lanae, aquades,
dalam bentuk sediaan yang sesuai agar lebih mudah asam stearat, gliserin, metil paraben, setil
dipakai dan lebih tahan lama menempel pada kulit alkohol, TEA.
sehingga memberikan daya tolak nyamuk yang
lebih tahan lama.Serta dibuat dalam bentuk lotion D. Desain Penelitian
yang berbasis emulsi minyak dalam air atau air 1. Rancangan Formula
dalam minyak dengan menggunakan emulgator Tabel I. Rancangan Formula
untuk membentuk emulsi yang baik (Parrot, 1974). Bahan Kegunaan Formula Formula Formula
Lotion dimaksudkan untuk pemakaian luar I II III
sebagai pelindung.Konsistensi yang berbentuk cair Minyak Zat aktif 10 % 10 % 10 %
memungkinkan pemakaian yang cepat, dan merata sereh
pada permukaan kulit, sehingga mudah menyebar Minyak Zat Aktif 10 % 10 % 10 %
dan dapat segera kering setelah pengolesan serta nilam
meninggalkan lapisan tipis pada permukaan kulit Asam pengemulsi 10 % 15 % 20 %
(Lachman, 1994). stearat
Berdasarkan dari hal tersebut, maka akan di Setil pengemulsi 3% 3% 3%
lakukan penelitian tentang “ Formulasi dan uji mutu alkohol
fisik lotion antinyamuk Minyak Nilam Minyak Metil pengawet 0,15 % 0,15 % 0,15 %
Nilam ( Pogostemon cablin Benth.) paraben
Adeps emollient 2% 2% 2%
B. Rumusan Masalah lanae
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan TEA pengemulsi 2% 3% 4%
masalah penelitian ini adalah Bagaimana cara Gliserin emollient 10% 10% 10%
Formulasidan uji mutu fisik lotion
Air Pelarut Ad 30ml Ad 30ml Ad 30ml
antinyamukSereh Wangi (Cymbopogon nardus (L)
suling
rendle) Dengan kombinasi Minyak Nilam
(Pogostemon Cablin Benth).
2. Cara Pembuatan Formula
Cara pembuatan lotion yaitu :
C. Tujuan Penelitian
1. Ditimbang adeps lanae, asam stearat,
Membuat formula dan uji mutu fisik lotion
gliserin, metil paraben, setil alkohol, TEA
antinyamukSereh Wangi (Cymbopogon nardus (L)
sesuai perhitungan. Lalu dimasukkan asam
rendle) Dengan kombinasi Minyak Nilam
stearat, setil alkohol,dan gliserin kedalam
(Pogostemon Cablin Benth).
porselin lalu dipanaskan menggunakan
waterbatch pada suhu 70-75ºc hingga
D. Manfaat Penelitian
melebur sempurna.
Sebagai informasi tentang formulasi dan uji
2. Dilarutkan metil paraben dalam air hangat,
mutu fisik lotion antinyamukSereh Wangi
lalu dimasukkan TEA kedalam lumpang,
(Cymbopogon nardus (L) rendle) Dengan
tambahkan basis. Dicampur semua bahan
kombinasi Minyak Nilam (Pogostemon Cablin
kemudian aduk sampai homogen dan
Benth).
terbentuk emulsi, setelah itu tambahkan
minyak sereh wangi (Cymbopogon nardus
METODE PENELITIAN
L. Rendle) dan minyak nilam lalu dinginkan
kedalam emulsi yang terbentuk dan diaduk
A. Jenis Penelitian
hingga homogen.di saring dan dimasukkan
Jenis penelitian yang digunakan adalah
ke dalam botol kaca.
penelitian Eksperimental Laboratorium.

39 [JFS] Jurnal Farmasi Sandi Karsa Volume 5, Nomor 1


p-ISSN : 2461-0496

3. Pengujian Formula 2. Homogenitas


Sediaan yang telah di buat harus memiliki Tabel III. Pengujian Homogenitas Lotion
stabilitas fisik yang baik selama waktu antinyamuk Minyak Sereh
penyimpanan. Stabilitasfisik sediaan obat Wangi dengan Kombinasi
kumur (mouthwash) dapat diketahui dengan Minyak Nilam
melalukan evaluasi uji mutu fisik terhadap
sedian obat kumur yang telah dibuat. Evaluasi Formulasi Susunan Homogenitas
obat kumur yang dilakukan yaitu: I Homogen
a. Organoleptis
II Homogen
Uji organoleptis dilakukan dengan
memeriksa tampilan fisik dari sediaan lotion. III Homogen
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi
bentuk, bau, warna, dan rasa. 3. Pengukuran pH
b. Uji daya sebar Tabel IV. Pengukuran PH Lotion
Dilakukan dengan objek glass dan anak antinyamuk Minyak Sereh
timbangan. Sampel diletakkkan pada objek Wangi dengan Kombinasi
glass kemudian sampel ditindis dengan Minyak Nilam
menggunakan anak timbangan, setelah itu
diukur diameter penyebarannya. Sediaan Formulasi Pemeriksaan pH
lotion yang memiliki nilai daya sebar yang I 6
baik berkisar 7-16 cm. II 6
c. Uji homogenitas III 6
Daya lekat dilakukan dengan cara sediaan
diolesakn pada kaca objek, kemudian kaca 4. Uji Daya Sebar
objek tersebut ditutup dengan kaca objek Tabel V. Pengukuran diameter Lotion
yang lain. Setelah itu diamati secara visual antinyamuk Minyak Sereh
partikel terdistribusi. Lotion yang baik harus Wangi dengan Kombinasi
menunjukkan susunan homogen yaitu tidak Minyak Nilam
terasa adanya bahan padat pada kaca objek.
d. Uji pH Formulasi Diameter
Pengujian PH dilakukan dengan Penyebaran
menggunakan PH meter yang sebelummnya I 6,5 cm
sudah dikalibrasi dengan larutan dapar fosfat
II 7,5 cm
PH 7 dan PH 4. Pengukuran PH kulit
memiliki PH fisiologis antar 4,5-6,5. III 6,2 cm

HASIL DAN PEMBAHASAN B. Pembahasan


Losio adalah sediaan cair berupa suspensi atau
A. Hasil Penelitian dispersi, digunakan sebagai obat luar.Dapat
1. Pemeriksaan Organoleptis berbentuk suspensi zat padat dalam bentuk serbuk
halus dengan bahan pensuspensi yang cocok atau
Tabel II. Pengamatan Organoleptis Lotion emulsi tipe minyak dalam air dengan surfaktan
antinyamuk Minyak Sereh Wangi yang cocok.
dengan kombinasi minyak Nilam Nyamuk amat berbahaya karena menjadi faktor
berbagai jenis penyakit.Nyamuk bisa menyebarkan
Formulasi Pemeriksaan Organoleptis Lotion antinyamuk virus, parasit, prortozoa, hingga cacing.Antinyamuk
Minyak Sereh Wangi dengan Kombinasi yang beredar di pasaran begitu banyak yang terbuat
Minyak Nilam dari bahan-bahan kimia yang kurang aman bagi
Warna Bau Tekstur Konsistensi kulit. Sehingga di cari alternatif lain dari alam
I Putih Bau Halus Semi padat yang memenpunyai khasiat sebagai penolak
Tulang khas nyamuk. Dari hasil penelitian Safaruddin dan
II Putih Bau Halus Semi padat kawan-kawan, bahwa serai wangi (Cymbopogon
susu khas nardus (L) Rendle ) merupakan salah satu tanaman
III Putih Bau Halus Semi padat yang dapat digunakan sebagai penolak nyamuk
susu khas dengan konsentrasi 0,05%-15% . berdasarkan hasil
penelitian diketahui bahwa konsentrasi 10%
memiliki aktifitas repellan yang baik.
Penggunaan minyak atsiri sebagai penolak
nyamuk secara langsung kurang efektif karena sifat
minyak atsiri yang mudah menguap, maka perlu

40 [JFS] Jurnal Farmasi Sandi Karsa Volume 5, Nomor 1


p-ISSN : 2461-0496

dibuat dalam sediaan yang sesuai agar lebih mudah 3 detik. Hasil yang diperoleh dari ketifa formulasi
dipakai dan lebih tahan lama menempel pada kulit memiliki pHyang sama yaitu pH 6. Sehingga dapat
sehingga memberikan daya tolak nyamuk yang dikatakan lotion dengan formulasi I, II, dan III
lebih tahan lama.Dalam penelitian ini penolak dapat dikatakan baik utnuk kulit.
nyamuk dibuat dalam sediaan lotion. Karena sifat Pengujian Daya Sebar. Pengujian ini
dari sediaan lotion yang mudah merata dan cepat dilakukan untuk mengetahui berapa diameter
penyerapan pada kulit.. penyebaran lotion saat dioleskan pada kulit, daya
Dalam farmasi terdapat beberapa emulgator sebar lotion yang baik antara 7-16 cm. Uji Daya
yang digunakan salah satunya adalah TEA dan sebar dilakukan dengan objek glass dan anak
asam stearat. Tetapi penelitian ini mengacu pada timbangan. Sampel sebanyak 0,5 gram diletakkan
perbandingan konsentrasi dari tiap emulgator yang pada objek glass kemudian sampel diberi beban
digunakan, dimana konsentrasi dari tiap emulgator menggunakan anak timbangan, setelah itu diukur
yaitu Asam sterat 10%, 15%, dan 20 %. Sedangkan diameter penyebarannya. Dari hasil pengukuran
TEA dibagi menjadi beberapa konsentrasi yaitu yang dilakukan, diporeh diameter penyebaran yang
2%, 3%, dan 4%.Untuk mengetahui kestabilan dari berbeda-beda. Formulasi I memiliki diameter 6,5
masing-masing emulgator maka dilakukan cm, formulasi II memiliki diameter 7,5 cm dan
penelitian untuk membandingkan masing-masing formulasi III memiliki diamater 6,2 cm. Sehingga
konsentrasi emulgator. dapat dikatakan lotion dengan formulasi II
Pada penelitian ini untuk mengetahui mutu memenuhi persyaratan uji daya sebar yang baik dan
fisik dari sediaan dilakukan beberapa pengujian, dapat dioleskan pada kulit.
yang meliputi pemeriksaan organoleptis, pengujian
daya lekat, pengukuran pH dan pengujian daya PENUTUP
sebar.
Setelah pembuatan sediaan, dilakukan A. Kesimpulan
pengujian mutu fisik yang mengandung lotion Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
antinyamuk minyak Sereh Wangi (Cymbopogon terhadap Formulasi lotion antinyamuk yang
nardus (L) Rendle) dengan Kombinasi Minyak mengandung Minyak Sereh Wangi (Cymbopogon
Nilam dengan perbedaan konsentrasi emulgator nardus (L) Rendle) dengan kombinasi Minyak
antara lain : NIlam (Pogostemon Cablin Benth), maka dapat
Pemeriksaan Organoleptis. Pengujian ini disimpulkan bahwa lotion dengan emulgator Asam
dilakukan untuk melihat warna, bau dan konsistensi sterat 15% dan TEA 3 % menghasilkan lotion yang
dari sediaan.Hasil pengamatan yang diperoleh dari memenuhi persyaratan mutu fisik.
ketiga formula yang memperlihatkan
perubahan.Pada formulasi I sediaan lotion tampak B. Saran
warna putih tulang pada warna lotion, pada Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
formulasi II dan III tidak menunjukkan adanya mengenai uji Daya Repellan pada lotion
perubahan pada warna.Dari segi bau semua antinyamuk dan perlu dilakukan penelitian
formulasi tidak menunjukkan adanya perubahan. mengenai ketahanan sediaan lotion sebelum dan
Sehingga formulasi II dan III dapat dikatakan stabil sesudah penyimpanan.
dalam pengujian organoleptis.
Pengujian Homogenitas. Pengujian ini DAFTAR PUSTAKA
dilakukan untuk mengetahui apakah zat aktif dan
bahan yang digunakan tercampur dengan baik Ansel,C. Howard. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan
(homogen) yaitu sediaan harus menunjukkan Farmasi, Edisi ke-IV. UI - Press. Jakarta.
susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya
butiran kasar. Pada pengujian homogenitas lotion Bunrathep, S., G. B. Lockwood, Songsak, T &
antinyamuk Minyak Sereh Wangi (Cymbopogon Ruangrungsi, N. 2006. Chemical Constituents
nardus (L) Rendle) dengan Kombinasi Minyak from Leaves and Cell Cultures of Pogostemon
Nilam menunjukkan susunan yang homogen pada Cablin dan Use of Precursor Feeding to
masing-masing formulasi menunjukkan susunan Improve Patchouli Alkohol Level. Science
yang homogen, sehingga zat aktif dapat menyebar Jurnal Asia
merata pada kulit. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979.
Pengukuran pH.Pengukuran pH dilakukan Farmakope Indonesia Edisi III. Dirjen POM,
bertujuan untuk mengetahui apakah sediaan lotion Jakarta.
tersebut sesuai dengan pH kulit sehingga aman
dalam penggunaan sediaan untuk menghindari Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995.
terjadinya iritasi kulit bagi pemakainya, pH yang Farmakope Indonesia Edisi IV. Dirjen POM,
baik untuk kulit adalah 4,5-6,5. Pengukuran pH Jakarta.
dari sediaan lotion harus dilakukan dengan pH
universal yang dicelupkan kedalam sediaan selama

41 [JFS] Jurnal Farmasi Sandi Karsa Volume 5, Nomor 1


p-ISSN : 2461-0496

Depdiknas. 2013. Chapter II. Universitas Sumatera Rowe, RC., Sheskey, PJ.,Quinn,ME. 2009.
Utara. Handbook Of Pharmaceutical Excipient 6th
Edition. Pharmaceutical Press. USA.C.
Infodatin. 2016. Pusat Data & Informasi Rukmana, R. 2003. Nilam, Prospek Agribisnis dan
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Teknik Budi Daya. Kanisius. Yogyakarta.
ISSN 2442-7659: Jakarta. Safaruddin., Marzuki,A.,Ilyas,A. 2013. Uji
Efektivitas Formulasi Ekstrak Sereh Wangi
Info Mentri Kesehatan Republik Indonesia. 2016. (Cymbopogon nardus L) sebagai Lotion Anti
Nyamuk Spesies Yang Paling Mematikan, Nyamuk Demam Berdarah Aedes Aegypty.
Kategori: 5.11 Pencegahan dan Pengendalian Fakultas Farmasi. Universitas Hasanudin.
Penyakit.
Saidar. 2012. Formulasi Dan Uji Stabilitas Fisik
Keithler, (1938), Soap, Perf.,Cosm., 11, 625 dalam Serta Uji Efek Anti Nyamuk Sediaan Lotion
Jellineck, S. (1970). Formulation and Function Minyak Adas (Foeniculum vulgare Mill).
of Cosmetics. Wiley Interscience, New York Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Islam
Negeri Alauddin. Makassar
Kemenkes RI. 2016. Situasi DBD di Indonesia.
Newman Sembel, DT. 2009. Entomologi Kedokteran.
Jakarta: Andi Yogyakarta.
Lachman L.,Lieberman HA & Kaning JL. 1994.
Teori dan Praktek Farmasi Industri. Easton Voight, R., 1995. Buku Pelajaran Teknologi
Pennysylvania. Mack Publishing Company. Farmasi. Diterjemahkan oleh Soedani N.S.,
UGM Press. Yogyakarta.
Lieberman, HA., Lachman L., Schwaris. 1998.
Pharmaceutical Dosage Form: Dispersi
System. Volume I. Marcel Dekker, Inc. New
York

Nafilah, AN. 2015. Gerakan Menanam Serai


Wangi (Cymbopogon nardus) Sebagai solusi
Cerdas Mengurangi Populasi Aedes Aegypti
Dalam Upaya Pencegahan Demam Berdarah
di Kecamatan Kepanjen Kab. Malang. Jawa
Timur

Newman, M.G, Takei, H.H, Klokkevold, P.R dan


Carranza, F.A. 2012. Carranza’s Clinical
Periodontology 11th Edition. Elsevier.

Nuryani, Y. Emmyzar dan Wahyudi.2007. Nilam


Perbenihan dan Budidaya Pendukung Varietas
Unggul. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Perkebunan

Oyen LPA and Nguyen Xuan Dung. 1999. Plant


Resources of South East Asia 19. Backhuys
Publishers, Leiden
Parrot, Eugena. 1974. Pharmaceutical Tecnology.
Burgess Publishing Company. University of
Lowa. Lowa City. Lowa.

Rianti,EDD. 2017. Mekanisme Paparan Obat


Nyamuk Elektrik dan Obat Nyamuk Bakar
Terhadap Gambaran Pada Tikus. Inovasi. Vol
XIX nomor 2

Rowe, RC., Sheskey, PJ.,Weller PJ. 2003.


Handbook Of Pharmaceutical Excipient 4th
Edition. Pharmaceutical Press. USA.C.

42 [JFS] Jurnal Farmasi Sandi Karsa Volume 5, Nomor 1

Anda mungkin juga menyukai