Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH TEKNOLOGI KOSMETIKA

Parfum

Disusun oleh Kelompok 9:

Bahriyun 0806321133

Jansen Wijaya J 1006683551

Marianne Wiguna 1006683652

Ni Luh Kadek AMDW 1006659514

Yunita Indah P 1006659602

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS INDONESIA

2013

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa, karena hanya dengan limpahan rahmat dan hidayahNya, penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah berjudul Parfum ini disusun
dalam rangka pemenuhan tugas mata kuliah Teknologi Kosmetika. Penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dra. Juheini Amin, Apt. selaku dosen
pengampu mata kuliah ini yang telah memberikan pengarahan dalam penyusunan
makalah ini.
Penulis berharap informasi-informasi yang terdapat dalam makalah ini
dapat berguna bagi pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan maka penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata maupun informasi yang kurang berkenan di hati pembaca. Untuk itu, penulis
memohon saran dan kritik yang membangun dari para pembaca. Terima kasih.

Depok, Februari 2013

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..........i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI.....iii

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv

DAFTAR TABEL.................................................................................................vi

BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

I.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1

I.2 Perumusan Masalah ........................................................................................ 2

I.3 Tujuan .............................................................................................................. 2

I.4 Metode Penulisan............................................................................................. 2

I.5 Sistematika Penulisan ..................................................................................... 2

BAB II ISI .............................................................................................................. 4

II.1 Definisi, Sejarah, dan Persyaratan Parfum ................................................. 4

II.2 Klasifikasi Parfum ......................................................................................... 6

II.3 Sumber Parfum.......................8

II.4 Aroma Parfum..............................14

II.5 Metode Pembuatan Parfum ........................................................................ 19

II.6 Formulasi dan Contoh Produk Parfum..23

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 26

III.1 Kesimpulan ................................................................................................. 26

III.2 Saran.....26

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................27

3
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bunga Jasmine (Melati).........9

BAB I ...................................................................................................................... 6
PENDAHULUAN .................................................................................................. 6
I.1 Latar Belakang ................................................................................................ 6
I.2 Perumusan Masalah ........................................................................................ 7
I.3 Tujuan .............................................................................................................. 7
I.4 Metode Penulisan............................................................................................. 7
I.5 Sistematika Penulisan ..................................................................................... 7
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 8
II.1 Definisi, Sejarah, dan Persyaratan Parfum ................................................. 8
BAB III ................................................................................................................. 31

4
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tipe Produk Fragrance.......22

5
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia akan kosmetik


semakin komplek, dari pewangi untuk tubuh (lotion) maupun parfum (bisa
untuk tubuh atau pakaian). Parfum dari bahasa Latin, yaitu "per fumum", yang
berarti melalui asap. terbuat dari 78-95% etil alkohol (CH3CH2OH)
terdenaturasi ditambah dengan minyak esensial tertentu. Parfum adalah
campuran dari zat pewangi yang dilarutkan dalam pelarut yang sesuai. Zat
pewangi bisa berasal dari minyak atsiri dan bahan sintesis. Parfum digunakan
untuk memberikan keharuman pada badan dan pakaian. Parfum merupakan
larutan minyak wangi dalam etanol 95% yg sudah didenaturasi. Kadar minyak
wangi berkisar 5% -22,5% yang sudah didenaturasi. Sediaan parfum biasanya
dalam bentuk larutan.
Kosmetik pengharum tubuh (fragrance) atau parfum sudah menjadi bagian
dari kehidupan umat manusia. Eau de Cologne atau Eau de toilette adalah
sediaan kosmetik yang digunakan untuk mengharumkan badan atau baju.
Merupakan larutan minyak wangi dalam etanol 75% atau 85 %. Kadar minyak
wangi berkisar 1,25% - 5%. Sediaan ini biasa dalam bentuk cair atau aerosol.

Adapun fungsi parfum dalam kehidupan manusia yaitu dapat memberikan


kesenangan hidup, dapat mempengaruhi kejiwaan dan syaraf, memberikan
wewangian kapada bahan yang tidak wangi dan menghilangkan bau yang
tidak enak pada berbagai macam hasil industri textil, kulit, kertas, karet,
plastik. Selain itu, parfum juga dapat melindungi manusia dari penyakit yang
disebabkan bakteri, menambah selera makan, dapat meningkatkan
kepercayaan diri dan dapat menarik perhatian lawan jenis.

6
I.2 Perumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan parfum dan bagaimana sejarah parfum?


2. Bagaimana penggolongan parfum?
3. Apa saja persyaratan suatu parfum?
4. Apa saja jenis sumber parfum?
5. Apa saja jenis aroma parfum?
6. Bagaimana cara pembuatan parfum?
7. Bagaimana formulasi sebuah parfum dan apa contohnya?

I.3 Tujuan

1. Menjelaskan definisi, persyaratan dan sejarah arfum.


2. Mengetahui klasifikasi, sumber, dan jenis aroma parfum.
3. Mengetahui cara membuat suatu parfum.
4. Mengetahui formulasi dan contoh produk parfum.

I.4 Metode Penulisan

Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode studi pustaka


untuk mencari data dan fakta-fakta dari berbagai sumber. Adapun sumber yang
digunakan penulis dalam penulisan makalah ini antara lain buku, jurnal, dan
berbagai sumber dari internet.

I.5 Sistematika Penulisan

Makalah ini terdiri dari tiga bab, yaitu Bab I Pendahuluan, Bab II Isi, dan
Bab III Penutup. Pada Bab II, terdiri dari beberapa subbab agar memudahkan
pembaca dalam memahami makalah ini. Adapun penjelasan isi dari makalah ini
adalah sebagai berikut :

7
BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

I.2 Rumusan Masalah

I.3 Tujuan Penulisan

I.4 Metode Penulisan

I.5 Sistematika Penulisan

BAB II ISI

II.1 Definisi, Sejarah, dan Persyaratan Parfum

II.2 Klasifikasi Parfum

II.3 Sumber Parfum

II.4 Aroma Parfum

II.5 Metode Pembuatan Parfum

II.6 Formulasi dan Contoh Produk Parfum

BAB III PENUTUP

III.1 Kesimpulan

III.2 Saran

8
BAB II

ISI

II.1. Definisi, Sejarah, dan Persyaratan Parfum

Kata "parfum" berasal dari bahasa Latin yaitu per fume yang artinya
"melalui asap". Parfum atau biasa disebut minyak wangi, didefinisikan sebagai
campuran minyak esensial dan senyawa aroma, fiksatif, dan pelarut yang
digunakan untuk memberikan bau wangi untuk tubuh manusia, obyek, atau
ruangan. Jumlah dan tipe pelarut yang bercampur dengan parfum tersebut akan
menentukan jenis suatu parfum berdasarkan konsentrasi pelarutnya.

Parfum telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu. Bentuk pertama dari
parfum adalah dupa yang ditemukan sekitar 4000 tahun yang lalu di
Mesopotamia. Pada masa itu, salah satu kegunaan parfum yaitu berupa bentuk
pembakaran dupa dan herbal aromatik yang digunakan dalam pelayanan k m yaitu
sekitar tahun 1000 SM. Botol parfum terbuat dari gelas atau kaca. eagamaan,
seringkali untuk aromatik gums, kemenyan dan mur, dan juga dikumpulkan dari
kayu-kayuan. Selain itu, pada zaman dahulu, parfum digunakan untuk
membalsemkan mayat dengan wangi-wangian yang berasal dari campuran kayu
dan resin yang dicampur dalam air dan minyak. Negara pertama yang menjadikan
parfum sebagai salah satu budaya yaitu Mesir, diikuti oleh Cina kuno, Hindu,
Israel, Carthaginians, Arab, Yunani, dan Romawi.

Di Eropa, parfum pertama kali masuk pada abad ke-14. Seni pembuatan
parfum tumbuh subur pada masa Renaissance di Italia. Kemudian pada abad ke-
16, pengolahan parfum Italia dibawa ke Perancis oleh pembuat parfum Chaterine
de Medici yaitu Rene le Florentin. Kemudian, industri parfum di Perancis
berkembang pesat dengan munculnya usaha pembibitan bunga-bungaan untuk
bahan parfum menjadi industri terutama di selatan Perancis. Setelh itu, seni
pembuatan parfum berkembang pesat dan menjadikan Perancis sebagai pusat
parfum dan pembuatan kosmetik, bahkan hingga saat ini. Puncaknya yaitu pada

9
abad ke-18, perkebunan tumbuhan wewangian bermunculan di Perancis, untuk
memenuhi kebutuhan bahan dasar parfum.

Seni membuat parfum yang disebut Perfumery dimulai di Mesopotamia


dan Mesir kuno, kemudian disempurnakan oleh Romawi dan Persia. Penyulingan
parfum pertama kali dilakukan oleh Attar di India Utara menggunakan agarwood
oil pada abad ke-7. Sementara itu, penyulingan secara kimia pertama kali
dilakukan oleh wanita bernama Tapputi, yaitu seorang pembuat parfum di
Mesopotamia. Dia menyuling bunga-bungaan, minyak dan calamus dengan
wangi-wangian lain yang kemudian disaring dan dimasukkan kembali pada suatu
alat suling selama beberapa kali. Ia juga menggunakan tumbuh-tumbuhan lain
yaitu almond, corriander, myrtle, conifer resin, bergamot, dan bunga-bungaan
lain.

Pada abad ke-9, seorang ahli kimia dari Arab bernama Al-Kindi menulis
sebuah buku berjudul Book of the Chemistry of Perfume and Distillations
mengenai resep wangi-wangian dari minyak, salves, aromatic water dan bahan
pengganti atau imitasi dari obat-obatan yang mahal. Didalam buku tersebut juga
terdapat 107 metode dan resep serta alat-alat pembuatan parfum. Selain itu, di
Persia, seorang dokter dan ahli kimia, Avicenna mengenalkan proses ekstraksi
minyak dari bunga-bungaan melalui mekanisme penyulingan. Tanaman yang
digunakan pertama kali adalah bunga mawar. Metode penyulingan ini kemudian
menjadi prosedur yang paling banyak digunakan dalam pembuatan parfum.
Sebelum penemuan tersebut, parfum cair dibuat dengan mencampur minyak dan
tumbuh-tumbuhan yang dihancurkan atau ditumbuk. Pada tahun 1370, teknik
modern perfumery pertama kali dilakukan oleh bangsa Hungaria. Parfum dibuat
dengan mencampur minyak wangi dengan larutan alkohol. Dan hingga saat ini,
parfum sudah sangat berkembang dengan berbagai macam teknologi pembuatan.
Selain itu, parfum tidak hanya digunakan dalam kondisi-kondisi tertentu saja,
tetapi merupakan kosmetika wajib sehari-hari bagi manusia.

10
Menurut Takeo Mitsui (1997), parfum yang baik harus memiliki
persyaratan sebagai berikut:

Harus sesuai dengan konsep produk.

Memiliki aroma yang enak.

Memiliki keaslian dan bebauan modern.

Dapat berbaur dengan baik, bau tidak menyengat.

Memiliki kualitas yang baik.

II.2. Klasifikasi Parfum


II.2.1. Berdasarkan Pengguna
1. Parfum untuk pria/Men/Masculin Pour Homme, contohnya Fougere,
Oriental, dan Chypre.
2. Parfum untuk wanita/Women/Feminine/Pour Femme, contohnya
Floral, Oriental, dan Chypre.
3. Parfum Unisex, kelompok Fresh/Citrus atau Chypre.

II.2.2. Berdasarkan Volatilitas


1. Top Note
Wangi pertama yang tercium dari suatu parfum dan paling volatil.
Biasanya memiliki durasi yang pendek, yaitu maksimal 30 menit.
Contohnya yaitu Citrus dan Fruity yang berasal dari wangi buah-
buahan.
2. Middle Note
Wangi yang tercium lebih dalam dari jenis top note, durasinya sekitar
30 menit hingga 1 jam. Contohnya adalah Floral yang berasal dari
wangi bunga.
3. Base Note
Wangi yang tertinggal tahan lama dan masih dapat tercium setelah
pemakaian beberapa jam. Parfum jenis ini memiliki volatilitas terkecil.

11
Contohnya adalah Woody atau parfum yang berasal dari wangi kayu-
kayuan.

II.2.3. Berdasarkan Konsentrat

Minyak parfum perlu diencerkan dengan pelarut karena minyak


esensial/murni (baik yang alami maupun sintetis) mengandung konsentrat
tinggi dari komponen volatil yang mungkin akan mengakibatkan reaksi
alergi dan kemungkinan cedera ketika digunakan langsung ke kulit atau
pakaian. Pelarut juga dapat menguapkan minyak esensial dan membantu
mereka menyebar ke udara. Pelarut yang paling umum digunakan untuk
pengenceran minyak parfum adalah etanol atau campuran etanol dan air.
Minyak parfum juga dapat diencerkan dengan cara menetralkan bau lemak
menggunakan jojoba, minyak kelapa difraksinasi atau lilin. Persentase
volume konsentrat dalam minyak parfum adalah sebagai berikut:

1. Perfume Extract (Extrait)


Parfum jenis ini wanginya paling tahan lama, yaitu hingga 48 jam
karena mengandung 20-40% konsentrat tanpa dicampur dengan
alkohol.
2. Eau de Perfume (EDP)
Wangi parfum ini dapat bertahan hingga 24 jam. Kadar konsentrat
yaitu berkisar antara 15-22% dengan sedikit dicampur dengan alkohol.
3. Eau de Toilette (EDT)
Parfum ini dapat bertahan cukup lama dengan kadar konsentrat sekitar
12 persen dan dicampurkan dengan alkohol.
4. Eau de Cologne (EDC)
Parfum jenis ini yang paling ringan karena hanya mengandung
konsentrat sebesar dengan 5% dan mengandung alkohol paling banyak
jika dibandingkan dengan ketiga jenis parfum sebelumnya.
5. After Shave
Kadar konsentrat yang terkandung yaitu 3% atau kurang dengan
ditambahkan alkohol cukup tinggi. Jenis parfum ini dapat bertahan

12
kurang lebih 2 hingga 3 jam. Parfum ini mengandung balm atau
aloe/lidah buaya yang digunakan untuk menenangkan pori-pori setelah
bercukur. Kandungan alkohol didalamnya juga berfungsi untuk
menutup kembali pori-pori.

II.3. Sumber Parfum

Pada proses pembuatan parfum, terdapat berbagai sumber yang dapat


digunakan untuk membuat parfum yaitu terdiri dari :

II.3.1. Parfum berasal dari tumbuhan


Parfum yang berasal dari tumbuhan didapat dari minyak atsiri yang
diperoleh dari berbagai bagian tertentu pada tumbuhan, seperti :

a. Bunga, contohnya bunga mawar, lavender, orange blossom

b. Biji, contohnya biji caraway (jintan), almond (Prunus amygdalus)

c. Daun, contohnya daun bay, thyme, patchoull(nilan)

d. Kayu, contohnya pada kayu cendana, cedar, aloe

e. Kulit kayu, contohnya kulit kayu dari tanaman cinnamon, cascarilla

f. Buah, contohnya pada buah lemon (citrus), pala, jeruk, anggur,


vanili

g. Akar, contohnya akar jahe

h. Lumut, contohnya lumut yang berasal dari pohon oak.

i. Getah pohon

j. Resin, gum, balsam bahan tidak menguap yang diperoleh dari


tanaman tetapi terkadang mengandung bahan menguap yang
beraroma dan kental = gum stryax, balsam peru, benzoin.

13
Berikut akan dijelaskan beebrapa parfum yang berasal dari
tumbuhan tertentu, antara lain :

1. Parfum dari Bunga Mawar


Bunga mawar terdiri atas ratusan jenis spesies, namun hanya 2
jenis yang dapat digunakan sebagai bahan dalam pembuatan
parfum, yaitu Rosa centifolia (tanaman yang tumbuh di daerah
Grasse dan Maroko) dan Rosa damascena (tanaman mawar yang
tumbuh di daerah Bulgaria dan Turki). Untuk mendapatkan satu
pon esens aroma mawar biasanya diperlukan 2,5 ton bunga mawar
yang sudah dikeringkan. Contoh sediaan parfum yang beraroma
mawar antara lain parfum Joy dari Jean Patou dan parfum Paris
dari Yves Saint Laurent.
2. Parfum dari Bunga Jasmine (Melati)
Bunga jasmine atau melati merupakan bunga yang sering
digunakan sebagai bahan pembuatan parfum. Tanaman ini berasal
dari Persia dan Asia Tengah. Pada pembuatan parfum, biasanya
diperlukan 4000 kuntum bunga jasmine untuk memproduksi 1 pon
esens aroma jasmine. Contoh sediaan parfum yang berasal dari
bunga jasmine antara lain Joy dari Jean Patou, Arpege dari Lanvin,
Fleur de Fleurs dari Nina Ricci, dan First dari Van Cleef.

Gambar 1. Bunga Jasmine (Melati)

14
3. Parfum dari Bunga Tuberose
Tanaman ini biasanya dipakai dalam campuran parfum
oriental. Contoh sediaan parfum yang menggunakan bahan ini
adalah parfum Poison dari Christian Dior.

Gambar 2. Bunga Tuberose

4. Parfum dari Bunga Narcissus


Bunga narcissus merupakan suatu bahan mentah parfum yang
sangat mahal yang berasal dari Pegunungan Alpen. Biasanya pada
pembuatan parfum diperlukan 1200 pon bunga narcissus untuk
memproduksi 1 pon esens aroma bunga narcissus ini.

Gambar 3. Bunga Narcissus

5. Parfum dari Bunga Jeruk


Bunga jeruk yang berasal dari Cina ini juga dapat digunakan
sebagai bahan dalam pembuatan parfum. Pada pembuatannya
diperlukan 1000 pon bunga jeruk untuk menghasilkan 1 pon aroma
esens dari bunga jeruk yang disebut dengan neroli.

Gambar 4. Bunga Jeruk


15
6. Parfum dari Bunga Lavender
Parfum yang berasal dari bunga lavender ini menyerupai
parfum yang berasal dari bunga mawar, tetapi kadar aromatis
bunga lavender lebih rendah. Bunga lavender ini lebih
memancarkan aroma higienis seperti deterjen dan sabun mandi
sehingga saat ini bunga lavender jarang digunakan dalam industri
parfum.

Gambar 5. Bunga Lavender

7. Parfum dari Bunga Ylang-Ylang


Parfum yang berasal dari bunga ylang-ylang ini dapat
membangkitkan keindahan dan kelembaban alam tropis.

Gambar 6. Bunga Ylang-Ylang

8. Parfum dari Lumut Pohon Oak


Parfum yang berasal dario lumut pada pohon oak sering
disebut dengan mosses yang akan menghasilkan aroma chypre.

16
II.3.2. Parfum Berasal dari Sekresi Binatang
1. Ambergis

Ambergis merupakan bahan yang berasal dari sperma ikan


paus yang terlepas disaat kematiannya. Sehingga proses
pengambilan bahan parfum ini tidak membahayak hewan paus
yang dilindungi tersebut. Ambergis ini memiliki berat jenisnya
lebih kecil dibandingkan air, sehingga ambergis ini mengapung
bebas di lautan. Hal tersebut akan memudahkan dalam hal
pengumpulannya dan pengambilan sperma ikan paus tersebut.
Ambergis ini biasanya digunakan sebagai penguat wewangian yang
mudah menguap. Bahan ini setelah dikeringkan selama beberapa
bulan, maka bau amisnya akan berumah menjadi aroma ambergis.

Gambar 7. Ambergis
2. Castoreum

Castoreum adalah bahan yang berasal dari sepasang kelenjar


dalam tubuh berang-berang. Castoreum ini merupakan penguat
terbaik parfum dan biasanya digunakan dengan larutan alkohol.
Bahan ini biasanya digunakan pada wewangian pria.

Gambar 8. Berang-Berang

17
3. Musk

Musk adalah sekresi aroma yang diproduksi dari kelenjar perut


rusa jantan yang tidak bertanduk (musk deer). Rusa ini dapat hidup
di Asia Tengah dan Pegunungan Himalaya.

Gambar 9. Rusa Jantan yang Tidak Bertanduk

4. Civet (Kesturi)

Spesies kesturi yang biasa digunakan sebagai parfum berasal


dari daerah barat daya Ethiopia. Hewan ini memiliki kantong perut
yang berada di dekat alat vitalnya akan menghasilkan viverreum,
yaitu substansi kental yang berwarna kecoklatan dan beraroma
khas.

Gambar 10. Hewan Kesturi

II.3.3. Parfum dari bahan kimia / Isolat


Selain berasal dari bahan alami, parfum dapat juga diuat dari
bahan sintetik atau buatan yang berasal dari bahan kimia. Hal tersebut,
karena permintaan pasar untuk parfum meningkat, sedangkan bahan
alami yang digunakan dalam pembuatan parfum jumlahnya sangat
terbatas. Maka dari itu para analis kimia meneliti dan membuat bahan

18
yang berasal dari bahan kimia. Berikut adalah parfum yang berasal
dari bahan kimia yaitu berasal dari isolat :

a. Euginol, bahan ini biasanya diperoleh dari minyak cengkeh

b. Citral, berasal dari minyak lemongras

c. Geraniol, merupakan bahan yang berasal dari minyak citronella

Produk isolat ini diturunkan dari masing-masing minyak atsiri


melalui reaksi kimia. Senyawa ini tidak ada di alam dan merupakan
produk esterifikasi seperti : formiat, asetat, propionat, dan ester
lainnya dari citronellol, geraniol, dsb.

Selain itu terdapat pula bahan sintetik parfum yang berasal dari
bahan organik sintetik yang terdiri dari alkohol aromatik dan alkohol
lemak yang biasanya mempunyai aroma tertentu, dan terdapat pula
ester-ester serta aldehida. Contoh bahan kimia yang digunakan
sebagai bahan dasar pembuatan parfum antara lain :

a. Fenil Etil Alkohol, merupakan salah satu bahan dasar parfum rose.
b. Cinnamyl Alkohol, merupakan suatu fixatif yang digunakan dalam
lilac.
c. Terpineol, biasanya terdapat dalam minyak pine, tapi dibuat dari
terpentin.
d. Ester-ester dari bau karakteristik buah-buahan, seperti : metil fenil
karbonil asetat dalam parfum gardenia dan jasmine.

II.4. Aroma Parfum

Aroma parfum bisa menjadi senjata untuk menarik perhatian orang


lain karena kekhasan parfum yang kita pakai. Dengan parfum, orang bisa
menjadi lebih percaya diri bila bertemu orang lain. Parfum tidak hanya
berfungsi sebagai pengharum tubuh. Tetapi aroma parfum memiliki efek
samping yang positif, seperti menenangkan, memberi rasa nyaman, atau
mengurangi stres. Aroma parfum biasanya ditonjolkan sesuai kepribadian

19
dan jenis kelamin. Pada umumnya aroma pepohonan dan musk lebih
dominan pada parfum pria, sedangkan floral dan fruit dominan pada parfum
wanita. Berikut adalah beberapa jenis aroma parfum yang akan dibahas,
antara lain:

1. Leather
Merupakan paduan dari aroma madu, tembakau, kayu yang di-
mixed dengan lembut dan meninggalkan aksen leather yang mewah.

Gambar 11. Contoh Sediaan Aroma Leather

2. Fougere
Campuran dasarnya berasal dari lavender, coumarin, dan oakmoss.
Aroma ini juga ditandai perpaduan wangi rempah dan wood, serta
membutuhkan waktu beradaptasi dengan kondisi tubuh. Meski terkesan
lembut dan menenangkan pikiran, aromanya juga menampilkan sisi
ambisius, classy, dan sedikit konvensional. Aroma kayunya sangat kuat
dengan tambahan dedaunan, bunga lavender dan serutan kayu oak yang
menjadi pesona bagi pria. Wewangian ini sangat cocok digunakan oleh
pria yang ingin tampil romantis dan menunjukkan sisi maskulinnya.

Gambar 12. Contoh Sediaan Aroma Fougere

20
3. Floral
Aromanya berasal dari bunga-bungaan, seperti mawar, anggrek,
dan melati. Cocok untuk anda yang berkribadian feminim dan romantis.
Aroma ringan ini tentunya menjadi favorit sebagian besar wanita,
beberapa aroma dasar bunga disatukan menjadi aroma yang memesona,
lembut, sekaligus bold. Dan terkadang seksi, sekaligus feminin.

Gambar 13. Contoh Sediaan Aroma Florist


4. Gourmand
Bila Anda pencinta vanila, aroma ini paling cocok untuk Anda.
Menghadirkan aroma rileks dan lembut di mana ada sentuhan feminin di
dalamnya yang membuat kita merasa bak seorang putri dengan jubah
mewah.

Gambar 14. Contoh Sediaan Aroma Gourmand

5. Chypre
Berasal dari gabungan ekstrak bargamot, oakmoss, dan labdanum.
Karakteristik wewangiannya ditandai oleh aroma khas apricot dan
custard, dalam bahasa Perancis disebut cyprus. Parfum ini cocok bagi
seseorang yang berhati lembut dan romantis, serta bernuansa dingin atau
malam hari. Pepohonan seperti Patchiuli, Labdanum, dan oak adalah tiga
karakter utama dalam parfum ini yang sangat kental dan nyata.

Gambar 15. Contoh Sediaan Aroma Chypre


21
6. Fruity
Merupakan perpaduan aroma tumbuhan dan buah-buahan
menyegarkan, seperti citrus, orange, limes, dan grapefruit. Tepat bagi
mereka yang berjiwa dinamis, aktif, dan suka beraktifitas di luar ruang.
Aroma buah-buahan ini lebih memberikan sentuhan refreshing, keceriaan
yang menyegarkan dan menyeimbangkan semua aroma yang berat.

Gambar 16. Contoh Sediaan Aroma Fruity

7. Wood
Wanginya didominasi aroma kayu khas dari Kepulauan Pasifik
Selatan, ciri khasnya dalah aroma sandalwood dan cedar. Tepat untuk
menemani anda yang suka berpetualang, independen serta menyukai
tantangan Aroma sandalwood cenderung bernuansa mewah dan
memberikan kehangatan, terutama saat dipadu dengan cedar dan
camphoraceous.

Gambar 17. Contoh Sediaan Aroma Wood

8. Citrus
Karakteristik utama citrus yang berasal dari lemon, tangerine,
clementine, dan grapefruit, adalah aromanya yang menyegarkan dan
langsung tercium begitu disemprotkan. Biasanya digunakan untuk eaude
teoilette, dan mengesankan pribadi yang aktif, sportif, lively, serta,
ekstrovert. Sangat pas digunakan saat berolah raga.

22
Gambar 18. Contoh Sediaan Aroma Citrus

9. Ambers
Ambers merupakan campuran vanilla, bunga-bungaan, wood, dan
minyak camphorous. Perpaduannya mampu membawa pikiran maupun
mood anda ke suasana oriental yang eksotis, terutama bagi mereka yang
berjiwa romantis, namun tetap terkesan misterius dan maskulin.

Gambar 19. Contoh Sediaan Aroma Ambers

10. Aroma Oriental

Aroma ini sangat elegan, anggun, dan tergolong aroma yang paling
seksi. Kandungan bahan bakunya yang beragam membuat paduan
aromanya sulit untuk ditebak. Contohnya antara lain sweet vanila, musk,
spice, sumtuous flowers, dan orientals resin.

11. Oceanic Air

Aroma jenis ini terinspirasi dari udara dan laut, yaitu dengan aroma
yang ringan dan cenderung segar yang akan menebarkan wangi yang
menyegarkan dan menenangkan.

12. Green

Aroma ini berasal dari berbagai jenis dedaunan dan pepohonan yang
mampu menimbulkan sensasi relaksasi yang menenangkan.

23
II.5. Metode Pembuatan Parfum

1. Pengumpulan bahan mentah


Dalam pembuatan parfum, bahan-bahan alami yang akan diekstrak minyak
atsirinya dikumpulkan terlebih dahulu, seperti bunga, buah, akar, daun, biji,
atau kelenjar dari hewan.

2. Ekstraksi
Bahan-bahan mentah alami yang telah dikumpulkan kemudian diekstraksi
yang dapat dilakukan dengan cara :

a. Hidrodistilasi : bahan mentah dibenamkan dalam air dan dipanaskan


hingga mendidih. Minyak atsiri ditarik dengan uap air. Ketika destilat
terkondensasi menjadi cair, minyak atsiri yang diperoleh mudah
terpisah dengan air dan akan berada di atas air. Suhu saat destilasi yang
tidak pernah mencapai suhu di atas 100o C meminimalkan
dekomposisi minyak akibat panas.

Gambar 20. Hidrodestilaso

b. Steam distillation / destilasi uap : bahan mentah dilewatkan dengan


uap bertekanan yang mengalir hingga komponen yang beraroma
terekstraksi. Uap terkondensasi menjadi cair dan minyak atsiri terpisah
dari air. Metode ini paling banyak digunakan saat ini, berguna untuk
mendapatkan minyak atsiri yang tahan pemanasan. Suhu dapat diatur
agar mencapai laju maksimum ekstraksi dengan dekomposisi termal
yang rendah.

24
Gambar 21. Alat Steam Distillation

Gambar 22. Proses Destilasi

c. Solvent extraction / ekstraksi dengan pelarut organik : pelarut


hidrokarbon (heksan, petroleum eter, metanol, etanol) ditambahkan ke
material untuk ekstraksi kemudian ekstraksi dilakukan dengan soxhlet.
Setelah destilasi untuk menghilangkan solvent, ekstrak yang tertinggal
disebut concrete. Untuk memurnikan ekstrak dapat ditambah etanol,

25
kemudian dievaporasi etanolnya dan didapatkan ekstrak yang disebut
absolut yang merupakan ekstrak paling murni dari minyak atsiri.
Metode ini berguna untuk bahan yang tidak tahan pemasanan.
d. Enfleurage : menggunakan lemak hewan untuk pengekstraknya. Bahan
diletakkan di atas kaca yang dilapisi lemak selama beberapa hari
(ditutup), diganti berulang dengan bahan segar. Substansi yang didapat
dinamakan pomade, minyak yang diserap diekstraksi dengan etanol
untuk mendapatkan ekstrak absolut. Cara ini sudah lama tidak
digunakan karena waktu proses lama dan membutuhkan biaya besar.

Gambar 23. Proses Enfleurage

e. Maserasi : bahan mentah direndam dalam wadah minyak yang besar


hingga minyak atsiri terlarut. Minyak dapat dipanaskan untuk
mempercepat proses, proses ini menyita waktu. Pomade bisa
diekstraksi oleh etanol untuk memurnikan ekstrak.
f. Perkolasi : bahan mentah yang akan di ekstraksi dikemas ke dalam
kolom dengan keran pada bagian bawah kolom. Campuran ekstrak
yang dituang ke atas kolom akan mengalir melewati material kolom.
g. Ekspresi / cara peras: metode ekstraksi ini biasa digunakan untuk
mendapatkan minyak atsiri dari kulit buah segar yang biasanya keras,
dengan proses pressing dengan roller. Metode ini berguna untuk bahan
yang tidak tahan panas.

26
Gambar 24. alat ekspresi

h. Ekstraksi Supercritical Fluid/ ekstraksi dengan menggunakan CO2 :


menggunakan karbondioksida pada kondisi superkritiknya untuk
mengekstrak minyak atsiri. Keuntungan karbondioksida adalah saat
dihilangkan tekanannya, berubah menjadi kondisi uapnya,
meninggalkan ekstraknya, dan bukan merupakan kontaminan, namun
metode ini mahal karena memerlukan instrumentasi khusus.

3. Blending : komponen minyak atsiri dilarutkan dalam etil alkohol. Dua


konsentrasi etil alkohol adalah 99,5% (anhidrat) dan 95-96%
(mengandung air). Konsentrasi 95-96% biasa digunakan untuk parfum.
Eau de cologne menggunakan konsentrasi yang sama atau lebih rendah.
Suatu substansi perlu ditambahkan ke parfum untuk mencegah orang
meminumnya seperti rasa pahit dan bau yang disebut denaturant.

Tabel 1. Tipe Produk Fragrance

27
4. Maturing : untuk menghilangkan bau yang mengiritasi dari alkohol dan
menghasilkan bau yang lembut. Maturing ini dilakukan dengan disimpan
dalam wadah yang ditutup rapat terbuat dari material stabil seperti
stainless steel, disimpan dalam tempat sejuk dan gelap. Lamanya waktu
maturing tergantung tipe fragrance. Setelah maturing selesai, parfum
disaring untuk menghilangkan presipitat dengan menggunakan kertas
saring.

Gambar 25. Alat Saring

II.6. Formulasi dan Contoh Produk Parfum


II.6.1. Mencampur Parfum

Bahan dasar parfum harus diracik untuk mendapatkan bau atau


aroma yang diinginkan. Meracik bahan dasar parfum memerlukan
keahlian khusus yang meliputi kemampuan teknis, pengalaman, dan
bakat seni yang tinggi.

Poucher mengklasifikasikan kualitas bahan dasar parfum


berdasarkan daya menguap bahan (volatilitas), antara lain :

a. Tinggi (top notes), sangat mudah menguap, skala 1-14, misalnya


lavender, bergamot.

b. Menengah (middle notes), tidak terlalu mudah menguap, dan


merupakan campuran pembawa dan badan parfum, skala 15-60,
misalnya geranium.

28
c. Rendah (basic notes), sukar menguap, skala 60-100, misalnya
cinnamon dan vanila.

Setelah dicampur, parfum harus dibiarkan agak lama sebelum


digunakan agar stabil.

II.6.2. ISI PARFUM

Dalam sediaan parfum, zat atau zat-zat pewangi (minyak esensial)


biasanya dilarutkan dalam pelarut alkohol. Setelah larut, baru
ditambahkan air. Ketika minyak parfum berada di dalam suatu larutan
hidroalkoholik, maka proses pencampuran wangi mulai berlangsung.
Hal yang perlu diketahui adalah minyak essensial dapat dikombinasikan
dengan minyak esensial atau bahan lain sehingga dapat menghasilkan
wangi yang baru.

Berdasarkan pada kadar pelarut dan yang dilarutkan, dikenal eau de


perfume yang mengandung lebih banyak parfum dan eau de toilette
yang mengandung lebih banyak alkohol.

Berikut adalah beberapa contoh formula parfum.

1. Solid eau de cologne

Minyak cologne 3,0 %

Na stearat .. 9,0 %

Dietil adipat .. 5,0 %

Isopril miristat . 5,0 %

Heksilin glikol .. 3,0 %

Etil alkohol 75,0 %

29
2. Rose Perfume

Geraniol 30,0 %

Rhodinal ... 20,0 %

Citronellol . 10,0 %

Fenil etil alkohol .40,0 %

II.6.3. CONTOH PRODUK PARFUM


a. Solid eau de cologne

Gambar 26. Contoh produk solid eau de cologne

b. Rose Perfume

Gambar 27. Contoh produk Rose Perfume

30
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Parfum telah digunakan sejak dahulu kala oleh berbagai bangsa


seperti Mesir, Persia, Yunani, Roma, Timur hingga bangsa modern saat ini.
Parfum berawal dari penggunaannya untuk kepentingan spiritual hingga
kemudian menjadi kebutuhan untuk wewangian masing-masing pribadi.
Parfum mengandung minyak esensial atau senyawa aromatif yang berfungsi
sebagai kosmetika Parfum dapat digolongkan berdasarkan penggunanya,
volatilitas, dan kadar konsentrat yang terkandung. Sumber parfum bisa
berasal dari tumbuhan seperti bunga, biji, daun, hewan seperti musk, civet,
maupun bahan sintetik. Aroma parfum digunakan untuk menarik perhatian
orang lain, biasanya ditonjolkan sesuai kepribadian dan jenis kelamin,
seperti aroma pepohonan dan musk lebih dominan pada parfum pria,
sedangkan floral dan fruit dominan pada parfum wanita.
Pembuatan parfum dimulai dari pengumpulan bahan, ekstraksi yang
dapat dilakukan dengan hidrodestilasi, ekstraksi dengan pelarut organic,
enfleurage, maupun ekspresi yang kemudia dicampur dengan alcohol dan di
maturing. Kandungan yang terdapat dalam parfum adalah ekstraknya yang
digunakan dapat lebih dari satu ekstrak dan penambahan alcohol dengan
konsentrasi yang berbeda-beda sesuai jenisnya.

III.2 Saran

Wangi parfum sangat beraneka ragam dan dapat berasal dari berbagai
sumber. Pemilihan parfum yang disukai sangatlah subjektif, bergantung dari
orang yang akan menggunakannya. Oleh karena itu mungkin pengembangan
mengenai wangi parfum yang baru serta pengolahannya agar semakin
efektif dapat ditingkatkan sehingga semakin banyak variasi yang akan
diminati masyarakat.

31
DAFTAR PUSTAKA

Adita. 2012. Jenis-Jenis Parfum. http://informasitips.com/jenis-jenis-parfum.


Didownload pada Selasa, 26 Februari 2013 Pukul 19.00 WIB.

Anonim. 2012. Kenali Jenis Aroma Parfum Yang Sesuai Dengan Kepribadianmu.
http://info.gudangparfum.com/wangi-aroma-parfum-sesuai-kepribadian/.
Didownload pada Selasa, 26 Februari 2013 Pukul 19.10 WIB.

Anonim. 2013. Jenis Aroma Dasar Parfum yang Berbau Wangi Tumbuhan
Floral. http://womennizer.blogspot.com/2013/02/jenis-aroma-dasar-
parfum-yang-berbau.html. Didownload pada Selasa, 26 Februari 2013
Pukul 19.15 WIB.

Anonim. 2012. Sumber Bahan Baku Parfum. http://perfume-


scent.blogspot.com/2012/03/sumber-bahan-baku-parfum.html. Didownload
pada Selasa, 26 Februari 2013 Pukul 19.20 WIB.

Anonim. 2012. Mawar, Kesturi, Sperma Ikan Paus Bahan-Bahan Pembuat


Parfum. http://identics.tripod.com/parfum/bahan_aromatis.htm.
Didownload pada Selasa, 26 Februari 2013 Pukul 19.20 WIB.

Mitsui, Takeo. 1997. New Cosmetic Science. The Netherlands : Elsevier Science.

Salvador, Amparo dan Alberto Chisvert. 2007. Analysis of Cosmetic Product. The
Netherlands : Elsevier Science.

32

Anda mungkin juga menyukai