Anda di halaman 1dari 23

1

BAB I

PENDAHULAUN

A. LATAR BELAKANG

Parfum atau minyak wangi adalah campuran minyak esensial dan senyawa

aroma (aroma
(aroma compound ),
), fiksatif, dan pelarut yang digunakan untuk memberikan bau wangi

untuk tubuh manusia, obyek, atau ruangan. Jumlah dan tipe pelarut yang bercampur dengan

minyak wangi menentukan apakah suatu parfum dianggap sebagai ekstrak parfum,  Eau de

 parfum,
 parfum, Eau de toilette,
toilette, atau  Eau de Cologne.
Cologne. Kata `parfum` berasal dari bahasa Latin `per

asap` yang berarti melalui asap. Parfum mulai dibuat di Mesir kuno, kemudian, diperbaiki

oleh orang Roma dan orang Arab.

Parfum adalah produk yang sudah tidak asing lagi dalam kehidupan sehari-hari.

Apalagi saat ini aroma parfum yang ditawarkan sudah semakin beragam, baik yang

dikhususkan untuk pria, wanita, ataupun untuk keduanya. Kata parfum sendiri berasal dari

 bahasa latin “ per fumum”


fumum” yang berarti melalui asap. Riwayat parfum telah ada sejak zaman

Mesopotamia kuno sekitar lebih dari 4000 tahun yang lalu. Pada zaman dahulu, orang-orang

menggunakan tanaman herbal, rempah-rempah dan bunga dan dicampurkan bersama untuk

membuat wewangian. Selanjutnya pada pertengahan abad ke-15 parfum mulai dicampur

minyak dan alkohol. Meskipun demikian, parfum baru mengalami kemajuan pesat pada abad

ke-18 dengan munculnya beragam aroma wewangian dan botol yang indah

Dalam 20 tahun terakhir ini terdapat peningkatan yang pesat pada jumlah produksi

 parfum (Albano, Goodelman, Kunes, & O’Rourke 2010). Bahkan industri parfum

diperkirakan dapat memperoleh hasil penjualan tahunan sebesar 25-30 juta dollar (NYtimes,

2009). Hal tersebut menunjukkan adanya kebutuhan masyarakat akan parfum yang semakin

hari semakin meningkat.


2

Ada beberapa alasan mengapa konsumen menggunakan parfum. Dari hasil

 penelitian Borgave & Chaudari (2010), konsumen merasa lebih baik dan merasa lebih

 percaya diri setelah menggunakan parfum. Hasil penelitian


peneliti an lainnya dari Borgave & Chaudari

(2010), adalah konsumen menilai wangi parfum berada di urutan pertama yang

dipertimbangkan pada saat akan membeli parfum. Urutan selanjutnya adalah merek, harga,

dan kemasan parfum itu sendiri.

Peneliti memilih judul ini karena indonesia memiliki banyak tanaman penghasil minyak

atsiri, dalam dunia industry parfum, bahan utama pembuatan parfum adalah minyak atsiri.

Oleh karena itu Indonesia sangat berpotensi dalam pengembangan industry parfum, pada

 praktikum ini akan dilakukan pembuatan parfum dari berbagai biang parfum yang berasal

dari ekstrak tanaman penghasil minyak atsiri serta melakukan analisis mutu terhadap parfum

yang dibuat sehingga layak untuk digunakan dalam industry parfum.

A. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana cara membuat parfum dari ekstrak buah pepaya

2. Bagaimana kualitas dari ekstrak buah pepaya

B. TUJUAN

1. Untuk mengetahui cara membuat parfum dari ekstrak buah pepaya

2. Untuk mengetahui kualitas parfum yang di buat dari ekstrak buah pepaya

C. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

Pelaksanaan kegatan praktek tentang pengolahan hasil tersebut akan di laksanakan

 pada bulan agustus sampai septembar di laboratorium SMK-SMAK Makassar.


3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PARFUM

1. Sejarah Parfum

Parfum sudah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu - kata "parfum" berasal dari bahasa

Latin per fume artinya "melalui asap". Salah satu kegunaan parfum tertua berupa bentuk

 pembakaran dupa dan herbal aromatik yang digunakan dalam pelayanan keagamaan,

seringkali untuk aromatik gums, kemenyan dan mur, dikumpulkan dari pohon.

Mesir adalah yang pertama memasukkan parfum ke budaya mereka diikuti

oleh Cina kuno, Hindu, Israel, Carthaginians, Arab, Yunani, dan Romawi. Penggunaan awal

dari botol parfum adalah di Mesir sekitar 1000 SM. Mesir menemukan gelas dan botol

 parfum adalah salah satu penggunaan umum pertama untuk kaca.

2. Tingkat Konsentrsi

Minyak parfum perlu diencerkan dengan pelarut karena minyak esensial/murni (baik

yang alami ataupun sintetis) mengandung konsentrat tinggi dari komponen volatil yang

mungkin akan mengakibatkan reaksi alergi dan kemungkinan cedera ketika digunakan

langsung ke kulit atau pakaian. Pelarut juga menguapkan minyak esensial, membantu mereka

menyebar ke udara. Sejauh ini pelarut yang paling umum digunakan untuk pengenceran

minyak parfum adalah etanol atau campuran etanol dan air. Minyak parfum juga dapat

diencerkan dengan cara menetralkan bau lemak menggunakan jojoba, minyak kelapa

difraksinasi atau lilin.


4

Persentase volume konsentrat dalam minyak parfum adalah sebagai berikut:

 Ekstrak parfum: 20% - 40% senyawa aromatik

  Eau de Parfum (EDP): 10 - 30% senyawa aromatik

  Eau de Toilette (EDT): 5 - 20% senyawa aromatik

  Eau de Cologne ( EDC): 2 - 5% senyawa aromatik, merek (reg.Trademark): Original Eau

de Cologne

  Eau de Solid (EDS): - 1% senyawa aromatik, merek (reg.Trademark): EDS

Semakin tinggi jumlah persentase senyawa aromatik, maka intensitas dan aroma yang

tahan lama tercipta. Perfumeries yang berbeda menetapkan jumlah yang berbeda dari minyak

untuk masing-masing parfum mereka. Oleh karena itu, meskipun konsentrat minyak parfum

dalam pengenceran Eau De Parfum (EDP) selalu akan lebih tinggi daripada parfum yang

sama dalam bentuk eau de toilette (EDT) di dalam kisaran yang sama, jumlah yang

sebenarnya dapat bervariasi antara masing-masing Perfumeries. Sebuah parfum EDT dari

sebuah Perfumeries mungkin lebih kuat daripada EDP dari Perfumeries yang lain.

B. PEPAYA

Pepaya (Carica papaya L.), atau betik adalah tumbuhan yang berasal dari meksiko

 bagian selatan dan bagian utara dari Amerika Selatan , dan kini menyebar luas dan banyak

ditanam di seluruh daerah tropis untuk diambil buahnya. C. papaya adalah satu-satunya jenis

dalam genus Carica 


. Nama pepaya dalam bahasa indonesia diambil dari bahasa Belanda,

"papaja", yang pada gilirannya juga mengambil dari nama bahasa arawak, "papaya".

Dalam bahasa jawa pepaya disebut "katès" dan dalam bahasa sunda "gedang".
5

Buah pepaya dimakan dagingnya, baik ketika muda maupun masak. Daging buah muda

dimasak sebagai sayuran. Daging buah masak dimakan segar atau sebagai campuran koktail

 buah. Pepaya dimanfaatkan pula daunnya sebagai sayuran dan pelunak daging. Daun pepaya

muda dimakan sebagai lalap (setelah dilayukan dengan air panas) atau dijadikan

 pembungkus butil. Oleh orang Manado, bunga pepaya yang diurap menjadi sayuran yang

 biasa dimakan. Getah pepaya (dapat ditemukan di batang, daun, dan buah)

mengandung enzim papain, semacam protease, yang dapat melunakkan daging dan

mengubah konformasi protein lainnya. Papain telah diproduksi secara massal dan menjadi

komoditas dagang. Untuk memproduksi papain, bahan baku yang perlu dipersiapakan adalah

getah pepaya. Sementara bahan penolongnya berupa air dan sulfit. Air digunakan sebagai

 pengencer getah pepaya, sedangkan sulfit digunakan sebagai pelarut bahan kimia.

Pengambilan getah buah dilakukan pada buah yang sudah berumur 2.5-3 bulan. Buah

yang sedang dalam masa penyadapan harus tetap tergantung pada batang pokoknya.

Penyadapan dilakukan sampai tujuh kali dengan inte rval penyadapan empat hari, maka waktu

yang diperlukan untuk penyadapan adalah sekitar 28 hari. Waktu yang tepat untuk menyadap

adalah pagi hari sebelum matahari terbit atau sore hari sebelum matahari terbenam Daun

 pepaya juga  berkhasiat obat dan perasannya digunakan dalam pengobatan tradisional untuk

menambah nafsu makan.

C. TEKNIK PEMBUATAN PARFUM

Produk-produk parfum merupakan hasil keterampilan teknik tingkat tinggi, yang

dicapai melalui eksperimentasi serta perbaikan alat dan perangkatnya secara terus menerus.

Banyak mesin yang berlainan yang harus diuji coba sebelum versi finalnya menjadi alat

 penyulingan modern. Ada lima teknik untuk memproduksi parfum :


6

1. Maceration:  Merupakan teknik yang paling kuno, yakni penyatuan antara wewangian dan

lemak melalui pemanasan. Pada proses ini, absorbsi minyak atsiri oleh lemak dilakukan

dalam keadaan hangat. Alat yg digunakan dan proses pencampuran bunga dengan lemak

sama seperti pada enfleurage. Kebaikan cara ini adalah daya absorbsi lemak terhadap bau

 bertambah besar dan kelemahannya karena kemungkinan sebagian komponen minyak

mengalami kerusakan dengan panas, sehingga cara ini jarang digunakan. Dilakukan terhadap

 beberapa jenis bunga: mawar, orange, yang kegiatan fisiologisnya terhenti setelah pemetikan.

Bunga tersebut jika disuling hanya menghasilkan sejumlah minyak yang diproduksi oleh

 bunga pada saat ekstraksi dan seterusnya akan mati dan tdk memproduksi minyak.

2. Enfleurage: Pada proses ini absorbsi minyak atsiri oleh lemak dilaku kan pada suhu

rendah, sehingga minyak terhindar da ri kerusak an yang disebabkan panas. Metode ini

 banyak diterapkan untuk mengekstraksi beberapa jenis minyak bunga seperti: melati,

ekstraksi sedap malam, mawar, yang masih melanjutkan kegiatan fisiologisnya dan

memproduksi minyak setelah bunga dipetik. Proses ini menghasilkan rendemen minyak lebih

tinggi, kelemahannya memerlukan waktu lebih lama, membutuhkan tenaga trampil dan

 berpengalaman Menyatukan wewangian dan minyak tapi dengan cara yang berbeda, yakni

 penyerapan wewangian melalui lemak dan benzoin. Cara ini dapat menghasilkan parfum

setara bunga.

3. Distilasi atau penyulingan: proses pemisahan komponen berupa cairan atau padatan dari

2 macam campuran atau lebih berdasarkan titik uapnya dan proses ini dilakukan terhadap

minyak atsiri yang tidak larut dalam air dan tidak rusak oleh uap. Kelemahan distilasi adalah

Tidak baik digunakan untuk jenis minyak yang mengalami kerusakan oleh panas dan air.

Minyak atsiri yang mengandung fraksi ester akan terhidrolisa karena adanya air dan panas.

Komponen minyak yang larut dalam air tidak dapat diekstraksi. Komponen minyak dengan

titik didih tinggi, sebagian tidak ikut tersuling dan tetap tinggal dalam bahan. Berbagai bahan
7

wewangian dilumatkan dan dimasukkan kedalam mesin penyuling, lalu dicampur dengan air

dan dipanaskan hingga mendidih. Melalui pipa leher angsa, uapnya didinginkan dan menjadi

cairan: air terletak dibagian bawah, sedangkan esensnya yang berupa minyak mengambang

dibagian atas.Dari esens itu, biasanya kemudian dipisahkan.Namun kadang-kadang air

 bercampur esens itu dijual dalam bentuk murni.

4. Ekstraksi: Mengingat tidak semua bunga atau tanaman dapat didistilasi, misalnya mawar

centifolia, narcissus, atau mimosa. Maka para ahli mengembangkan teknik ekstraksi. Bahan-

 bahan parfum tidak dilumatkan tapi dicampur dengan air dan diputar berulang-ulang hingga

mengeluarkan pelarut. Pelarut ini kemudian ke ruang hampa udara, dipanaskan, dijadikan uap

dan seterusnya sama dengan proses distilasi.

5. Ekspresi atau pengepresan: Cara pengepresan umumnya dilakukan terhadap bahan

 beberapa biji, buah atau kulit buah yang dihasilkan dari tanaman yang termasuk famili citrus,

karena minyak dari tanaman citrus akan mengalami kerusakan jika diekstraksi dengan

 penyulingan. Dengan tekanan pengepresan, sel-sel yang mengandung minyak akan pecah dan

minyak akan mengalir ke permukaan bahan Contoh: Minyak lemon, Minyak bergamot (kulit

 jeruk mandarin)Adalah teknik terakhir. Cara ini digunakan untuk mengekstraksi minyak

citrus dan buah-buahan semacam jeruk orange, lemon, dan mandarin. Minyak alami dari

 buah-buahan ini terdapat dalam kelenjar kecil dibagian kulitnya. Dengan pengupasan dan

 pemerasan, minyak yang merupakan esens wewangian dan air itu dapat keluar. Prinsip yang

sama diterapkan dalam pabrikasi parfum.

D. BAHAYA PENGGUNAAN PARFUM

Setiap produk wewangian mengandung pelarut tambahan yang berfungsi sebagai

media atau fondation baik parfum itu asli atau sintesis. Persentase kandungan bahan kimia

dalam parfum antara kisaran 30 % tergantung dari jenis produknya. Namun dari beberapa
8

analisa pasar, 95 % bahan kimia yang terkandung di dalam produk wangian adalah bahan

kimia sintetik yang berbahan dasar petroleum yang merupakan turunan benzena, aldehid atau

zat yang umumnya terkenal beracun. Salah satu organisasi di Amerika yang menangani

masalah kesehatan lingkungan menemukan zat kimia beracun dari 815 sampel yang mereka

ambil. Tes yang dilakukan pada tahun 1991 menemukan zat-zat yang terkandung adalah

kloroform yang dapat juga ditemui pada pelembut pakaian dan  p-diklorobenzena yang telah

diketahui bersifat karsinogenik pada produk penyegar ruangan dengan dosis yang tinggi.

Selain itu juga terdapat pengharum yang beraroma musk, yang dicurigai

mengakibatkan sakit kepala dan juga bersifat karsinogenik meskipun pada kandungan yang

lemah. Berdasarkan riset dari FDA pada tahun 1968-1972, bahan kimia seperti alfa-terpineol,

 benzil asetat, benzil alcohol, limonin, lioanalol yang sering terdapat dalam kosmetik, bahan-

 bahan ini dicurigai sering memberikan efek samping pada kulit pemakai.

Menurut Michelle Schoffro Cook, ahli gizi holistik dan naturopati sekaligus penulis

 buku kesehatan populer, mengatakan terdapat 500 lebih bahan kimia berbahaya yang menjadi

 bahan dasar pembuatan wewangian di parfum. Kebanyakan berasal dari bahan kimia sintetis

yang diperoleh dari bahan petrokimia, dan telah terbukti mengandung neurotoxin (racun yang

 bisa merusak pembuluh darah atau syaraf otak). Dan, terdapat juga kandungan karsinogen

(bahan yang dianggap sebagai penyebab kanker). Penelitian ini amat mengejutkan, karena

hampir semua wanita, bahkan pria mengenakan parfum. Siapa sangka, banyak bahan kimia

yang terkandung dalam parfum atau wewangian lain yang tak kalah berbahaya dibandingkan

 bahaya asap rokok.

Jika Anda bisa mencium aroma parfum, itu karena bahan molekul sintesis yang

 beracun dari parfum masuk lewat saluran pernapasan, yang langsung memberikan jalan

menuju otak. Yang juga berbahaya, meskipun tidak mencium aromanya, Anda tetap

menghirup bahan kimia dari paparan parfum.


9

Karena itu, otak atau organ tubuh paling vital ini bisa terganggu akibat aroma parfum

ini. Sebenarnya, otak dilindungi oleh mekanisme yang tak bisa ditembus zat berbahaya.

Sayangnya, hal ini tidak sepenuhnya bisa melindungi otak. Penelitian baru-baru ini

menunjukkan system ini dapat membiarkan sejumlah racun lingkungan, termasuk yang

terkandung dalam parfum yang dapat masuk ke otak. Dan, jika sudah masuk ke dalam otak,

 beberapa racun baru bisa dihilangkan dalam waktu lama dan dengan pengobatan intensif.

Kerusakan otak bisa berupa peradangan dan munculnya plak otak. Keduanya merupakan

gangguan paling berbahaya pada otak.

Beberapa bahan kimia yang biasa terkandung dalam parfum, antara lain ethanol,

 benzaldehyde, benzyl acetate, a-pinene, acetone, benzyl alcohol, ethyl acetate, linalool, a-

terpinene, methylene chloride, a-terpineol, camphor, dan limonene. Memang, sebagian dari

 bahan ini memang tidak berbahaya bagi tubuh. Tapi, sebagian lagi bisa menyebabkan otot

tubuh tegang, lebih mudah marah, asma, sakit persendian, kelelahan, tenggorokan gatal, sakit

kepala, batuk, dan iritasi kulit.

Jadi, aroma parfum atau wewangian tubuh lainnya yang dianggap bisa membuat

 pemakainya lebih atraktif, ternyata juga bisa mengganggu kesehatan. Setidaknya, untuk

menyeimbangkan racun yang masuk ke dalam tubuh, sebaiknya Anda lindungi tubuh dengan

asupan makanan yang mengandung antioksidan tinggi, seperti buah-buahan dan s ayuran.

Salah satu ciri keracunan yang disebabkan oleh bahan kimia yang terdapat dalam zat

 pewangi yang ditambahkan dalam suatu produk pembersih dan kosmetik adalah asma,

kanker, cacat janin pada bayi dalam kandungan, keguguran, gangguan pada syaraf, seperti

Parkinson , alzeimer, dll. Identifikasi ini dapat ditemukan baik dalam jangka panjang atau

 pendek

Pada tahap awal keracunan dapat diidentifikasi melalui reaksi seseorang terhadap

suatu produk tertentu yang dicurigai mengandung bahan pewangi sintetik yang mengandung
10

zat kimia yang berbahaya. Walaupun pada tahap ini hanya sebagian orang yang sensitif yang

menunjukkan tanda-tanda keracunan, sama bentuknya seperti seseorang yang alergi terhadap

debu. Sedangkan sebagian individu yang lain bisa jadi tidak menunjukkan reaksi apapun pada

tahap awal pemakaian produk. Namun pada pemakaian produk yang sama dalam jangka

waktu lama dan berulang-ulang barulah terlihat gejala keracunan dengan kondisi yang akut

dan sulit disembuhkan seperti kanker atau penyakit berat lainnya. Produk yang dapat

memberikan efek langsung kepada pemakai sehingga dapat diidetifikasi tanda keracunan

adalah produk yang biasanya berkontak langsung dengan sistem pernafasan, seperti

 pengharum ruangan, colone, minyak wangi semprot, hairspray, kuteks, dan lain-lain . Efek

akan lebih berbahaya terutama pemakaian yang bersifat semburan pada bagian tubuh dalam

 bentuk gas, sehingga terjadi kontak langsung pada sistem pernafasan mulai dari bagian

hidung, faring, laring, paru-paru dan seterusnya keanggota tubuh bagian lain yang disalurkan

melalui sistem peredaran darah. Untuk produk yang digunakan pada bagian luar yaitu pada

kulit seperti sabun, shampoo, krim pencukur, pemutih pakaian, detergen, pelembut pakaian,

dan lain sebagainya proses keracunan terjadi saat produk yang dipakai menyerap pada pori-

 pori kulit dan memasuki aliran darah dan seterusnya pada bagian anggota tubuh bagian

dalam.

Dibawah ini table bahan kimia dan efek samping yang biasa di rasakan oleh manusia,

yang terkandung dalam produk rumah tangga dan kosmetik yang mengandung parfum atau

 pewangi seperti minyak wangi, deodorant, colone, penyegar udara, sabun pencuci piring,

hairspray, detergent dan lain sebagainya.

Bahan Yang di (% Berat


Aroma Tanda Keracunan
Kandung Bersih)

Jeruk , Fruity- Limonin > kanker, peradangan pada mata dan kulit
11

lemon fragrance 86- 50%

173

Lavender-
Linalool 10-
Lavender fragrance 93- Gangguan pernafasan
50%
054

Peradangan pada mata dan kulit, jika tertelan


Tomato Oil Propilin glikol
Tomat dan terhirup dapat menyebabkan pingsan dan
010 > 50%
tak sadar

Spearmint oil
Pepermint Karvon > 50% Menyebabkan peradangan pada mata dan kulit.
660

Spring

Musim Flowers Karbitol 10  –  Gangguan pernafasan dan sistem saraf,

 bunga Fragrance 50%  peradangan mata.

5975

Lesu lemah mual, muntah, sakit perut, vertigo,


Peppermint 1-Menthol 10
Pepermint hilang keseimbangan pergerakan anggota badan,
501  –  50%
mengantuk dan koma

Linalil asetat,

Buah- Bergamont Oil lomonin, Gangguan pernafasan, peradangan mata dan

 buahan 100 linalool, 10  –  kulit.

50%

Bunga- Bouquet Floral Benzal asetat Kanker pankreas, peradangan mata, saluran

 bungaan 3881 10 –  50%  pernafasan dan batuk.


12

Peradangan sistem pernafasan dan kulit,


Kulit Kayu Cinnamon Oil Sinamik
mengantuk. Jika tertelan menyebabkan muntah,
Manis 950 Aldehid > 50%
sakit perut dan diare.

Mengganggu sistem pernafasan, kerusakan paru-

 paru, vertigo, denyutan jantung meningkat,


Wangi Alpha Pinene
a-Pinen 97.5%  pusing, halusinasi, kebakaran dan kesan terbakar
Cemara P&F
 pada kulit, konjunktivitas, merusakkan sistem

 pertahanan badan.

Alpha Peradangan lapisan mucus pada-paru,


a-Terpineol
Lila Terpineol P &  pneumonitis, susah bernafas, kehilangan
88.5%
F, FCC koordinasi anggota badan, sakit kepala.

Kandungan Bahan Kimia Tanda keracunan / Efek samping

3-Butane-2-one Peradangan pada kulit dan sistem pernafasan

Menganggu sistem saraf pusat, kekeringan pada mulut dan

Aseton tenggorokan, pusing, lesu, hilang keseimbangan, tidak sadarkan

diri, dan koma.

Siklopentana(g)-2-
Peradangan pada kulit, mata dan saluran pernafasan.
 benzopiran

Lesu, Peradangan pada mata dan bagian atas sistem pernafasan,

Etanol  pusing, penglihatan yang kabur, hilang keseimbangan,

kesemutan..

Etil asetat Sakit kepala, kulit kering dan pecah-pecah, kekurangan darah,
13

kerusakan hati dan ginjal, Peradangan pada mata dan saluran

 pernafasan

Fenol, Ester Gangguan sistem saraf, kanker

Hidrosinamaldehid, p-tert-
Pingsan, sulit bernafas, gangguan sistem reproduktif pada pria
 butil-alfa-metil

kanker, sesak nafas (karena dimetabolisme karbon monoksida),


Metilen Klorida
sakit kepala, pusing, lelah, sensitif

Phenol, 2,60bis(1,1-
Gangguan pada janin dan sistem reproduksi.
dimetileti)-4-metil

Mengganggu sistem saraf pusat, peradangan pada mulut,

Benzaldehid tenggorokkan, mata, kulit, paru-paru, lesu, sakit perut dan

kerusakan ginjal.

Alergi pada kulit, Peradangan pada mata, hidung dan


Kamper (kapur barus)
tenggorokkan, pusing, lesu dan tak sadarkan diri.

Peradangan pada sistem pernafasan, pusing, lesu, muntah,

Benzil alkohol tekanan darah rendah, gangguan sistem saraf, kesulitan

 bernafas.

Karbitol Peradangan pada mata, kulit, saluran pernafasan paru-paru.

Tanda Keracunan

Pada umumnya keracunan zat pewangi di tandai oleh beberapa gejala berikut

 berdasarkan departemen kesehatan di Kanada (tahun 1990) yaitu mata berair, penglihatan

 berganda, bersin, sesak nafas, alergi ringitis, sinusitis, tinunitus, pusing, vertigo, batuk,

 bronkitis, sulit bernafas, sesak nafas, asma, anafilaksis, migrain, disorientasi, kehilangan
14

ingatan bertahap, ketegangan, alergi akut, kemurungan, perubahan tingkah laku, memar pada

kulit, peradangan otot dan sendi, sakit, lemah, denyutan jantung yang tidak teratur atau lebih

cepat. Oleh sebab itu sangat dianjurkan untuk membaca label pada produk yang akan dibeli

untuk mengetahui kandungan kimia yang digunakan apakah zat yang terkandung cukup aman

untuk manusia, dan sebaiknya jauhkan pemakian produk yang mnegandung zat kimia yang

 berbahaya pada anak-anak dan juga ikuti cara pemakaian dan keselamatan pada kemasan

yang tertera.

E. UJI KUALITAS PARFUM

a. Uji spreadibilitas (Uji kemudah-tersebaran)

Dilakukan dengan mengamati tetesan parfum pada kertas saring yang meliputi

diameter, bau dan warna.

 b. Uji spot

Secara umum, uji spot hampir sama dengan uji spreadibilitas. Perbedaanya adalah pada

uji spot  setelah ditetesi parfum, kertas saring yang ditetesi tersebut dijemur terlebih dahulu di

 bawah sinar matahari selama 10 menit sebelum diamati. Parameter yang diamati sama

dengan uji spreadibilty yaitu diameter bau dan warna. Penjemuran pada uji spot  berfungsi

untuk melihat sifat fisik minyak atsiri yang tertinggal setelah proses pengeringan, karena

 pada beberapa minyak atsiri setelah beberapa saat menempel pada permukaan maka akan

tertinggal residu warna komponen penyusunnya.

c. Uji kelekatan

Uji kelekatan merupakan uji keberlanjutan setelah uji spot . Setelah dilakukan

uji spot  maka kertas saring tersebut dicelupkan ke dalam aquades selama 5 menit. Pencelupan

tersebut dilakukan pada daerah yang ditetesi oleh parfum kemudian dikeringkan. Parameter

yang diamati adalah bau dan warna saja. Parameter tersebut dibandingkan dengan uji spot .
15

Hasil yang didapatkan bahwa setelah perendaman terdapat beberapa kelompok yang

mengalami perubahan terhadap parameter bau. Perubahan bau yang dihasilkan tersebut bisa

konsentrasi bau menjadi berkurang atau bau yang dominan dari 2 campuran biang parfum

yang dilakukan oleh praktikan.

d. Uji daya tahan wangi

Mirip dengan uji spreadibilitas, tapi tetesan pada kertas saring dalam uji di simpan pada

suhu ruangan dan di amati perubahan aroma dan warnanya tiap 1 jam hingga bau dan

warnanya hilang.

e. Uji intensitas bau

Uji tersebut dilakukan dengan uji organoleptik yang melibatkan 24 panelis. Panelis

tersebut berasal dari praktikan golongan praktikum atsiri. Uji organoleptik yang dilakukan

adalah uji mutu hedonik. Hal ini disebabkan karena kita ingin mengetahui keintensifan suatu

 bau parfum yang dibuat.

f. Uji kesegaran

Uji ini dilakukan untuk menentukan tingkat kesegaran dari suatu parfum.
16

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Alat Yang Digunakan

1. Gelas Ukur 

2. Pipet Tetes

3. Botol Parfum

4. Kertas Saring

5. Tabung Reaksi

B. Bahan Yang Digunakan

1. Biang Parfum

2. Alkohol

3. Fixaktiv

4. aquades

C. Anaisa Mutu Parfum

a) Uji Speraedibility

Kertas saring disiapkan lalu satu tetes parfum dituang ke atas kertas saring teteskan

diamati diameter, bau, dan warna yang terbentuk.

 b) Uji Spot

Kertas saring disiapkan lalu satu tetes parfum dituang. Kemudian dijemur di bawah

sinar matahari selama 10 menit. Hasil tetesan diamati (diameter, bau, warna.

c) Uji Kelekatan

Prosedur awal sama seperti uji spot, lalu hasil tetesan di celupkan ke dalam aquades

selama 5 menit dan di kerinkan kembali. Hasil di amati terhadap bau dan perubahan bau,

warna dan perubahan warna, serta di bandingkan hasilnya dengan uji spot.
17

d) Uji Daya TahanWangi

Prosedur awal sama seperti uji spreadibility, lalau di simpan dalam suhu ruang. Hasil di

amati dan catat perbahan warna dan bau setiap 1 jam hingga bau dan wangi hilang.

e) Uji intensitas bau

Bau yang di hasilkan parfum diamati, kemudian di berikan skor terhadap bau yang di

rasakan (dengan skala yang telah di tentukan)

 Amat Sangat intensif

 Sangat intensif

 Intensif

 Sedikit

 Sangat sedikit

f) Uji Kesegaran

Rasa segar yang di hasilkan parfum diamati, kemudin di berikan skor terhadap

kesegaran yang (dengan skala yang telah di tentukan).

 Amat Sangat Segar

 Sangat Segar

 Segar

 Sedikit Segar

 Menyengat

 Sangat menyengat
18

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

Pengamatan
Analisa
Diameter Bau Warna

Uji spreadibilitas 2,00 Wangi Tidak berwarna

Uji spot 2,1 Wangi Tidak berwarna

Pengamatan

Analisa Sebelum di celupkan dalam air Setelah di celupkan (5 menit)

Diameter Bau Warna Diameter Bau Warna

Tidak Tidak Tidak


Uji Kelekatan 2,1 Wangi -
 berwarna  berbau  berwarna

Pengamatan

Analisa Sebelum 1 jam pada suhu ruang Setelah 1 jam pada suhu ruang

Diameter Bau Warna Diameter Bau Warna

Uji Daya
Tidak Tidak Tidak
Tahan 2,00 Wangi -
Berwarna Berbau Berwarna
Wangi
19

Uji Intensitas

Tabel hasil pegujian

Amat
Sangat Cukup Sangat
 No Nama Sangat Intensif
Intensif Intensif Menyengat
Intensif

1 Rahayu dwiningsih 

2 M. Tri sultana 

3 Vedwi yolanda 

4 Hasti nurul haq 

5 Wahyuni lestari 

6 Husnul fatimah 

7 Muh. Muaffiq 

8 Muh. Syahrun 

9 Muh. Syarfanil 

10 Muh. Fajar 
20

Uji Kesegaran

Tabel Hasil Pengamata

Amat
Sangat Sangat
 No Nama Sangat Segar Menyengat
Segar Menyengat
Segar

1 Rahayu dwiningsih 

2 M. Tri sultana 

3 Vedwi yolanda 

4 Hasti nurul haq 

5 Wahyuni lestari 

6 Husnul fatimah 

7 Muh. Muaffiq 

8 Muh. Syahrun 

9 Muh. Syarfanil 

10 Muh. Fajar 
21

B. PEMBAHASAN
22

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Terdapat lima metode untuk menghasilkan parfum, yaitu maserasi, enfleurasi, distilasi,

ekspresi, dan maserasi & pencampuran konsentrat dengan alkohol. Pada praktikum ini

digunakan teknik pencampuran konsentrat dengan alkohol dengan campuran biang parfum

dan fiksatif.

Analisa mutu parfum terdiri dari enam pengujian, yaitu uji spreadibility, uji spot, uji

kelekatan, uji daya tahan wangi, uji intensitas bau, dan uji kesegaran.

B. SARAN
23

DAFTAR PUSTAKA

Ames, G.R., Matthews, M.S. A. 1968. The Destilation Of Essential Oil. Tropical

science, New Jersey.

Anonim, 2002. Raw Material and Processing. www.H&rscents.com.

Brady, J., 1994,  Kimia Universitas Asas dan Struktur: Jilid satu, Edisi Kelima.

Binarupa Aksara, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai