Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Parfum adalah produk yang sudah tidak asing lagi dalam kehidupan
sehari-hari. Apalagi saat ini aroma parfum yang ditawarkan sudah semakin
beragam, baik yang dikhususkan untuk pria, wanita, ataupun untuk keduanya.
Kata parfum sendiri berasal dari bahasa latin “per fumum” yang berarti melalui
asap. Riwayat parfum telah ada sejak zaman Mesopotamia kuno sekitar lebih dari
4000 tahun yang lalu. Pada zaman dahulu, orang-orang menggunakan tanaman
herbal, rempah-rempah dan bunga dan dicampurkan bersama untuk membuat
wewangian. Selanjutnya pada pertengahan abad ke-15 parfum mulai dicampur
minyak dan alkohol. Meskipun demikian, parfum baru mengalami kemajuan pesat
pada abad ke-18 dengan munculnya beragam aroma wewangian dan botol yang
indah.

Dalam 20 tahun terakhir ini terdapat peningkatan yang pesat pada jumlah
produksi parfum (Albano, Goodelman, Kunes, & O’Rourke 2010). Bahkan
industri parfum diperkirakan dapat memperoleh hasil penjualan tahunan sebesar
25-30 juta dollar (NYtimes, 2009). Hal tersebut menunjukkan adanya kebutuhan
masyarakat akan parfum yang semakin hari semakin meningkat.

Ada beberapa alasan mengapa konsumen menggunakan parfum. Dari


hasil penelitian Borgave & Chaudari (2010), konsumen merasa lebih baik dan
merasa lebih percaya diri setelah menggunakan parfum. Hasil penelitian lainnya
dari Borgave & Chaudari (2010), adalah konsumen menilai wangi parfum berada
di urutan pertama yang dipertimbangkan pada saat akan membeli parfum. Urutan
selanjutnya adalah merek, harga, dan kemasan parfum itu sendiri.

1
B. Rumusan Masalah
 Apakah sebenarnya parfum itu?
 Bagaimana sejarah penemuan parfum?
 Bagaimana proses pembuatan parfum?
 Apa saja kandungan dan komposisi parfum ?
 Apakah ada bahaya yang ditimbulkan dari penggunaan parfum?

C. Tujuan
 Untuk mengetahui apa itu parfum.
 Untuk mengetahui sejarah parfum itu di temukan.
 Untuk megetahui sejarah pembuatan parfum.
 Untuk mengetahui kandungan dan komposisi senyawa dalam
pembuatan parfum.
 Untuk mengetahui bahaya yang ditimbulkan dari penggunaan
parfum.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PARFUM

Parfum atau minyak wangi  adalah campuran minyak esensial dan


senyawa aroma (aroma compound), fiksatif, dan pelarut yang digunakan untuk
memberikan bau wangi untuk tubuh manusia, obyek, atau ruangan. Parfum adalah
campuran dari zat pewangi yang dilarutkan dalam pelarut yang sesuai. Jumlah dan
tipe pelarut yang bercampur dengan minyak wangi menentukan apakah suatu
parfum dianggap sebagai ekstrak parfum, Eau de parfum, Eau de toilette, atau Eau
de Cologne.

B. SEJARAH PENEMUAN PARFUM

Parfum sudah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu - kata "parfum" berasal
dari bahasa Latin per fume "melalui asap". Salah satu kegunaan parfum tertua
berupa bentuk pembakaran dupa dan herbal aromatik yang digunakan dalam
pelayanan keagamaan, seringkali untuk aromatic gums, kemenyan dan mur,
dikumpulkan dari pohon. Mesir adalah yang pertama memasukkan parfum ke
budaya mereka diikuti oleh Cina kuno, Hindu, Israel, Carthaginians, Arab,
Yunani, dan Romawi. Penggunaan awal dari botol parfum adalah di Mesir sekitar
1000 SM. Mesir menemukan gelas dan botol parfum adalah salah satu
penggunaan umum pertama untuk kaca.

Parfum original berarti parfum asli yang dibuat dengan proses yang lama.
Parfum berasal dari bahasa Latin,  per fumus yang berarti melalui asap (through
smoke). Seni membuat parfum pertama kali dimulai pada sejak era Mesopotamio
dan Mesir kuno yang kemudian disempurnakan oleh bangsa Romawi dan Persia.
Meskipun parfum dan wewangian juga dapat ditemukan di India, namun
kebanyakan parfum dan wewangian tersebut berbentuk dupa bukanya parfum cair.

3
Tercatat pembuat parfum original pertama adalah seorang wanita
Mesopotamia yang bernama Tapputi pada SM milinium ke-2. Parfum hasil
ciptaannya disebut tablet runcing. Parfum ini adalah hasil penyulingan dari bunga,
minyak dan calamus dengan aromatic lain yang dilakukan beberapa kali.

Ahli kimia Arab yang bernama Al-Kindi menuliskan sebuah buku


mengenai parfum original yang diberi nama ‘Buku Kimia dan Penyulingan
Parfum’ (Book of the Chemistry of Perfume and Distillations). Buku ini dibuat
pada abad ke-9. Buku ini berisi lebih dari 100 resep minyak wangi, salep,
aromatik cair dan obat. Selain resep, buku ini juga menggambarkan 107 metode
dan resep untuk pembuatan parfum serta alat yang dibutuhkan.

Persia pun tidak ketinggalan. Alhli kimia Persia yang bernama Ibnu Sina
memperkenalkan proses ekstraksi minyak dari bunga dengan distilasi atau
penyulingan yang digunakan hingga sekarang. Sebelum ada penemuan ini,
kebanyakan parfum original aroma bunga dibuat dengan memasukan kelopak
bunga yang sudah dihancurkan / ditumbuk.

Pada tahun 2005, para arkeolog menemukan parfum original yang


dianggap sebagai parfum tertua di dunia di daerah Pyrgos, Cyprus. Para arkeolog
yakin bahwa parfum ini dibuat pada 4.000 tahun silam. Dari parfum ini, para
arkeolog menemukan bahwa parfum zaman dulu dibuat dengan menggunanan
herba dan rempah– rempah sebelum.

Seni pembuatan parfum original akhirnya dikenal oleh negara – negara


Eropa barat pada tahun 1221. Pada tahun ini, para biarawati dari Santa Maria delle
Vigne atau Santa Maria Novella di Florence, Italia berhasil membuat resep
parfum. Di timur, negara Hungaria memproduksi parfum dengan campuran
alkohol  atas perintah Ratu Elizabeth Hungaria pada tahun 1370. Parfum ini
kemudian dikenal sebagai ‘Hungary Water’ atau air Hungaria.

Pada abad ke-16, semua seni pembuatan parfum original Italia dibawah ke
Perancis oleh pembuat parfum Catherine de’ Medici yang bernama Rene (Renato

4
il fiorentino). Rene kemudian meneliti dan membuat parfum untuk negara
Perancis berdasarkan bahan dan resep yang dibawa dari Italia. Dia kemudian
membangun jalan rahasia yang menghubungkan laboratorium dengan
apartemennya sehingga tidak ada resep yang bisa dicuri selama perjalanan pulang
pergi. Berkat Rene, Perancis dengan cepat menjadi pusat penghasil parfum dan
kosmetik.

Dikarena parfum original menjadi salah satu mata pencarian utama bagi
Perancis maka budidaya bunga sebagai esensi parfum pun dimulai pada abad ke-
14. Pembudidayaan ini dilakukan pada bagian selatan negara Perancis. Antara
abad 16-17, parfum original banyak digunakan oleh orang kaya untuk menutupi
bau badan akibat jarang mandi.

Di negara Jerman, seorang tukang cukur berkebangsaan italia yang


bernama Giovanni Paolo Feminis berhasil menciptakan parfum original cair yang
dinamai “Aqua Admirabilis” pada tahun 1732. Sekarang “Aqua Admirabilis”
dikenal dengan nama “Eau de Cologne”.

C. TINGKAT KOSENTRAT PARFUM

Minyak parfum perlu diencerkan dengan pelarut karena minyak murni


(alami atau sintetis) mengandung konsentrat tinggi dari komponen volatil yang
mungkin akan mengakibatkan reaksi alergi dan kemungkinan cedera ketika
digunakan langsung ke kulit atau pakaian. Pelarut juga menguapkan minyak
esensial, membantu mereka menyebar ke udara.

Sejauh ini pelarut yang paling umum digunakan untuk pengenceran


minyak parfum adalah etanol atau campuran etanol dan air. Minyak parfum juga
dapat diencerkan dengan cara menetralkan bau lemak menggunakan jojoba,
minyak kelapa difraksinasi atau lilin. Persentase volume konsentrat dalam minyak
parfum adalah sebagai berikut:

5
• Ekstrak parfum : 20% -40% senyawa aromatik
• Eau de parfum : 10-30% senyawa aromatik
• Eau de toilette : 5-20% senyawa aromatik
• Eau de cologne : 2-5% senyawa aromatik

Semakin tinggi jumlah persentase senyawa aromatik, maka intensitas dan


aroma yang tahan lama tercipta. Perfumeries yang berbeda menetapkan jumlah
yang berbeda dari minyak untuk masing-masing parfum mereka. Oleh karena itu,
meskipun konsentrat minyak parfum dalam pengenceran Eau De Parfum (EDP)
selalu akan lebih tinggi daripada parfum yang sama dalam bentuk eau de toilette
(EDT) di dalam kisaran yang sama, jumlah yang sebenarnya dapat bervariasi
antara masing-masing Perfumeries. Sebuah parfum EDT dari sebuah Perfumeries
mungkin lebih kuat daripada EDP dari Perfumeries yang lain.

D. PEMBAGIAN DAN SUMBER PARFUM

Beberapa parfum punya konsentrat wewangian yang rendah, sementara


yang lainnya lebih banyak. Berdasarkan tingkat konsentrat ini parfum dibagi
menjadi 4 golongan, yakni:

 Ekstrak parfum adalah yang paling berkonsentrat dan paling halus diantara
keempat tipe parfum. Biasanya terdiri dari 20-40% konsentrat bahan
wewangian, tentu menjadi yang paling mahal harganya.

6
 Eau de Parfum (EDP) - biasanya terdiri dari 8-16% konsentrat bahan
wewangian. Wangi EDP biasanya mulai menghilang setelah beberapa jam,
tapi jejak wanginya masih akan ada dalam jangka waktu 24 jam. EDP cocok
jika anda butuh wangi yang tahan seharian. Parfum ini kandungan alkoholnya
rendah dengan kadar essence yang paling tinggi diantara jenis parfum yang
lain, tapi aromanya kuat dan dapat bertahan cukup lama. Cocok digunakan
untuk pesta atau acara pada malam hari.
 Eau de Toilette (EDT) adalah yang paling banyak terdapat di pasaran. EDT
terdiri dari 4-8% konsentrat. Wangi EDT bertahan untuk beberapa waktu
lamanya, tapi paling cocok digunakan untuk waktu malam dimana
penggunaannya tidak lama. Jenis ini kadar alkoholnya tinggi dengan kadar
essence yang sesuai untuk aromanya yang ringan, tidak terlalu tanjam dan
awet. Cocok untuk digunakan pada setiap kesempatan.
 Eau de Cologne (EDC) sudah jarang ditemukan pada produk wewangian.
Wanginya hanya bertahan sebentar, dan biasanya terdiri dari 2-4% konsentrat
bahan wewangian. Wewangian ini jenis wewangian yang ringan dan standar
dengan kadar alkohol yang paling banyak diantara jenis parfum diatas. Jenis
wewangian ini memiliki kadar essence yang rendah juga dan biasa digunakan
setelah habis mandi untuk menyagarkan tubuh.

Secara umum, semua parfum termasuk salah satu dari 6 kategori yang berbeda
berdasarkan top note yang dominan. Kategori yang berbeda cocok untuk orang
yang berbeda dan suasana yang berbeda pula. Adapun kategori tersebut antara
lain:

 Parfum earthy atau woody akan menimbulkan aroma hutan dan biasanya
sangat menyegarkan. Biasanya parfum ini disukai generasi yang lebih tua dan
sangat ideal.
 Wewangiaan oriental menggunakan aroma rempah yang kuat.
 Parfum green jauh lebih ringan daripada oriental
 Parfum oceanic modern semakin populer di kalangan anak muda yang
menyukai wangi yang intens.

7
 Parfum spicy fruity juga pilihan baik untuk iklim yang lebih hangat.
 Floral klasik yang cocok untuk semua orang dan situasi wewangian ini paling
feminin daripada minyak wangi lainnya dan terlihat terbaik jika digunakan
ingredien kualitas tinggi.

Adapun sumber dari parfum antara lain:


1.    Parfum yg berasal dari tumbuhan
Minyak atsiri diperoleh dari bermacam-macam Tumbuhan dari bagian-
bagian tertentu seperti:
 bunga: rose, lavender, orange blossom (buah limau)
 biji: caraway (jintan), almond (prunus amygdalus)
 daun: bay (daun salam), thyme, patchoull (nilam)
 kayu: sandalwood (cendana), cedar, aloe
 kulit kayu: cinnamon, cascarilla
 buah: lemon (citrus), nutmeg (pala)
 minyak bunga: jasmin absolute, rose absolute
 resin, gum, balsam bahan tidak menguap yang diperoleh Dari tanaman tetapi
bahan ini mengandung minyak menguap yang beraroma dan kental: gum
styrax, balsam peru, benzoin, myrrh.

2.    Parfum dari sekresi binatang


 Musk: Dalam istilah dunia parfum, musk adalah sekresi aroma yang
diproduksi kelenjar perut rusa jantan tak bertanduk (musk deer). Rusa ini
hidup di Asia Tengah dan di Pegunungan Himalaya. Untuk mencegah
kepunahan hewan langka itu, perburuan dan ekspornya dilarang keras. Orang
lantas menangkar rusa jenis ini, lalu mengoperasi dan mengambil
kelenjarnya. Setelah operasi selesai, rusa itu dilepas kembali. Sulitnya
memperoleh musk asli mendorong para pembuat parfum berpaling  juga ke
musk sintetis. Harganya pun lebih murah.
 Civet: Spesies kesturi yang dipakai dalam dunia parfum berasal dari barat
daya Etiopia. Hewan ini punya kantong perut berbentuk bulan sabit, yang
terletak didekat alat vitalnya. Kantong perutnya menghasilkan viverreum,

8
substansi kental berwarna kecokelatan beraroma keras. Namun, setelah diolah
menjadi parfum, kesan sensual dan kehangatanlah yang terasa.
 Ambergris: Bahan ini berasal dari sperma ikan paus yang terlepas di saat
kematiannya. Karena itu, pemanfaatannya tidak membahayakan hewan yang
sangat dilindungi ini. Ambergris digunakan sebagai penguat  wewangian
yang mudah menguap. Ambergris lebih ringan dari air, mengapung bebas
dilautan. Benda ini dikumpulkan di tengah laut atau diambil setelah tersapu
ke tepi pantai. Saat dibawa ke laboratorium pembuat parfum, warnanya
menjadi abu-abu pucat atau putih. Dan setelah benda ini dikeringkan selama
beberapa bulan, bau amisnya berubah menjadi aroma ambergris.
 Castereum: Salah satu bahan baku wewangian ini berasal dari sepasang
kelenjar dalam tubuh berang-berang. Si kelenjar menghasilkan minyak yang
melindungi bulu berang-berang dari pengaruh perubahan cuaca. Hewan ini
pernah tersebar banyak di Eropa, tapi kini hanya ditemukan di Amerika Utara
dan Rusia. Berang-berang diburu pada bulan Januari, saat bulunya paling
bagus. Castoreum adalah penguat terbaik parfum dan dipakai dengan larutan
alkohol. Bahan ini terutama dipakai pada wewangian pria.

3.    Parfum dari bahan kimia (isolat)


 EUGINOL: biasanya diperoleh dari minyak cengkeh
 CITRAL: dari minyak lemongras
 GERANIOL: dari minyak citronella

Produk isolat diturunkan langsung dari masing-masing minyak atsiri


melalui reaksi kimia, senyawa ini tidak ada dalam alam, bahan ini merupakan
produk esterifikasi seperti: formiat, asetat, propionat, dan ester-ester dari
citronellol, linalool, geraniol, terpinol, dan lain sebagainya

4.    Parfum dari bahan kimia (organic sintetik)

Bahan organic sintetik terdiri dari alkohol aromatic. Dan alkohol lemak
(fatty alkohol) yang biasanya mempunyai bau, ester-ester dan aldehida.
 Phenyl ethyl alkohol: salah satu bahan dasar parfum rose

9
 Cinnamyl alkohol: suatu fixatif dan digunakan dalam parfum Lilac
 Terpineol: terdapat dalam minyak pine tetapi dibuat dari
 Terpentin, suatu minyak atsiri
 Amyl cinnamic aldehyde, salah satu bahan dasar parfum jasmine
 Ester-ester dari bau karakteristik buah-buahan: methyl phenyl
 Carbinyl acetate yg digunakan dlm parfum gardenia & jasmine
 Dan benzyl acetate yang digunakan dalam floral parfum

E. TEKNIK PEMBUATAN PARFUM

Produk-produk parfum merupakan hasil keterampilan teknik tingkat tinggi,


yang dicapai melalui eksperimentasi serta perbaikan alat dan perangkatnya secara
terus menerus. Banyak mesin yang berlainan yang harus diuji coba sebelum versi
finalnya menjadi alat penyulingan modern. Ada lima teknik untuk memproduksi
parfum :

 Maceration: Merupakan teknik yang paling kuno, yakni penyatuan antara


wewangian dan lemak melalui pemanasan. Pada proses ini, absorbsi minyak
atsiri oleh lemak dilakukan dalam keadaan hangat. Alat yg digunakan dan
proses pencampuran bunga dengan lemak sama seperti pada enfleurage.
Kebaikan cara ini adalah daya absorbsi lemak terhadap bau bertambah besar
dan kelemahannya karena kemungkinan sebagian komponen minyak
mengalami kerusakan dengan panas, sehingga cara ini jarang digunakan.
Dilakukan terhadap beberapa jenis bunga: mawar, orange, yang kegiatan
fisiologisnya terhenti setelah pemetikan. Bunga tersebut jika disuling hanya
menghasilkan sejumlah minyak yang diproduksi oleh bunga pada saat
ekstraksi dan seterusnya akan mati dan tdk memproduksi minyak.
 Enfleurage: Pada proses ini absorbsi minyak atsiri oleh lemak dilaku kan
pada suhu rendah, sehingga minyak terhindar da ri kerusak an yang
disebabkan panas. Metode ini banyak diterapkan untuk mengekstraksi
beberapa jenis minyak bunga seperti: melati, ekstraksi sedap malam, mawar,

10
yang masih melanjutkan kegiatan fisiologisnya dan memproduksi minyak
setelah bunga dipetik. Proses ini menghasilkan rendemen minyak lebih tinggi,
kelemahannya memerlukan waktu lebih lama, membutuhkan tenaga trampil
dan berpengalaman Menyatukan wewangian dan minyak tapi dengan cara
yang berbeda, yakni penyerapan wewangian melalui lemak dan benzoin. Cara
ini dapat menghasilkan parfum setara bunga.
 Distilasi atau penyulingan: proses pemisahan komponen berupa cairan atau
padatan dari 2 macam campuran atau lebih berdasarkan titik uapnya dan
proses ini dilakukan terhadap minyak atsiri yang tidak larut dalam air dan
tidak rusak oleh uap. Kelemahan distilasi adalah Tidak baik digunakan untuk
jenis minyak yang mengalami kerusakan oleh panas dan air. Minyak atsiri
yang mengandung fraksi ester akan terhidrolisa karena adanya air dan panas.
Komponen minyak yang larut dalam air tidak dapat diekstraksi. Komponen
minyak dengan titik didih tinggi, sebagian tidak ikut tersuling dan tetap
tinggal dalam bahan. Berbagai bahan wewangian dilumatkan dan dimasukkan
kedalam mesin penyuling, lalu dicampur dengan air dan dipanaskan hingga
mendidih. Melalui pipa leher angsa, uapnya didinginkan dan menjadi cairan:
air terletak dibagian bawah, sedangkan esensnya yang berupa minyak
mengambang dibagian atas.Dari esens itu, biasanya kemudian
dipisahkan.Namun kadang-kadang air bercampur esens itu dijual dalam
bentuk murni.
 Ekstraksi: Mengingat tidak semua bunga atau tanaman dapat didistilasi,
misalnya mawar centifolia, narcissus, atau mimosa. Maka para ahli
mengembangkan teknik ekstraksi. Bahan-bahan parfum tidak dilumatkan tapi
dicampur dengan air dan diputar berulang-ulang hingga mengeluarkan
pelarut. Pelarut ini kemudian ke ruang hampa udara, dipanaskan, dijadikan
uap dan seterusnya sama dengan proses distilasi.
 Ekspresi atau pengepresan: Cara pengepresan umumnya dilakukan
terhadap bahan beberapa biji, buah atau kulit buah yang dihasilkan dari
tanaman yang termasuk famili citrus, karena minyak dari tanaman citrus akan
mengalami kerusakan jika diekstraksi dengan penyulingan. Dengan tekanan

11
pengepresan, sel-sel yang mengandung minyak akan pecah dan minyak akan
mengalir ke permukaan bahan Contoh: Minyak lemon, Minyak bergamot
(kulit jeruk mandarin)Adalah teknik terakhir. Cara ini digunakan untuk
mengekstraksi minyak citrus dan buah-buahan semacam jeruk orange, lemon,
dan mandarin. Minyak alami dari buah-buahan ini terdapat dalam kelenjar
kecil dibagian kulitnya. Dengan pengupasan dan pemerasan, minyak yang
merupakan esens wewangian dan air itu dapat keluar. Prinsip yang sama
diterapkan dalam pabrikasi parfum.

F. KANDUNGAN DAN KOMPOSISI PARFUM

Setiap produk wewangian mengandung pelarut tambahan yang berfungsi


sebagai media atau fondation baik parfum itu asli atau sintesis. Persentase
kandungan bahan kimia dalam parfum antara kisaran 30 % tergantung dari jenis
produknya. Namun dari beberapa analisa pasar, 95 % bahan kimia yang
terkandung di dalam produk wangian adalah bahan kimia sintetik yang berbahan
dasar petroleum yang merupakan turunan benzena, aldehid atau zat yang
umumnya terkenal beracun. Salah satu organisasi di Amerika yang menangani
masalah kesehatan lingkungan menemukan zat kimia beracun dari 815 sampel
yang mereka ambil. Tes yang dilakukan pada tahun 1991 menemukan zat-zat
yang terkandung adalah kloroform yang dapat juga ditemui pada pelembut
pakaian dan p-diklorobenzena yang telah diketahui bersifat karsinogenik pada
produk penyegar ruangan dengan dosis yang tinggi.

Adapun komposisi dari parfum antara lain :


1.      Zat pewangi (odoriferous substances)
Komponen pewangi terdiri dari persenyawaan kimia yang menghasilkan
bau wangi yang diperoleh dari minyak atsiri atau dihasilkan secara sintetis. Zat
Pewangi Pada umumnya parfum mengandung zat pewangi 2% (weak parfum)
sampai 10% atau 22,5% (strong parfum) dan selebihnya adalah bahan pengencer
dan zat pengikat.

12
2.      Zat pengikat (fixatives)
Wangi parfum akan cepat menguap tanpa zat pengikat karena pada
umumnya zat pewangi dalam alkohol lebih cepat menguap dari alkohol sendiri.
Zat pengikat adalah suatu persenyawaan yang memiliki daya menguap yang lebih
rendah dari zat pewangi atau minyak atsiri serta dapat menghambat atau
mengurangi kecepatan penguapan zat pewangi. Penambahan zat pengikat
bertujuan mempertahankan komponen yang dapat menguap agar dapat
dipertahankan untuk jangka waktu yang lebih lama.
Zat pengikat yg ideal:
 Larut sempurna dalam etanol, minyak atsiri, dan persyaratan aromatik
berwujud cair
 Mudah digunakan dalam parfum beralkohol dan bahan berupa bubuk
atau padatan mengurangi daya menyerap parfum dan menghasilkan
campuran wangi yang harmonis
 Berada dalam keadaan murni sehingga efektif jika digunakan dalam
jumlah kecil
 Pada umumnya zat pengikat berasal dari bahan nabati, hewani dan
sentetis. Zat pengikat nabati berasal dari gol: gum, resin, lilin dan
beberapa minyak atsiri bertitik didih tinggi

3.      Bahan pelarut atau pengencer (diluent)


Bahan pelarut yang baik digunakan: etil alkohol. Fungsi bahan pengencer:
menurunkan konsentrasi zat pewangi dalam parfum sampai konsentrasi tertentu,
sehingga dihasilkan intensitas wangi yg dikehendaki.

13
G. BAHAYA PENGGUNAAN PARFUM

Setiap produk wewangian mengandung pelarut tambahan yang berfungsi


sebagai media atau fondation baik parfum itu asli atau sintesis. Persentase
kandungan bahan kimia dalam parfum antara kisaran 30 % tergantung dari jenis
produknya. Namun dari beberapa analisa pasar, 95 % bahan kimia yang
terkandung di dalam produk wangian adalah bahan kimia sintetik yang berbahan
dasar petroleum yang merupakan turunan benzena, aldehid atau zat yang
umumnya terkenal beracun. Salah satu organisasi di Amerika yang menangani
masalah kesehatan lingkungan menemukan zat kimia beracun dari 815 sampel
yang mereka ambil. Tes yang dilakukan pada tahun 1991 menemukan zat-zat
yang terkandung adalah kloroform yang dapat juga ditemui pada pelembut
pakaian dan p-diklorobenzena yang telah diketahui bersifat karsinogenik pada
produk penyegar ruangan dengan dosis yang tinggi.

Selain itu juga terdapat pengharum yang beraroma musk, yang dicurigai
mengakibatkan sakit kepala dan juga bersifat karsinogenik meskipun pada
kandungan yang lemah. Berdasarkan riset dari FDA pada tahun 1968-1972, bahan
kimia seperti alfa-terpineol, benzil asetat, benzil alcohol, limonin, lioanalol yang
sering terdapat dalam kosmetik, bahan-bahan ini dicurigai sering memberikan
efek samping pada kulit pemakai.

Menurut Michelle Schoffro Cook, ahli gizi holistik dan naturopati


sekaligus penulis buku kesehatan populer, mengatakan terdapat 500 lebih bahan
kimia berbahaya yang menjadi bahan dasar pembuatan wewangian di parfum.
Kebanyakan berasal dari bahan kimia sintetis yang diperoleh dari bahan
petrokimia, dan telah terbukti mengandung neurotoxin (racun yang bisa merusak
pembuluh darah atau syaraf otak). Dan, terdapat juga kandungan karsinogen
(bahan yang dianggap sebagai penyebab kanker). Penelitian ini amat
mengejutkan, karena hampir semua wanita, bahkan pria mengenakan parfum.
Siapa sangka, banyak bahan kimia yang terkandung dalam parfum atau
wewangian lain yang tak kalah berbahaya dibandingkan bahaya asap rokok.

14
Jika Anda bisa mencium aroma parfum, itu karena bahan molekul sintesis
yang beracun dari parfum masuk lewat saluran pernapasan, yang langsung
memberikan jalan menuju otak. Yang juga berbahaya, meskipun tidak mencium
aromanya, Anda tetap menghirup bahan kimia dari paparan parfum.

Karena itu, otak atau organ tubuh paling vital ini bisa terganggu akibat
aroma parfum ini. Sebenarnya, otak dilindungi oleh mekanisme yang tak bisa
ditembus zat berbahaya. Sayangnya, hal ini tidak sepenuhnya bisa melindungi
otak. Penelitian baru-baru ini menunjukkan system ini dapat membiarkan
sejumlah racun lingkungan, termasuk yang terkandung dalam parfum yang dapat
masuk ke otak. Dan, jika sudah masuk ke dalam otak, beberapa racun baru bisa
dihilangkan dalam waktu lama dan dengan pengobatan intensif. Kerusakan otak
bisa berupa peradangan dan munculnya plak otak. Keduanya merupakan
gangguan paling berbahaya pada otak.

Beberapa bahan kimia yang biasa terkandung dalam parfum, antara lain
ethanol, benzaldehyde, benzyl acetate, a-pinene, acetone, benzyl alcohol, ethyl
acetate, linalool, a-terpinene, methylene chloride, a-terpineol, camphor, dan
limonene. Memang, sebagian dari bahan ini memang tidak berbahaya bagi tubuh.
Tapi, sebagian lagi bisa menyebabkan otot tubuh tegang, lebih mudah marah,
asma, sakit persendian, kelelahan, tenggorokan gatal, sakit kepala, batuk, dan
iritasi kulit.

Jadi, aroma parfum atau wewangian tubuh lainnya yang dianggap bisa
membuat pemakainya lebih atraktif, ternyata juga bisa mengganggu kesehatan.
Setidaknya, untuk menyeimbangkan racun yang masuk ke dalam tubuh, sebaiknya
Anda lindungi tubuh dengan asupan makanan yang mengandung antioksidan
tinggi, seperti buah-buahan dan sayuran.

Salah satu ciri keracunan yang disebabkan oleh bahan kimia yang terdapat
dalam zat pewangi yang ditambahkan dalam suatu produk pembersih dan
kosmetik adalah asma, kanker, cacat janin pada bayi dalam kandungan,

15
keguguran, gangguan pada syaraf, seperti Parkinson , alzeimer, dll. Identifikasi ini
dapat ditemukan baik dalam jangka panjang atau pendek

Pada tahap awal keracunan dapat diidentifikasi melalui reaksi seseorang


terhadap suatu produk tertentu yang dicurigai mengandung bahan pewangi
sintetik yang mengandung zat kimia yang berbahaya. Walaupun pada tahap ini
hanya sebagian orang yang sensitif yang menunjukkan tanda-tanda keracunan,
sama bentuknya seperti seseorang yang alergi terhadap debu. Sedangkan sebagian
individu yang lain bisa jadi tidak menunjukkan reaksi apapun pada tahap awal
pemakaian produk. Namun pada pemakaian produk yang sama dalam jangka
waktu lama dan berulang-ulang barulah terlihat gejala keracunan dengan kondisi
yang akut dan sulit disembuhkan seperti kanker atau penyakit berat lainnya.

Produk yang dapat memberikan efek langsung kepada pemakai sehingga


dapat diidetifikasi tanda keracunan adalah produk yang biasanya berkontak
langsung dengan sistem pernafasan, seperti pengharum ruangan, colone, minyak
wangi semprot, hairspray, kuteks, dan lain-lain . Efek akan lebih berbahaya
terutama pemakaian yang bersifat semburan pada bagian tubuh dalam bentuk gas,
sehingga terjadi kontak langsung pada sistem pernafasan mulai dari bagian
hidung, faring, laring, paru-paru dan seterusnya keanggota tubuh bagian lain yang
disalurkan melalui sistem peredaran darah. Untuk produk yang digunakan pada
bagian luar yaitu pada kulit seperti sabun, shampoo, krim pencukur, pemutih
pakaian, detergen, pelembut pakaian, dan lain sebagainya proses keracunan terjadi
saat produk yang dipakai menyerap pada pori-pori kulit dan memasuki aliran
darah dan seterusnya pada bagian anggota tubuh bagian dalam.

Dibawah ini table bahan kimia dan efek samping yang biasa di rasakan
oleh manusia, yang terkandung dalam produk rumah tangga dan kosmetik yang
mengandung parfum atau pewangi seperti minyak wangi, deodorant, colone,
penyegar udara, sabun pencuci piring, hairspray, detergent dan lain sebagainya.

16
Bahan Yang (% Berat
Aroma Tanda Keracunan
di Kandung Bersih)
Fruity-
Jeruk , Limonin >
fragrance 86- kanker, peradangan pada mata dan kulit
lemon 50%
173
Lavender-
Linalool 10-
Lavender fragrance 93- Gangguan pernafasan
50%
054
Peradangan pada mata dan kulit, jika
Tomato Oil Propilin glikol
Tomat tertelan dan terhirup dapat menyebabkan
010 > 50%
pingsan dan tak sadar
Spearmint oil Karvon > Menyebabkan peradangan pada mata
Pepermint
660 50% dan kulit.
Spring
Musim Flowers Karbitol 10 – Gangguan pernafasan dan sistem saraf,
bunga Fragrance 50% peradangan mata.
5975
Lesu lemah mual, muntah, sakit perut,
Peppermint 1-Menthol 10 vertigo, hilang keseimbangan
Pepermint
501 – 50% pergerakan anggota badan, mengantuk
dan koma
Linalil asetat,
Buah- Bergamont lomonin, Gangguan pernafasan, peradangan mata
buahan Oil 100 linalool, 10 – dan kulit.
50%
Bunga- Bouquet Benzal asetat Kanker pankreas, peradangan mata,
bungaan Floral 3881 10 – 50% saluran pernafasan dan batuk.
Sinamik Peradangan sistem pernafasan dan kulit,
Kulit Kayu Cinnamon Oil
Aldehid > mengantuk. Jika tertelan menyebabkan
Manis 950
50% muntah, sakit perut dan diare.
Mengganggu sistem pernafasan,
kerusakan paru-paru, vertigo, denyutan
Wangi Alpha Pinene a-Pinen jantung meningkat, pusing, halusinasi,
Cemara P&F 97.5% kebakaran dan kesan terbakar pada kulit,
konjunktivitas, merusakkan sistem
pertahanan badan.
Alpha Peradangan lapisan mucus pada-paru,
a-Terpineol
Lila Terpineol P & pneumonitis, susah bernafas, kehilangan
88.5%
F, FCC koordinasi anggota badan, sakit kepala.

Kandungan Bahan Kimia Tanda keracunan / Efek samping


3-Butane-2-one Peradangan pada kulit dan sistem pernafasan

17
Menganggu sistem saraf pusat, kekeringan pada mulut
Aseton dan tenggorokan, pusing, lesu, hilang keseimbangan,
tidak sadarkan diri, dan koma.
Siklopentana(g)-2-
Peradangan pada kulit, mata dan saluran pernafasan.
benzopiran
Lesu, Peradangan pada mata dan bagian atas sistem
Etanol pernafasan, pusing, penglihatan yang kabur, hilang
keseimbangan, kesemutan..
Sakit kepala, kulit kering dan pecah-pecah, kekurangan
Etil asetat darah, kerusakan hati dan ginjal, Peradangan pada mata
dan saluran pernafasan
Fenol, Ester Gangguan sistem saraf, kanker
Hidrosinamaldehid, p-tert- Pingsan, sulit bernafas, gangguan sistem reproduktif
butil-alfa-metil pada pria
kanker, sesak nafas (karena dimetabolisme karbon
Metilen Klorida
monoksida), sakit kepala, pusing, lelah, sensitif
Phenol, 2,60bis(1,1-
Gangguan pada janin dan sistem reproduksi.
dimetileti)-4-metil
Mengganggu sistem saraf pusat, peradangan pada
Benzaldehid mulut, tenggorokkan, mata, kulit, paru-paru, lesu, sakit
perut dan kerusakan ginjal.
Alergi pada kulit, Peradangan pada mata, hidung dan
Kamper (kapur barus)
tenggorokkan, pusing, lesu dan tak sadarkan diri.
Peradangan pada sistem pernafasan, pusing, lesu,
Benzil alkohol muntah, tekanan darah rendah, gangguan sistem saraf,
kesulitan bernafas.
Peradangan pada mata, kulit, saluran pernafasan paru-
Karbitol
paru.

Tanda Keracunan

18
Pada umumnya keracunan zat pewangi di tandai oleh beberapa gejala
berikut berdasarkan departemen kesehatan di Kanada (tahun 1990) yaitu mata
berair, penglihatan berganda, bersin, sesak nafas, alergi ringitis, sinusitis,
tinunitus, pusing, vertigo, batuk, bronkitis, sulit bernafas, sesak nafas, asma,
anafilaksis, migrain, disorientasi, kehilangan ingatan bertahap, ketegangan, alergi
akut, kemurungan, perubahan tingkah laku, memar pada kulit, peradangan otot
dan sendi, sakit, lemah, denyutan jantung yang tidak teratur atau lebih cepat. Oleh
sebab itu sangat dianjurkan untuk membaca label pada produk yang akan dibeli
untuk mengetahui kandungan kimia yang digunakan apakah zat yang terkandung
cukup aman untuk manusia, dan sebaiknya jauhkan pemakian produk yang
mnegandung zat kimia yang berbahaya pada anak-anak dan juga ikuti cara
pemakaian dan keselamatan pada kemasan yang tertera.

19
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Parfum atau minyak wangi  adalah campuran minyak esensial dan


senyawa aroma (aroma compound), fiksatif, dan pelarut yang digunakan untuk
memberikan bau wangi untuk tubuh manusia, obyek, atau ruangan.
Komposisi parfum:
a. Alkohol 96% deodorized
b. Aquadest
c. Etanol 70%
d. Minyak atsiri
e. Fixolite
Pembagian parfum :
1. Eau de Perfume
2. Eau de toilette
3. Eau de cologne

B. SARAN
Wangi parfum sangat beraneka ragam dan dapat berasal dari berbagai
sumber. Pemilihan parfum yang disukai sangatlah subjektif, bergantung dari
orang yang akan menggunakannya. Oleh karena itu mungkin pengembangan
mengenai wangi parfum yang baru serta pengolahannya agar semakin efektif
dapat ditingkatkan sehingga semakin banyak variasi yang akan diminati
masyarakat.

20
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/288918563/Makalah-Teknologi-Distilasi-Parfum-
Fisdas1-11-pdf

21

Anda mungkin juga menyukai