Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KOSMETOLOGI

PARFUME

Dosen Pengampu :

Nurhayati mufarihah, S.Farm.Apt

Disusun oleh :

Nur Hidayatul M (1012017005)

PROGRAM STUDI STRATA 1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA

JL. SLAMET RIADI No. 64 JEMBER

1
Daftar isi

Kata pengantar

BAB I Pendahuluan

Latar belakang................................................................................ 4

Rumusan masalah.......................................................................... 5

Tujuan............................................................................................ 5

BAB II Tinjauan pustaka

Sejarah parfum............................................................................. 6

Cara penggunaan Parfum............................................................. 14

Teknik pembuatan parfum............................................................ 12

BAB III

Metodologi Penelitian................................................................... 15

BAB IV Penutup

Kesimpulan dan saran.................................................................. 21

Lampiran Produk.......................................................................... 22

2
Kata pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil

menyelesaikan Makalah ini. Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai

parfum, cara pembuatan dan formulasinya atau yang lebih khususnya membahas

tentang hal-hal yang menyangkut pembuatan parfum.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami

harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga

Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Jember, 5 April 2020

Penulis

3
BAB I

PENDAHULAUN

A. LATAR BELAKANG

Parfum atau minyak wangi adalah campuran minyak esensial dan senyawa aroma

(aroma compound), fiksatif, dan pelarut yang digunakan untuk memberikan bau

wangi untuk tubuh manusia, obyek, atau ruangan. Jumlah dan tipe pelarut yang

bercampur dengan minyak wangi menentukan apakah suatu parfum dianggap

sebagai ekstrak parfum, Eau de parfum, Eau de toilette, atau Eau de Cologne. Kata

`parfum` berasal dari bahasa Latin `per asap` yang berarti melalui asap. Parfum

mulai dibuat di Mesir kuno, kemudian, diperbaiki oleh orang Roma dan orang Arab.

Parfum adalah produk yang sudah tidak asing lagi dalam kehidupan sehari-hari.

Apalagi saat ini aroma parfum yang ditawarkan sudah semakin beragam, baik yang

dikhususkan untuk pria, wanita, ataupun untuk keduanya. Kata parfum sendiri

berasal dari bahasa latin “per fumum” yang berarti melalui asap. Riwayat parfum

telah ada sejak zaman Mesopotamia kuno sekitar lebih dari 4000 tahun yang lalu.

Pada zaman dahulu, orang-orang menggunakan tanaman herbal, rempah-rempah dan

bunga dan dicampurkan bersama untuk membuat wewangian. Selanjutnya pada

pertengahan abad ke-15 parfum mulai dicampur minyak dan alkohol. Meskipun

demikian, parfum baru mengalami kemajuan pesat pada abad ke-18 dengan

munculnya beragam aroma wewangian dan botol yang indah .

Dalam 20 tahun terakhir ini terdapat peningkatan yang pesat pada jumlah

produksi parfum. Bahkan industri parfum diperkirakan dapat memperoleh hasil

penjualan tahunan sebesar 25-30 juta dollar. Hal tersebut menunjukkan adanya

kebutuhan masyarakat akan parfum yang semakin hari semakin meningkat.

4
Ada beberapa alasan mengapa konsumen menggunakan parfum. Dari hasil

penelitian Borgave & Chaudari (2010), konsumen merasa lebih baik dan merasa

lebih percaya diri setelah menggunakan parfum. Hasil penelitian lainnya dari

Borgave & Chaudari (2010), adalah konsumen menilai wangi parfum berada di

urutan pertama yang dipertimbangkan pada saat akan membeli parfum. Urutan

selanjutnya adalah merek, harga, dan kemasan parfum itu sendiri.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana cara membuat parfum?

2. Bagaimana karakteristik bahan dalam pembuatan parfum?

3. Bagaimana Formulasi parfum?

4. Bagaimana cara penggunaan parfum?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui Cara pembuatan parfum

2. Untuk memahami i karakteristik bahan pembuatan parfum

3. Untuk mengetahui formulasi pembuatan parfum

4. memahami cara penggunaan parfum

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah Parfum

5
Parfum sudah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu - kata "parfum" berasal dari

bahasa Latin per fume artinya "melalui asap". Salah satu kegunaan parfum tertua

berupa bentuk pembakaran dupa dan herbal aromatik yang digunakan dalam

pelayanan keagamaan, seringkali untuk aromatik gums, kemenyan dan mur,

dikumpulkan dari pohon.

Mesir adalah yang pertama memasukkan parfum ke budaya mereka diikuti oleh

Cina kuno, Hindu, Israel, Carthaginians, Arab, Yunani, dan Romawi. Penggunaan

awal dari botol parfum adalah di Mesir sekitar 1000 SM. Mesir menemukan gelas

dan botol parfum adalah salah satu penggunaan umum pertama untuk kaca.

Fungsi parfum dalam kehidupan manusia

1. Dapat memberikan kesenangan hidup


2. Dapat mempengaruhi kejiwaan dan syaraf
3. Memberikan wewangian kepada bahan yang tidak wangi dan menghilangkan
bau yang tidak enak pada berbagai macam hasil industri textil, kulit, kertas,
karet, plastik
4. Dapat melindungi manusia dari penyakit yang Disebabkan bakteri
5. Dapat menetralisir keracunan makanan karena Bakteri tertentu
6. Dapat mengobati sakit kepala
7. Dapat membantu proses pencernaan
8. Dapat menambah selera makan
9. Dapat meningkatkan kepercayaan diri
10. Dapat menarik perhatian lawan jenis

BAHAYA PENGGUNAAN PARFUM

Setiap produk wewangian mengandung pelarut tambahan yang berfungsi

sebagai media atau fondation baik parfum itu asli atau sintesis. Persentase

kandungan bahan kimia dalam parfum antara kisaran 30 % tergantung dari jenis

6
produknya. Namun dari beberapa analisa pasar, 95 % bahan kimia yang terkandung

di dalam produk wangian adalah bahan kimia sintetik yang berbahan dasar

petroleum yang merupakan turunan benzena, aldehid atau zat yang umumnya

terkenal beracun. Salah satu organisasi di Amerika yang menangani masalah

kesehatan lingkungan menemukan zat kimia beracun dari 815 sampel yang mereka

ambil. Tes yang dilakukan pada tahun 1991 menemukan zat-zat yang terkandung

adalah kloroform yang dapat juga ditemui pada pelembut pakaian dan p-

diklorobenzena yang telah diketahui bersifat karsinogenik pada produk penyegar

ruangan dengan dosis yang tinggi.

Selain itu juga terdapat pengharum yang beraroma musk, yang dicurigai

mengakibatkan sakit kepala dan juga bersifat karsinogenik meskipun pada

kandungan yang lemah. Berdasarkan riset dari FDA pada tahun 1968-1972, bahan

kimia seperti alfa-terpineol, benzil asetat, benzil alcohol, limonin, lioanalol yang

sering terdapat dalam kosmetik, bahan-bahan ini dicurigai sering memberikan efek

samping pada kulit pemakai.

2.2 Tingkat Konsentrsi

Minyak parfum perlu diencerkan dengan pelarut karena minyak esensial/murni

(baik yang alami ataupun sintetis) mengandung konsentrat tinggi dari komponen

volatil yang mungkin akan mengakibatkan reaksi alergi dan kemungkinan cedera

ketika digunakan langsung ke kulit atau pakaian. Pelarut juga menguapkan minyak

esensial, membantu mereka menyebar ke udara. Sejauh ini pelarut yang paling

umum digunakan untuk pengenceran minyak parfum adalah etanol atau campuran

etanol dan air. Minyak parfum juga dapat diencerkan dengan cara menetralkan bau

lemak menggunakan jojoba, minyak kelapa difraksinasi atau lilin.

7
Persentase volume konsentrat dalam minyak parfum adalah sebagai berikut:

 (Ekstrak parfum: 20% - 40% senyawa aromatik


 (Eau de Parfum (EDP): 10 - 30% senyawa aromatik
 (Eau de Toilette (EDT): 5 - 20% senyawa aromatik
 (Eau de Cologne ( EDC): 2 - 5% senyawa aromatik, merek (reg.Trademark):
Original Eau de Cologne
 (Eau de Solid (EDS): - 1% senyawa aromatik, merek (reg.Trademark): EDS

Semakin tinggi jumlah persentase senyawa aromatik, maka intensitas dan aroma

yang tahan lama tercipta. Perfumeries yang berbeda menetapkan jumlah yang

berbeda dari minyak untuk masing-masing parfum mereka. Oleh karena itu,

meskipun konsentrat minyak parfum dalam pengenceran Eau De Parfum (EDP)

selalu akan lebih tinggi daripada parfum yang sama dalam bentuk eau de toilette

(EDT) di dalam kisaran yang sama, jumlah yang sebenarnya dapat bervariasi antara

masing-masing Perfumeries. Sebuah parfum EDT dari sebuah Perfumeries mungkin

lebih kuat daripada EDP dari Perfumeries yang lain.

2.3 KOMPONEN-KOMPONEN PARFUM

Parfum dapat terdiri dari campuran zat beraroma yang tergabung dalam pelarut
yang cocok. Sebelumnya, produk yang digunakan dalam perfumery sebagian besar
berasal dari alam. Manusia juga mulai menyintesis bahan yang digunakan untuk
perfumery, namun tetap mereka berusaha menduplikat bahan yang ada di alam. Ada
kecenderungan yang jelas dalam tahun-tahun terakhir, untuk menempatkan parfum
yang tidak ada dalam kingdom flora tetapi dapat diterima secara luas. Parfum
modern terbaik tidak sepenuhnya hasil sintesis atau natural. Produk terbaik dari seni
adalah perpaduan dua bahan yang dapat terurai agar menambah parfum alami, untuk
mengurangi harga dan untuk mengenalkan wewangian yang mempesona secara
keseluruhan dapat tersedia. Pembuatan produk sintesis cenderung bermutu rendah
dan tidak alami, seperti perkembangan yang diprediksikan. Kimiawan juga sukses

8
membuat esense bunga yang tidak menghasilkan esense alami, atau esense terlalu
mahal atau terlalu cepat hilang untuk membuat ekstraksinya menguntungkan.
Contohnya adalah lili, lilac, dan violet. Ada tiga unsur parfum, yaitu pelarut, fiksatif,
dan zat berbau (Austin, 1954).

1. Pelarut

Pelarut modern untuk memadukan materi parfum adalah etil alkohol dengan
kemurnian tinggi dicampur dengan banyak atau sedikit air, tergantung pada
kelarutan minyak. Pelarut ini sifat volatilnya, membantu untuk membawa aroma,
inert terhadap zat terlarut, dan tidak mengiritasi kulit manusia. Aroma asli alkohol
dapat dihilangkan dengan deodorizing, atau ‘prefiksasi’ alkohol. Metode ini
dilakukan dengan penambahan sedikit gum benzoin atau resin fiksatif pada alkohol
dan membiarkannya hingga masak selama seminggu atau dua minggu. Hasilnya
adalah aroma alkohol akan hilang, kementahan alami dinetralisasi oleh resin (Austin,
1954).
2. Fiksatif
Pada larutan bahan-bahan parfum dalam alkohol, materi yang lebih volatil
akan menguap terlebih dahulu, dan aroma parfum hanya meninggalkan kesan yang
dikehendaki. Untuk menanggulagi kesulitan ini, maka ada penambahan fiksatif.
Fiksatif dapat didefinisikan sebagai bahan yang memiliki volatilitas rendah daripada
minyak parfum, yang memperlambat penguapan berbagai unsur pewangi. Tipe dari
fiksatif adalah sekresi hewan, produk resin, minyak esensial, dan sintesis kimia.
Beberapa fiksatif di atas dapat atau tidak berkontribusi untuk menambah aroma pada
produk, tapi mereka harus dipadukan dan melengkapi wewangian utama.
3. Zat Berbau

Kebanyakan zat berbau yang digunakan dalam wewangian (parfum) berasal


dari minyak esensial, isolat, dan bahan kimia sintetik atau semisintetik.

4. Minyak Esensial

9
Minyak esensial dapat didefinisikan sebagai minyak wangi-wangian dari

bahan nabati yang mudah menguap. Bagaimanapun juga harus dibuat perbedaan

antara minyak bunga alami yang diperoleh dari enfleurage atau ekstraksi pelarut dan

minyak esensial yang diperoleh dengan distilasi. Minyak suling dapat kekurangan

beberapa komponennya yang kurang volatile atau hilang selama proses distilasi. Dua

contoh penting dari minyak suling adalah minyak mawar di mana phenylethyl

alkohol hilang ke bagian berair distilat dan minyak bunga jeruk di mana minyak

suling mengandung alkohol tapi dalam porsi yang sangat kecil dari metil

anthranilate, sedangkan ekstrak minyak bunga dapat mengandung seperenam dari

kandungannya tersebut.

Senyawa-senyawa yang terdapat pada minyak esensial dapat diklasifikasikan


sebagai berikut:

1. Ester: terutama dari benzoat, asam asetat, asam salisilat, dan asam sinamat.
2. Alkohol: linalool, geraniol, citronellol, terpinol, mentol, borneol.
3. Aldehida: citral, citronellal, benzaldehida, cinnamaldehyde, cuminic
aldehyde, vanili.
4. Asam: benzoat, cinnamic, myristic, isovaleric dalam keadaan bebas.
5. Fenol: eugenol, timol, carvacrol.
6. Keton: carvone, menthone, pulegone, irone, fenchone, thujone, kamper, metil
nonyl ketone, metil heptenon.
7. Eter: cineole, internal ether (eucalyptole), anethole, safrole.
8. Lakton: coumarin.
9. Terpene: camphene, pinene, limonene, phellandrene, cedrene.
10. Hidrokarbon: cymena, styrene (phenylethylene).

2.4 Teknik dan Cara Pembuatan Parfum

10
Produk-produk parfum merupakan hasil keterampilan teknik tingkat tinggi, yang

dicapai melalui eksperimentasi serta perbaikan alat dan perangkatnya secara terus

menerus. Banyak mesin yang berlainan yang harus diuji coba sebelum versi finalnya

menjadi alat penyulingan modern. Ada lima teknik untuk memproduksi parfum :

1. Maceration: Merupakan teknik yang paling kuno, yakni penyatuan antara

wewangian dan lemak melalui pemanasan. Pada proses ini, absorbsi minyak atsiri

oleh lemak dilakukan dalam keadaan hangat. Alat yg digunakan dan proses

pencampuran bunga dengan lemak sama seperti pada enfleurage. Kebaikan cara ini

adalah daya absorbsi lemak terhadap bau bertambah besar dan kelemahannya

karena kemungkinan sebagian komponen minyak mengalami kerusakan dengan

panas, sehingga cara ini jarang digunakan. Dilakukan terhadap beberapa jenis

bunga: mawar, orange, yang kegiatan fisiologisnya terhenti setelah pemetikan.

Bunga tersebut jika disuling hanya menghasilkan sejumlah minyak yang diproduksi

oleh bunga pada saat ekstraksi dan seterusnya akan mati dan tdk memproduksi

minyak.

2. Enfleurage: Pada proses ini absorbsi minyak atsiri oleh lemak dilaku kan pada

suhu rendah, sehingga minyak terhindar da ri kerusak an yang disebabkan panas.

Metode ini banyak diterapkan untuk mengekstraksi beberapa jenis minyak bunga

seperti: melati, ekstraksi sedap malam, mawar, yang masih melanjutkan kegiatan

fisiologisnya dan memproduksi minyak setelah bunga dipetik. Proses ini

menghasilkan rendemen minyak lebih tinggi, kelemahannya memerlukan waktu

lebih lama, membutuhkan tenaga trampil dan berpengalaman Menyatukan

11
wewangian dan minyak tapi dengan cara yang berbeda, yakni penyerapan

wewangian melalui lemak dan benzoin. Cara ini dapat menghasilkan parfum setara

bunga.

3. Distilasi atau penyulingan: proses pemisahan komponen berupa cairan atau

padatan dari 2 macam campuran atau lebih berdasarkan titik uapnya dan proses ini

dilakukan terhadap minyak atsiri yang tidak larut dalam air dan tidak rusak oleh

uap. Kelemahan distilasi adalah Tidak baik digunakan untuk jenis minyak yang

mengalami kerusakan oleh panas dan air. Minyak atsiri yang mengandung fraksi

ester akan terhidrolisa karena adanya air dan panas. Komponen minyak yang larut

dalam air tidak dapat diekstraksi. Komponen minyak dengan titik didih tinggi,

sebagian tidak ikut tersuling dan tetap tinggal dalam bahan. Berbagai bahan

wewangian dilumatkan dan dimasukkan kedalam mesin penyuling, lalu dicampur

dengan air dan dipanaskan hingga mendidih. Melalui pipa leher angsa, uapnya

didinginkan dan menjadi cairan: air terletak dibagian bawah, sedangkan esensnya

yang berupa minyak mengambang dibagian atas.Dari esens itu, biasanya kemudian

dipisahkan.Namun kadang-kadang air bercampur esens itu dijual dalam bentuk

murni.

4. Ekstraksi: Mengingat tidak semua bunga atau tanaman dapat didistilasi, misalnya

mawar centifolia, narcissus, atau mimosa. Maka para ahli mengembangkan teknik

ekstraksi. Bahan-bahan parfum tidak dilumatkan tapi dicampur dengan air dan

diputar berulang-ulang hingga mengeluarkan pelarut. Pelarut ini kemudian ke ruang

12
hampa udara, dipanaskan, dijadikan uap dan seterusnya sama dengan proses

distilasi.

5. Ekspresi atau pengepresan: Cara pengepresan umumnya dilakukan terhadap

bahan beberapa biji, buah atau kulit buah yang dihasilkan dari tanaman yang

termasuk famili citrus, karena minyak dari tanaman citrus akan mengalami

kerusakan jika diekstraksi dengan penyulingan. Dengan tekanan pengepresan, sel-

sel yang mengandung minyak akan pecah dan minyak akan mengalir ke permukaan

bahan Contoh: Minyak lemon, Minyak bergamot (kulit jeruk mandarin)Adalah

teknik terakhir. Cara ini digunakan untuk mengekstraksi minyak citrus dan buah-

buahan semacam jeruk orange, lemon, dan mandarin. Minyak alami dari buah-

buahan ini terdapat dalam kelenjar kecil dibagian kulitnya. Dengan pengupasan dan

pemerasan, minyak yang merupakan esens wewangian dan air itu dapat keluar.

Prinsip yang sama diterapkan dalam pabrikasi parfum.

2.5 Pemakaian Parfum yang Benar

Setiap orang umumnya menyukai aroma yang harum. Itulah sebabnya, sebelum pergi ke
kantor atau ke pesta, menggunakan parfum mungkin menjadi hal yang wajib bagi Anda.
Dengan tubuh yang harum, akan meningkatkan rasa nyaman dan percaya diri dari si
pemakai. Menggunakan parfum dengan baik, tentu akan meningkatkan rasa percaya diri.
Selain menikmati harum parfum untuk diri sendiri, orang-orang di sekitar Anda juga dapat
menikmati keharumannya juga dan mereka akan senang saat dekat dengan Anda. Dengan
menggunakan parfum secara tepat juga menyimpannya secara benar, Anda dapat
menghemat penggunaan parfum Anda.

Hal-Hal yang perlu dilerhatikan Ketika akan menggunakan parfum

1. Sesuaikan dengan body lotion

13
Setelah mandi, mungkin Anda terbiasa menggunakan body lotion. Bila akan memakai
parfum, sesuaikan wangi dari body lotion agar sesuai agar wanginya tidak saling
"bertabrakan". Selain itu, sebaiknya menggunakan body lotion terlebih dahulu sebelum
menyemprotkan parfum karena body lotion dapat mengurangi aroma harum dari parfum.

2. Semprotkan parfum pada kulit

Sebaiknya, parfum tidak disemprotkan pada pakaian. Pada jenis parfum tertentu, bila
menyemprotkan pada pakaian dapat menimbulkan noda, meninggalkan tanda seperti
terkena tetesan air dalam waktu yang lama.

3. Semprotkan parfum pada bagian tubuh yang tepat

Bagian tubuh yang sebaiknya disemprotkan parfum adalah pergelangan tangan bagian
dalam, siku lengan bagian dalam, belakang telinga, dada dan leher. Menggunakan parfum
di tempat-tempat tersebut membuat harum dari parfum tahan lebih lama.

4. Jangan menggosokkan kulit selesai menyemprot parfum

Kebiasaaan sebagian orang adalah menggunakan parfum pada pergelangan tangan bagian
dalam lalu menggosok-gosokkan kedua pergelangan tangan. Cara ini sebenarnya akan
menghilangkan aroma dari parfum. Jadi, biarkan parfum mengering dengan sendirinya.

5. Jangan menggunakan aksesoris atau perhiasan sebelum menggunakan parfum

Bila terkena semprotan parfum, dapat membuat aksesoris atau perhiasan yang di kenakan
menjadi berubah warna. Hasilnya aksesoris Anda tidak lagi terlihat menarik.

6. Gunakan parfum sewajarnya

Menggunakan parfum secara berlebihan dapat membuat orang yang tidak suka menjadi
pusing. Penggunaan parfum dapat disesuaikan dengan jenis kulit. Untuk yang berkulit
kering membutuhkan semprotan parfum lebih banyak. Sedangkan bila kulit Anda
berminyak, cukup semprotkan parfum sedikit saja

14
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Formulasi Parfum Dyrbalanops dan Penimbangan

Dybalanops aromatica 25 % : 25/100 x 100 = 25 ml

Etanol 75 % : 75/100 x 100 = 75 ml

Odorant Green tea 0,5 ml

PEG-40 0,5 ml

Minyak Nilam 0,8 % : 0,8/100 x 100 = 0.8 ml

Karakteristik Bahan

Dybalanops aromatica

Dryoblanops aromatica merupakan jenis yang termasuk ke dalam suku Dipterocarpaceae


Penyebarannya mulai dari Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau dan seluruh
Kalimantan.juga dikenal dengan nama kapur,diantaranya yang penting adalah:Gaertn
(kapur singkel),V.Sl. (kapur empedu), Burck(kapur tanduk), Dyer (kapursintuk), Becc. (kapur
kayat),Symington (kapur gumpait),dan Dyer (kapur keladan).

Beberapa jenis seperti terkenal sebagai penghasil kapur barus atau kamper. Di Korea dan
Jepang, pohon yang menghasilkan barus atau kamper ini dikenal dengan nama dari
keluarga Lauraceae, sedangkan kamper di Indonesia diperoleh dari pohon Gaertn, yang
masuk dalam suku Dipterocarpaceae Unsur yang dimanfaatkan dari pohon kapur ini adalah
kristal kapur dan minyak kapur. Kristal kapur diperoleh pada bagian tengah (dalam) batang
pohon.

ETANOL

Nama kimia : Etil alkohol

Rumus kimia : C2H6O

Berat molekul : 46,07

15
Kemurnian : Etanol mengandung tidak kurang dari 92,3 % b/b dan
tidak lebih dari 93,8 % b/b, setara dengan tidak kurang dari 94,9 % v/v dan tidak
lebih dari 96,0 % v/v C2H5OH, pada suhu 15,56°

Pemerian : Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna. Bau


khas dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah.Mudah menguap walaupun pada
suhu rendah dan mendidih pada suhu 78°.Mudah terbakar.

Green Tea (Camelia sinensis)

Mempunyai efek untuk menenangkan pikiran, membangkitkan semangat, memperbaiki


konsentrasi. Dapat digunakan untuk melembutkan danmelindungi kulit, membantu
menyeimbangkan fungsi sel tubuh,meningkatkan fungsi liver, membantu menguraikan
asam lemak, menurunkankadar gula darah, melancarkan sistem pencernaan dan urin.
Menurunkankadar kolesterol, memperbaiki sistem peredaran darah, dapat
mengatasitekanan darah tinggi, membantu mengeluarkan dahak dan membersihkan paru.

Polietilen Glikol

Pemerian : cairan kental jernih, tidak berwarna atau praktis tidak berwarna, bau khas
lemah, agak higroskopik.
Kelarutan : Larut dalam air, dalam etanol,dalam aseton, dalam
glikol lain, dan dalam hidrokarbon aromatik, praktis tidak larut dalam eter dan dalam
hidrokarbon alifatik.
Kegunanaan : Pelembab dan menambah viskositas.
MINYAK NILAM
Nama Lain : Oleum pogostemoni
Nama Tanaman Asal : Pogostemon cablin (Blnco. Benth)
Keluarga : Lamiaceae
Zat berkhasiat : Seskui terpen-terpen (40 – 45 %), sinamilaldehida, egenol dan
azulen
Penggunaan : Zat tambahan, bahan pewangi
Pemerian : Cairan warna kekuningan, kehijauan sampai coklat, bau khas sangat
harum dan sukar hilang
Cara memperoleh : Minyak atsiri yang diperoleh dengan penyulingan uap daun dan
batang yang telah diperas

16
B . Formulasi Parfum Mawar (parfum kimia) dan Penimbangan bahan

Geraniol ………………………………… 30,0 % : 30/100 x 100 = 30 ml

Rhodinal ………………………………... 20,0 % 20/100 x 100 = 20 ml

Citronellol ……………………………….10,0 % 10/100 x 100 = 10 ml

Fenil etil alkohol ……………………40,0 % 40/100 x 100 = 40 ml

Karakteristik Bahan

OLEUM CITRONELLAE

Nama Lain : Minyak sereh

Nama Tanaman Asal : Cymbopogon nardus (Rendle), Cymbopogon Winterianus


(Jowitt) atau varietas dan hibrida dari kedua spesies tersebut

Keluarga : Poaceae

Zat berkhasiat : Geraniol dan sitronelal, terdapat pula metilheptanon, terpen-terpen,


terpenalkohol dan asam-asam organik

Penggunaan : Parfum dan penghalau serangga karena mengandung metilheptanon

Pemerian : Cairan warna kuning pucat sampai kuning tua, bau khas enak

Cara memperoleh : Minyak atsiri yang diperoleh dengan penyulingan uap dari daun

Selain berasal dari bahan alami, parfum dapat juga diuat dari bahan sintetik atau
buatan yang berasal dari bahan kimia. Hal tersebut, karena permintaan pasar untuk
parfum meningkat, sedangkan bahan alami yang digunakan dalam pembuatan
parfum jumlahnya sangat terbatas. Maka dari itu para analis kimia meneliti dan
membuat bahan yang berasal dari bahan kimia. Berikut adalah parfum yang berasal
dari bahan kimia yaitu berasal dari isolat :

 Euginol, bahan ini biasanya diperoleh dari minyak cengkeh


 Citral, berasal dari minyak lemongras
 Geraniol, merupakan bahan yang berasal dari minyak citronella

17
Produk isolat ini diturunkan dari masing-masing minyak atsiri melalui reaksi kimia.
Senyawa ini tidak ada di alam dan merupakan produk esterifikasi seperti : formiat,
asetat, propionat, dan ester lainnya dari citronellol, geraniol, dsb.

Selain itu terdapat pula bahan sintetik parfum yang berasal dari bahan organik
sintetik yang terdiri dari alkohol aromatik dan alkohol lemak yang biasanya
mempunyai aroma tertentu, dan terdapat pula ester-ester serta aldehida. Contoh
bahan kimia yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan parfum antara lain :

 Fenil Etil Alkohol, merupakan salah satu bahan dasar parfum rose
 Cinnamyl Alkohol, merupakan suatu fixatif yang digunakan dalam lilac.
 Terpineol, biasanya terdapat dalam minyak pine, tapi dibuat dari terpentin.

Ester-ester dari bau karakteristik buah-buahan, seperti : metil fenil karbonil asetat
dalam parfum gardenia dan jasmine.

B. Mencampur Parfum

Bahan dasar parfum harus diracik untuk mendapatkan bau atau aroma yang
diinginkan. Meracik bahan dasar parfum memerlukan keahlian khusus yang meliputi
kemampuan teknis, pengalaman, dan bakat seni yang tinggi.

Poucher mengklasifikasikan kualitas bahan dasar parfum berdasarkan daya menguap


bahan (volatilitas), antara lain :

 Tinggi (top notes), sangat mudah menguap, skala 1-14, misalnya lavender,
bergamot.
 Menengah (middle notes), tidak terlalu mudah menguap, dan merupakan
campuran pembawa dan badan parfum, skala 15-60, misalnya geranium.
 Rendah (basic notes), sukar menguap, skala 60-100, misalnya cinnamon dan
vanila.

Setelah dicampur, parfum harus dibiarkan agak lama sebelum digunakan agar
stabil.

Cara kerja pencampuran pada parfum formula 1

18
a. Siapkan semua bahan dan alat

b. Masukkan Dyrbalanops ke dalam beker glass kemudian tambahkan Etanol sambli


diaduk

c. Tambahkan PEG dan aduk

f. Campurkan Minyak nilam beberapa tetes sesuai takaran

g. Kemudian tambahkan 2 - 4 tetes odorant green tea untuk melembutkan aroma.


aduk kembali Setelah itu. masukkan dalam botol.

Cara Kerja pencampuran Formula 2

a. Siapkan bahan dan alat

b. Kemudian Campurkan Geraniol dengan Rhodinol Aduk atau goyangkan


erlemmeyer

c. Tambahkan Cironella aduk

d. Masukkan Feni etil alkohol perlahan kemudian aduk, masukkan dalam botol.

BAB IV

PENUTUP

a. Kesimpulan

Parfum adalah ekstrak/ esense yang mengandung sebagian minyak yang telah disuling
dalam alkohol dan tak jarang air pun digunakan.

19
Minyak atsiri adalah minyak yang mudah menguap yang digunakan sebagai bahan dasar
parfum dengan bahan tambahan yaitu pelarut (etanol atau aquadest), Fiksatif, Minyak
essensial, dan zat berbau.

b. Saran

Parfum memiliki banyak sekali manfaat,namun jangan salah sangka. Di balik banyak
nya manfaat yang bisa kita dapatkan tenyata terdapat juga dampak negatif dari pemakaian
parfum seperti yang ada pada. Oleh sebab itu kita sebagai manusia yang dimana
membutuhkan parfum kita haruslah berhati-hati dalam memilih parfum dandalam
pemakaiannya. Supaya tidak terjadi apa yang kita tidak inginkan, gunakanlah parfum sesuai
kebutuahan saja.

Lampiran

Gambar produk parfum Rose yang dijual di pasaran

20
Produk eau de Toilette Produk parfum

produk eau
de parfume

21

Anda mungkin juga menyukai