BIDANG INDUSTRI
DI PT GUJATI 59 UTAMA
Disusun oleh:
3. Dhian N. S (E17076)
2020
i
PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI
3. Dhian N. S (E17076)
Hari/Tanggal :
Tempat :
Mengesahkan,
Mengetahui;
Wakil Direktur 1 Bidang Akademik
POLITEKNIK INDNUSA SURAKARATA
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya,
sehingga tersusunlah laporan praktik industri ini dengan judul ‘’Laporan Praktik
industri ini merupakan salah satu kewajiban untuk memenuhi tugas dan
Indonusa Surakarta.
Utama.
Surakarta.
penyusunan laporan praktik industri ini. Dengan penuh harap semoga laporan
penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
DAFTAR ISI iv
BAB I. PENDAHULUAN 1
3.5.1 Gudang 33
iv
3.6 Pengolahan Limbah 46
4.1 Kesimpulan 47
4.2 Saran…........................................................................................ 48
DAFTAR PUSTAKA 49
v
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang sangat beragam, sehingga tradisi penggunaan tanaman obat sudah ada
penyakit, baik penyakit dalam maupun penyakit luar. Secara umum yang
dimaksudkan dengan obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang
sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara
dari obat yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan tururn temurun
farmasi dituntut untuk dapat menyediakan obat dalam jenis, jumlah dan
kualitas yang memadai. Oleh karena itu, industri farmasi diwajibkan untuk
1
selama diberikan izin edar oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan
atau tidak efektif. Untuk mencapai tujuan mutu secara konsisten dan dapat
industri.
2
2. Memberikan kesempatan mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman
kompetensinya.
3
b. Industri dapat memberi tugas kepada peserta praktik industri (PI)
yang dimiliki.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
Tahun 2012 tentang industri dan usaha obat tradisional, yang dimaksudkan
industri obat tradisional adalah industri yang memiliki izin dari Menteri
dan effervesen.
5
3. Usaha Jamu Racikan adalah usaha yang dilakukan oleh depot jamu
B. Obat Tradisonal
Indonesia No. 006 Tahun 2012 tentang industri dan usaha obat tradisional
adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan
dengan kadar lebih dari 1%. Selain itu, obat tradisional yang diproduksi
tidak boleh dalam bentuk intravaginal, tetes mata, sediaan parenteral dan
Obat tradisional merupakan produk yang dibuat dari bahan alam yang
mutu obat tradisional diperlukan cara pembuatan yang baik pada seluruh
6
proses produksi dan penanganan bahan baku. Untuk menjaga mutu tersebut
Tradisional yang Baik (CPOTB) dalam seluruh aspek dan rangkaian obat
tradisional.
pembuatan obat yang baik, obat bahan alam yang lebih dikenal dengan obat
1) Jamu
ditempelkan pada bagian atas sebelah kiri dengan warna hijau diatas
dasar warna putih atau warna lain yang mencolok kontras warna dengan
logo. Didalam sediaan jamu harus terdapat tulisan ‘’jamu’’ yang jelas
Obat herbal terstandar adalah sediaan obat bahan alam yang telah
7
ditandai dengan logo berupa ‘’jari-jari daun (3 pasang) terletak dalam
lingkaran’’ dan ditempelkan pada bagian atas sebelah kiri yang bewarna
hijau di atas dasar warna putih atau warna lain yang menyolok kontras
herbal terstandart’’.
3) Fitofarmaka
keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji
pada bagian atas sebelah kiri yang dicetak dengan warna hijau diatas
dasar putih atau warna lain yang mencolok kontras dengan logo
dibawah ini.
8
C. CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik)
Spesifikasi produk.
relevan telah dilakukan dan bahwa bahan yang belum diluluskan tidak
digunakan serta produk yang belum diluluskan tidak dijual atau dipasok
C1. Personalia
obat tradisional yang benar. Oleh sebab itu industri obat tradisional
9
1) Kepala Departemen Produksi
yang ditetapkan.
secara tepat
(pemastian mutu)
10
f) memastikan bahwa pelatihan awal dan berkesinambungan
dilaksanakan.
11
g) memastikan bahwa pelatihan awal dan berkesinambungan
serta saran pendukung (ruang istirahat, ruang ganti pakian kerja, toilet,
operasi yang benar. Tata letak dan desain ruangan harus dibuat
kotoran dan dampak lain yang dapat menurunkan mutu obat tradisional.
dan konstruksi yang tepat, ukuran yang memadai serta ditempatkan dan
12
pembersihan serta perawatan. Peralatan yang bersetuhan dengan bahan
awal, produk antara atau produk jadi tidak boleh menimbulkan reaksi,
yang bersih dan penutup rambut. Pakaian kerja kotor dan lap pembersih
sterilisasi.
13
C4. Dokumentasi
bahwa tiap personil menerima uraian tugas yang relevan secara jelas
dan rinci sehingga memperkecil risiko terjadi salah tafsir dan kekeliruan
C5. Produksi
bahan awal, bahan pengemas, produk antara, produk ruahan dan produk
14
atau lot, tanggal penerimaan dan pengeluaran, tanggal diluluskan dan
memastikan nomor batch atau lot dari produk antara, produk ruahan
dan produk jadi dapat diidentifikasi. Penomoran batch atau lot yang
pemberian nomor, identitas produk dan nomor batch atau lot yang
bersangkutan.
15
Penimbangan dan penyerahan bahan baku, bahan pengemas,
produk antara dan produk ruahan dianggap suatu bagian dari siklus
kelitian alat timbangan dan alat ukur yang digunakan harus sesuai
didalam ruang yang sama. Hal ini dapat menyebabkan resiko terjadinya
16
a. Pengadaan Bahan Awal
serta petugas.
d. Pengolahan
17
diperiksa sebelum digunakan. Peralatan hendaklah dinyatakan
e. Pengemasan
pengemasan batch.
f. Pengawasan
18
yang sedang berjalan. Pengawasan selama proses produksi
mencangkup:
pengemasan.
persayaratan.
syarat dan dibuat pada kondisi sesuai serta mengikuti prosedur standar
jadi.
19
Ruang lingkup Pengawasan Mutu mencakup pengambilan sampel,
yang diperlukan.
20
kesalahpahaman yang dapat menyebabkan produk atau pekerjaan
jawab masing-masing.
21
pengiriman yang tidak mengakibatkan efek merugikan terhadap mutu
kontrak tersebut.
toksisitas, reaksi fatal atau reaksi hampir fatal dan reaksi medis
lain.
evalusi dari penyelidikan serta tindak lanjut yang dilakukan dicatat dan
22
suatu batch ditemukan atau diduga cacat, maka dipertimbangkan untuk
atau tidak. Khusus batch yang mengandung hasil pengolahan ulang bets
diketahui ada produk yang cacat mutu atau diterima laporan mengenai
dapat dilakukan dengan cepat dan efektif dari seluruh mata rantai
23
(CPOTB). Program inspeksi diri hendaklah dirancang untuk mendeteksi
(BPOM, 2012).
24
BAB III
PEMBAHASAN
Jati" sesuai dengan nama perusahaan yaitu Perusahaan Jamu (PJ) Gunung
perusahaan yaitu Bapak Muhamad Gafar. Pada saat itu perusahaan ini
Gujati dengan alasan lebih praktis dan mengena untuk tujuan pemasaran
merk. Kemudian berubah lagi menjadi merk seperti yang sekarang ini yakni
Gujati 59. Angka 59 diambil dari rumah tempat domisili pabrik tersebut.
daerah Solo dekat dengan bahan baku jamu. Diharapkan dengan kepindahan
25
PT Gujati 59 Utama berlokasi di Jl. Raya Solo-Wonogiri No. 59 (Km
Visi:
Misi:
kesehatan masyarakat.
26
C. Struktur Organisasi PT Gujati 59 Utama
Direktur
Utama
Direktur
Kepala
bagian
gudang
27
juga mempunyai tanggung jawab terhadap bawahan/karyawan untuk
Bertanggung
28
4. Manajer Pabrik (Factory Manager)
bagian gudang.
produk dapat tetap bertahan dalam persaingan yang ada dan membuat
29
meliputi periklanan, distibusi produk, penerapan harga dll. Tanggung
pembukuan.
perusahaan dan keluar masuknya uang yang telah dicatat oleh bagian
perusahaan.
30
10. Staf Operasional/ Humas (Operational Staff/Public Relation)
tamu perusahaan, membuat janji dengan pimpinan jika ada tamu yang
11. Staf Personalia & Hukum (Legal & Human Resource Staff)
31
D. Produktivitas Perusahaan
1. Jamu serbuk
Jamu serbuk berupa butiran halus dari hasil gilingan yang berasal dari
disesuaikan dengan fungsi dan manfaat jamu tersebut. Jamu serbuk ini
hangat. Contoh: Jamu Pegel Linu, Jamu Sakit Gigi, Jamu Galian Putri
2. Jamu instan
segar yang telah diolah secara higienis. Jamu instan memiliki bentuk
dengan cara diseduh dengan air hangat maupun dingin. Contoh: Jamu
Instan Kunyit Asam Sirih, Jamu Anak Sehat Helios, Jamu Jahe Arum
3. Jamu kapsul
Jamu kapsul merupakan salah satu inovasi yang terbuat dari bahan-
32
dapat menjadi keuntungan karena dapat menutupi rasa,warna,bau
E1 Gudang
Gudang terdiri dari 3 bagian yaitu gudang bahan baku, gudang bahan
diantara lain:
a. Ruang Admin
b. Area penimbangan
sebelum dan sesudah disortasi dan bahan baku yang akan dikirim
ke dokumen.
c. Area karantina
33
d. Area sortasi
dikehendaki, baik itu tercemar oleh dari tanaman lain, kerikil, tanah
dll. Selain itu, area ini dilakukan pencucian bahan baku. Setelah
oleh supplier.
diantara lain:
34
kesesuaian Surat Jalan yang meliputi kesesuaian jumlah
35
karena bersentuhan langsung dengan lantai. Kemudian
(QC) berupa uji kadar air. Jika kadar air yang dihasilkan
produksi
36
Setelah itu, bahan baku ditimbang sesuai dengan
b) Perlakuan barang
37
dengan jenis dan sitem FIFO/FEFO. Kemudian akan
produksi
tersebut.
E2 Departemen Produksi
38
agar menghindari dari kontaminasi produk sehingga mutu dan kualitas
yang sudah ada untuk meningkatkan mutu baik dari segi formulasi
b) Preformulasi
Formula yang dibuat dapat berasal dari studi literatur yang sudah
39
c) Formulasi
1. Skala laboratorium
2. Skala produksi
tanggal kadaluwarsanya.
40
Di R&D terdapat beberapa laboratorium yaitu:
1) Laboratorium R&D
2) Laboratorium QC
kelarutan.
3) Laboratorium mikrobiologi.
41
E4 Departement Quality Control (QC)
kali ada barang datang. Quality Control (QC) akan menangani atau
atau ditolak akan diberi tanda atau label reject yang berwarna
barang yang telah diuji oleh Quality Control (QC) dan hasil analisa
42
dokumentasi berupa BBMG (bukti barang masuk gudang). Barang
simplisia untuk mengurangi kadar air dan hasil dari oven tersebut
akan di analisa oleh Quality Control (QC) berupa uji kadar air. Jika
ulang. Dan jika kadar air yang dihasilkan ≤10% maka telah sesuai
Control (QC).
43
c. Pemeriksaan produk antara dan produk ruahan
Produk antara adalah tiap bahan atau campuran bahan yang masih
Produk antara diolah dari bahan baku yang berasal dari ruang
44
serabut-serabut dari simplisia yang masih lolos dari pengayakan,
maka akan diberi label ditolak yang berwarna merah. Dan akan
d. Barang Kembalian
Control (QC) dan dipisahkan antara barang yang masih bagus dan
pemusnahan.
45
F. Pengolahan Limbah
Terdapat 2 macam limbah yaitu cairan dan padat (ampas dari perasan
empon-empon basah yang sudah tidak bisa terpakai lagi maka akan
46
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
dijadikan sebagai bekal hidup dalam bersaing di dunia kerja setelah lulus
B. Saran
47
2. Saran kepada PT Gujati 59 Utama
adalah:
industri.
48
DAFTAR PUSTAKA
49