Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN PRAKTIK KEGIATAN LAPANGAN (PKL)

PT. SIDO MUNCUL Tbk DAN

PT VICTORIA CARE INDONESIA

FEBRUARY 2019

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Mata Kuliah Praktik Kegiatan Lapangan (PKL)

Disusun Oleh:

Fany Sukma Pratiwi

E0017019

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

STIKes BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI

2019

i
PENGESAHAN

Laporan Praktik Kegiatan Lapangan Ini Telah disetujui oeh Dosen Pembimbing

Pada:

hari : Jum’at

tanggal : 25 Mei 2018

Mengetahui,

Pjs. Prodi S1 Farmasi Dosen Pembimbing

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan laporan praktik
kegiatan lapangan di lokasi PT. Sido Muncul Tbk dan PT. Victoria Care Indonesia
dapat terselesaikan untuk memenuhi syarat mata kuliah Praktik Kegiatan
Lapangan (PKL). Tak lupa penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Ibu Tri Agustina Hadiningsih, S.ST, M., Kes selaku ketua STIKes Bhakti
Mandala Husada Slawi.
2. Ibu Endang Istriningsih, M.Clin.Farm., Apt selaku ketua prodi S1 Farmasi
STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi.
3. Ibu Okta Pramiastuti, M.Sc., Apt selaku dosen pembimbing laporan
Praktik Kegiatan Laporan.
4. Kedua orang tua penulis yang selalu memberikan moral maupun material.
5. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah
membantu sehingga kunjungan dan laporan ini dapat terlaksana.
Laporan ini dibuat berdasarkan beberapa sumber yang bersangkutan dengan
PT Sido Muncul Tbk dan PT Victoria Care Indonesia dalam menyusun laporan
ini, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa prodi S1 Farmasi
sebagai bekal pengalaman, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran demi perbaikan pembuatan laporan PKL ini dimasa yang akan datang.

Slawi, Februari 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

iv
DAFTAR BAGAN

v
2

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dunia pendidikan merupakan wadah potensial yang membentuk

kesiapan generasi muda dengan modal kompetensi yang berkualitas. Dalam

dunia pendidikan, khususnya di perguruan tinggi kunjungan industri di nilai

sebagai langkah tepat untuk meningkatkkan kualitas pembelajaran dan

pemahaman sekaligus praktik nyata sebagai hakikat kopetensi itu sendiri. Hal

tersebut di lakukan dengan metode observasi langsung berkaitan dengan

teori-teori yang telah di pelajari. Salah satu program yang dapat ditempuh

adalah Praktik Kegiatan Lapangan (PKL). Kegiatan PKL dilakukan di PT.

Sido Muncul Tbk, Semarang Jawa Tengah, sebagai industri yang

memproduksi jamu dan PT. Victoria Care Indonesia sebagai industri

kosmetik.

Jamu adalah sebutan untuk obat tradisional dari Indonesia. Belakangan

populer dengan sebutan herba atau herbal. Jamu dibuat dari bahan-bahan

alami, berupa bagian dari tumbuhan seperti rimpang (akar-akaran), daun-

daunan dan kulit batang, buah. Ada juga menggunakan bahan dari tubuh

hewan, seperti empedu kambing atau tangkur buaya. Jamu biasanya terasa

pahit sehingga perlu ditambah madu sebagai pemanis agar rasanya lebih

dapat ditoleransi peminumnya.

Jamu tradisional merupakan obat yag diracik secara tradisional dan

sangat berguna untuk kesehatan. Saat ini jamu tradisional mungkin

kehadirannya sudah digantikan obat-obatan moderen. Tapi sebenarnya jamu


3

tradisional tidak kalah khasiatnya dengan obat-obatan jaman sekarang bahkan

lebih baik.

Kemajuan teknologi telah membawa perubahan-perubahan yang cepat

dan signifikan pada industri jamu. Dengan menggunakan teknologi moderen,

industri tersebut kini mampu memproduksi dalam skal yang besar dan

mencakup berbagai produk dengan tingkat yang sangat luas. Saat ini banyak

pabrik yang memproduksi jamu tradisional dalam  bentuk kemasan sehingga

sangat mudah untuk digunakan. Tetapi sebagian  besar orang masih sering

membuat jamu tradisional dengan racikan sendiri. Hal ini mungkin sudah

turun temurun dilakukan karena jamu tradisional ini merupakan warisan

nenek moyang.

PT. Sido Muncul sebagai satu-satunya pabrik jamu berstandar farmasi,

karena telah menerima dua sertifikat yaitu Cara Pembuatan Obat Tradisional

yang Baik (CPOTB) dan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) . Secara

pasti PT. Sido Muncul bertekad untuk mengembangkan usaha di bidang jamu

yang benar dan baik. Tekad ini membuat perusahaan menjadi lebih

berkonsentrasi dan inovatif. Disamping itu diikuti dengan pemilihan serta

penggunaan bahan baku yang benar, baik mengenai jenis, jumlah maupun

kualitasnya akan menghasilkan jamu yang baik.

Selain industri jamu yang banyak di gemari oleh kalangan masyarakat,

produk kosmetika juga tidak kalah karena banyak di gemari oleh masyarakat

khususnya kaum wanita. Kosmetika dan kecantikaan merupakan dua hal yang

sulit untuk dipisahkan dari wanita sejak dahulu. Saat ini banyak sekali
4

kosmetik yang telah beredar di masyarakat, baik kosmetik yag sesuai atau

yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kosmetik yang beredaran

di pasaran harus melewati suatu proses pembuatan kosmetik yaitu Cara

Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB).

Dalam suatu industri jamu dan kosmetik sangat diperlukan tenaga

kefarmasian. Peran farmasis diantaranya dalam research dan development

yang bertugas menentukan formula, tehnik pembuatan, dan menentukan

spesifikasi bahan baku yang digunakan. Pengembangan produk yang

dilakukan mulai dari skala laboratorium, skala pilot hingga skala produksi,

bertugas dibagian pengembangan produk tidak hanya melakukan riset dan

pengembangan terhadap produk itu sendiri. Terkadang dituntut untuk

bertanggung jawab terhadap desain kemasan produk. Tugas utama lain dari

farmasis yaitu memastikan bahwa produk tersebut memenuhi standar kualitas

yang diperlukan atau yang diberikan setiap industri. Maka dari itu tujuan

diadakanya PKL ini juga berfungsi untuk menambah pengetahuan atau

wawasan mulai dari penyiapan bahan baku sampai pengemasan, serta metode

pengolahan limbah tentang industri jamu dan kosmetik yang termasuk jenis

sediaan farmasi.
5

B. Tujuan Laporan

1. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melihat, mengamati,

membandingkan dan menganalisa serta menerapkan pengetahuan yang

diperoleh dalam kuliah dengan aplikasi keadaan yang sebenarnya pada

suatu kegiatan industri.

2. Mahasiswa dapat memperoleh media sebagai pengalaman awal untuk

melatih keterampilan, sikap, serta pola bertindak di dalam masyarakat

industri.

3. Menambah pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan untuk beradaptasi

dengan lingkungan masyarakat sekitar sebagai bekal memasuki dunia

kerja.

4. Mahasiswa memperoleh keterampilan dan pengalaman baru untuk

mendukung teori yang sudah didapatkan dalam kuliah.


5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PT Sido Muncul Tbk.
1. Sejarah
PT. Sido Muncul bermula dari sebuah industri rumah tangga pada
tahun 1940, dikelola oleh Ibu Rahkmat Sulistio di Yogyakarta, dan dibantu
oleh tiga orang karyawan. Banyaknya permintaan terhadap kemasan yang
lebih praktis, mendorong beliau memproduksi  jamu dalam bentuk yang
praktis (serbuk), seiring dengan kepindahan beliau ke Semarang , maka pada
tahun 1951 didirikan perusahan sederhana dengan nama Sido Muncul yang
berarti “Impian yang terwujud” dengan lokasi di Jl. Mlaten Trenggulun.
Dengan produk pertama dan andalan, Jamu Tolak Angin. Produk jamu
buatan Ibu Rakhmat mulai mendapat tempat di hati masyarakat sekitar dan
permintaannya pun terus meningkat.

Dalam perkembangannya, pabrik yang terletak di Jl. Mlaten


Trenggulun ternyata tidak mampu lagi memenuhi kapasitas produksi yang
besar akibat permintaan pasar yang terus meningkat, maka di tahun 1984
pabrik dipindahkan ke Lingkungan Industri Kecil di Jl. Kaligawe, Semarang.
Akibat pasar yang terus bertambah, maka pabrik mulai dilengkapi dengan
mesin-mesin modern, demikian pula jumlah karyawannya ditambah sesuai
dengan kapasitas yang dibutuhkan, kini jumlah karyawannya sekitar 2000
orang lebih.

Untuk mengantisipasi kemajuan dimasa datang, perlu untuk


membangun unit pabrik yang lebih besar dan modern, maka di tahun 1997
diadakan peletakan batu pertama pembangunan pabrik baru di Klepu,
Ungaran oleh Sri Sultan Hamengkubuwono ke-10 dan disaksikan Direktur
Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan saat itu, Drs. Wisnu Kaltim.

Pabrik baru yang berlokasi di Klepu, Kecamatan Bergas, Ungaran,


diresmikan oleh Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik
6

Indonesia waktu itu, dr. Achmad Sujudi pada tanggal 11 November 2000.
Saat peresmian pabrik, Sido Muncul sekaligus menerima dua sertifikat yaitu
Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dan Cara Pembuatan
Obat yang Baik (CPOB) setara dengan farmasi, dan sertifikat inilah yang
menjadikan PT. Sido Muncul sebagai satu-satunya pabrik jamu berstandar
farmasi, karena memenuhi syarat-syarat yang ditentukan yaitu bangunan
sesuai, dari lantai, atap dan sebagainya. Lokasi pabrik sendiri terdiri dari
bangunan pabrik seluas 7 hektar, lahan Agrowisata 1,5 hektar, dan sisanya
menjadi kawasan pendukung lingkungan pabrik.

Secara pasti PT. Sido Muncul bertekad untuk mengembangkan usaha


di bidang jamu yang benar dan baik. Tekad ini membuat perusahaan menjadi
lebih berkonsentrasi dan inovatif. Disamping itu diikuti dengan pemilihan
serta penggunaan bahan baku yang benar, baik mengenai jenis, jumlah
maupun kualitasnya akan menghasilkan jamu yang baik. Untuk mewujudkan
tekad tersebut, semua rencana pengeluaran produk baru selalu didahului oleh
studi literatur maupun penelitian yang intensif, menyangkut keamanan,
khasiat maupun sampling pasar. Untuk memberikan jaminan kualitas, setiap
langkah produksi mulai dari barang datang , hingga produk sampai ke
pasaran, dilakukan dibawah pengawasan mutu yang ketat.

Produk-produk PT. Sido Muncul antara lain: jamu tradisional, jamu


komplit, permen, minuman kesehatan, food suplement, dan jamu instan.
Produk-produk yang dihasilkan perusahaan jamu ini selalu laris manis di
masyarakat. Lihat saja produk Kuku Bima, Kuku Bima Energi dan Tolak
Angin telah terbukti sebagai produk yang memiliki merek yang kuat dengan
diterimanya berbagai penghargaan dari tahun ke tahun yaitu Merek
Terpopuler,  Indonesian Customer Satisfaction Index (ICSA),Indonesian Best
Brand Award (IBBA), Golden Best Brand Award, Platinum Best Brand
Award, The Word of Mouth Marketing (WOMM), Cakram Award, Marketing
Award, The Indonesia Herbal Medicine Award, The Indonesian Original
Brands Apreciation, dan Indonesia Most Popular Brand In Social Media,
7

dan  Indonesian Original Brand Apreciation.Saat ini PT. Sido Muncul


dipimpin oleh Bapak Irwan Hidayat sebagai direktur utama.

2. Profil Perusahaan

Alamat lengkap dari pabrik jamu PT. Sido Muncul yang penulis
kunjungi adalah: Jl. Soekarno Hatta Km 28 Kecamatan Bergas –  Klepu,
Semarang-Indonesia. Nomor Telepon 024 6580-559, 0298 523-515. Fax 024
6580-332, 0298 523-509. Email  simuncul@indosat.net.id.

Dan juga alamat lengkap kantor pemasaran PT. Sido Muncul yaitu, 7
Jl. Cipete Raya No 81 Jakarta 12410, Indonesia. Nomor Telepon 021 765
3535 Fax 765 6522. Email marketing@SidoMuncul.com. Humas PT. Sido
Muncul, Jln Cipete Raya No 81 Jakarta Selatan, Indonesia 12410. Website
resmi yang dapat diakses www.SidoMuncul.com.

3. Visi Misi

Visi
a. Menjadi industri jamu yang dapat memberikan manfaat pada masyarakat
dan lingkungan.

Misi
a. Meningkatkan mutu pelayanan di bidang herbal tradisional.  
b. Mengembangkan research/penelitian yang berhubungan dengan
pengembangan pengobatan dengan bahan-bahan alami.
c. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya membina
kesehatan melalui pola hidup sehat, pemakaian bahan-bahan alami dan
pengobatan secara tradisional.
d. Ikut mendorong pemerintah/ instansi resmi agar lebih berperan dalam
pengembangan pengobatan tradisional.

4. Struktur Organisasi
8

Sumber daya manusia sangat penting dalam pembentukan dan


penerapan sistem pemastian mutu yang memuaskan dan pembuatan obat yang
benar. Oleh sebab itu industri farmasi bertanggung jawab untuk menyediakan
personil yang terkualifikasi dalam jumlah yang memadai untuk melaksanakan
semua tugas. Tiap personil hendaklah memahami tanggung jawab masing-
masing dan dicatat untuk memahami prinsip CPOB serta memperoleh
pelatihan awal yang berkesinambungan, termasuk instruksi mengenai higiene
yang berkaitan dengan pekerjaannya.
9

(Bagan 1 Strktur Organisasi )


10

Beberapa Keterangan dari Bagan Struktur Organisasi:

a. Dewan Komisaris Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan


pengurus,  baik Perseroan maupun usaha Perseroan dan memberi nasihat
kepada Direksi.
b. Direksi Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya
untuk kepentingan Perseroan dalam mencapai maksud dan tujuannya. Setiap
anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab dalam
menjalankan tugasnya dengan mengindahkan peraturan  perundang-undangan
yang berlaku dan Anggaran dasar Perseroan.
c. Direktur Utama Tugas dari Direktur Utama yaitu mengkoordinasi semua
kegiatan yang berhubungan dengan ketenagakerjaan dan membuat peraturan
bagi karyawan.
d. Komite Audit Komite Audit bertugas dan bertanggung jawab untuk:
1.Memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris mengenai laporan atau
hal-hal yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris dan
mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Komisaris.
2Menelaah laporan keuangan yang akan dikeluarkan perusahaan kepada
publik.

5. CPOB dan CPOTB

PT. Sido Muncul pada saat peresmian pabrik menerima dua sertifikat
sekaligus yaitu Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dan
Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) setara dengan farmasi, dan
sertifikat inilah yang menjadikan PT. Sido Muncul sebagai satu-satunya
pabrik jamu berstandar farmasi.
CPOB merupakan pedoman pembuatan obat bagi industri farmasi
untuk menjamin mutu obat yang diproduksi. CPOB dimiliki oleh semua
industri dalam memproduksi obat. Pada produksi, peredaran dan penggunaan
obat tradisional, di sisi lain dicemari oleh beredarnya obat tradisional yang
11

tidak terdaftar, obat tradisional yang mengandung bahan kimia obat atau
mengandung bahan-bahan berbahaya lainnya serta obat tradisional yang
tidak memenuhi persyaratan mutu, sehingga perlu diadakan pengawasan
mutu pada  pembuatan obat tradisional. Pengawasan mutu produk
dilaksanakan secara ketat oleh bagian Quality Control (QC) dan juga
dilakukan oleh In Process Control  pada setiap proses produksi.
Cara Pembuatan Obat yang baik (CPOB) adalah pedoman pembuatan
obat bagi industri farmasi di Indonesia yang bertujuan untuk menjamin mutu
obat yang dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang telah
ditentukan dan sesuai dengan tujuan penggunaannya. Mutu suatu obat tidak
dapat ditentukan berdasarkan pemeriksaan produk akhir saja, melainkan
harus dibentuk kedalam produk selama keseluruhan proses pembuatan.
CPOB mencakup seluruh aspek produksi mulai dari personalia,
dokumentasi, 12 bangunan, peralatan, manajemen mutu, produksi, sanitasi
dan higiene,  pengawasan mutu, penanganan keluhan, penarikan obat dan
obat kembalian, analisis kontrak serta validasi dan kualifikasi. Beberapa
Istilah dalam CPOB :
a. Batch
adalah sejumlah produk obat yang dihasilkan dalam satu siklus
pembuatan. Berdasarkan suatu formulasi tertentu, yang mempunyai
sifat dan mutu yang seragam.
 b.Tanggal Pembuatan
adalah tanggal yang menunjukan selesainya proses pembuatan suatu
batch tertentu.
CPOTB adalah bagian dari pemastian mutu yang memastikan bahwa
obat tradisional dibuat dan dikendalikan secara konsisten untuk mencapai
standar mutu yang sesuai dengan tujuan penggunaan dan dipersyaratkan
dalam izin edar dan spesifikasi produk. Salah satu cakupan dari CPOTB
adalah pengawasan mutu.
Pengawasan Mutu adalah bagian dari CPOTB yang berhubungan
dengan pengambilan sampel, spesifikasi dan pengujian, serta dengan
12

organisasi, dokumentasi dan prosedur pelulusan yang memastikan bahwa


pengujian yang diperlukan dan relevan telah dilakukan dan bahwa bahan
yang belum diluluskan tidak digunakan serta produk yang belum diluluskan
tidak dijual atau dipasok sebelum mutunya dinilai dan dinyatakan
memenuhi syarat. Setiap industri obat tradisional hendaklah mempunyai
fungsi  pengawasan mutu. Fungsi ini hendaklah independen dari bagian lain.
Sumber 13 daya yang memadai hendaklah tersedia untuk memastikan
bahwa semua fungsi Pengawasan Mutu dapat dilaksanakan secara efektif
dan dapat diandalkan.

6. Jenis Produk

NO Nama Khasiat Gambar

Prodak
1. Kuku Bima Memberi kekuatan dan semangat baru.

Menguatkan pinggang/ginjal terutama bagi

mereka yang lemah dan bekerja keras.

2. Tolak Untuk mengobati perut kembung dan

Angin masuk angin.

3. Tolak Untuk meredakan penyakit flu

Angin Flu

4. Tolak Tolak Angin Herbal Peppermint lozenges,

Angin terbuat dari bahan-bahan alami dan madu,


13

Permen bermanfaat untuk menghangatkan badan,

melegakan pernafasan dan tenggorokan.

Baik di saat melakukan perjalanan jauh.

5. Pegel Linu Mengobati lelah, pegel linu, nyeri pada

Komplit otot-otot dan tulang-tulang di seluruh

tubuh setelah bekerja, berolah raga atau

melakukan perjalanan  jauh/bepergian.

6. Kuku Bima Sebagai suplemen yang bermanfaat untuk

Ener-G membantu memulihkan stamina dan

menyegarkan tubuh.

7. Kopi jahe Di nikmati untuk bersantai dan

menghangatkan tubuh.

8. Tolak Linu Membantu mengurangi pegel linu dan


14

nyeri sendi.

Tabel 1. Hasil Produksi PT. Sido Muncul.

B. PT Victoria Care Indonesia


1. Sejarah

PT Victoria Care Indonesia saat ini telah menjadi mitra kerja

terpercaya bagi banyak perusahaan ritel besar di Tanah Air. Kepercayaan

yang telah diraih ini tak lain karena PT Victoria Care Indonesia senantiasa

inovatif dan selalu menjaga mutu produknya. Perusahaan lokal bertaraf

internasional ini berhasil menempatkan diri pada posisi terbaik sebagai


15

produsen kosmetik, perlengkapan toilet, dan perawatan kesehatan. Selain itu,

produknya juga aman dipakai serta cocok untuk kebutuhan dan kulit wanita

Asia khususnya Indonesia. Pesatnya perkembangan perusahaan yang

berbasis di Kota Semarang, Jawa Tengah, ini lantaran memiliki konsep dan

visi-misi yang fokus. Faktor lainnya adalah karena manajemen yang selalu

memegang teguh komitmen untuk menyediakan produk terbaik dan aman

digunakan. Begitu pula dengan meratanya jaringan distribusi. Anak

perusahaan SSS Group ini memiliki target untuk memproduksi kosmetik

lainnya agar masuk pasar dunia. Selain tentunya mempertahankan reputasi

sebagai salah satu pelopor industri manufaktur yang mumpuni dan berdaya

saing tinggi. Perusahaan ini memproduksi kosmetik, perlengkapan mandi,

dan perawatan kesehatan. Dengan total investasi sekitar USD 10 juta dan

500 pekerja di 10.000 meter persegi.

Gambar 2.2 Billy Hartono pendiri PT Victoria Care


Indonesia

Mr Billy Hartono Salim pendiri perusahaan, mulai mengatur sendiri

kecil perusahaan jasa distribusi dan jaringan untuk produk kosmetik dan
16

wewangian bernama PT. Karya Asri Perdana Mandiri. Sebagai bisnis

diperluas, ia kemudian membangun pabrik sendiri bernama PT. Kosmetika

Alam Pesona Mandiri (KAPM) dan mulai diproduksi produk mandi seperti

Lulur mandi (body scrub), cologne, juga menjadi pelopor untuk Sabun Sirih

produk Feminine Wash sukses. Dengan jaringan yang luas dan pengalaman

di bidang distribusi, PT. Vitalis Indonesia juga ditetapkan sebagai distributor

eksklusif. Pada tahun 2007 Billy Hartono Salim mendirikan perusahaan baru

milik PT. Victoria Care Indonesia (VCI) dan PT. Suka Sukses Sejati (3S)

sebagai distributor eksklusif di Indonesia.

Pada tanggal 26 April 2007 PT. Victoria Care Indonesia secara resmi

mengumumkan 1.000 meter persegi pabrik baru di kota Semarang - Jawa

Tengah, sampai dengan USD 10 juta total investasi. Pabrik juga telah

menerima GMP (Good Manufacturing Process) sertifikasi dari BPOM untuk

memastikan bahwa setiap produk kami diproduksi dan diproses sesuai

dengan standar internasional. Dengan sekitar 500 pekerja terdiri dari

Produksi, R&D dan QC didukung oleh mesin manufaktur terbaru dengan

kapasitas produksi tinggi, pabrik ini bertujuan untuk memenuhi permintaan

pasar dan juga sebagai batu loncatan untuk mencapai visi masa depan kita.

2. Profil

Nama Perusahaan : PT.Victoria Care Indonesia.

Pendiri : Pak Billy Hartono Salim.

Lokasi : Jalan kawasan Industri Candi, Blok 5A No.8,


17

Ngaliyan Semarang, Jawa Tengah, Tlp

(024)76633311.

Produksi : Kosmetik, Perlengkapan Mandi dan Perlengkapan

Kesehatan.

Total Investasi : USD 10 Juta.

Jumlah Pekerja : 500 Pekerja di 10.000 Meter Persegi.

3. Visi Misi

Visi: Untuk menjadi perusahaan terkemuka di bidang kosmetik,

perlengkapan mandi dan perawatan kesehatan di pasar Indonesia.

Misi: Untuk memperluas dan meningkatkan kehidupan manusia dengan

memberikan kualitas tertinggi dalam kosmetik, perlengkapan mandi

dan produk perawatan kesehatan

4. Struktur Organisasi

Dewan
Dewan Syariah Dewan Pembina Pengawas

H. Cece Izudin 1. H. Agus Kurnia, H. Cece


A.Md Izudin
2. Heru Rustandi, S.TL

Direktur
Yayang Sofyan
Bendahara
Okti Wulandari
Sekretaris
Agus Solihin

Manager Manager Manager


Muhammad Basir Anwar Muthi, Ahmad Nuryadin
18

Staff

Kepala Asrama

Staff Admin Ibu Asrama Staff

Bagan 2.3 Struktur Organisasi PT. Victoria Care Indonesia

Inti perorganisasian adalah pengaturan segala sesuatu dalam rangka kerja

sama menuju pada sasaranyang telah di terapkan. Meskipun organisasi itu

sendiri sudah dianggap cukup tetap, akan tetapi dalam kegiatan-kegiatannya

selalu ada hal-hal yang memerlukan pengaturan baik pengaturan baru

maupun penyempurnaan dari yang lama, pergantian alat dan perlengkapan,

fasilitas, saran, dan lain-lain, mutasi, promosi reorganisasi, yang selama itu

menghendaki adanya aturan-aturan atau pengorganisasian. Jadi fungsi

pengorganisasian lebih luas dan sekedar membuat atau membentuk struktur

dan merinci pekerjaan. Pengorganisasian bertujuan untuk menciptakan

suasana kerja yang harmonis, efektif, dan efisien maka semua kegiatan akan

bekerja sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab.

5. CPKB

Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik (CPKB) merupakan salah satu

faktor penting untuk dapat menghasilkan produk kosmetik yang memenuhi

standard mutu dan keamanan. Mengingat pentingnya penerapan CPKB maka

pemerintah secara terus menerus memfasilitasi industri kosmetik baik skala


19

besar maupun kecil untuk dapat menerapkan CPKB melalui langkah-langkah

dan pentahapan yang terprogram. Penerapan CPKB merupakan persyaratan

kelayakan dasar untuk menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan yang

diakui dunia internasional. Terlebih lagi untuk mengantisipasi pasar bebas di

era globalisasi maka penerapan CPKB merupakan nilai tambah bagi produk

kosmetik Indonesia untuk bersaing dengan produk sejenis dari negara lain

baik di pasar dalam negeri maupun internasional.

Dalam pembuatan kosmetik, pengawasan yang menyeluruh disertai

pemantauan sangat penting untuk menjamin agar konsumen memperoleh

produk yang memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan. Mutu produk

tergantung dari bahan awal, proses produksi dan pengawasan mutu,

bangunan, peralatan dan personalia yang menangani. Hal ini berkaitan

dengan seluruh aspek produksi dan pemeriksaan mutu. Cara Pembuatan

Kosmetik yang Baik (CPKB) merupakan syarat utama untuk mendapatkan

Izin hak edar oleh instansi yang berwenang agar Kosmetik bebeas beredar di

pasaran. Pabrik kami merupakan perushaan kosmetik yang sudah

tersertifikasi. Untuk memenuhi keppercayaan konsumen tentang kualitas

produk-produk yang di produksi oleh bagian produksi, maka kami di

lengkapi dengan sertifikasi GMP (Good Manufacturing Practicies) untuk

industri kosmetik atau yang lebih dikenal dengan CPKB ( Cara Pembuatan

Kosmetik yang Baik ). Good Manufacturing Practice (GMP) atau dalam

bahasa Indonesia disebut Cara Produksi yang Baik (CPB) pada dasarnya

adalah peraturan tentang cara untuk mencapai kualitas yang konsisten dalam
20

produk yang dibuat. Ada banyak definisi dari kualitas yang merupkan istilah

yang agak subjektif tetapi secara umum memenuhi harapan konsumen. Ini

berarti bahwa produk yang di beli pada kenyataanya sama denga yang

diklaim pada label, tepat digunakan, dan tidak terkontaminasi dengan apa

pun yang mungkin berbahaya. Food and Drug Administration (FDA)

mendefinisikan kuakitas produk tersebut memenuhi spesifikasi yang

ditetapkan. Untuk identits, kemurnian, kekuatan, dan komposisi serta telah

diproduksi, diberi label, dan diselenggarakan di bawah kondisi untuk

mencegah pemalsuan.

6. Proses Produksi dn Produk yang dihasilkan oleh PT. Victoriq Care

Indonesia.

 Proses Produksi

Produk kosmetik dibuat di dalam batch, di bawah pengawasan

pengaturan Pemerintah, yaitu Cara Pembuatab Kosmetik yang Baik

(CPKB) atau Good Manufacturing Practices (GMP) di A.S..

Peralatan yang di gunakan dapat diklarifikasikan sebagai berikut:

mixing, dispersing, homogenizers, filling equipment.

a. Pencampuran (mixing)

Tujuan dari pencampuran antara lain:

1. Mencampur cairan yang sulit tercampur

2. Mempercepat pemanasan bahan

3. Melarutkan lemak-lemak dan bahan-bahan lainnya

4. Untuk emulsifikasi atau dispersi


21

5. Untuk pendahuluan pendinginan

b. Pemompaan

Ada dua jenis pemompaan yang digunakan di dalam

produksi kosmetik, yaitu:

1. Positive displacement pump

Bekerja dengan menarik cairan ke dalam suatu

rongga, kemudian mendesaknya keluar pada sisi yang

lain.

2. Centrifugal pumps

Pada pompa ini, cairan dimasukkan di titik

pusat propeler yang berputar cepat.

c. Pemindahan panas

Dalam banyak proses pembutan kosmetik, bahan baku

sering harus dipanaskan suhu 70-80 oC, dicampur, dan


o
kemudian didinginkan sampai 30-40 C sebelum

produk akhir dapat dipompa dan disimpan.

d. Filtrasi

Umumnya, filtrasi hanya diperlukan dalam

memurnikan air dan untuk penjernihan losion, dimana

bahan-bahan baku produk-produk ini sering berisi

sejumlah kecil kontaminan yang akan mengganggu

penampilan produk akhir jika tidak dihilangkan.

e. Pengisian (filling)
22

Pengisian untuk kosmetik yang berbentuk cair

dapat menggunakan sistem vakum pada botol-botol

yang berderet-deret. Pengisian cream dapat memakai

filteramtype, dimana cream dimasukan ke dalam tube

silindris dengan bantuan suatu plunger.

 Jenis Produk

Produk yang dihasilkan dari PT. Victoria Care Indonesia antara lain:

Tabel 2.2 Brand atau merk PT Victoria Care Indonesia

Brand atau merk Jenis produk


Sixsence -Six sence k-pop

-Six sence whitening body lotion

Victoria -Victoria body scent

-Victoria edt

Herborist -Herborist feminime wash

-Herborist lulur

-Herborist body butter

-Herborist aromatherapy

-Herborist sabun sere

-Herborist sabun beras


23

-Herborist fruity soap

-Herborist  massage oil

-Herborist  olive oil


Miranda -Miranda hair color

-Miranda hair vitamin

Nuface -Nu face mask

-Nu face facial cotton

Iria Iria goats milk hand and body

lotion

7. Kegiatan PT. Victoria Care Indonesia

Kegiatan didalam PT. Victoria Care Indonesia ini yaitu kita diajak untuk

berkeliling melihat bagaimana cara memproduksi kosmetik dengan baik, dan

produk berupa sabun, shampoo, dan lain-lain dengan berbagai uji yang

dilakukan didalamnya. Serta kita dapat mengetahui kandungan


24
BAB III

PEMBAHASAN

A. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Cabang Semarang ini termasuk

Divisi Noodle, artinya hanya produk mie yang diproduksi dalam industri

tersebut. Dalam memproduksi mie PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, Divisi

Noodles Cabang Semarang menggunakan tepung terigu sebagai bahan

utamanya. Bahan tersebut didapatkan dari dalam negeri sehingga biaya

pengiriman tidak terlalu tinggi dan dapat menghemat biaya pengiriman.

Bahan baku ini diperoleh dari supplier PT. Bogasari Flour Mills Surabaya.

Bahan tambahan dalam proses pembuatan mie adalah minyak goreng

berasal dari supplier PT. Salim Nomas dan PT. Bimoli Manado, bumbu dan

minyak bumbu dipasok dari supplier PT. FID (Food Ingredien) atau PT.

Indofood Sukses Makmur Tbk, Divisi Bumbu, zat Pewarna untuk pembuatan

larutan alkali dikirim dari PT. Halim Sakti dan air yang digunakan untuk

proses produksi berasal dari air bor di sekitar area pabrik. Untuk mencegah

terjadinya putus bahan baku dan bahan penunjang pada saat proses produksi,

PT Indofood Sukses Makmur Tbk divisi noodle cabang Semarang ini

menggunakan sistem buffer stock dalam ruangan penyimpanan. Buffer stock

adalah stock minimal yang harus ada untuk proses produksi selama kurun

waktu satu minggu.

29
30

Sistem pemilihan bahan dasar dan bahan tambahan, industri ini

menggunakan standar mutu nasional SNI 0137511995 untuk menjamin

kualitas produk. Penanganan bahan baku utama yaitu tepung terigu dan bahan

tambahan seperti tepung tapioka harus disimpan pada suhu ruang dan tinggi

tumpukan tidak lebih dari 25 sak, terhindar dari sinar matahari dan dalam satu

pallet harus berisi 54 sak tepung. Selain itu, industri ini juga menerapkan

sistem FIFO (First In First Out) yaitu semua bahan yang masuk lebih awal

akan lebih dahulu digunakan untuk proses produksi dibanding dengan bahan

yang datangnya lebih belakang. Tujuan dari sistem FIFO adalah agar kualitas

dari bahan tidak mengalami penurunan selama penyimpanan. Gudang

penyimpanan bahan sangat diperhatikan kebersihaannya karena mengingat

sifat bahan yang higroskopis.

Produk yang dihasilkan oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

Divisi Noodle Cabang Semarang telah terstandarisasi secara menyeluruh,

diantaranya bahan baku, parameter proses, mesin atau peralatan, manpower

(tenaga kerja), dan barang jadi. Standarisasi yang berlaku di industri tersebut

telah disertifikasi oleh SGS melalui sertifikasi International Standard

Operation (ISO) termasuk PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Selain itu

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. juga memiliki sertifikat ISO 22000

tentang Keamanan Pangan dan sertifikat halal yang berlaku untuk semua

produk internasional. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk memperoleh

sertifikasi ISO 9001:2000 (ISO 9001 versi 2000) dari badan akreditasi SGS

International of Indonesia mengenai manajemen mutu yang baik untuk dapat


31

menghasilkan barang serta produk yang baik mutunya dan sesuai standart.

Hal ini ditunjukan melalui slogan yang terdapat pada logo Indofood “The

Symbol of Quality Foods” atau “Lambang Makanan Bermutu” yang

mengandung konsekuensi hanya produk bermutulah yang dihasilkan. Produk

bermutu tidak hanya dibuat dari bahan baku pilihan, tetapi diproses secara

higienis dan memenuhi unsur kandungan gizi dan halal. Pengawasan mutu

yang dilakukan oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi noodle

cabang Semarang ini berdasar dan mengacu pada SOP ( Standart

Operational Procedure ) perusahaan, dimana SOP merupakan kebijakan dari

perusahaan sendiri yang mengikuti standar dari SNI 01-3551-2000 dan

Codex.

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. juga sudah memperoleh

sertifikat ISO 9001 maupun sertifikat HACCP (Hazard Analytical Critical

Control Points) yang mengatur tentang sistem manajemen keamanan pangan.

Seluruh produk makanan olahan dalam kemasan yang dihasilkan oleh PT.

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. juga telah mendapatkan sertifikat halal

dari LPPOM Majelis Ulama Indonesia. Untuk pengawasan mutu di PT.

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang

dilakukan oleh Departemen PDQC yang dipimpin oleh seorang BPDQC

Manager yang dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh seorang PDQC

Supervisor. Pengawasan mutu yang dilakukan adalah mulai dari bahan baku

Incoming Quality Control (IQC), proses produksi atau Process Quality

Control (PQC), dan produk akhir atau Outgoing Quality Control ( OQC).
32

Proses pembuatan mie terdiri dari delapan tahap, yaitu mixing

(pencampuran) diperoleh adonan yang merata atau homogen, pressing

(pengepresan) terbentuk lembaran yang lembut, homogen, elastik, dan tidak

terputus dengan ketebalan tertentu, slitting (pembentukan untaian) terbentuk

gelombang mie yang merata, steaming (pengukusan) memasak mie mentah

menjadi mie dengan sifat fisik padat yang menyebabkan gelombang mie

bersifat tetap dan memiliki tekstur lembut, lunak, elastis, dan terlindungi dari

penyerapan minyak yang terlalu banyak pada saat proses penggorengan

atau frying, cutting and folder (pemotongan dan pencetakan) memotong lajur

mie pada ukuran tertentu dan melipat menjadi dua bagian sama panjang,

frying (penggorengan) bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam mie

sehingga mie menjadi matang, kaku dan awet, cooling (pendinginan) untuk

mendinginkan mie panas yang keluar dari proses penggorengan hingga

diperoleh suhu ± 30 oC sebelum dikemas dengan etiket, dengan diperolehnya

suhu mie yang rendah sebelum dikemas maka mie akan lebih awet untuk

disimpan dalam etiket selama beberapa waktu dan menghindari penguapan air

yang kemudian menempel pada permukaan bagian dalam etiket yang dapat

menyebabkan timbulnya jamur dan proses packing (pengemasan) dimana

proses penambahan bumbu atau sauce dan minyak bumbu sesuai dengan rasa,

selanjutnya dikemas dalam kemasan etiket untuk melindungi produk,

memudahkan transportasi mie yang sudah terbungkus dan dikemas dalam

karton box.
33

Dalam pengemasan juga dicantumkan kode produksi. Kode produksi

sangat penting untuk produk makanan karena dapat membantu konsumen

mengetahui jangka waktu kadaluarsa suatu produk. Kode ini memberikan

informasi kadarluarsa, identitas pelaksanaan produksi, nomor mesin yang

dipakai dan tanggal produksinya. Contoh pengkodean 050118 artinya batas

akhir konsumsi pada tanggal 5 bulan Januari tahun 2018 dan SMG C11005

artinya produk diproduksi di Semarang, oleh regu C shif 1, line 5, diproduksi

tanggal 5 bulan bulan Januari 2009. Kebersihan pekerja industri dalam proses

pengolahan menggunakan jas lab atau seragam produksi, sepatu boot, masker

dan tutup kepala, hal ini bertujuan untuk mengurangi kontaminasi bagi

produk pangan.

Limbah pada PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk meliputi ceceran

tepung yang digunakan sebagai campuran , mie hancur pecah (HP) yaitu mie

jatuh yang sudah kotor digiling menjadi satu untuk pakanan ternak. Mie

hancur halus (HH) yaitu mie yang masih bersih dikirim ke PT ISM FID

(Indofood Sukses Makmur Food Ingredient) untuk diolah menjadi bumbu

koya. karton, kantong tepung dan lain-lain dijual ke beberapa supplier dengan

cara dilelang.

Pengolahan limbah oleh pihak PT Indofood sangat diperhatikan.

Dibuktikan dengan bak sistem pengolahan limbah yang lengkap dan diatur

sangat urut dan rapi. Diagram alir proses pengolahan limbah di PT Indofood

CBP Sukses Makmur Tbk yaitu :


T
k
E
U
A
d
S
rK
o
K
lt2
eaisF
P
g
n
u
p
B
1
m
Bagan 3.1 Pengolahan Limbah PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

No.
1.

2.

3.

4.
Trapping
Tabel 3.1 Proses pengolahan Limbah

Proses

Ekualisasi

UASB

Aerasi
Keterangan
Untuk memisahkan antara limbah padat
yang terikut dengan limbah cair
Untuk menyeragamkan dan menstabilkan
kondisi limbah yang diolah
Untuk menurunkan COD dan BOD air
limbah efluent hingga tinggal 20-30% dari
COD dan BOD ifluent

Memasukkan oksigen dari udara bebas ke


34
35

dalam air dengan menggunakan mesin


oksigen injector yang bertujuan untuk
mendegradasikan sisa polutan secara aerob,
sehingga dapat terjadi penurunan COD dan
BOD sebanyak 30%
5. Sedimentasi Untuk mengendapkan padatan tersuspensi
yang terikut dalam proses aerasi
6. Kontrol Untuk menguji apakah air limbah sudah
memenuhi syarat untuk kehidupan atau
tidak, dengan cara memelihara ikan
didalamnya
7. Koagulasi 1 Untuk menggumpalkan padatan tersuspensi
(Suspended Solid) dengan bantuan tawas
8. Koagulasi 2 Untuk menggumpalkan padatan tersuspensi
(Suspended Solid) dengan bantuan tawas
9. Klorinasi Untuk membunuh mikroba yang mungkin
ada dalam air limbah dengan menggunakan
kaporit cair
10. Filterisasi Untuk menyaring sisa-sisa endapan yang
masih berikut dalam air yang telah di
klorinasi dengan menggunakan sand filter
11. Penampung Untuk menampung hasil akhir proses
pengolahan limbah cair

Setiap bulan bak penampungan diuji di Departemen lingkungan hidup.

Indikator yang digunakan adalah ikan mas. Parameter bersih dan aman suatu

limbah dibuktikan dengan ikan yang masih tetap hidup.

B. PT Victoria Care Indonesia

PT Victoria Care Indonesia merupakan industri kosmetik. Kosmetik

merupakan termasuk salah satu bentuk sediaan farmasi. Sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang izin produksi

kosmetik tahun 2010 bahwa tenaga kefarmasian dalam industri kosmetik

dibutuhkan sebagai kepala bagian produksi yang memiliki wewenang serta

tanggung jawab penuh untuk mengelola produksi kosmetik mencakup tugas


36

operasional produksi, peralatan, personil, area produksi dan dokumentasi,

sebagai kepala bagian pengawasan mutu yang mempunyai wewenang dan

tanggung jawab penuh dalam semua aspek pengawasan mutu seperti

penyusunan, verifikasi dan penerapan prosedur pengawasan mutu dan

mempunyai wewenang menunjuk personil untuk memeriksa, meloloskan dan

menolak bahan awal, produk antara, produk ruahan, dan produk jadi yang

dibuat sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dan disetujui.

Lokasi bangunan PT Victoria Care Indonesia sangat stategis, dilihat

dari sekelilingnya jauh dari pembuangan sampah, terhindar dari pencemaran,

sudah ada pemukiman penduduk tapi tidak terlalu padat dan tidak mencemari

lingkungan karena adanya pengolahan limbah, terdapat suatu ruang antara

dimana ruang tersebut berfungsi untuk memisahkan antara ruang riset dan

ruang produksi. Tata-ruang juga dirancang sesuai dengan alur penerimaan

barang dan alur proses produksi untuk mencegah terjadinya risiko kekeliruan,

campur baur dan pencemaran silang produk. Dilengkapi koridor untuk lalu

lintas personil dimana setiap ruang produksi dapat dicapai tanpa harus

melalui ruang produksi lainnya. Lantai ruang produksi menggunakan jenis

bangunan epoksi atau poliuretan dengan ciri-ciri monolitik, permukaan tidak

berpori dan tidak licin, menahan pertumbuhan bakteri, mudah tergores.

Peralatan yang digunakan dalam pembuatan kosmetik juga sudah

dirancang sangat tepat, ukuran memadai, sesuai dengan ukuran bets, terbuat

dari bahan stainless stell, dimana bahan tersebut termasuk bahan yang tidak

bereaksi atau menyerap bahan, sehingga terjamin keamanan dan keseragaman


37

mutu produk. Pemasangan dan penempatan mesin atau peralatan sudah sangat

mempertimbangkan kelancaran lalu lintas barang dan orang selama tahapan

proses produksi, jarak antara peralatan satu dengan yang lain tidak

mengganggu proses produksi, menjamin tidak terjadi kontaminasi silang,

mempermudah cara perawatan, pembersihan dan sanitasi, untuk menghindari

kontaminasi terhadap produk lain, serta melindungi kesehatan personil,

peralatan yang dapat menimbulkan debu selama berlangsungnya proses

produksi, ditempatkan pada ruangan yang terpisah dan dilengkapi dengan alat

penghisap debu. Dilihat dari higiene dan kebersihan dari para tenaga kerja

dilengkapi dengan APD (Alat Pelindung Diri) yang lengkap terdiri dari jas

laboratorium, masker, penutup rambut, sarung tangan dan alas kaki yang

berfungsi untuk melindungi produk dari pencemaran dan menjamin

keamanan diri.

Gambar 3.1 Alat Pelindung Diri Lengkap

Ruangan PT. Victoria care Indonesia dibagi menjadi ruang riset dan

ruang produksi. Ruang riset terdiri dari ruang fisika, ruang kimia,
38

laboratorium mikrobiologi, R&D dan ruang produk uji. Dalam ruang fisika

terdapat alat neraca analitik yang berfungsi untuk menimbang bahan baku

dalam skala kecil, viskometer berfungsi untuk mengatur kekentalan dari suatu

produk, contohnya lulur atau handbody, dan pH meter yang berfungsi untuk

mengukur pH keasamaan suatu produk yang berbeda-beda untuk setiap

penggunaan contohnya pH sabun badan berbeda dengan sabun cuci muka.

Dalam ruang kimia terdapat alat moisture yang berfungsi untuk mengukur

kadar air atau kelembapan, umumnya sediaan kosmetik berbentuk emulsi

maka mudah sekali untuk tercemar bakteri sehingga pengaturan pada kadar

air harus diperhatikan, dan stirring hotplate berfungsi untuk

menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan. Laboratorium

mikrobiologi berfungsi sebagai ruang preparasi bakteri yang ada di suatu

produk. R&D berfungsi sebagai ruangan untuk menciptakan produk baru atau

mengembangkan produk yang sudah ada, contohnya merubah bentuk sabun

menjadi bentuk yang menarik.

Dalam proses pengujian suatu produk, PT Victoria Care menggunakan

suhu sebagai indikator, yaitu uji pada saat suhu dingin, suhu ektrim

(lapangan, terkena sinar matahari), suhu normal, suhu diruangan AC, dan

suhu etalase (sinar lampu).

Dalam ruangan riset juga ada alat inkubator yang digunakan untuk

menentukan masa kadaluarsa (expaet) dari suatu produk. Ketahanan berbeda-

beda dalam setiap produk. Jika produk dapat bertahan dalam inkubator

selama tiga bulan, maka menandakan ketahanan produk jika berada di luar
39

dapat bertahan tiga tahun dengan suhu di inkubator tersebut yaitu 47,9 oC.

Setelah melewati ruangan riset dalam skala kecil selanjutnya akan diproduksi

dalam skala besar.

Sebelum memasuki ruang produksi sangat diperhatikan kesterilannya.

Di ruang interface, dibekali dengan pakaian khusus yang steril mulai dari jas

lab, masker, penutup kepala dan pelindung alas kaki. Selain itu, tidak boleh

memotret, tidak boleh asal memegang piranti dan produk di dalam pabrik,

tidak boleh mendokumentasikan dalam bentuk apapun kecuali untuk

pembelajaran kunjungan dengan mencatat di buku tulis. Dalam ruang

produksi ini hanya dapat melihat proses produksi di luar etalase, karena untuk

menghindari plagiasi atau pencurian ide. Di ruang produksi ini bagian lantai

merupakan lantai epoxy yang tidak menyerap debu .

Ruang produksi terdiri dari ruang pemanasan dan mixing, ruang

labelling, ruang filling dan area packing. Dalam ruang pemanasan dan mixing

terbagi lagi menjadi ruang padat (sabun) dan krim (handbody). Ruang padat

dapat memproduksi sebanyak 500 kg dalam 1x produksi dan untuk ruang

krim sebanyak dua ton 1x produksi. Untuk 1 x produksi dibutuhkan waktu

4x6 jam mulai dari persiapan bahan baku, proses mixing sampai pemanasan.

Setelah itu, hasil pemanasan ditampung sementara dalam ruang yang

dinamakan ruang ruahan. Pemindahan hasil dilewatkan melalui pipa yang

saling berhubungan antar ruang produksi. Fungsi digunakan penghubung pipa

untuk memperkecil kontaminan oleh zat asing dan untuk mempermudah

dalam proses pemindahan produk. Dalam produksi sabun, melewati proses


40

pembekuan selama 1 minggu, baru kemudian dipotong sesuai dengan ukuran

yang ditentukan. Mixing befungsi untuk menghomogenkan, khusus ruang

mixing cair contohnya parfum, jika prosesnya cepat maka ketahanan

wanginya kecil dan sebaliknya.

Ruang labelling berfungsi untuk pelabelan botol kemasan. Kemasan

terdiri dari kemasan primer dan sekunder yang harus dicek terlebih dahulu

dalam keadaan baik sebelum dilakukan proses selanjutnya. Kemasan primer

merupakan bahan pengemas yang bersentuhan langsung dengan produk

antara lain seperti botol, tube dan pot. Sedangkan bahan pengemas sekunder

yaitu bahan pengemas yang tidak bersentuhan langsung dengan produk antara

lain seperti dus dan karton. Pada umumnya sediaan kosmetik berupa emulsi

sehingga pada kemasan yang ujungnya kecil bertujuan agar produk lebih awet

dan menghindari udara yang masuk. Label merupakan faktor penting dalam

pengemasan karena berfungsi sebagai pengaman produk yang terdapat

didalamnya dan sebagai media promosi dan informasi dari produk yang

bersangkutan. Setiap produk yang berbeda dikemas dalam lokasi yang

berbeda dan tidak berdekatan, hal ini untuk mengurangi kontaminasi silang

dan campur baur. Ruang filling berfungsi untuk mengisi produk kedalam

kemasan. Dan area packing juga disebut area luar yang berfungsi sebagai

area serah terima barang. Setelah produk selesai terakhir disimpan dalam

gudang yang berfungsi sebagai tempat penampungan barang.

Untuk sistem pengolahan limbah, PT Victoria Care menggunakan IPAL

(Instalasi Pengolahan Air Limbah). Pengolahan IPAL melewati tiga tahap,


41

yaitu secara fisika, kimia dan penyaringan. Indikator limbah yang digunakan

ada dua yaitu indikator dengan menggunakan tanaman dan ikan. Parameter

limbah yang sudah bersih dan aman jika tanaman dan ikan masih hidup.

Pengolahan limbah dimaksudkan untuk menyaring atau membersihkan

limbah yang sudah tercemar oleh bahan kimia industri menjadi limbah yang

aman untuk dibuang, sehingga tidak menimbulkan pengaruh negatif pada

lingkungan.

Dari uraian diatas, PT Victoria Care Indonesia sudah termasuk industri

yang baik karena memenuhi persyaratan CPKB (Cara Pembuatan Kosmetik

yang Baik) dari ketentuan Badan Pengawas Obat dan Makanan tahun 2010.
42
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

1. Kunjungan pada PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle

Cabang Semarang dan PT Victoria Care Indonesia sangat bermanfaat bagi

mahasiswa farmasi karena produk makanan dan kosmetik termasuk

sediaan farmasi.

2. Pada PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Semarang hanya dijelaskan

semua hal tentang brand mie instan, karena cabang semarang ini termasuk

hanya Divisi Noodle sedangkan pada PT Victoria Care Indonesia

dijelaskan semua tentang produk kosmetik, baik padat, cair maupun krim.

3. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang

dan PT Victoria Care Indonesia sudah mengimplementasikan proses

produksi dari bahan baku,sampai produk yang siap di pasarakan dan

pengendalian mutu dengan baik dan sudah sesuai dengan peraturan

pemerintahan tentang makanan dan CPKB (Cara Pembuatan Kosmetik

yang Baik).

B. Saran
1. Kunjungan di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. mungkin karena

bangunan pabrik dengan lorong berada diatas dan ruang produksi berada

dibawah menyebabkan kurang jelasnya dalam melihat bagaimana proses

produksi yang dilakukan.

2. Data yang dijelaskan oleh narasumber pada PT Indofood CBP Sukses

Makmur Tbk. sangat cepat sehingga mahasiswa tidak dapat menyimak

42
43

dengan jelas dan tidak semuanya dijelaskan, misal pengadaan bahan baku

dan lain-lain dan kebersihan juga kurang diperhatikan. Sedangkan di PT

Victoria Care Indonesia sudah baik.


44

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. http://www.indofood.com/ . Di Akses19 Mei 2018.

Anonim. 2017. http://www.vci.co.id/ . Diakses 19 Mei 2018.

Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2010. CPKB (Cara Pembuatan Kosmetik
yang Baik). Nomor: HK. 03.42.06.10.4556. Republik Indonesia.

Brillianti, Fitri Annisa. 2017. Karakteristik Kemasan Mi Instan Cup “Pop Mie”
Di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Semarang.
Semarang :Universitas Katolik Soegijapranata.

Ferdiana, Anita. 2017. Laporan Kunjungan Industri PT Victoria Care Indonesia


dan PT. Galenium Pharmasia Laboratories. Yogyakarta : Universitas
Muhammadiyah.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia.2010. Izin Produksi Kosmetik. Nomor


1175/MENKES/PER/VIII/2010. Republik Indonesia.

Nitasari, Lidia. 2003. Proses Produksi Mie Instan dan Evaluasi Perencanaan
Sanitasi Perusahaan di PT. Tiga Pilar Sejahtera. UGM. Yogyakarta.

Tjahjana, Margareta Melisa. 2013. Pengawasan Produk Mie Instan PT Indofood


CBP Sukses Makmur Tbk. Cabang Noodle. Semarang. Semarang :
Universitas Katolik Soegijapranata.

Wahyuning, Sri. 2009. Laporan Magang PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
Sukses Makmur Tbk. Semarang Jawa Tengah. Surakarta : Universitas
Sebelas Maret.
45

LAMPIRAN

Lampiran 1. Tempat Produksi Mie PT.Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

Proses penyiapan
bahan baku (tepung)
untuk proses
pembuatan mie

Proses streaming atau


pengukusan dalam
pembuatan mie

Proses cutting and


folder atau
pemotongan dan
pencetakan
46

Proses frying atau


penggorengan

Proses cooling atau


pendinginan
pembuatan mie instan

Proses Pengemasan
produk PT Indofood
CBP Sukses Makmur
Tbk Semarang
47

Lampiran 2. Produk PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

Hasil keseluruhan
produk PT Indofood
CBP Sukses Makmur
Tbk

Hasil produk PT
Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk divisi
Noodle Semarang

Lampiran 3. Gudang PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

Gudang (tempat
penyimpanan) hasil
produk PT Indofood
CBP Sukses Makmur
Tbk
48

Lampiran 4. Halaman depan PT Victoria Care Indonesia

Halaman depan PT
Victoria Care
Indonesia

Lampiran 5. Ruang dalam PT Victoria Care Indonesia

Ruangan lorong untuk


menerangkan tentang
bahan alam yang
sudah digunakan sejak
zaman nenek moyang
kita

Ruang Promosi
produk PT Victoria
Care Indonesia
49

Lampiran 6. Produk yang dihasilkan PT Victoria Care Indonesia

Hasil produk PT
Victoria Care
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai