Anda di halaman 1dari 119

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) INDUSTRI

KELOMPOK

1. IRMA 7. JAMILA

2. IRMA SETIAWATI 8. JELITA VERONICA R

3. IRMA 9. JUNIANTI MARHADI

4. IRNA 10. KADEK CICA LEDIYANI

5. ISCHAWATI 11. KARINA ZAENAL

6. ISMA HIKA IKHSAN

STIKES BHAKTI PERTIWI LUWU RAYA PALOPO

PRODI DIII FARMASI

TAHUN 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat serta hidayah-Nya. Sehingga kami

dapat menyelesaikan laporan kunjungan PKL industri ini sesuai dengan waktu yang

telah ditentukan. Semoga dengan laporan ini akan membantu mengetahui tentang

PT. Sidomuncul, PT. Ultra Jaya Milk IndustrI Tbk, UPTD Materia Medica, PT. Victoria

Care (Herborist) Dan Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI

AD)

Laporan ini kami buat sesuai dengan tata tertib STIKES BHAKTI PERTIWI LUWU

RAYA Palopo. Kami menyadari walaupun telah bekerja keras untuk menyusun laporan

kunjungan PKL industri ini, namun tidak akan mungkin menjadi lebih baik tanpa

mengharapkan kritik dan saran semua pihak. Untuk itu kami mengharapkan kepada

semua pihak agar membri berbagai kritik dan saran yang bersifat membangun. Dan

kami mengucapkan tertima ksih kepada semua pihak yang telah membantu dalam

menyelesaikan laporan PKL industri ini. Sekali lahi kritik dan saran sangat kami

harapkan demi kelengkapan laporan ini. Kami sadar akan kekurangan dalam laporan

ini.

Palopo, 25 September 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii

BAB I : PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG ......................................................................... 1


B. PENGERTIAN PKL ........................................................................... 2
C. TUJUAN PKL .................................................................................... 3

D. KEMAMPUAN (KOMPETENSI) YANG DIHARAPKAN

DICAPAI OLEH SETIAP PESERTA PKL ...................................... 4

BAB II : TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI ............................... 6

A. PENGERTIAN INDUSTRI FARMASI............................................. 6

B. CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK .................................... 8

1. Manajemen mutu ..................................................................... 8

2. Personalia .................................................................................... 9

3. Bangunan dan Fasilitas ............................................................ 10

4. Peralatan ..................................................................................... 11

5. Sanitasi dan Higiene................................................................. 11

6. Produksi ....................................................................................... 12

7. Pengawasan mutu .................................................................... 13

8. Inspeksi diri dan audit mutu .................................................. 14

iii
9. Penangan keluhan terhadap produk, penarikan kembali produk

dan produk kembalian ........................................................... 14

10. Dokumentasi............................................................................ 14

11. Pembuatan & anilisis berdasarkan kontrak ..................... 14

12. Sanitasi dan Validasi .............................................................. 15

BAB III : TINJAUAN INDUSTRI FARMASI

A. PT. ULTRA JAYA MILK INDUSTRI Tbk ....................................... 16


B. UPTD MATERIA MEDICA.............................................................. 28
C. PT. SIDO MUNCUL ........................................................................ 44
D. LEMBAGA FARMASI DIREKTORAT ANGKATAN
DARAT (LAFI AD)............................................................................ 58

E. PT. VICTORIA CARE (HERBORIST) ............................................. 96

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 107

A. KESIMPULAN ................................................................................... 107


B. SARAN............................................................................................... 108

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan tenaga kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan

Nasional Bidang Kesehatan yang diarahkan untuk mendukung upaya pencapaian

derajat kesehatan masyarakat secara optimal. Dalam kaitan ini pendidikan tenaga

kesehatan yang mermutu yang mampu mengemban tugas untuk mewujudkan

perubahan, pertumbuhan dan pembangunan dalam rangka memenuhi kebutuhan

pelayanan kesehtan bagi seluruh masyarakat.

Salah satu institusi pendidikan yang menyediakan tenaga kesehatan adalah

Stikes Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopoyang menghasilkan tenaga kesehatan dibidang

farmasi tingkat ahli madya yang mampu bekerja dalam sistem pelayanan kesehatan

secara terpadu. Oleh karena itu luarana kademi ini harus terampil, terlatih dan dapat

mengembangkan diri baik sebagai pribadi maupun tenaga kesehatan yang

profesional berdasarkan ilai-nilai yang dapat menunjang upaya pembangunan di

bidang kesehatan.

Untuk menghasilkan tenaga kesehtan di bidang farmasi yang memenuhi

kualitas tersebut, maka penyelenggaraan pendidikan terutama proses belajar

mengajar harus di tingkatkan secara terus meneru.

1
Saalah satu upaya yang dilakukakn untuk memberikan bekal pengalaman

kepada peserta didik adalah mengikutsertakan mahasiswa dalam Praktek Kerja

Lapangan atau biasa di sebut PKL. Hal ini di pilih karena PKL di anggap cara terbaik

untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya selama

mengikuti pendidikan.

Selain itu, PKL merupakan sarana pengenalan lapangan kerja bagi peserta

didik karena mereka dapat melihat, mengetahui, menerima dan menyerapkan

teknologi kesehatan yang ada di masyarakat sehingga hal tersebut menjadi orientasi

bagi peserta didik sebelum langsung bekerja.

Untuk menunjang tercapainya tujuan PKL tersebut, maka di anggap perlu

menerbitkan buku panduan sebagai petunjuk bagi peserta, pembimbing dan semua

pihak yang terkait dalam pelaksanaan PKL tersebut.

B. PENGERTIAN PKL

PKL merupakan salah satu proses belajar mengajar yang dilaksanakan pada

sarana kesehatan pemerintah atau swasta untuk mencapai tujuan pendidikan secara

menyeluruh.

Kegiatan PKL ini meliputi pengamatan terhadap:

 Pengolahan bahan baku

 Proses produksi

 Pendistribusian

2
 Administrasi dan pengawasan mutu sediaan farmasi, makanan, minuman dan

alat kesehatan

 Pengolahan limbah industri

C. TUJUAN PROGRAM PKL

1. Meningkatkan, memperluas dan menetapkan keterampilan peserta didik

sebagai bekal untuk memasuki lapangan kerja yang sesuai dengan kebutuhan

program pendidkan yang di tetapkan.

2. Mengenal kegiatan penyelenggaraan program kesehatan masyarakat secara

menyeluruh baik ditinjau dari apek administrasi, teknis maupun sosial budaya.

3. Memberikan kesempatan kunjungan industri farmasi kepada mahasiswa untuk

melihat kegiatan-kegiatan yang dilakukakn di industri farmasi. Memperoleh

masukan dan umpan balik., guna memperbaiki dan mengembangkan serta

meningkatkan penyelenggaraan pendidiksn akademi farmasi.

4. Memperoleh masukan dan umpan balik, guna memperbaiki dan

mengembangkan sert meningkatkan penyelenggaraan pendidikan akademi

farmasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

5. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mensosialisasikan diri

pada lingkungan kerja dan sebagainya.

D. KEMAMPUAN (KOMPETENSI) YANG DIHARAPKAN DICAPAI OLEH SETIAP

PESERTA PKL

1. Kemampuan atau kompetensi yang diharapkan:

3
 Memahami tugas dan fungsi industri farmasi

 Mampu memahami cara pembuatan obat yang baik dan

pendistribusian obat di industri farmasi.

2. Kegiatan yang harus di lakukan

 Mempelajari tentang

a. Struktur organisasi di industri farmasi

b. Tugas dan fungsi industri farmasi

 Mempelajari tentang cara pembuatan obat yang baik (CPOB) di industri

farmasi

a. Manajemen mutu

b. Personalia

c. Bangunan dan fasilitas

d. Peralatan

e. Sanitasi dan hygene

f. Produksi

g. Pengawasan mutu

h. Inspeksi diri dan audit mutu

i. Penanganan keluhan terhadap produk, penariakn kembali

produk dan produk kembalian

j. Dokumentasi

k. Pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak

l. Kualifikasi dan validasi

4
BAB II

TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI

A. PENGERTIAN INDUSTRI FARMASI

5
Menurut peraturan menteri kesehatan RI nomor 1799 MENKES/PER/XII/2010

tentang industri farmasi adalah bidan usaha yang memiliki izin dari Menteri Kesehatan

untuk melakukan kegiatan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat. Fungsi industri

farmasi yaitu pembuatan obat dan atau bahan obat, pendidikan dan pelatihan,

penelitian dan pengembangan.

1. Izin industri farmasi

Beradasarkan peraturan meneteri kesehatan RI nomor 1799 MENKES/PER/XII/2010

twntang industri farmasi, setiap pendirin industri farmasi wajib memperoleh izin

industri farmasi dari direktur jendral. Industri farmasi yang membuat obat dan atau

bahan obat yang termasuk dalam golongan narkotika wajib memperoleh izin khusus

untuk memproduksi narkotika sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan. Dalam hal permohonan persetujuan prinsip dilakukan oleh industri

Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PDMN),

pemohon harus memperoleh surat persetujuan penanaman modal dari instansi yang

menyelenggarakanurusan penanaman modal sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Persetujuan prinsip diberikan oleh Direktur Jenderal setelah pemohon memperoleh

persetujuan Rencana Induk Pembangunan (RIP) dari kepala badan. Dalam hal

permohonan persetujuan prinsip telah diberikan, pemohon dapat langsung

melakukan persiapan, pembangunan, pengadaan, pemasangan, dan instalasi

6
peralatan, termasuk produksi percobaan dengan memperhatikan ketentuan peraturan

perundang-undangan. Persetujuan prinsip berlaku selama 3 (tiga) tahun.

2. Persyaratan izin industri

Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1799/MENKES/PER/XII/2010 tentang industri farmasi, persyaratan untuk memperoleh

izin industri farmasi, persyaratan untuk memperoleh izin industri farmasi terdiri atas:

 Berbadan usahha berupa perseroan terbatas

 Memiliki rencana investasi dan kegiatan pembuatan obat

 Memiliki nomor pokok wajib pajak

 Memiliki secara tetap paling sedikit 3 (tiga) orang apoteker WNI masing-

masing sebagai penganggung jawab pemastian mutu, produksi, dan

pengawasan mutu

 Komisaris dan direksi tidak pernah terlibat, baik langsung atau tidak

langsung dalam pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang

kefarmasian.

3. Pencabutan surat izin industri

Berdasarkan peraturan pemerintah RI nomor 13 tahun 1995 tentang izin usaha

industri, izin usaha industri dapat dicabut dalam hal:

 Perusahaan industri yang melakukan perluasan tanpa memiliki izin perluasan

7
 Perusahaan industri yang melakukan pemindahan lokasi usaha industri tanpa

persetujuan tertulis dari menteri

 Perussahaan industri yang menimbulakn kerusakan dan pencemaranakibat

kegiatan usaha industri terhadap lingkungan hidup melampaui batas baku

mutu lingkungan

 Perusahaan industri yang melakukan kegiatan usaha industri tidak sesuai

dengan ketentuan yang ditetapkan dalam izin yang diperolehnya

 Perusahaan industri yang tidak menyampaikan informasi industri atau dengan

sengaja menyampaikan informasi industri yang tidak benar.

B. CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK

1. Manajemen mutu

Industri farmasi harus membuat obat sedemikian rupa agar sesuai dengan

tujuan penggunaannya, memenuhi persyaratan yang tercantum dalam

dokumen izin edar (register) dan tidak menimbulkan resiko yang membahayan

penggunaannya karena tidak aman, mutu rendah atau tidak efektif. Untuk

mencapai tujuan mutu secara konsisten dan dapat diandalkan, secara

konsisten dan dapat di andalkan, diperlukan mutu yang di desain secara

menyeluruh dan diterapkan secara benar. Mutu suatu produk tergantung

pada:

 Bahan awal

 Proses pembuatan

 Pengawasan mutu

8
 Bangunan

 Peralatan yang digunakan

 Personalia

Untuk menjamin mutu produk suatu industri farmasi, maka tiap industri farmasi

selalu memiliki bagian quality management. Tugas utama dari bagian quality

management adalah memastikan bahwa mutu produk obat itu dibangun sejak

awal kedalam produk, dan memastikan bahwa mutu produk tidak akan

berubah hingga ketangan konsumen.

Bagian quality management terdiri atas 2 bagian, yaitu:

 Quality control (pengawasan mutu)

 Quality assurance (pemastian mutu)

2. Personalia

Kualitas sediaan obat yang dihasilkan ditentukan oleh beberapa faktor

penunjang, salah satu faktor terpenting adalah faktor manuasia. Oleh karena

itu alur produksi hanya bisa terjadi apabila personel yang mengerjakan

mempunyai kualitas yang sesuai dengan tingkat pendidikan dan

pengalamannya. Seluruh personil hendaklah memahami prinsip CPOB serta

memperoleh pelatihan awal dan berkesinambungan, termasuk instruksi

mengenai hygiene yang berkaitan dengan pekerjannya.

9
Personel yang bekerja di industri farmasi harus memenuhi persyaratan

sebagai berikut:

 Sehat

 Kualifikasi sesuai dengan pendidikan

 Berpengalaman

 Jumlah karyawan harus sesuai / mandiri

 Setiap karyawan tidak dibebani tanggung jawab yang berlebihan

 Harus ada pelatihan secara berkala

3. Bangunan dan sarana penunjang

Bangunan untuk pembuatan pbat hendaklah memiliki ukuran, rancang

bangunan, konstruksi serta letak yang memadai sehigga memudahkan dalam

pelaksanaan kerja, pembersihan dan pemeliharaan yang baik, sehingga setiap

resiko terjadinya kekeliruan, pencemaran silang dan berbagai kesalahan lain

yang dapat menurunkan mutu obat dapat di hindarkan dan dikendalikan.

Desain dan tata letak ruang hendaklah memastikan:

 Kompatibilitas dengan kegiatan produksi lain yang mungkin dilakukan

didalam sarana yang sama atau sarana yang berdampingan.

 Pencegahan area produksi dimnfaatkan sebagai jalur lalu lintas uum

bagi personil dan bahan atau produk, atau sebagai tempat

penyimpanan bahan atau produk selain yang sedang diproses.

4. Peralatan

10
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan obat hendaklah memiliki rancang

bangun dan konstruksi yang tepat, ukuran yang memadai serta ditempatkan

dengan tepat ukuran yang memadai serta ditempatkan dengan tepat,

sehingga mutu yang dirancang bagi tiap produk obat terjadi secara seragam

dari batch ke batch serta untuk memudahkan pembersihan.

Penataan peralatan si desain sedemikian rupa sehingga dalam satu ruangan

hanya terdapat satu alat, ini bertujuan agar tidak terjadi pencemaran silang.

Peralatan yang digunakan untuk produksi juga harus di desain sedemkian rupa

agar mudah dibersihkan. Peralatan tersebut hendaklah dibersihkan sesuai

prosedur tertulis yang rinci serta di simpan alam keadaan bersih dan kering.

5. Sanitasi dan higiene

Ruang lingkup sanitasi dan higiene meliputi personalia, bangunan, peralatan

dan perlengkapan, alat produksi beserta wadahnya, dan setiap hal yang dapat

merupakan sumber pencemaran produk. Sumber pencemaran hendaklah

dihilangkan melalui suatu program sanitasi dan higiene yang menyeluruh dan

terpadu.

Sanitasi merupakan segala usaha yang dapat dilakukan untuk menjaga

kesehatan lingkungan sekitar, dengan tujuan agar tidak timbul penyakit yang

pada akhirnya akan merugikan manusia.

Higiene merupakan upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi

kebersihan individu.

6. Produksi

11
Produksi obat hendaknya dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah

ditetapkan yang senantiasa dapat menjamin produk obat yang memenuhi

spesifikasi yang ditentukan. Produksi hendaklah dilakukan dan diawasi oleh

personel yang kompeten.

Hal-hal yang dapat dilakukan agar tidak terjadi pencemaran silang adalah :

 Produksi di dalam gedung terpisah (diperlukan untuk produk seperti

penisilin, hormon seks, sitotoksik tertentu, vaksin hidup, dan sediaan

yang mengandung bakteri hidup dan produk biologi lain serta produk

darah)

 Tersedia ruang penyangga udara dan penghisap udara

 Memperkecil risiko pencemaran yang disebabkan oleh udara yang

disirkulasi ulang atau masuknya udara yang tidak diolah atau udara

yang diolah secara tidak memadai

 Memakai pakaian pelindung yang sesuai di area di mana produk yang

berisiko tinggi terhadap pencemaran silang diproses

 Melaksanakan prosedur pembersihan dan dekontaminasi yang terbukti

efektif, karena pembersihan alat yang tidak efektif umumnya merupakan

sumber pencemaran silang.

Agar mutu obat selalu terjaga, maka dilakukan IPC (In Process Control) oleh

bagian Quality Control. IPC dilakukan selama proses produksi berlangsung,

apabila ditemukan adanya ketidak sesuaian hasil pengujian dengan spesifikasi

12
pabrik. Maka proses dihentikan sementara dan segera dilakukan pembenahan

yang diperlukan.

7. Pengawasan Mutu

Pengawasan mutu merupakan bagian yang essensial dari cara pembuatan

obat yang baik, untuk memberikan kepastian bahwa produk secara konsisten

mempunyai mutu yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya.

Pengawasan Mutu mencakup pengambilan sampel, spesifikasi, pengujian serta

termasuk pengaturan, dokumentasi dan prosedur pelulusan yang memastikan

bahwa semua pengujian yang relevan telah dilakukan, dan bahan tidak

diluluskan untuk dipakai atau produk diluluskan untuk dijual, sampai mutunya

telah dibuktikan memenuhi persyaratan.

Pengawasan Mutu tidak terbatas pada kegiatan laboratorium, tapi juga harus

terlibat dalam semua keputusan yang terkait dengan mutu produk.

Ketidaktergantungan Pengawasan Mutu dari Produksi dianggap hal yang

penting agar Pengawasan Mutu dapat melakukan kegiatan dengan

memuaskan.

8. Inspeksi diri dan audit mutu

Inspeksi diri bertujuan untuk melakukan penilaian apakah seluruh aspek

produksi dan pengendalian mutu selalu memenuhi CPOB.

13
9. Penanganan Keluhan Terhadap Produk, Penarikan Kembali Produk dan Produk

Kembalian

10. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan bagian dari manajemen mutu. Setiap hal yang di

kerjakan selalu terdokumentasi. Dan setiap hal yang dikerjakan selalu mengacu

pada SOP (Standar Operating Procedure).

11. Pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak

Pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak harus dibuat secara benar,

disetujui dan dikendalikan untuk menghindari kesalahpahaman yang dapat

menyebabkan produk atau pekerjaan dengan mutu yang tidak memuaskan.

Kontrak tertulis antara Pembuat Kontrak dan Penerima Kontrak harus dibuat

secara jelas karena menentukan tanggung jawab dan kewajiban masing-

masing pihak.

12. Sanitasi dan validasi

Seluruh kegiatan validasi hendaknya direncanakan. Unsur utama program

validasi hendaklah dirinci dengan jelas dan didokumentasikan di dalam

Rencana Induk Validasi (RIV) atau dokumen yang setara. RIV hendaklah

dokumen yang singkat, tepat dan jelas.

14
BAB III

TINJAUAN INDUSTRI FARMASI

A. PT ULTRA JAYA MILK INDUSTRY Tbk

1. Sejarah Perusahaan

PT. Ultrajaya Milk Industry Tbk dimulai dari pabrik susu rumahan pada tahun

1958 di Bandung - Jawa Barat. Perusahaan multinasional yang memproduksi

minuman yang bermarkas di Padalarang, Kab. Bandung, Indonesia. Beralamat di Jln.

15
Raya Cimareme 131, Padalarang, Kab. Bandung. Perusahaan ini awalnya merupakan

industri rumah tangga, kemudian menjadi suatu entitas perseroan terbatas pada

tahun 1971. PT Ultrajaya melebarkan sayap bisnisnya menjadi PT Ultrajaya Milk

Industry & Trading Company. Perusahaan ini merupakan pioner di bidang industri

minuman dalam kemasan di Indonesia, dan sekarang memiliki mesin pemroses

minuman tercanggih se-Asia Tenggara.

Pada awalnya perusahaan yg berawal dari sebuah rumah di Jln. Tamblong

Dalam, Bandung, ini hanya memproduksi susu. Namun seiring perkembangannya, dia

juga memproduksi juice dalam kemasan bermerek Buavita dan Gogo serta

memproduksi Teh Kotak, Sari Asem Asli dan Sari Kacang Ijo. Sejak tahun 2008 merek

Buavita dan Gogo dibeli oleh PT. Unilever Indonesia Tbk. sehingga PT. Ultrajaya Milk

Industry Tbk. bisa kembali ke bisnis utamanya, yaitu produksi susu. Perusahaan yang

didirikan oleh Ahmad Prawirawidjaja ini, seorang pengusaha Tionghoa yg sudah

bermukim di Bandung, sekarang dikomandani oleh generasi kedua, yaitu Sabana

Prawirawidjaja, dan siap-siap diteruskan kepada generasi ketiga, Samudera

Prawirawidjaja.

Dan hingga kini, brand unggulan, UltraMilk, masih tetap unggul di antara

segmen susu cair. Lahan peternakan berlokasi di tengan lahan perkebunan di dataran

tinggi Bandung, dimana tersedia sumber daya alam alami berkualitas baik, sebagai

bahan baku produk kami. Kesegaran bahan baku serta semua nutrisi yang terkandung

di dalamnya kemudian kami proses dengan teknologi Ultra High Temperature ( UHT )

digabungan dengan teknologi pengemasan aseptik.

16
Kini, hampir 90% total produksi, kami distribusikan ke seluruh konsumen di

seluruh pelosok Indonesai, sementara kurang lebih 10% produksi, kami ekspor ke

beberapa negara di Benua Asia, Eropa, Timur Tengah, Australia, dan Amerika

2. Visi dan Misi

Visi

Menjadi perusahaan industri makanan dan minuman yang terbaik dan

terbesar di Indonesia, dengan senantiasa mengutamakan kepuasan konsumen,

dan menjungjung tinggi kepercayaan para pemegang saham serta mitra kerja

perusahaan.

Misi

Menjalankan usaha yang dilandasi dengan kepekaan yang tinggi untuk

senantiasa berorientasi kepada pasar atau konsumen, dan kepekaan serta

kepedulian untuk senantiasa memperhatikan lingkungan yang dilakukan secara

optimal agar dapat memberikan nilai tambah sebagai wujud pertanggung

jawaban kepada pemegang saham

3. Struktur organisasi

17
STRUKTUR ORGANISASI

PT. ULTRAJAYA MILK INDUSTRY DAN TRENDING CO TBK .

Secara umum setiap bagian pada struktur organisasi memiliki

kewajibanyaitu melaksanakan kepatuhan terhadap sistem dan prosedur

adapun tugas darimasing-masing departemen dari struktur organisasi diatas,

diantaranya :

1. Board of Directors

a. Menetapkan strategi perusahaan yang harus dilaksanakan oleh

setiapdepartemen dan perusahaan.

b. Mengawasi dan mengevaluasi kinerja dari setiap karyawan dandepartemen.

2. Corpurate Secretary

a. Bertanggung jawab untuk penyediaan dan penyebaran informasi

kepadacalon investor dan investor.

b. Membina hubungan kepada pihak-pihak terkait dalam hal investasi.

18
3. Internal Audit

a. Melakukan pengawasan internal kepada seluruh departemen dan karyawan

secara rutin dan melaporkan kepada dewan direksi.

4. Sales and Distributor

a. Bertanggungjawab penuh dalam hal penjualan distibusi produk-produk

PT.Ultrajaya ke seluruh Indonesia pada target Outlet yang ditetapkan.

b. Membina hubungan baik dengan semua pelanggan PT Ultrajaya.

5. Marketing

a. Menyusun rencana pemasaran untuk semua produk PT Ultrajaya.

b. Melakukan evaluasi aktivitas pemasaran sesuai dengan strategi perusahaan

yang telah ditetapkan.

c. Berkerja sama dengan pihak lain seperti biro iklan atau Departemen lain

seperti bagian produksi untuk memastikan aktivitas pemasaran dapatdi

lakukan dengan baik.

6. Manufacturing

a. Bertanggung jawab penuh dalam hal produksi semua produk.

b. PT Ultrajaya sesuai dengan jumlah dan kualitas yang sudah ditetapkan.

Bertanggung jawab penuh dalam hal kelancaran produksi dan perawatan

mesin-mesin yang digunakan dalam proses produksi.

7. Personal and General Affairs

19
a. Bertanggungjawab penuh dalam hal penerimaan karyawan pelatihan

hingga pembuatan peraturan-peraturan yang berhubungan dengan

ketenagakerjaan.

8. Finance and Accounting

a. Bertanggung jawab penuh dalam hal pelaporan keuangan dan akuntansi

PT Ultrajaya sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan.

b. Menyusun laporan rutin dan melaporkan kepada dewan direksi.

9. MIS (Management Information Sistem)

a. Bertanggung jawab penuh dalam hal penyusunan dan pengendalian sistem

informasi di PT Ultrajaya.

b. Membantu setiap unit kerja di PT Ultrajaya demi kelancaran penyediaan

informasi untuk dewan direksi.

10. Engineering

a. Membantu departemen manfacturing dalam hal pemeliharaan

perbaikandan pengawasan mesin-mesin produksi yang digunakan.

4. Sarana dan fasilitas produksi

Penggunaan teknologi yang paling mutakhir di industri ini, PT Ultrajaya telah

melakukan investasi yang sangat besar dalam sistem pengolahan dan

pengemasannya. Pabriknya yang serba otomatis diakui sebagai salah satu mesin

pengolahan makanan dan minuman yang paling canggih di Indonesia. Mesin yang

paling moderen dan berteknologi canggih ini digunakan untuk memertahankan

20
kesegaran dan nilai gizi dari bahan baku yang sudah terpilih untuk menghasilkan

produk berkualitas terbaik bagi konsumen.PT Ultrajaya yang pertama kali

menggunakan teknologi UHT (Ultra HighTemperature) dan pengemasan aseptik di

Indonesia untuk memroduksi produk yang dapat disimpan dalam jangka waktu

panjang. Pengalamannya di bidang initelah mencapai lebih dari 3 dekade dan

memberikan posisi kuat sebagai pemimpin pasar di industri ini. PT Ultrajaya saat ini

merupakan salah satu produsen terbesar.

5. Produksi

PT Ultrajaya bergerak dalam industri makanan dan minuman. Dibidang makanan

perseroan memproduksi rupa-rupa mentega(butter), susu bubuk (powder milk),dan

susu kental manis (sweetened condensed milk).

Di bidang minuman perseroan memproduksi minuman aseptic yang diproses dengan

teknologi UHT (Ultra High Temperatur)dan dikemas dalam kemasan karton seperti

minuman susu,sari buah, the minuman tradisional dan minuman untuk kesehatan.

Perseroan juga memproduksi teh celup(tea bags) dan konsentrat buah-buahan tropis

(tropical fruit juice concentrate).

Dalam melakukan kegiatan usahanya perseroan melakukankerjasama dengan

beberapa perusahaan yang memiliki reputasi internasional antaralain dengan

Morrinoga-Jepang untuk memproduksi susu formula. Selain itu perseroanmenjalin

kerjasama dengan Kraft Foods Internasional Inc., USA, dengan mendirikan perusahaan

patungan PT Kraft Ultrajaya Indonesia, perusahaan yang bergerak dalam bidang

industri keju.

21
 Produk yang di produksi PT. Ultra jaya milk industry tbk

1. Susu segar uht

a. Ultra milk full cream

b. Ultra milk low fat hi calcium

c. Ultra milk varian rasa

d. Ultra mimi

22
2. Minuman teh UHT

a. Teh kotak jasmine tea

b. Teh kotak flavored tea

3. Minuman kesehatan UHT

a. Ultra sari kacang ijo

23
b. Ultra sari asem asli

4. Krimer kental manis

a. cap sapi

6. Pengawasan Mutu

24
PT Ultrajaya selalu berusaha untuk tetap berada di baris terdepan untuk

kegiatan penelitian, pengembangan dan pengawasan mutu.Melalui penelitian yang

berkesinambungan terhadap kebutuhan pasar dan perubahan permintaan konsumen,

perusahaan ini telah mengembangkan produk- produk baru yang mampu

memertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar dengan cepat dan sebagai

hasilnya, perusahaan ini sudah mengembangkan jumlah ragam produknya dari

produk tunggal pada tahun 1975 menjadi lebih 60 produk saat ini yang mana

sebagian besar adalah pemimpin pasar.PT Ultrajaya sangat bertekad penuh akan

kualitas produk. Mulai dari bahan baku hingga produk jadi, sistem pengawasan mutu

dijalankan dengan ketat, tidak hanya pada produknya saja, tapi juga pada proses

produksi dan penyimpanannya.Di samping itu, mengingat sebagian besar konsumen

Indonesia beragamaIslam, kami pun bertekad bulat memenuhi semua persyaratan

kualitas produk halal. Semua produk PT Ultrajaya sudah mendapatkan Sertifikat Halal

yang resmidikeluarkan oleh MUI (Majelis Ulama Indonesia). Keseluruhan sistem

kualitas PT Ultrajaya ini telah mendapatkan reputasi terbaik dari semua konsumen.

7. Distibusi

Kekuatan utama PT Ultrajaya terletak pada visi pemasaran yang terfokus terus

menerus membangun merek yang kuat dan memerlebar ragam produk makanan dan

minuman untuk memenuhi kebutuhan konsumen Indonesia.Untuk melaksanakan hal

ini, PT Ultrajaya telah melakukan investasi yangsignifikan dalam aktivitas pemasaran,

teknologi, pengembangan produk dan yang paling penting, distribusi.Perusahaan ini

termasuk salah satu perusahaan di Indonesia yang memiliki jaringan distribusi yang

25
paling luas, mencakup seluruh daerah Indonesia, mulaidari Sumatera di ujung Barat

hingga Papua di ujung Timur. Hal ini dapat dicapaioleh adanya sistem distribusi yang

terdiri dari 2,500 grosir yang bersama-samamelayani lebih dari 25,000 toko ritel (toko

moderen dan tradisional), hotel dan pelanggan komersial.Jaringan distribusi ini juga

didukung oleh jaringan penjualan PT Ultrajayayang terdiri dari lebih 300 tenaga

penjual, lebih dari 100 kendaraan, serta 9 depodan kantor cabang di kota-kota besar,

ditambah lagi oleh beberapa distributor lokal.

Pasar utama PT Ultrajaya adalah Indonesia dengan populasi 200 juta orangyang

memiliki tingkat daya beli yang meningkat. Pasar domestik mencapai 90 persen dari

total produksi perusahaan ini. Namun sejak 1988, perusahaan inimulai aktif memasuki

pasar ekspor ke negara-negara tertentu.

8. Pengolahan limbah industri

Perseroan bergerak dalam bidang industri makanan dan minuman. Melindungi

lingkungan hidup merupakan salah satu dari tujuan jangka panjang tanggung jawab

sosial Perseroan sebagai produsen makanan dan minuman. Perseroan selalu mentaati

berbagai perundangan dan peraturan yang berkaitan dengan lingkungan hidup, dan

Perseroan selalu memenuhi kesepakatan-kesepakatan tertentu sesuai dengan

perizinan yang ada. Perseroan yakin bahwa kegiatan operasi yang Perseroan lakukan

telah mematuhi segala hal yang signifikan terkait peraturan-peraturan tentang

lingkungan hidup.

Perseroan melengkapi fasilitas produksi dengan peralatan pengolahan limbah

yang dibutuhkan dan mempekerjakan personal untuk memantau kepatuhan terhadap

26
standar lingkungan hidup yang ditetapkan. Kegiatan pengelolaan limbah terutama

sekali melibatkan pemantauan dan pembuangan limbah padat dan limbah cair.

Di bidang produksi, sudah sejak didirikan Perseroan menggunakan kemasan

karton yang ramah lingkungan. Perseroan juga turut aktif berperanserta dan

bertindak sebagai sponsor dalam program Thanks To Nature, program yang

mengajak seluruh masyarakat untuk lebih mencintai dan turut memelihara lingkungan

hidup dengan tidak membuang sampah dimana saja, menghemat penggunaan air

dan enerji listrik, turut menanam berjuta pohon di seluruh Indonesia, dan lain-lain.

B. MATERIA MEDICA BATU MALANG

1. Sejarah dan perkembangan

Materia Medica Batu merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT)

dari Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur yang berlokasi di Kota Batu. Tugas

pokok BMM adalah penyuluhan dan pengelolaan Tanaman Obat meliputi

Tanaman Obat Tradisional dan Tanaman Obat yang mengandung bahan baku

obat. Materia Medica Batu yang terletak di Jl. Lahor No. 87 Batu. Materia

Medica Batu terletak di lingkungan Desa Pesanggrahan yang letak lokasinya

berbatasan dengan Kelurahan Ngaglik di wilayah Kota Batu. Berdasarkan letak

geografisnya Balai Materia Medica terletak pada ketinggian ± 875 mdpl

dengan suhu ± 20 – 25 C. Materia Medica Batu memiliki luas tanah dan

bangunan seluas 2.1 Ha. Selain itu, Materia Medika Batu juga mempunyai dua

27
lahan lain yang digunakan untuk penanaman tanaman obat yaitu yang terletak

di di belakang RS Paru Batu seluas satu hektar dan di daerah Kejayan

Pasuruan. Materia Medica didirikan sejak tahun 1960 oleh almarhum Bapak

R.M.Santoso yang juga merupakan salah satu pendiri Hortus Medikus Tawang

Mangu yang sekarang berubah menjadi Balai Penelitian dan Pengembangan

Tanaman Obat dan Obat Tradisional. Berdirinya UPT Materia Medica diawali

dari hasil pengamatan beliau bahwa tidak semua tanaman obat yang ada di

Indonesia dapat dikoleksi pada satu daerah saja. Hal ini disebabkan karena

adaptasi tanaman terhadap lingkungannya terutama terhadap iklim sangatlah

berbeda, mengingat bahwa Indonesia secara garis besar terdiri dari tipe iklim

basah, daerah sedang dan daerah kering, maka kebun Tawang Mangu yang

berdiri sejak tahun 1948 merupakan daerah iklim sedang sampai basah.

Sedangkan untuk tanaman daerah sedang sampai kering perlu adanya kebun

koleksi lain yang bisa mewakili tipe iklim tersebut.

Dari hasil pengamatan Beliau karesidenan Malang adalah daerah yang

cocok untuk didirikan kebun koleksi tanaman obat dari tipe iklim sedang

sampai kering. Sebagai realisasi dari gagasan beliau itu untuk mendirikan

kebun koleksi tanaman obat didaerah sedang dan kering di wilayah Batu dan

Nongko Jajar, karena waktu itu Nongkojajar adalah daerah yang sulit

transportasinya, maka ditetapkan Batu sebagi

kebun koleksi sampai sekarang dan dikenal sebagi Balai Materia Medica

Pengelolaan kebun percobaan ini dilakukan oleh yayasan Farmasi yang

28
bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Jawa Timur. Sebelum kebun percobaan

ini jadi, tahun1963 Bapak RM Santoso meninggal dunia. Untuk kelangsungan

Balai Materia Medica oleh Bapak Dr.Modarso selaku Inspektur Kesehatan Jawa

Timur ditunjuk Bapak R.Soehendro (Kepala Dinas Perkebunana Rakyat Kab.

Malang) sebagi pejabat sementara Pimpinan Kebun Balai Materia Medica

sampai mendapatkan pimpinan yang baru. Tahun 1964 BMM mendapat

pimpinan baru yaitu Ir.NV.Darmago, beliau diangkat oleh Dinas Kesehatan

Jawa Timur sebagi tenaga tetap di Kebun Materia Medica hingga tahun 1970.

Tahun 1970 atas permohonan sendiri Ir.NV Darmago meletakan jabatannya,

kemudian selaku pipmpinan kebun Materia Medica dipegang oleh Ir.Wahyu

Soeprapto. Pertengahan tahun 1970 terjadi perubahan status dari milik swasta

menjadi milik pemerintah yaitu Dinas Kesehatan daerah Tingkat I Jawa Timur

Direktorat Farmasi Jawa Timur. Tahun 2000 hingga April 2005 selaku Pelaksana

Teknis Materia Medica Batu dipegang oleh Dra.Hj. Siti Hidjrati Arlina.

Selanjutnya April 2005 secara definititif Materia Medica dipimpin oleh Bapak

B.Soegito,SKM.Kes hingga 31 April 2008. Mulai 1 Mei 2008 hingga 31 Desember

untuk sementara kepala Materia Medica dipegang oleh Bu Etty Retno, Apt.

(Sebagai PLt). Sejak 1 Januari 2009 hingga sekarang yang mejadi kepala UPT

Materia Medica adalah Drs. Husin RM., Apt, Mkes. Setelah tahun 1978 dengan

berfungsinya Direktorat Daerah Farmasi Jawa Timur menjadi sub Balai

Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang sekarang menjadi Badan POM,

29
maka pengelolaan Materia Medica Batu diserahkan kepada Dinas Kesehatan

Propinsi Jawa Timur hingga sekarang.

2. Visi dan misi

VISI

Visi: “Menjadikan UPT Materia Medica terdepan dalam bidang

pengembangan Tanaman Obat Asli Indonesia (TOI), khususnya di

Jawa Timur dan umumnya di Indonesia Timur”.

MISI

 Meningkatkan promosi pemanfaatan tanaman obat sebagai bahan

baku obat alam Indonesia.

 Mengembangkan monografi dan standart mutu, baik simplisia

maupun ekstrak.

 Membantu penyusunan farmakope herbal Indonesia.

 Mengembangkan penelitian dasar tanaman obat alam Indonesia.

 Memperkokoh jaringan kerjasama antar lembaga penelitian dan

industri terkait.

3. struktur organisasi

KEPALA BALAI

KEPALA BALAI
30
4. Sarana dan fasilitas

Museum dan etalase tanaman obat Indonesia, seperti tanaman obat yang hampir

punah atau langka, tanaman obat yang telah dilakukan penelitian secara ilmiah

terbukti khasiatnya

Sarana untuk melakukan applied research seperti penelitian budidaya tanaman

obat baik secara in-situ atau ex-situ sehingga dapat menghasilkan tanaman obat

dengan mutu, khasiat dan keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan secara

ilmiah, penelitian budidaya tanaman obat yang terbukti kemanfaatannya dan

tanaman obat tersebut mempunyai nilai ekonomi yang tinggi,

Tempat dan alat untuk melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan di bidang

obat bahan alam seperti pelatihan budi daya tanaman obat bagi calon pelatih di

Daerah, produsen/petani tanaman obat dan pihak lain yang berminat, pelatihan

teknologi ekstraksi, meracik, dan sebagainya,

5. Produksi

Pembuatan instan Kunyit

a. Alat:

1) Panci Untuk wadah ketika memasak dan

mengaduk sari kunyit.

2) Blender Untuk menghaluskan kunyit.

3) Pisau Untuk memotong kunyit.

4) Saringan Untuk menyaring hasil adukan sari

kunyit.

31
5) Kompor Untuk memanaskan panci dan

membantu proses memasak sari

kunyit.

b. Bahan

1) ½ kg kunyit Bahan utama dalam membuat

instan kunyit

2) Daun pandan wangi Untuk memberi aroma pada instan

kunyit

3) 1 kg gula pasir Untuk memberikan rasa manis dan

membantu menghomogenkan sari

kunyit agar mengkristal.

4) 800cc air Untuk membantu proses

pemanasan.

c. Cara membuat

1) Menyiapkan sari kunyit.

2) Mencampur gula dengan sari kunyit.

3) Mengaduk campuran agar homogen selama kurang lebih 45

menit (dalam proses ini perlu diperhatikan suhu kompor).

4) Menyaring campuran dan memasukkannya ke dalam panci lain.

5) Mengaduk campuran hingga berbusa dan mengkristal.

6) Memindahkan instan kunyit ke wadah kering.

32
7) Memasukkan instan kunyit ke dalam kemasan.

Tanaman obat yang ada di materia medica

 Nama daerah : Sambiloto

Nama latin : Andrographis paniculata

Bagian yang digunakan : daun

Khasiat : diare, nyeri perut, radang tenggorokan

Prospek : sebagai tanaman obat berkhasiat

 Nama daerah: Nagasari

Nama latin: Messua ferra L

Bagian yang digunakan: Kayu.

Khasiat: Mengobati bisul, koreng, rematik, batuk.

Prospek: Sebagai tanaman obat berkhasiat

33
 Nama daerah: Pronojiwo

Nama latin: Euchresta horsfieldii (Lesch) Benn.

Bagian yang digunakan: Biji, buah.

Khasiat: Penguat stamina, obat batuk, muntah darah.

Prospek: Sebagai tanaman obat berkhasiat.

 Nama daerah: Gowok

Nama latin: Eugenla polycephala

Bagian yang digunakan: Buah.

Khasiat: Mengobati diare, bahan penyamak kulit.

Prospek: Sebagai tanaman obat berkhasiat

34
 Nama daerah: Nyamplung

Nama latin: Canophyllum inophyllum L.

Bagian yang digunakan: Biji, kulit kayu.

Khasiat: Obat pencahar, rematik, penyakit kulit, batu ginjal, keputihan, wasir.

Prospek: Sebagai tanaman obat berkhasiat.

 Nama daerah: Sembung legi

Nama latin: Blumea balsamifera L.

Bagian yang digunakan: Daun.

Khasiat: Obat rematik, hipertensi.

Prospek: Sebagai tanaman obat berkhasiat.

35
 Nama daerah: Pandan wangi

Nama latin: Pandanus amaryllifollus

Bagian yang digunakan: Daun.

Khasiat: Obat pegal linu, rematik.

Prospek: Sebagai tanaman obat berkhasiat, sebagai bumbu tambahan dalam

masakan

 Nama daerah: Dempul lelet

Nama latin: Glocidion rubrum

Bagian yang digunakan: Daun, kulit batang.

Khasiat: Obat disentri, batuk, demam nifas.

Prospek: Sebagai tanaman obat berkhasiat

 Nama daerah : Lidah buaya

Nama latin : aloe vera

Bagian yang digunakan : getah

36
Khasiat : penyembuhan luka luar, detokk, plak gigi

Prospek : sebagai tanaman obat berkhasiat

 Nama daerah: Kluwek

Nama latin: Pangium edule

Bagian yang digunakan: Biji, daun.

Khasiat: Menurunkan kolesterol, obat cacing kremi dan penawar keracunan

makanan.

Prospek: Sebagai tanaman obat berkhasiat, sebagai bumbu tambahan dalam

masakan

 Nama daerah: Sintok

Nama latin: Cinnamomum sintok

Bagian yang digunakan: Batang, daun.

Khasiat: Peluruh kentut.

Prospek: Sebagai tanaman obat berkhasiat.

37
 Nama daerah: Legundi

Nama latin: Vitex trifolla L.

Bagian yang digunakan: Daun, akar, buah, batang.

Khasiat: Obat cacing, tipus, obat haid tidak teratur, peluruh air seni, batuk.

Prospek: Sebagai tanaman obat berkhasiat

6. Pengawasan mutu

Pengawasan mutu merupakan bagian yang essensial dari cara pembuatan obat

tradisional yang baik. Rasa keterikatan dan tanggung jawab semua unsur dalam

semua rangkaian pembuatan adalah mutlak untuk menghasilkan produk yang

bermutu mulai dari bahan awal sampai pada produk jadi. Untuk keperluan tersebut

bagian pengawasan mutu hendaklah merupakan bagian yang tersendiri

- Sistem

Sistem pengawasan mutu hendaklah dirancang dengan tepat untuk menjamin

bahwa tiap produk mengandung bahan dengan mutu yang benar dan dibuat

pada kondisi yang tepat serta mengikuti prosedur standar sehingga produk

tersebut senantiasa memenuhi persyaratan produk jadi yang berlaku.

 Pengawasan mutu hendaklah dilakukan terhadap bahan baku, bahan

pengemas, proses pembuatan, produk antara, produk ruahan dan produk

jadi.

38
 Pemeriksaan dan pengujian secara berkala hendaklah dilakukan terhadap

bahan baku dalam persediaan, untuk memberikan keyakinan bahwa

penyimpanan, wadah dan bahannya dalam kondisi yang baik.

 Produk jadi yang masih berada dalam industri maupun yang ada di

peredaran hendaklah dipantau secara berkala.

- Tugas Pokok

 Menyusun dan merevisi prosedur pengawasan mutu dan spesifikasi.

 Menyiapkan instruksi tertulis yang rinci untuk tiap pengujian yang akan

dilaksanakan.

 Menyusun rencana dan prosedur tertulis mengenai pengambilan contoh

untuk pengujian.

 Menyimpan contoh pertinggal untuk rujukan di masa mendatang

sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan setelah batas kadaluwarsa.

 Meluluskan atau menolak tiap bets bahan baku, produk antara, produk

ruahan dan produk jadi serta hal yang telah ditentukan, sekurangkurangnya

berdasarkan pengujian secara kualitatif.

 Meneliti catatan yang berhubungan dengan pengolahan, pengemasan dan

pengujian produk jadi dari bets yang bersangkutan sebelum meluluskan

untuk didistribusikan.

 Mengevaluasi stabilitas semua produk jadi secara berlanjut, bahan baku jika

diperlukan dan menyiapkan instruksi mengenai penyimpanan bahan baku

39
dan produk jadi di industri berdasarkan data stabilitas yang ada,sekurang-

kurangnya stabilitas fisik.

 Menetapkan tanggal kadaluwarsa bahan baku dan produk jadi berdasarkan

data stabilitas dan kondisi penyimpanannya, sebagaimana dimaksud pada

butir

 Mengevaluasi semua keluhan yang diterima atau kekurangan yang

ditemukan mengenai sesuatu bets, dan bila perlu bekerja sama dengan

bagian lain untuk mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan.

 Menyediakan baku pembanding, sesuai persyaratan yang terdapat pada

prosedur pengujian yang berlaku dan menyimpan baku pembanding ini

pada kondisi yang tepat. Khusus untuk bahan baku segar

sekurangkurangnya menyimpan diskripsi dari bahan yang bersangkutan

 Menyimpan catatan pemeriksaan dan pengujian semua contoh yang

diambil. Mengevaluasi produk jadi yang dikembalikan dan menetapkan

apakah produk tersebut dapat diedarkan kembali atau diproses ulang atau

hendaklah dimusnahkan.

 Ikut serta dalam program inspeksi diri bersama bagian lain dalam industri.

 Menyediakan pereaksi dan media pembiakan untuk laboratorium.

a. Penerimaan dan pembuatan pereaksi dan media pembiakan

hendaklah dicatat;

b. Pereaksi yang dibuat di laboratorium hendaklah mengikuti prosedur

pembuatan tertulis dan diberi label yang sesuai;

40
c. Jenis dan jumlah pereaksi disesuaikan dengan pengujian mutu yang

dilakukan.

7. Distribusi

Materia medica telah mendirikan gedung baru yang menyediakan

berbagai produk olahan tanaman obat untuk pencegahan dan pengobatan

penyakit yang dapat terjangkau oleh masyarakat luas. Pusat penyedia produk

olahan tanaman obat ini dinamakan “HERBAL MART”.

HERBAL MART berlokasi didalam kompleks kantor metria medica Batu

yang terletak di desa Pesangrahan, tepatnya di Jl. Lahor No. 87 Batu.

HERBAL MART menyediakan berbagai jenis jamu, instan, simplisia,

kapsul, permen, dan sabun yang terbuat dari tanaman obat, yang telah

terbukti secara empiris, maupun jamu hasil penelitian klinis yang telah ter-

saintifikasi, hingga posisi jamu bisa sejajar dengan obat keluaran pabrik

farmasi.

Dengan adanya HERBAL MART, sebagai bagian dari UPT Materia

Medica Batu, masyarakat Indonesia pada umunya dan masyarakat jawa Timur

pda khususnya nantinya dapat dengan mudah memperoleh khasiat jamu

maupun berbagai produk olahan tanaman obat yang bisa dipertanggung

jawabkan dan di produksi secara baik dan benar.

Masyarakat bisa membeli produk olahan dengan cara mengunjungi

HERBAL MART tersebut.

41
8. Pengolahan limbah

Pemusnahan dan daur ulang merupakan kegiatan untu menghancurkan dan

menghilangkan simplisia maupun serbuk simplisia disertai dengan pemenfaatan

kombinasi hasil pemusnahan tersebut sebagai kompenen pupuk tanaman.

Pemusnahan diawali dengan pemisahan bentuk simplisia tanaman yang akan

dimusnahkan. Pemisihan tersebut bertujuan untuk memudahkan dalam pengolahan

atau penghancuran simplisia tersebut. Simplisia dengan tekstur ysng lebih kasar maka

akan dibakar akan menjadi abu yang dapat dicampurkan kedalam campuran

pembuatan pupuk, dan simplisia yang tekstur lunak maka akan dapat dihancur

menggunakan alat penghancur sampah kemudian dicampurkan kedalam campuran

penghancur pupuk. Simplisia serbuk dan simplisia yang telah melewati jangka waktu

layak pakai yaitu maksimal 2 tahun setelah tanggal pembuatan. Maka akan dilakukakn

tahap pemusnahan. Simplisia serbuk dapat langsung dicampurkan dengan campuran

kompenen pembuat pupuk dan dapat pula langsung ditaburkan ketanaman yang

masih hidup sebagai pupuk kompos.

Pencampuran bahan pupuk dimulai dari pengumpulan bahan yang akan dibuat

menjadi pupuk seperti dekomposer, pestisida, sampah atau bahan yang akan didaur

ulang dan tanah. Dekomposer merupakan bahan pengurai sampah untuk menjadi

bentuk sederhana seperti pupuk. Dekomposer dapat berupa dari bahan kimia yang

memiliki bakteri pengurai, dan dapat berupa dari bahan alamai seperti urin kelinci

dan urin sapi. Pestisida merupakan bahan yang digunakan untuk membunuh bakteri,

42
jamur, hama penyakit yang dapat tumbuh pada pupuk tanaman. Pestisida yang

digunakan di Materia Medika Batu berupa bahan tanaman dengan komposisi

nasturtuim, akar tuba, singowalang, dan cengkeh masing-masing 250gr dan

dicampurkan dengan 25 liter air. Pestisida kimiawi tidak digunakan karena dikonsumsi

manusia hingga berbahaya jika sampai masuk kedalam tubuh.

Pupuk dicampur rata pada seluruh bagian dan ditutup dengan penutup tertentu

seperti tong atau tenda terpal. Hal ini bertujuan untuk menghindari masuknya air

kedalam campuran bahan baku pupuk tersebut. Biar air masuk kedalam campuran

tersebut maka dapat melarutkan atau menghilangkan kandungan nutrisi tanaman

tersebut. Selain itu, peletakan campuran pupuk diolah dengan alas yang bukan tanah

seperti semen maupun batako karena bertujuan untuk mengurangi hilangnya

kompenen nutrisi pupuk tersebut. Pupuk yang telah ditutup akan mengoptimalkan

proses fermentasi oleh bakteri pengurai yang ada didalam pupuk sehingga di

harapkan nutrisi mikro yang diperlukan tanaman dapat terbentuk.

C. PT. SIDOMUNCUL

1. Sejarah dan perkembangan

Berawal dari keinginan pasangan suami istri Siem Thiam Hie yang lahir pada

tanggal 28 Januari 1897 dan wafat 12 April 1976 bersama istrinya Ibu Rakhmat

Sulistio yang terlahir pada tanggal 13 Agustus 1897 dengan nama Go Djing Nio

dan wafat 14 Februari 1983, memulai usaha pertamanya dengan membuka usaha

Melkrey, yaitu usaha pemerahan susu yang besar di Ambarawa.

43
Pada tahun 1928, terjadi perang Malese yang melanda dunia. Akibat perang

ini, usaha Melkrey yang mereka rintis terpaksa gulung tikar dan mengharuskan

mereka pindah ke Solo, pada 1930. Tanpa menyerah, pasangan ini kemudian

memulai usaha toko roti dengan nama Roti Muncul. Lima tahun kemudian,

berbekal kemahiran Ibu Rakhmat Sulistio (Go Djing Nio) dalam mengolah jamu

dan rempah-rempah, pasangan ini memutuskan untuk membuka usaha jamu di

Yogyakarta.

Tahun 1941, mereka memformulasikan Jamu Tolak Angin yang saat itu

menggunakan nama Jamu Tujuh Angin. Ketika perang kolonial Belanda yang

kedua di tahun 1949, mereka mengungsi ke Semarang dan mendirikan usaha jamu

dengan nama Sido Muncul, yang artinya “ impian yang terwujud”. Di Jalan Mlaten

Trenggulun No. 104 itulah, usaha jamu rumahan dimulai dengan dibantu oleh tiga

orang karyawan.

Banyaknya permintaan terhadap kemasan jamu yang lebih praktis, mendorong

beliau memproduksi jamu Tolak Angin dalam bentuk serbuk. Produk ini mendapat

tempat di hati masyarakat sekitar dan permintaannya pun terus meningkat.

Pada tahun 1970, dibentuk persekutuan komanditer dengan nama CV Industri

Jamu & Farmasi Sido Muncul. Kemudian pada 1975, bentuk usaha industri jamu

pun berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Industri Jamu dan

Farmasi Sido Muncul, dimana seluruh usaha dan aset dari CV Industri Jamu dan

Farmasi Sido Muncul digabungkan, dan dilanjutkan oleh perseroan terbatas ini.

44
Dalam perkembangannya, pabrik yang terletak di Jl.Mlaten Trenggulun

ternyata tidak mampu lagi memenuhi kapasitas produksi yang semakin besar.

Oleh sebab permintaan pasar yang semakin tinggi , membuat generasi kedua dari

pendiri PT Sido Muncul Desy Sulistio, memutuskan untuk memindahkan pabrik ke

Lingkungan Industri Kecil di Jalan Kaligawe Semarang pada tahun 1984.

Kemudian dimulailah pembangunan pabrik yang dilengkapi dengan fasilitas

modern, hingga dapat berkembang pesat seperti saat ini, dan menjadi pelopor

perusahaan jamu dengan standar farmasi.

Demi mengantisipasi kemajuan masa mendatang, Sido Muncul merasa perlu

untuk membangun pabrik yang lebih besar dan modern, maka pada tahun 1997

diadakan peletakan batu pertama pembangunan pabrik baru di Klepu, Ungaran,

oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X dan disaksikan Direktur Jenderal Pengawasan

Obat dan Makanan saat itu.

Pabrik baru yang berlokasi di Klepu, kecamatan Bergas, Ungaran dengan luas

sekitar 30 hektar tersebut diresmikan oleh Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan

Sosial Republik Indonesia, pada 11 November 2000. Saat peresmian pabrik, Sido

Muncul menerima dua sertifikat sekaligus, yaitu Cara Pembuatan Obat Tradisional

yang Baik (CPOTB) dan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Sertifikat inilah

yang menjadikan Sido Muncul sebagai satu-satunya pabrik jamu berstandar

farmasi. Lokasi pabrik sendiri terdiri dari bangunan pabrik seluas sekitar 8 hektar

dan sisanya menjadi kawasan pendukung lingkungan pabrik.

45
Sebagai perusahaan yang telah berdiri sejak 1951, Sido Muncul yang kini

merupakan perusahaan herbal bertaraf modern senantiasa berupaya untuk

memberikan produk-produk yang baik dan menyehatkan bagi seluruh

konsumennya, dan dengan demikian memberikan nilai positif bagi masyarakat.

Seiring waktu berjalan Sido Muncul mulai mengembangkan bisnisnya yang

awalnya hanya berkonsentrasi di bidang jamu (herbal), maka pada tahun 2004

Sido Muncul membuat divisi baru yaitu “Divisi Food”.

Produk pertama yang dibuat adalah minuman energi “Kuku Bima Energi”

dengan rasa original. Kemudian produk berikutnya adalah permen yaitu Permen

Tolak Angin, Permen Jahe Wangi dan Permen Kunyit Asam. Disusul dengan

minuman kesehatan seperti Sido Muncul VitaminC-1000, Kuku Bima Kopi Ginseng,

Kopi Jahe Sido Muncul. Susu Jahe, Alang Sari Plus, Colla Mill. Untuk minuman

energi “Kuku Bima Energi” Sido Muncul mengeluarkan beberapa varian rasa yaitu

rasa Anggur, Jambu, Jeruk, Nanas, Kopi, Mangga, Susu Soda serta Kuku Bima

Energi Plus Vitamin C.

Produk-produk yang telah di produksi sampai saat ini oleh Sido Muncul ada

lebih dari 250 jenis produk dengan produk unggulan Tolak Angin, Kuku Bima

Energi, Alang Sari Plus, Kopi Jahe Sido Muncul, Kuku Bima Kopi Ginseng, Susu

Jahe, Jamu Komplit dan Kunyit Asam.

Kini, produk-produk Sido Muncul telah berhasil di ekspor ke beberapa negara

Asia Tenggara (Malaysia, Singapore, Brunei dan lain-lain), Australia, Korea, Nigeria,

Algeria, Hong Kong, USA, Saudi Arabia, Mongolia dan Rusia. Saat ini perseroan

46
juga tengah melakukan penjajakan dengan distributor dan perusahaan asal

Thailand, Vietnam dan Jepang.

Tepat tanggal 18 November 2013, Sido Muncul yang memiliki 109 distributor di

seluruh Indonesia kembali melakukan perubahan. Perusahaan keluarga ini memilih

naik kelas menjadi perusahaan terbuka dengan tujuan agar perusahaan ini

langgeng dan dipercaya oleh masyarakat. Saat ini PT. Industri Jamu dan Farmasi

Sido Muncul, Tbk. telah menjadi Pabrik Jamu terbesar di Indonesia dan masih akan

terus berkembang dan kini tercatat dengan Kode saham dari Perseroan SIDO di

Bursa Efek Indonesia.

2. Visi dan Misi

Visi:

“Menjadi perusahaan obat herbal, makanan minuman kesehatan

dan pengolahan bahan baku herbal yang dapat memberikan

manfaat bagi masyarakat dan lingkungan”.

Misi:

a. Mengembangkan produk-produk berbahan baku herbal yang

rasional, aman dan jujur berdasarkan penelitian.

b. Mengembangkan penelitian obat-obat herbal secara

berkesinambungan.

c. Membantu dan mendorong pemerintah, institusi pendidikan,

47
dunia kedokteran agar lebih berperan dalam penelitian dan

pengembangan obat dan pengobatan herbal.

d. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya

membina kesehatan melalui pola hidup sehat, pemakaian bahan-

bahan alami, dan pengobatan secara naturopathy.

e. Melakukan Corporate Social Responsibility (CSR) yang intensif.

f. Mengelola perusahaan yang berorientasi ramah lingkungan.

g. Menjadi perusahaan obat herbal yang mendunia.

3. Struktur organisasi

48
4. Sarana dan fasilitas

Saat ini PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk didukung lebih dari 3000

karyawan dengan tingkat pendidikan bervariasi dan ditempatkan sesuai dengan

keahlian, kemampuan dan kapasitasnya masing-masing. Sebagai pendukung

perusahaan ini juga memiliki tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu, seperti biologi,

ekonomi, farmasi, pertanian, hukum, teknologi pangan, teknik kimia, teknik elektro,

dan lain-lain.

Untuk mengembangkan kemampuan, pada waktu-waktu tertentu kepada

karyawan diberikan kesempatan mengikuti pelatihan, kursus, maupun seminar. Untuk

49
mendukung pengembangan perusahaan juga merekrut tenaga konsultan yang ahli di

bidangnya.

Laboratorium yang tersedia yaitu laboratoium instrumentasi, laboratorium

farmakologi, laboratorium farmakognosi, laboratorium mikrobiologi, laboratorium

stabilitas, laboratorium kimia dan laboratorium formulasi.

Bangunan yang sesuai dengan pengertian sanitasi adalah bangunan


yang memenuhi persyaratan teknis, higienis sesuai dengan produk yang

dihasilkan, mudah dibersihkan dan mudah dilakukan tindakan sanitasi.

Berdasarkan fungsi tersebut, bangunan pada PT. Sido Muncul Tbk sudah
memberikan perlindungan baik bagi karyawan maupun perlindungan terhadap
sarana dan prasarana dalam perusahaan karena terbuat dari bahan yang kuat dan

kokoh. Bangunan gedung tersebut selalu terlihat lebih bersihseperti bangunan baru.

Hal ini disebabkan setiap tahun sekali, dinding-dindingnya selalu dicat ulang
agar terlihat lebih bersih. Bangunan tersebut dibagi menjadi beberapa ruang yang
dibagi menurut fungsinya. Setiap orang mempunyai luas yang disesuaikan denganke
butuhan serta kegiatan yang dijalankan sehingga memberikan suasana keluasan dan
kenyamanan saat kerja.Bagian-bagian dari bangunan perusahaan yang berkaitan
dengan sanitasi meliputi:

a. Dinding dan Atap

Dinding bangunan terbuat dari batako dengan tinggi 10 m, keuntungan yang


diperoleh dari penggunaan batako adalah sifatnya yang kuat dan kokoh sehingga
mampu memberikan perlindungan yang maksimal. Selain itu juga mempunyai daya
tahan yang lebih lama jika dibandingkan dengan kayu, triplek, dan sejenisnya. Dinding
bersifat rata dan halus sehingga mudah dibersihkan. Selain itu dinding yang tidak
rata merupakan sarang tumbuhnya mikroorganisme patogen, karena termpat
tersebut umumnya lembab.

50
Disamping itu, dinding tempat produksi juga dicat ulang secara rutin setiap 1
tahun sekali. Sebab hal ini diharapkan dapat memberikan kesan yang lebih bersih dan

dapat meningkatkan semangat kerja para karyawannya.

Sedangkan atap terbuat dari seng dengan


susunan bertingkat, yang juga berfungsi sebagai ventilasi.
Keuntungan dari penggunaan bahan tersebut adalah ringan dan tahan lama. Namun
penggunaan bahan tersebut menimbulkan panas dalam ruangan, karena bahan
tersebut tidak menimbulkan panas dari udara luar secara maksimal. Selain itu pada
saat hujan menimbulkan bunyi berisik sehingga mengganggu suasana bekerja.

b. Lantai Bangunan

Lantai bangunan berbeda-beda ditiap ruangan. Untuk ruang kantor terbuat dari
keramik, sedangkan pada pabrik/ produksi terbuat dariteraso. Untuk bangunan lantai
antar ruang produksi pun juga dibagi menjadi 2 bagian, yaitu lantai antar ruang
produksi pada umumnyadibuat miring seperti punggung sapi. Hal ini bertujuan untuk
mengurangi terjadinya kontaminasi, sehingga kotoran-kotoran
atau benda asing yang terjadi selama proses produksi dapat terbuang dengan
sendirinya. Sedangkan Lantai produksi pada umumnya di buat datar, sebab
pembangunan lantai di PT. Sido Muncul Tbk di sesuaikan dengan bentuk topografi
tanahnya. Lantai antar ruang produksi dipisahkan dengan jalan setapak yang tidak
terlalu lebar dan cukup untuk lewatnya traktor pengangkut barang dan jalan ini di
tutup dengan kanopi sehingga terasa lebih teduh. Lantai di ruang produksi biasanya
dibuat lebih tinggi dari pada lantai antar ruang produksi. Hal ini bertujuan untuk

mengurangi kontaminasi.

c. Ventilasi

Ventilasi berguna untuk mengatasi sirkulasi udara, uap air dan panas. Di PT.
Sido Muncul Tbk ventilasi berasal dari atap yang bertingkat sehingga memudahkan
hembusan udara dari luar. Ventilasi berupa jendela

51
terdapat pada gudang/ruang penyimpanan produk jadi siap pasar. Pada umumnya

jendela diberi jala dengan tujuan agar serangga tidak masuk.

d. Penerangan

Penerangan merupakan faktor yang cukup penting dalam pelaksanaan pekerjaan.


Penerangan yang kurang baik memungkinkan pekerjaan kurang sempurna dalam
melihat obyek yang sedang dikerjakan, sehingga dapat mengganggu pekerjaan. Bila
pekerja kurang optimal dalam melakukan pekerjaan, pekerja akan mudah mengalami
lelah fisik terutama organ mata. Hal ini memungkinkan pekerja menjadi kurang hati-
hati dalam melaksanakan pekerjaan dan dapat berakibat terjadinya kecelakaan. Pada
siang hari penerangan perusahaan berasal dari sinar matahari yang masuk melalui
penggunaan atap yang bertingkat. Sedangkan penerangan dengan menggunakan
lampu listrik berwarna putih hanya digunakan untuk penerangan di malam hari saja.
Penerangan juga dipengaruhi oleh warna cat yang digunakan padaruang produksi.
Pada PT. Sido Muncul Tbk cat pada dinding berwarna kuning, sehingga memberikan

kesan terang dan bersih.

(Gambar 3. Lay Out Bangunan tampak atas)

Area pabrik dibagi menjadi 4 zona dimana masing-masing zonamemiliki spesifikasi

tertentu. Empat zona tersebut meliputi :

a. Unclassified Area

52
Area ini merupakan area yang tidak dikendalikan (Unclassified area) tetapi
untuk kepentingan tertentu ada beberapa parameter yang dipantau. Termasuk
didalamnya adalah laboratorium kimia (suhu terkontrol), gudang (suhu
terkontrol untuk cold storage dan cool room), kantor,kantin, ruang ganti dan

ruang teknik.

b. Black Area

Area ini disebut juga area kelas E. Ruangan ataupun area yang termasuk
dalam kelas ini adalah koridor yang menghubungkan ruang ganti dengan area
produksi, area staging bahan kemas dan ruang kemas sekunder. Setiap
karyawan wajib mengenakan sepatu dan pakaian black area (dengan penutup

kepala).

c. Grey Area

Area ini disebut juga area kelas D. Ruangan ataupun area yang masuk
dalam kelas ini adalah ruang produksi produk non steril, ruang pengemasan
primer, ruang timbang, laboratorium
mikrobiologi(ruang preparasi, ruang uji potensi dan inkubasi),ruang sampling d
igudang. Setiap karyawan yang masuk ke area ini wajib mengenakan
gowning (pakaian dan sepatu grey). Antara black area dan grey areadibatasi

ruang ganti pakaian grey dan airlock.

d. White Area

Area ini disebut juga area kelas C, B dan A (dibawah LAF). Ruangan yang
masuk dalam area ini adalah ruangan yang
digunakanuntuk penimbangan bahan baku produksi steril, ruang mixing untuk
produksi steril ,Background ruang filling, laboratorium mikrobiologi (ruang uji
sterilitas). Setiap karyawan yang akan memasuki area iniwajib mengenakan
pakaian antistatik (pakaian dan sepatu yang tidakmelepas partikel).

53
Antara grey area dan white area dipisahkan olehruang ganti pakaian white dan
airlock.
Airlock berfungsi sebagai ruang penyangga antara 2 ruang dengankelas
kebersihan yang berbeda untuk mencegah terjadinya kontaminasi dari
ruangan dengan kelas kebersihan lebih rendah keruang dengan kelas
kebersihan lebih tinggi. Berdasarkan CPOB, ruang diklasifikasikan menjadi kelas
A, B, C, D dan E, dimana setiap kelas memiliki persyaratan jumlah partikel,

jumlah mikroba, tekanan,kelembaban udara dan air change.

5. Produksi

 Beverage & Confectionery (Minuman & Permen): Kopi Jahe Sido Muncul, Kopi

Jahe Sido Muncul RG, Kuku Bima Kopi Jahe, Kuku Bima Kopi Ener-G, Permen

Tolak Angin, Permen Kunyit Asam, dan Permen Jahe Wangi.

 Energy Drink (Minuman Energi): Colla Mill, Kuku Bima Ener-G! Vitamin C, Kuku

Bima Ener-G Botol, dan Kuku Bima Ener-G.

 Healthy Drink (Minuman Kesehatan): Susu Jahe Sido Muncul, Sido Muncul C

1000, ESTE-EMJE, Beras Kencur, dan Premium Produk.

 Herbal Medicine (Obat Herbal): Anak Sehat, Jamu (Kuku Bima, Kuku Bima

Ginseng, Kuku Bima TL Ginseng Plus Kuda Laut, Kuku Bima TL Plus Tribulus,

Bancar Darah, Batuk, Bersalin, Cabe Puyang, Encok, Galian Delima Putih, Galian

Montok, Galian Parem, Galian Putri, Galian Sepet Wangi, Galian Singset, Gatal,

Gemuk Sehat, Hamil Muda, Hamil Tua, Jampi Usus, Jerawat, Kencing Batu,

Klingsir, Lancar Seni, Mejen, Nifas, Param Tahun, Pa’Tani, Pegal Linu, Pegal Linu

Ginseng, Pewangi Bulan, Pria Perkasa, Raga Prima, Sakit Pinggang, Resikda,

Sakit Perut, Sariawan, Sari Turas, Sariawan Usus, Sawanan, Segar Bugar, Sehat

54
Pria, Sekalor, Sehat Wanita, Selesma, Selokarang Sekalor, Sesak Napas,

Tambah Darah, Tensi/Darah Tinggi, Tujuh Angin, Ulu Hati, Wasir), Jamu

Komplit (Jamu Kuku Bima Komplit, Jamu Pegel Linu Komplit, Jamu Tolak Angin

Komplit, Jamu Komplit Sehat Wanita, Jamu Komplit Sehat Pria, Jamu Komplit

Sakit Pinggang), Tolak Angin (Tolak Angin Anak, Tolak Angin Flu, Tolak Angin

Cair, Tolak Angin Serbuk, Tolak Angin Tablet).

 Supplement & Others: Sido Muncul Herbal (Sari Kulit Manggis, Sari Daun

Pepaya, Sari Daun Sirsak, Sari Kunyit).

6. Pengawasan mutu

Pengawasan Mutu adalah bagian dari CPOTB yang berhubungan

dengan pengambilan sampel, spesifikasi dan pengujian, serta dengan

organisasi, dokumentasi dan prosedur pelulusan yang memastikan bahwa

pengujian yang diperlukan dan relevan telah dilakukan dan bahwa bahan yang

belum diluluskan tidak digunakan serta produk yang belum diluluskan tidak

dijual atau dipasok sebelum mutunya dinilai dan dinyatakan memenuhi syarat.

Setiap industri obat tradisional hendaklah mempunyai fungsi pengawasan

mutu. Fungsi ini hendaklah independen dari bagian lain. Sumber daya yang

memadai hendaklah tersedia untuk memastikan bahwa semua fungsi

Pengawasan Mutu dapat dilaksanakan secara efektif dan dapat diandalkan.

7. Distribusi

55
Beberapa produk unggulan dari PT. Sido Muncul antara lain Tolak Angin

dan Kuku Bima Ener-G . Tolak Angin kini lebih difokuskan pada segmen

menengah atas, setelah sebelumnya sukses membidik segmen bawah. Hingga

kini market share Tolak Angin di kelas obat cair mendominasi hingga 70%.

Penjualan Tolak Angin mencapai 3 juta sachet per bulan, lebih tinggi dibanding

rata-rata penjualan pada tahun 2008 sekitar 2,5 juta sachet per bualan. Variasi

Produk dari Tolak Angin sendiri antara lain adalah Tolak Angin Flu dan Permen

Tolak Angin. Diharapkan dari adanya variasi produk ini akan meningkatkan

penjualan produk unggulan dari PT. Sido Muncul ini.

8. Pengolahan limbah

Sebagai perusahaan yang bahan bakunya tanaman, PT. Sido Muncul

tidak ingin kehadirannya menghasilkan limbah yang dapat merusak alam,

sehingga berupaya untuk melestarikan aneka tanaman obat yang ada di

Indonesia. Perseroan mempunyai nilai-nilai yang terkait dengan tanggung

jawab sosial perusahaan dan sangat percaya bahwa kemajuan perusahaan juga

ditentukan oleh hal tersebut. Sebagai bentuk tanggung jawab terhadap

lngkungan, PT. SdoMuncul telah melakukan uapaya untuk menangani limbah

cair.

Untuk menangani limbah cair, di lokasi pabrik dipasang instalasi

pengolahan air limbah sehingga air limbah dapat diolah menjadi air yang bisa

digunakan untuk menyirami tanaman.

56
Sedangkan limbah padat dari buangan sisa ekstraksi akan diolah

menjadi pupuk organik, yang bisa digunakan untuk memupuk tanaman.

Dengan upaya penanganan limbah tersebut, diharapkan PT. SidoMuncul

menjadi perusahaan yang ramah lingkungan, dan lokasi seputar pabrik

menjadi asri karena tanaman tumbuh subur.

D. Lembaga farmasi direktorat angkatan darat (LAFIAD)

1. Sejarah dan perkembangan

Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad),

atau yang dahulu bernama Militaire Scheikundig Laboratorium (MSL), merupakan

lembaga yang didirikan oleh Pemerintah Belanda yang berfungsi sebagai tempat

pemeriksaan obat-obatan yang dibutuhkan oleh tentara Belanda, didirikan pada

tahun 1818 di Jakarta dan tanggal 28 Oktober 1928 pindah ke Bandung.

Pada tanggal 23 Januari 1950 dibentuk panitia pengalihan dari MSL kepada

TNI AD, pada tanggal 1 Juni 1950 dilaksanakan serah terima MSL berdasarkan

telegrafisch order No. 13579 tanggal 8 Mei 1950 dari chief generale staf van de

nederlandse strijdkratchten in Indonesia, yang menjadi dasar dalam penetapan

hari jadi Lafi Ditkesad. Selanjutnya dengan Surat Keputusan Dirkesad Nomor :

Skep/23/I/1997 tanggal 31 Januari 1997 ditetapkan tanggal 1 Juni sebagai hari jadi

Lafi Ditkesad.

Berdasarkan SK Ditkesad No. Kep/61/10/IX/1960 tanggal 13 September 1960

terhitung mulai tanggal 8 Juni 1960 LKAD dan DOAD disatukan menjadi Lembaga

57
Farmasi Angkatan Darat (Lafiad). Kemudian pada tanggal 15 Oktober 1970 Lafiad

dipisah kembali menjadi:

1. Lembaga Farmasi Angkatan Darat (LFAD), selanjutnya menjadi Lafiad dan

kemudian menjadi Lembaga Farmasi Jawatan Kesehatan Angkatan Darat (Lafi

Jankesad).

2. Depot Obat Angkatan Darat (DOAD), selanjutnya menjadi Depot Alat Peralatan

Kesehatan (Dopalkes) dan kemudian menjadi Depot Pusat Perbekalan Kesehatan

Jawatan Kesehatan Angkatan Darat (Dopusbekkes Jankesad).

Pada tahun 1985 antara Lafi Jankesad dan Dopusbekkes Jankesad disatukan

kembali menjadi Lafi Ditkesad. Terhitung mulai tanggal 30 Januari 2004 Lafi Ditkesad

dipisah kembali menjadi Lembaga Farmasi Ditkesad (Lafi Ditkesad) dan Gudang Pusat II

Ditkesad (Gupus II Ditkesad).

Pada awalnya, kegiatan produksi Lafi Ditkesad dilakukan di Jl. Gudang Utara No.

25 Bandung dengan luas tanah 6.562 m2 dan luas bangunan 3.382 m2.Namun

berdasarkan hasil evaluasi Direktur Jenderal Balai Pengawasan Obat dan Makanan

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, sarana fasilitas produksi di tempat tersebut

belum memenuhi persyaratan sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.

43/MENKES/SK/II/1988 tentang pedoman CPOB dan Surat Keputusan Dirjen POM No.

544/A/SK/XII/1989 tentang penerapan CPOB. Oleh sebab itu, pada tahun 1995

diajukanlah Rencana Induk Perbaikan (RIP) Lafi Ditkesad dengan lokasi di Jl. Gudang

Utara No. 26 Bandung dengan luas tanah 12.152 m2 dan luas bangunan 6.087,25 m2.

Gedung baru Lafi Ditkesad dirancang sesuai dengan persyaratan CPOB. Pada tanggal 28

Februari 1996, RIP tersebut mendapat persetujuan dari Dirjen POM Depkes RI.

58
Pada tahun 1997, pembangunan sarana fasilitas Lafi Ditkesad dimulai sesuai

dengan RIP (Rencana Induk Perbaikan) yang sudah disetujui Dirjen POM Depkes

untuk 21 sertifikat CPOB dengan cara bertahap.

2. Visi dan misi

Visi

Visi Lafi Ditkesad adalah menjadi satu-satunya lembaga produksi

yang mampu memenuhi kebutuhan obat bermutu bagi TNI.

Misi

Lafi Ditkesad mempunyai misi sebagai berikut :

a. Mampu memenuhi kebutuhan obat dukkes dan yankes TNI

AD.

b. Pusat litbang dan informasi obat TNI AD.

c. Mampu menjadi mitra industri farmasi lain dalam memenuhi

kebutuhan obat nasional.

3. Struktur organisasi Lafi Ditkesad

Susunan organisasi Lafi Ditkesad berdasarkan Peraturan Kasad Nomor

Perkasad/219/XII/2007, tanggal 10 Desember 2007 adalah sebagai berikut:

 Eselon Pimpinan

1. Kepala Lembaga Farmasi, disingkat Kalafi

59
Kalafi dijabat oleh seorang Perwira Menengah (Pamen) Angkatan Darat berpangkat

Kolonel Ckm. Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya bertanggung jawab

kepada Dirkesad.

2. Wakil Kepala Lembaga Farmasi, disingkat Wakalafi

Wakalafi dijabat oleh seorang Pamen Angkatan Darat, berpangkat Letnan Kolonel

Ckm, dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya bertanggung jawab langsung

kepada Kalafi.

 Eselon Pembantu Pimpinan

1. Perwira Ahli Lembaga Farmasi, disingkat Pa Ahli Lafi.

Pa Ahli Lafi dijabat oleh 3 (tiga) orang Pamen Angkatan Darat berpangkat Letnan

Kolonel Ckm. Para Ahli terdiri dari:

a. Perwira Ahli Madya Manajemen Mutu, disingkat Pa Ahli Madya Jemen

Mutu

b. Perwira Ahli Madya Teknologi Farmasi, disingkat Pa Ahli Madya Tekfi

c. Perwira Ahli Madya Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, disingkat Pa

Ahli Madya Amdal.

2. Bagian Administrasi Logistik, disingkat Kabagminlog.

Kabagminlog dijabat oleh Pamen Angkatan Darat berpangkat Letnan Kolonel

Ckm, dalam pelaksanaaan tugas kewajibannya bertanggung jawab kepada Kalafi.

Dalam melaksanakan tugasnya Kabagminlog dibantu oleh 2 (dua) Kepala Seksi yang

masing-masing

60
dijabat oleh seorang Pamen Angkatan Darat berpangkat Mayor Ckm, terdiri

dari:

a. Kepala Seksi Perencanaan Program dan Anggaran, disingkat

Kasirenprogar \

b. Kepala Seksi Pengendalian Materil, disingkat Kasidalmat.

 Eselon Pelayanan yakni Seksi Tata Usaha dan Urusan Dalam

Kepala Seksi Tata Usaha dan Urusan Dalam (Kasituud) dijabat oleh seorang Pamen

Angkatan Darat berpangkat Mayor Ckm yang dalam melaksanakan tugasnya

bertanggung jawab kepada Kalafi. Kasituud merupakan unsur pelayanan Lafi Ditkesad

yang bertanggung jawab menyelenggarakan kegiatan di bidang pengamanan,

administrasi personil, logistik, tata usaha, dan urusan dalam.

Kasituud dibantu oleh tiga kepala urusan yang masing-masing dijabat oleh dua orang

Pama Angkatan Darat berpangkat Kapten Ckm, satu orang PNS golongan III dan satu

Perwira Urusan yang dijabat oleh Pama Angkatan Darat berpangkat Letnan Ckm.

Kepala dan Perwira Urusan tersebut, yakni:

1. Kepala Urusan Administrasi Personil dan Logistik disingkat Kaurminperslog

2. Kepala Urusan Dalam disingkat Kaurdal

3. Kepala Urusan Tata Usaha disingkat Kaurtu

4. Perwira Urusan Pengamanan disingkat Paurpam

 Eselon Pelaksana

Eselon pelaksana dijabat oleh lima Kepala Instalasi (Kainstal), yaitu:

61
1. Kepala Instalasi Penelitian dan Pengembangan disingkat Kainstallitbang, dijabat

oleh seorang Pamen Angkatan Darat berpangkat Letnan Kolonel Ckm yang dalam

melaksanakan tugasnya dibantu oleh dua Kepala Seksi (Kasi) yang masing-masing

dijabat oleh Pamen Angkatan Darat berpangkat Mayor Ckm, yaitu:

a. Kepala Seksi Penelitian dan Pengembangan Produksi, disingkat Kasilitbangprod.

b. Kepala Seksi Penelitian dan Pengembangan Sistem Metoda dan Personel, disingkat

Kasilitbangsistodapers.

2. Kepala Instalasi Produksi, disingkat Kainstalprod dijabat oleh seorang Pamen

Angkatan Darat berpangkat Letnan Kolonel Ckm berkualifikasi apoteker. Dalam

pelaksanaan tugas dan kewajibannya bertanggung jawab kepada Kalafi dan dibantu

oleh empat Kepala Seksi yang masing-masing dijabat oleh Pamen Angkatan Darat

berpangkat Mayor Ckm, terdiri dari:

a. Kepala Seksi Sediaan Non Betalaktam, disingkat Kasidia Non Betalaktam

b. Kepala Seksi Sediaan Betalaktam, disingkat Kasidia Betalaktam

c. Kepala Seksi Sediaan Sefalosporin, disingkat Kasidia Sefalosporin

d. Kepala Seksi Kemas, disingkat Kasikemas

3. Kepala Instalasi Pengawasan Mutu, disingkat Kainstalwastu dijabat oleh seorang

Pamen Angkatan Darat berpangkat Letnan Kolonel Ckm berkualifikasi apoteker.

Kainstalwastu dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh dua Kepala Seksi yang

62
masing-masing dijabat oleh Pamen Angkatan Darat berpangkat Mayor Ckm, terdiri

dari:

a. Kepala Seksi Pengujian Kimia, Fisika, dan Mikrobiologi disingkat Kasiuji Kifis dan

Mikro.

b. Kepala Seksi inspeksi, disingkat Kasiinspek.

Kainstalwastu dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya bertanggung jawab kepada

Kalafi.

4. Kepala Instalasi Pemeliharaan dan Sistem Penunjang, disingkat Kainstalhar &

Sisjang dijabat oleh Pamen Angkatan Darat berpangkat Mayor Ckm. Kainstalhar &

Sisjang dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh dua Kepala Urusan yang masing-

masing dijabat oleh Pamen Angkatan Darat berpangkat Kapten Ckm, terdiri dari:

a. Kepala Urusan Pemeliharaan, disingkat Kaurhar

b. Kepala Urusan Sistem penunjang, disingkat Kaursisjang

Kainstalhar & Sisjang dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya bertanggung

jawab kepada Kalafi.

5. Kepala Instalasi Simpan, disingkat Kainstalsimpan dijabat oleh Pamen Angkatan

Darat berpangkat Mayor Ckm. Kainstalsimpan dalam melaksanakan tugasnya dibantu

oleh satu Kepala Urusan yang dijabat oleh Pama Angkatan Darat berpangkat Kapten

Ckm dan satu Perwira Urusan yang dijabat oleh Pama Angkatan Darat berpangkat

Letnan Ckm, terdiri dari:

a. Kepala Urusan Penyimpanan Material Produksi, disingkat Kaursimpanmatprod.

63
b. Perwira Urusan Penyimpanan Obat Jadi, disingkat Paursimpan Obat Jadi.

Kainstalsimpan dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya bertanggung

jawab kepada Kalafi, dalam melaksanakan tugas sehari-hari dikoordinasikan oleh

Wakalafi.

4. Sarana dan fasilitas produksi

pendukung (utility) yang ada di Lafi Ditkesad adalah: Pengolahan air baku

farmasi, instalasi listrik, instalasi boiler (steam), instalasi udara bertekanan, Instalasi

Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan sistem pengaturan udara (AHS).

Penanggung jawab pengolahan fasilitas utility ini adalah Kepala Instalasi

Pemeliharaan dan Sistem Penunjang (Kainstalhar & Sisjang). Fasilitas utility terdiri dari:

1. Listrik

Sumber listrik Lafi Ditkesad berasal dari PLN dengan daya sebesar 1000 kW.

Pada saat ini belum digunakan generator. Tetapi pada produksi steril

diperlukan adanya aliran listrik secara terus-menerus sehingga

dipertimbangkan untuk menggunakan generator.

2. Pengolahan Air

Air merupakan salah satu aspek kritis (vital) dalam pelaksanaan CPOB. Hal

tersebut disebabkan karena air merupakan bahan baku dalam jumlah besar,

terutama untk produk sirup, obat suntik cair, cairan infus dan lain-lain. Tujuan

dari sistem pengolahan air untuk produksi adalah menghilangkan cemaran

sesuai dengan standar kualitas air yang telah ditetapkan (priyambodo, 2007).

Kualifikasi air terdiri atas:

64
a. Grade I : Raw Water

Fungsi : Untuk Pemadam Kebakaran, menyiram tanaman dan lain- lain, contoh:

air sumur, PDAM

b. Grade II : Potable Water (PW)

Fungsi : Cuci pakaian, cuci alat non steril, pembersihan ruangan,

cuci tangan, kamar mandi.

c. Grade III : Purified Water/ Aquademineralisata

Fungsi : Cuci akhir container, produksi sirup/tablet/coating

d. Grade IV : Water for injection

Fungsi : Cuci akhir container steril, cuci vial/ampul, produksi

steril dan laboratorium

Air yang digunakan di Lafi Ditkesad yaitu sumber air bersih yang didapat dari

suplai Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang kemudian diolah menjadi air baku

farmasi melalui instalasi pengolahan air. Air baku farmasi adalah air yang telah

memenuhi syarat untuk digunakan sebagai bahan baku air untuk produksi steril

maupun nonsteril.

Pemilihan PDAM sebagai sumber air oleh Lafi Ditkesad adalah karena

banyaknya kandungan logam pada air tanah.

a. Pengolahan Air Demineralisata

Sumber air bersih berasal dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kemudian

diolah menjadi air baku farmasi melalui instalasi pengolahan air.

65
Air yang berasal dari PDAM terlebih dahulu ditampung pada tangki yang tertanam di

dalam tanah (ground tank) kemudian dialirkan melalui pipa ke dalam suatu alat

filtrasi. Air yang diolah menjadi air demineralisata mengalami beberapa tahap:

1) Saringan Pasir (sand filter)

Menyaring secara fisik menggunakan pasir silika dan berfungsi untuk mengikat

partikel-partikel yang terbawa oleh air selama pengolahan air di PDAM.

2) Saringan Karbon (carbon filter)

Saringan karbon berfungsi untuk menyerap bau, rasa, warna, kontaminan

organik dan unsur klor yang ditambahkan pada pengolahan air di PDAM.

3) Resin Kation

Resin kation berfungsi untuk menghilangkan ion-ion positif pada air dan

kemudian akan digantikan dengan ion hidrogen.

4) Resin Anion

Resin anion berfungsi untuk menghilangkan ion-ion negatif dan ditukar

dengan ion hidroksida, sehingga menghasilkan air dengan kandungan Total Dissolved

Solid (TDS) kurang dari 8 ppm dan silika kurang dari 0,1 ppm. Setelah mengalami

beberapa tahap pemurnian, air demineralisata ditampung dan dialirkan ke ruangan-

ruangan produksi dan laboratorium untuk digunakan.

a. Tanki penampung

Air demineralisata ditampung dalam tangki penampung untuk dialirkan ke ruangan-

ruangan produksi untuk digunakan sesuai dengan keperluan. Partikel yang lolos pada

penyaringan sebelumnya akan tertahan pada filter 0,2 μm.

66
b. Air Suling

Instalasi air suling merupakan kelanjutan dari instalasi air demineralisata yang

dihubungkan dengan alat pemroses aquadest, dengan alat ini dihasilkan air suling.

3. Boiller (Steam)

Proses pemanasan pada produksi Lafi Ditkesad digunakan uap panas yang

berasal dari steam atau boiller. Penggunaan uap panas lebih dipilih daripada

penggunaan api untuk pemanasan. Hal ini dipertimbangkan karena banyaknya

penggunaan pelarut organik yang mudah menguap dan terbakar, dengan

penggunaan uap panas resiko bahaya kebakaran lebih kecil.

Air baku untuk menghasilkan uap panas adalah aqua demineralisata yang

diberi tekanan melalui pompa air masuk ke filter kemudian ditampung di dalam

tangki stainless steel untuk mensuplai steam. Air dipanaskan melalui boiler hingga

menjadi uap. Alat ini bekerja secara semi otomatik dengan alat-alat pengaman yang

lengkap. Udara panas yang dihasilkan dialirkan melalui pipa ke ruang-ruang produksi

yang membutuhkannya.

4. Udara Bertekanan

Udara bertekanan diperoleh dengan menggunakan alat kompresor yang

bekerja secara otomatis dengan alat pressure switch. Kompresor juga dilengkapi

dengan air dryer, main line filter, mist separator dan micro mist separator. Instalasi

kompresor ini digunakan hanya pada peralatan yang memerlukan udara bertekanan

seperti mesin stripping (udara bertekanan digunakan untuk menggerakkan pisau

pemotong strip).

67
5. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

Limbah dari industri farmasi harus diolah sedemikian rupa sehingga memenuhi

persyaratan yang telah ditetapkan agar tidak mencemari lingkungan di sekitar industri

tersebut. Limbah Lafi Ditkesad berasal dari proses produksi dan proses pengujian

yang terbagi atas limbah padat dan limbah cair.

Pada produksi obat Non Betalaktam, pengolahan limbah padat dilakukan dengan

menggunakan dust collector dimana limbah berupa debu disedot dari ruang produksi

dengan blower kemudian dikumpulkan dalam kantong penampung dan dibakar.

Khusus untuk limbah dari proses penyalutan tablet, terlebih dahulu diolah dengan air

washer. Sedangkan limbah cair produksi Non Betalaktam langsung dialirkan ke

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

Pada produksi Betalaktam, pengolahan limbah terlebih dahulu diolah melalui

air washer, dimana limbah padat (debu-debu) disedot oleh blower dari ruangan yang

berdebu seperti ruang strip, isi kapsul, cetak, coating, campur dan ruang isi sirup

kering, kemudian disemprot dengan air bertekanan 4 bar sehingga debu akan jatuh

di bak penampungan. Air dialirkan ke bak destruksi yang dilengkapi dengan dozing

pump dan pH meter. Cairan ini didestruksi untuk memecah cincin Betalaktam dengan

menggunakan larutan NaOH 0,1 N yang diteteskan secara otomatis sampai diperoleh

pH 9, kemudian dinetralkan dengan penambahan HCl. Sedangkan limbah cair

produksi obat Non Betalaktam tidak mengalami proses destruksi. Selanjutnya, limbah

hasil produksi Betalaktam dialirkan ke IPAL untuk dilakukan pengolahan lebih lanjut.

68
Pengolahan limbah pada IPAL menggunakan prinsip fisika, kimia dan

mikrobiologi. Cara fisika dilakukan dengan cara mengendapkan kotoran pada bak

sedimentasi. Cara kimia dilakukan dengan menambahkan koagulan PAC ( Poly

Alumunium Chloride) dengan kekuatan 50 kg/1000 L pada bak koagulan dan polimer

elektrolit dan poli anionik dengan kekuatan 1 kg/1000L pada bak flokulasi. Cara

mikrobiologi dilakukan pada bak aerasi dengan cara mengembangbiakkan bakteri

aerob SGP 50 di dalamnya agar dapat menghancurkan zat-zat organik. Untuk

menjaga pertumbuhan bakteri ditambahkan pupuk urea atau NPK sebagai nutrisi

untuk bakteri. Tahapan pengolahan air limbah di IPAL meliputi beberapa tahap

sebagai berikut :

a. Bak Sedimentasi Awal

Air limbah yang masuk dari produksi β-laktam (dari bak destruksi) maupun non

β-laktam dan laboratorium akan ditampung dan pengotornya diendapkan dalam bak

sedimentasi pertama. Pada bak sedimentasi pertama terjadi proses pengendapan

kembali dengan proses fisika. Air limbah dari bak ini akan mengalir ke bak ekualisasi.

b. Bak Ekualisasi

Bak penampungan air limbah yang mengalir dari bak sedimentasi awal, di bak

ini mengalami proses fisika atau pencampuran endapan air limbah. Bak equalisasi

dipasang dua alat:

- Pump/pompa

69
Berfungsi untuk mengendalikan fluktuasi jumlah air kotor yang tidak merata baik pada

jam kerja ataupun di luar jam kerja serta mengalirkan air limbah dari bak ekualisasi ke

bak aerasi secara otomatis.

- Pengaduk

Fungsinya untuk mengaduk bahan-bahan organik agar tidak mengendap.

c. Bak Aerasi (Aeration Tank)

Pada Bak Aerasi terjadi proses biologi. Bak ini dilengkapi dengan dua alat yaitu:

- Diffuser

Berfungsi untuk mengaduk air limbah supaya tidak ada yang mengendap

- Aerator

Berfungsi untuk memasukkan oksigen ke dalam air limbah dan juga ditanam bakteri

aerob (jenis SGP-50) yang berguna untuk dekomposisi limbah organik dengan

bantuan oksigen. Prosesnya 18-24 jam. Sebagai nutrisi berupa pupuk NPK (urea).

d. Bak Clarifier (sedimentasi kedua)

Dasar bak ini bentuknya miring ke satu arah supaya memungkinkan

pengendapan lumpur yang terbawa atau tersuspensi dalam air limbah. Air dari bak

aerasi bila diffuser tidak aktif, air akan mengalir ke dalam lubang dalam bentuk

tersuspensi. Bila diffuser aktif, pengendapan atau lumpur akan masuk kembali ke bak

aerasi.

e. Bak Koagulasi

Pada bak ini terjadi proses kimia dimana terdapat dua alat yaitu:

- Dozing pump

70
Berfungsi untuk menambahkan koagulan PAC (Poli Ammonium Clorida) yang

berfungsi untuk mengikat protein rantai panjang yang masih ada dalam air limbah.

- Pengaduk

f. Bak Flokulasi

Limbah yang berasal dari bak koagulasi mengalir ke bak flokulasi melalui pipa

besar. Pada bak flokulasi menggunakan zat kimia yaitu poli elektrolit/polimer anionik

dengan konsentrasi 25 gram polianionik dalam 50 L air (0,05%). Dengan adanya

polimer anionik, air akan mengendap dan bagian yang bening/bersih akan mengalir

ke bak kontrol melalui bidang miring dan air yang masih mengandung endapan akan

mengalir ke bak sedimentasi ketiga.

g. Bak Sedimentasi Ketiga

Bagian bawahnya berbentuk kerucut dan ditambah saringan-saringan yang

berfungsi sebagai penyaring endapan kemudian cairan ini akan masuk ke bak

penampungan cairan lalu dipompa kembali ke bak ekualisasi.

h. Bak Kontrol

Air yang terdapat dalam bak ini diperiksa kadar COD (Chemical Oxygen

Demand), BOD (Biological Oxygen Demand) dan TDS (Total Dissolve Solid) dan pH.

Jika hasilnya memenuhi syarat, maka air dapat dibuang ke saluran pembuangan air

umum. Sebagai kontrol pada bak ini dipelihara ikan bila ikannya mati berarti air

belum bebas dari pencemar sehingga harus diolah lagi.

6. Air Handling System (AHS)

71
Air Handling System (AHS) adalah sistem pengaturan udara yang berfungsi

mengkondisikan udara dalam ruangan produksi yang dilengkapi dengan sarana

pengatur suhu dan kelembaban. Parameter ini dapat mempengaruhi kualitas produk

dari industri farmasi, selain itu juga terdapat parameter lainnya antara lain air change

(pertukaran udara), tekanan udara, kontaminasi mikroba dan cemaran partikel. Tujuan

dari sistem ini adalah untuk menyediakan aliran udara kering, bersih dan dingin yang

tepat untuk tiap-tiap ruangan produksi.

Pada ruang kelas C dan D terdapat prefilter dan medium filter, sedangkan

pada ruangan kelas A selain terdapat prefilter, medium filter dan HEPA filter juga

dilengkapi dengan LAF (Laminar Air Flow). Pengendalian udara di kelas B sama

dengan pengendalian di kelas A, namun tanpa Laminar Air Flow.

Pada ruang produksi tablet dan sirup kering tekanan udara ruangan akan lebih

negatif dari tekanan udara pada koridor. Sebaliknya, untuk ruang produksi sirup cair

tekanan udara di ruang produksi akan lebih positif dibandingkan koridor hal ini

dimaksudkan untuk mencegah kontaminasi, karena aliran udara bergerak dari

tekanan yang tinggi ke yang lebih rendah. Pada ruang produksi Betalaktam, tekanan

udara di dalam ruang produksi harus lebih rendah daripada koridor supaya tidak

terjadi pencemaran partikel Betalaktam ke daerah koridor yang dilewati personil.

Pengumpul debu (dust collector) adalah suatu pembersih yang bekerja dengan

cara menghisap debu-debu yang terdapat pada ruang-ruang produksi. Untuk wet

dust collector (air washer) dilakukan pencampuran aliran udara yang berdebu dengan

air (Roto Klon). Hasil olahan air washer tersebut selanjutnya dibawa ke IPAL untuk

72
diolah lebih lanjut, khusus untuk hasil olahan air washer dari produksi Betalaktam

terlebih dahulu melewati destruktor.

Berikut komponen dari Air Handling System (AHS) :

a. Cooling Coil

Berfingsi untuk mengontrol suhu dan kelembaban udara yang akan

didistribusikan ke ruangan produksi. Hal ini dimaksudkan agar dapat dihasilkan

output udara, sesuai dengan spesifikasi ruangan yang telah ditetapkan.

b. Static Pressure Fan (blower)

Merupakan bagian dari AHU yang berfungsi untuk menggerakkan udara

disepanjang sistem distribusi yang terhubung dengannya

c. Filter

Filter berfungsi untuk mengendalikan dan mengontrol jumlah partikal dan

mikroorganisme (partikel asing) yang mengkontaminasi udara yang masuk ke dalam

ruang produksi. Filter biasanya ditempatkan di dalam rumah filter (filter house) yang

di desain sedemikian rupa agar mudah untuk dibersihkan atau diganti. Filter yang

digunakan untuk AHU dibagi menjadi beberapa tipe yaitu pre- filter (efisiensi

penyaringan 35%), medium filter (efisiensi penyaringan 95%) dan HEPA (High Efficiency

Particulat Air) (efisiensi 99,997).

d. Ducting

Secara umum, ducting merupakan sebuah sistem saluran udara tertutup yang

meghubungkan blower dengan ruangan produksi yang terdiri dari udara masuk

73
(ducting supply) dan saluran udara yang keluar dari ruangan produksi dan masuk

kembali ke AHU (ducting return).

e. Dumper

Berfungsi untuk mengatur jumlah udara yang dipindahkan ke dalam ruangan

produksi.

Cara Kerja AHS, sistem tata udara secara umum dapat dijelaskan secara singkat

yaitu suplai udara dalam sistem tata udara berasal dari udara luar (udara terbuka)

dikenal istilah fresh air. Volume fresh air yang masuk ke sistem ditentukan oleh

volume damper yang telah terpasang. Udara tersebut disaring pada saringan pertama

/ pre filter yang mampu menangkap partikel yang berukuran ≥ 1 μm. Udara tersebut

akan disaring kembali untuk yang kedua kalinya oleh medium filter yang mampu

menangkap partikel yang berukuran ≥ 0.5 μm. Selanjutnya oleh Cooling Coil udara

tersebut diatur suhunya sesuai dengan yang dikehendaki. Tahap selanjutnya udara

akan melewati Heating Coil yang berfungsi untuk mengatur kelembaban sesuai

dengan yang dikehendaki. Udara yang sudah terkondisi tersebut akan dihembuskan

oleh fan coil ke kelas C dan D. Fan Coil berfungsi sebagai pengatur jumlah sirkulasi

udara (air change) yang dalam kerjanya dikombinasikan dengan sistem damper. Udara

bersih yang dihembuskan ke kelas D 100 % berasal dari fresh air yang diproses. Suplai

udara untuk ruang kelas A dan B merupakan udara recycle yang bersirkulasi terus

menerus melalui filter-filter yang digunakan.

Untuk mencukupi suplai oksigen di kelas A dan B, dimasukkan udara segar melalui

damper yang dapat mencukupi suplai oksigen ± 20%. Sistem ini dibuat dengan proses

74
pengolahan seperti aliran udara untuk kelas D kemudian langsung disalurkan melewati

HEPA filter ke kelas A dan B.

5. Produksi

Proses produksi dimulai dari penimbangan bahan baku dan penyiapan bahan

kemas yang akan digunakan dan dikeluarkan dari Instal simpan berdasarkan catatan

pengolahan bets dan catatan pengemasan bets untuk setiap produk. Barang yang

telah dikeluarkan dari Instalsimpan selanjutnya memasuki tahap pengolahan pada

masing-masing seksi produksi, yaitu seksi sediaan Non Betalaktam, seksi sediaan

Betalaktam, dan seksi sediaan Sefalosporin

A. Seksi Sediaan Non Betalaktam

Seksi sediaan Non Betalaktam dikepalai oleh seorang kepala seksi (Apoteker)

yang bertanggung jawab kepada Kainstalprod. Pada seksi ini dilakukan kegiatan

produksi sediaan tablet, kapsul, sirop, cairan obat luar. Kegiatan pada seksi ini

meliputi penimbangan, pencampuran, pengeringan, granulasi, pencetakan,

penyalutan dan stripping. Hasil dari seksi ini kemudian dikirim ke seksi kemas untuk

dikemas.

1) Sediaan Tablet

Ruang produksi tablet terdiri dari ruang staging, ruang mucilago, ruang campur,

ruang granulator, ruang FBD (Fluid Bed Dryer), ruang oven, ruang pengayakan, ruang

cetak, ruang IPC, ruang penyalutan, ruang stripping, ruang produk antara, ruang

produk ruah, ruang cuci alat, ruang simpan alat, dan ruang pengering. Ruangan –

75
ruangan ini dilengkapi dengan lampu penerangan yang memadai, HVAC dengan

penghisap debu, dan lapisan epoksi pada dinding dan lantai.

Metoda pembuatan tablet yang umum digunakan adalah metoda granulasi basah.

Tablet yang diproduksi adalah tablet biasa, tablet kunyah, tablet dan tablet salut film.

Proses pembuatan tablet di Lafi Ditkesad sebagian besar menggunakan metoda

granulasi basah dan metoda cetak langsung.

- Proses produksi tablet dengan metoda granulasi basah terdiri dari tahapan

sebagai berikut :

a. Penimbangan bahan baku

Penimbangan bahan baku antara lain penimbangan bahan aktif, bahan

pengisi, bahan pelincir, dilakukan di ruang kelas E dan dilaksanakan oleh

personil dari Instalsimpan.

b. Pencampuran bahan berkhasiat dengan fase dalam Setelah semua bahan

ditimbang, dilakukan proses pencampuran hingga homogen.

c. Granulasi basah

Setelah pencampuran dilakukan proses granulasi, dimana bahan adonan

dicampur dengan bahan pengikat. Adonan basah dikeringkan sampai

setengah kering dengan oven pengering kemudian dapat dilewatkan pada

mesh dengan ukuran tertentu sesuai ukuran tablet yang akan dibuat.

d. Pengeringan

Granul setengah kering kemudian dikeringkan kembali dengan oven

pengering sehingga akan menghasilkan granul kering.

76
e. Pengayakan

Granul kering dilewatkan pada mesh sesuai ukuran tablet yang akan dibuat.

f. Pengawasan mutu (In process control)

Sebelum dilakukan pencampuran, terlebih dahulu ditentukan kadar airnya.

g. Pencampuran/massa cetak

Granul kering kemudian dicampur dengan fase luar, yakni dengan

penambahan bahan pelincir dan bahan penghancur luar.

h. Pengawasan mutu (In process control)

Sebelum proses pencetakan, dilakukan pemeriksaan homogenitas dan kadar

zat aktif.

i. Pencetakan

Campuran ini kemudian dicetak menjadi tablet.

j. Pengawasan mutu (In process control)

Sebelum dikemas primer, dilakukan pemeriksaan keseragaman bobot, tebal,

diameter, kekerasan, kerapuhan, waktu hancur, kadar zat aktif dan disolusi

untuk tablet tertentu.

k. Penyalutan

Jika tablet memerlukan penyalutan, maka dapat dilakukan penyalutan.

l. Penyetripan

Setelah tablet selesai dicetak atau disalut (untuk tablet salut) maka dilakukan

proses pengemasan primer yakni penyetripan (stripping).

m. Pengawasan mutu (In process control)

77
Pada hasil penyetripan dilakukan uji mutu (IPC) meliputi tes kebocoran strip.

Tablet yang telah lulus uji mutu siap dikemas sekunder (pengepakan) dan obat

jadi dikirim ke Instalasi Simpan.

- Produksi tablet dengan metoda cetak langsung adalah sebagai berikut:

a. Penimbangan bahan baku

Penimbangan bahan baku antara lain penimbangan bahan aktif, bahan

pengisi, bahan pelincir, dilakukan di ruang kelas E dan dilaksanakan oleh

personil dari Instalasi Simpan.

b. Pengayakan

Beberapa bahan baku dilewatkan pada ayakan dengan ukuran mesh tertentu.

Dalam proses pencetakan langsung sifat alir dan kompresibilitas bahan awal

sangat menentukan tablet yang dihasilkan.

c. Pencampuran

Bahan aktif dan bahan tambahan dicampur homogen menggunakan mixer.

d. Pengawasan mutu (In Process Control)

Sebelum proses pencetakan, dilakukan pemeriksaan homogenitas kadar zat

aktif.

e. Pencetakan

Bahan campuran kemudian dicetak menjadi tablet.

f. Pengawasan mutu (In Process Control)

78
Sebelum dikemas primer, dilakukan pemeriksaan keseragaman bobot, tebal,

diameter, kekerasan, kerapuhan, waktu hancur, kadar zat aktif dan uji disolusi

untuk tablet tertentu.

g. Penyetripan

Setelah tablet selesai dicetak atau disalut (untuk tablet salut) maka dilakukan

proses pengemasan primer yakni penyetripan (stripping). Pengawasan mutu

(In Process Control)

h. Pada hasil penyetripan dilakukan uji mutu (IPC) meliputi tes kebocoran strip.

Tablet yang telah lulus uji mutu siap dikemas sekunder (pengepakan) dan

dikirim ke Instalasi Simpan.

2) Sediaan Kapsul

Ruang produksi kapsul terdiri dari ruang pencampuran, ruang pengisian dan

polishing, serta ruang stripping. Peralatan yang digunakan untuk pembuatan kapsul

diantaranya adalah mesin pencampur, mesin pengisi kapsul, mesin polishing dan

mesin strip. Proses produksi kapsul terdiri dari tahapan sebagai berikut:

a. Penimbangan bahan baku

Penimbangan bahan baku antara lain penimbangan bahan aktif, bahan

pengisi, bahan pelincir. Penimbangan Penimbangan bahan baku dilakukan di

ruang kelas E umum dan ditimbang oleh personil Instalsimpan.

b. Pencampuran

Semua bahan yang telah ditimbang kemudian dicampur hingga homogen.

Bahan yang diisikan ke dalam cangkang kapsul ada yang harus digranulasi

79
terlebih dahulu untuk memperbaiki sifat alirnya sedangkan untuk bahan yang

tidak digranulasi dapat langsung diisikan ke dalam cangkang kapsul.

c. Pengawasan mutu dan In Process Control

Sebelum diisikan ke dalam cangkang kapsul, dilakukan pemeriksaan

homogenitas kadar zat aktif.

d. Pengisian kapsul

Setelah massa kapsul diluluskan oleh Instalwastu maka massa kapsul diisikan ke

dalam cangkang kapsul. Selama pengisian, dilakukan uji mutu (IPC) terhadap

keseragaman bobot.

e. Polishing

Sebelum kapsul distrip, kapsul dipolishing terlebih dahulu untuk

menghilangkan debu-debu yang menempel pada bagian luar cangkang

kapsul.

f. Pengawasan mutu dan In Process Control

Sebelum kapsul distrip dilakukan uji mutu (IPC) yang meliputi kadar zat aktif,

keseragaman bobot dan waktu hancur.

g. Penyetripan

Setelah dipolishing maka kapsul siap distrip dengan cara yang sama seperti

pada proses stripping tablet.

h. Pengawasan mutu dan In Process Control

80
Pada hasil penyetripan dilakukan uji mutu (IPC) meliputi tes kebocoran

strip.Kapsul yang telah lulus uji mutu siap dikemas dan dikirim ke Instalasi

Simpan.

i. Sediaan Sirup

Ruang produksi sirup terdiri dari ruang pencampuran dan ruang pengisian.

Peralatan yang digunakan antara lain mixer, colloid mill, tangki pemanas

(double jacket), filter, drum stainless, mesin pengisi sirup, penutup botol dan

pemasangan etiket yang merupakan satu rangkaian (In Line Process). Proses

pembuatan sirup diawali dengan :

j. Penimbangan bahan baku dilakukan di ruang kelas E dan yang

melaksanakannya adalah personil dari Instalsimpan.

k. Pembuatan larutan gula pekat (Syrupus Simplex). Pembuatan larutan gula

pekat dilakukan pada tangki pemanas (double jacket). Pemanasan

menggunakan uap air yang dihasilkan oleh ketel uap (Steam Boiller).

l. Pencampuran

Zat aktif dan zat tambahan lain (zat pewarna dan pengawet) yang telah

ditimbang masing-masing dilarutkan dalam pelarut yang sesuai sampai larut

sempurna, kemudian dicampur dengan larutan gula pekat. Essence dapat

ditambahkan jika diperlukan dan volume ditambahkan sampai tanda batas

yang telah ditentukan.

m. Pengawasan mutu dan In Process Control

81
Pada saat pencampuran dilakukan uji mutu (IPC) terhadap homogenitas, kadar

zat aktif, pH larutan dan bobot jenis.

n. Pengisian, penutupan dan labelling

Setelah lulus uji mutu dilakukan pengisian, penutupan dan pemberian etiket

atau label dilakukan dengan mesin ban berjalan yang bekerja secara

semiotomatis. Pada proses ini dilakukan kontrol setiap 15 menit terhadap

keseragaman volume, hasil penutupan dan pemasangan label.

o. Pengawasan mutu dan In Process Control

Pada produk yang telah dikemas dilakukan pengambilan sampel untuk

dilakukan pemeriksaan mutu meliputi keseragaman isi/volume, kadar zat aktif,

pH larutan dan bobot jenis. Setelah lulus uji mutu dilakukan pengemasan

sekunder (pengepakan) dan kemudian diserahkan ke Instalasi Simpan.

B. Seksi Sediaan Betalaktam

Seksi sediaan Betalaktam dikepalai oleh seorang Apoteker. Proses produksi

Betalaktam dilakukan di gedung yang terpisah dengan produksi Non

Betalaktam untuk menghindari terjadinya kontaminasi silang. Gedung produksi

Betalaktam telah dilengkapi dengan sistem pengaturan udara (Air Handling

System), air washer, air shower, dan ruang penyangga. Lantai, dinding dan

langit-langit dilapisi oleh bahan epoksi untuk memudahkan pembersihan.

Pembagian ruangan berdasarkan tingkat kebersihan juga telah dilakukan, yaitu

ruang kelas E, F dan G.

82
Sistem pengaturan udara (AHS atau AHU) di ruang produksi produk steril

injeksi terpisah dari AHS atau AHU untuk sediaan produksi peroral. Tekanan

udara di ruangan dengan tingkat kebersihan lebih tinggi (ruang produksi steril)

memiliki tekanan udara lebih positif dari ruang dengan tingkat kebersihan yang

lebih rendah.

C. Seksi Sefalosporin

Produksi Sefalosporin belum dimulai karena bangunan produksi

untuk sefalosporin belum siap untuk melaksanakan kegiatan produksi.

D. Seksi Kemas

Kasi kemas Lafi Ditkesad dijabat seorang apoteker yang bertanggung

jawab kepada Kepala Instalasi Produksi. Pengemasan dilakukan pada produk

ruahan tablet, kapsul, sirup dan salep. Pengemasan tablet dan kapsul dilakukan

setelah proses stripping, menggunakan bahan pengemas polycellonium. Tablet

yang sudah distrip, dipilih yang baik kemudian dimasukkan ke dalam sak

plastik dilengkapi dengan brosur lalu diseal, setiap sak plastik berisi 25 strip,

tiap-tiap strip berisi 10 tablet. Hasil seal kemudian dimasukkan ke dalam dus

yang dilengkapi dengan slip pak dimana setiap dus isinya berbeda sesuai

dengan ukuran diameter tablet. Untuk tablet dengan diameter 6,5-7,5 mm,

setiap dus berisi 50 sak plastik. Untuk tablet dengan diameter 10-13 mm, setiap

dus berisi 30 sak plastik. Untuk kaplet setiap dus berisi 20 sak plastik.

Untuk sediaan kapsul, setelah kapsul distrip, dipilih yang baik kemudian

dimasukkan ke dalam sak plastik dilengkapi dengan brosur lalu diseal. Hasil

83
seal kemudian dimasukkan ke dalam dus yang dilengkapi dengan slip pak

dimana tiap dus berisi 20 sak plastik, setiap sak plastik berisi 25 strip dan setiap

strip berisi 10 kapsul.

Untuk sirup dipak ke dalam dus. Tiap dus berisi 25 botol dilengkapi

dengan brosur, sendok takar dan slip pak. Pengemasan cairan obat luar,

pengemasan menggunakan dus, dimana tiap dus berisi 36 botol untuk botol

bervolume 60 ml, dan 10 botol untuk bervolume 1 Bila pengemasan selesai,

dilakukan pemeriksaan QC oleh Instalwastu. Setelah diperiksa oleh Instalwastu,

hasil pengemasan diberi label “Diluluskan” kemudian seksi kemas membuat

laporan administrasi yang terdiri dari laporan bulanan untuk dilaporkan ke

KaLafi dan bukti penyerahan obat ke Instalsimpan, selanjutnya obat dikirim ke

Instalasi Simpan.

 BERIKUT INI MERUPAKAN OBAT-OBATAN YANG DIPRODUKSI Lembaga

Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFIAD)

SEDIAAN TABLET

SEDIAAN KOMPOSISI

Buscofiad Hyoscine-N-butylbromide 10 mg

Clofenad Natrium Diklofenak 25 mg, 50 mg

Dexad / Dexamethasone Dexamethason 0,5 mg 0,75 mg

Dextro 5 Dextromethorhan HBr 15 mg

Fimol Parasetamol 500 mg

84
Ifenad -

Imodiad Loperamid Hcl 2 mg

Lafihistin Interhistin50 mg

Lafitens

Metron Metronidazole 250 mg, 500 mg

Neo lafimag

Neo diare Kaolin 550 mg, pectin 20 mg

Neo stop flu

Neurolagad Methampyrone 500 mg, Thiamine HCl 50

mg, Pyridoxine HCl 10 mg,

Cyanocobalami10 mg, Trimethyxanthine

50 mg.

Neurobiad Vitamin B1 (Thiamine Mononitrate) 100

mg. Vitamin 6 (Pyridoxol Hydrocholride)

100 mg,Vitamin 12 5000 mg.

Solvonad

Sultrim

SEDIAAN KAPLET

SEDIAAN KOMPOSISI

Amox 500 mg Amoxicillin 500 mg

Ampi 500 mg Ampicillin 500 mg

85
Floxad 500 mg Ciprofloxacin 500 mg

Ponstan Asam mefenamat 500 mg

Yudhavit

SEDIAAN KAPSUL

1. Sangobiad

Komposisi : Besi glukomat 250 mg, Mangan sulfat 0,2 mg, Tembaga

sulfat 0,2 mg, Vitamin C 50 mg, Asam folat 1 mg, Vitamin B12

dengan faktor intrisik 7,5 mg, sorbitol 25 mg/kap.

2. Thiamfi 250 mg

Komposisi : Thiamfenicol 250 mg

OBAT TETES MATA

1. Lafodine sol 10% 60 ml

2. Lafodine sol 10% 1000 ml

SEDIAAN SIRUP

1. Amox 125 mg/ 5 ml

Komposisi : Amoksisilina trihidrat setara dengan amoksisilin anhidrat 125 mg

2. Ampi 125 mg/ 5 ml

Komposisi : Ampicillin trihydrate

3. Lafodil DMP

Komposisi : Dextromethorphan HBr 10 mg, diphenhydramin HCl 12,5 mg,

ammon Cl 100 mg, Na citrate 50 mg, menthol 1 mg.

86
4. Sultrim

6. Pengawasan mutu

Ada beberapa komponen penunjang dalam proses pengendalian mutu

diantaranya adalah :

 Pengawasan Mutu

Pengawasan mutu adalah kegiatan untuk memastikan apakah kebijakan dalam

hal mutu (standar) dapat tercermi dalam hasil akhir dengan kata lain pengawasan

mutu merupakan usaha untuk mempertahankan atau kwalitas dari arang

yangdihasilkan, agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan

berdasarkan kebijaksanaan perusahaan. Dengan demikian dalam hal pengawasan

mutu semua produk harus diawasi dengan standar dengan penyimpangan yang

terjadi harus dicatat serta dianalisis agar dpat digunakan untuk tidakan-tindakan

perbaikan pada masa yang akan datang.

Setiap Industri Farmasi hendaklah mempunyai fungsi pengawasan mutu,

pengawasan mutu adalah agian dari CPOB yang berhubungan dengan pengambilan

sampel, spesifikasi dengan pengujian, serta dengan organisasi, dokumentasi dan

prosedur, pelulusannya memastikan bahwa pengujian yang diperlukan da relefan

telah dilakukan dan bahwa bahan yang belum diluluskan tidak digunakan serta

produk yang belum diluluskan tidak dijual atau dipasok sebelum mutunya dinilai dan

dinyatakan memenuhi syarat. Pengkajian mutu produk secara berkala hendaklah

dilakukan terhadap semua obat terdaftar, termasuk produk ekspor dengan tujuan

87
untuk membuktikan konsistensi proses, kesesuaian dari spesifikasi bahan awal, bahan

pengemas dan obat jadi untuk melihat trend dan mengidentifikasi perbaikan yang

diperlukan untuk produk dan proses.

 Personalia

Jumlah personil pada tiap tingkatan harus memadai dan memiliki

pengetahuan, keterampilan serta kemampuan sesuai dengan tugasnya. Personil juga

harus memilki kesehatan mental dan fisik, sehingga mampu menyelesaikan tugasnya

secara profesional, memiliki sifat dan kesadaran yang tinggi untuk mewujudkan CPOB.

Aspek personalia meliputi organisasi, kualifikasi, tanggung jawab dan pelatihan.

 Bangunan Dan Fasilitas

Bangunan untuk pembuatan obat hendaklah memiliki ukuran dan rancang

bangun kontruksi serta letak yang memadai agar memudahkan dalam pelaksanaan

kerja, pembersihan dan pemeliharaan yang baik. Tiap sarana kerja hendaklah

memadai sehingga setiap resiko terjadinya kekeliruan, pencemaran silang dan

berbagai kesalahan lain yang dapat menurunkan mutu obat dapat dihindarkan

 Peralatan

Peralatan yang dipergunakan dalam pembuatan obat hendaklah memiliki

rancang bangun dan kontruksi yang tepat, ukuran yang memadai serta

ditempatkan dengan tepat, sehingga mutu yang dirancang bagi tiap produk obat

88
terjamin secara seragam dari bets ke batch serta untuk memudahkan

pembersihan dan perawatannya.

 Sanitasi dan Higiene

Tingkat sanitasi dan higiene yang tinggi hendaklah diterapkan pada setiap

aspek pembuatan obat. Ruang lingkup sanitasi dan hygiene meliputi personalia,

bangunan, peralatan dan perlengkapan, bahan produksi serta wadahnya dan setiap

hal yang dapat menjadi sumber pencemaran produk.

Pengawasan mutu (In Process Control)

Pada hasil penyetripan dilakukan uji mutu (IPC) meliputi tes kebocoran strip. Tablet

yang telah lulus uji mutu siap dikemas sekunder (pengepakan) dan dikirim ke Instalasi

Simpan.

7. distribusi

Distribusi di LAFI AD untuk sementara hanya di distribusikan di LEMDIK TNI

saja.

8. Pengolahan limbah

a. Sumber limbah

- Limbah padat, Terdiri dari Limbah :

1) Obat kadaluarsa

89
2) Kegiatan produksi meliputi debu bahan formulasi yang terkumpul

dari Dust Collector dan Vaccum Cleaner, bekas kemasan bahan baku,

pembantu dan kemasan yang rusak

3) Kegiatan laboratorium meliputi sampah medis agar dan sampel

kadaluarsa

4) Kegiatan kantin karyawan berupa kotoran atau sampah dapur

5) Kegiatan administrasi perkantoran berupa arsip-arsip kadaluarsa

6) Sampah kebun atau halaman

- Limbah Cair, Terdiri dari limbah :

1) Kegiatan produksi meliputi pencucian mesin, alat-alat produksi,

pencucian kemasan, sanitasi kemasan, sanitasi karyawan produksi.

2) Kegiatan laboratorium meliputi pencucian alat, sanitasi

ruangan,sanitasi karyawan, limbah cair sisa pembakaran dan pelarut

bekas reagen.

3) Kegiatan sarana penunjang berupa oli bekas mesin serta solar

bekas cucian alat atau mesin yang diperbaiki

4) Kegiatan sanitasi pabrik atau kantor

- Cemaran debu atau gas, Terdiri atas limbah:

1) Kegiatan sarana penunjang berupa gas yang berasal dari sisa

pembakaran bahan bakar

90
2) Kegiatan produksi meliputi debu yang berasal dari kegiatan proses

produksi antara lain terdiri dari proses granulasi, proses massa kapsul,

proses pencetakn tablet dan proses penyalutan Buangan gas atau debu

tersebut akan menyebabkan meningkatnya kadar debu dan gas

pencemar di udara, hal ini akan mempengaruhi komponen

komponenkomponenlingkungan disekitarnya seperti manusia, binatang,

dan makhluk hidup lainnya.

b. Pengolahan Limbah

Upaya pengolahan limbah atau cemaran yang dilakukan oleh

LAFIAD . Adalah sebagai berikut :

- Limbah cair selain B-3 diolah sendiri dalam Instalasi Pembuangan Air

Limbah (IPAL)

Proses yang diperlukan dalam pengelolahan limbah cair meliputi proses fisika,

kimia,dan biologi yaitu sebagai berikut :

 Proses Fisika

Pada proses ini air limbah hanya dikenakan pada proses penyaringan saja,

yakni menyaring kotoran-kotoran kasar antara lain plastik, karet, dan

sebagainya.

 Proses Kimia

Untuk limbah betalaktam setelah melalui proses fisika dilakukan proses

pembasaan untuk memecah cincin betalaktam dengan menambahkan larutan

91
kapur sampai mencapai pH diatas 11 kemudian dilanjutkan proses

pengendapan sebelum air limbah tersebut dialirkan menuju pengolahan

limbah induk untuk diproses secara bersama-sama dengan limbah non

betalaktam. Proses selanjutnya adalah proses netralisasi dengan penambahan

air kapur sampai mencapain pH 7-8. Penambahan larutan kapur ini dengan

cara memasukkan dalam bak penampungan dan dilakukan sirkulasi terus

menerus. Pada waktu sirkulasi kran air limbah menuju bak anerob ditutup,

setelah diperkirakan air limbah di bak penampungan homogeny maka kran

menuju ke bak anerob dibuka dan diatur debitnya.

 Proses Biologi

Proses ini merupakan penghilangan kontaminan-kontaminan oleh

adanya aktivitas biologis. Pengolahan secara biologis dimaksudkan oleh

adanya aktivitas biologis. Pengolahan secara biologis dimaksud untuk

menghilangkan zat-zat organik biodegradable (mudah terurai secara biologi).

Prinsip dari pengolahan dari biologi ini adalah penguraian zat organik oleh

mikroorganisme baik oleh bakteri anaerobik maupun bakteri aerobik. Sebagai

nutrien dipakai pupuk NPK. Dalam proses biologi dibagi menjadi 2 yaitu :

proses aerob dan anaerob.

 Proses Aerob

Overflow air limbah yang berasal dari proses anaerob akan mengalir ke dalam

bak aerob, sehingga zat organik yang masih ada diuraikan kembali oleh bakteri

aerobik. Sebagai nutrisi ditambahkan pupuk NPK secara kontinu sesuai dengan

92
kebutuhan. Proses aerobic dilakukan pada bak terbuka dengan kedalaman

kurang dari 3 m yang dilengkapi dengan aerator tipe injection, dengan lumpur

aktif sebanyak kurang dari 20 % dari volume limbah dan proses berlangsung

secara kontinu.

 Proses anaerob

Air limbah setelah dinetralkan kemudian dipompakan ke bak anaerobik, dalam

proses ini melibatkan bakteri anaerob untuk menguraikan zat-zat organik yang

tekandung dalam air limbah tersebut menjadi zat0zat yang sederhana. Proses

anaerobik dilakukan pada bak tertutup dengan kedalam >3m dan berjalan

secara kontinu. Sebagai nutrisi ditambahkan pupuk NPK secara kontinu sesuai

kebutuhan.

d. Proses Pengendapan

Proses ini bertujuan untuk mengendapkan partikel- partikel yang

berasal dari proses aerobik. Endapan yang terbentuk dipompakan ke dalam

bak aerasi yang bertujuan untuk mempertahankan jumlah lumpur yang ada,

sedangkan beningan dialirkan ke bak biokontrol yang berfungsi sebagai

pemantau sebelum air limbah tersebut dibuang ke badan air.

e. Bak Biokontrol

Bak ini berfungsi sebagai pemantau sebelum air limbah tersebut

digunakan untuk menyiram tanaman dengan memelihara ikan mas sebagai

93
indikator. Air yang mengalir ke dalam bak biokontrol, diperiksa secara rutin

dua kali seminggu sesuai SK GUB. KDKI NO 582/1995 parameter yang diperiksa

antara lain kendungan Chemical Oxygen Demand (COD), Biological Oxygen

Demand (BOD), Total Solid Suspensi (TSS), pH, phenol dan zat organik

(KmnO4).

E. PT. VICTORIA CARE (HERBORIST)

1. Sejarah dan perkembangan

PT. Victoria care indonesia saat ini telah menjadi mitra kerja

terpercaya bagi banyak perusahaan ritel besar di tanah air. Kepercayaan yang telah di

raih ini tak lain karena PT. Victoria Care Indonesia senantiasa inovatif dan selalu

menjaga mutu produknya. Perusahaan lokal bertaraf internasional ini berhasil

menempatkan diri pada posisi terbaik sebagai produsen kosmetik, perlengkapan

toilet, dan perawatan kesehatan. Selain itu, produknya juga aman dipakai serta cocok

untuk kebutuhan dan kulit wanita asia. Khususnya Indonesia .

Secret Garden Villa berada di daerah dataran tinggi di atas lahan sekitar 3,7 hektar

dengan pemandangan alam pegunungan dengan udara sejuk, memiliki bangunan

dengan arsitektur yang unik dengan design kontemporer yaitu design modern

dipadukan dengan tradisional Bali. Saat anda berada di destinasi wisata ini, anda bisa

menjelajahi tiap ruang yang disediakan dengan ciri khasnya masing – masing.

94
Secret Garden Village memiliki bangunan mewah dan megah yang berlantai 2

dirancang oleh Andra Martin seorang arsitektur ternama. Di sini anda bisa menikmati

berbagai aktivitas dan produk unggulan yang dimiliki Secret Garden Villa.

Saat memasuki area Secret Garden Village, anda akan disambut pemandu tempat

ini untuk memulai dan mengantar dalam tour edukasi ini.Aktivitas pertama yaitu anda

akan mengunjungi Beauty Heritage Museum yang menjadi bagi Oemah Herborist

Beauty Factory Outlet di lantai 2 yang menyuguhkan sejarah rahasia kosmetik

kecantikan Indonesia dari masa lampau hingga modern saat ini.Terdapat sekitar 20

benda yang dipamerkan yaitu peralatan antik untuk meracik jamu dan produk

kecantikan zaman dulu.

Tujuan berikutnya yaitu pabrik mini produk perawatan tubuh dan kecantikan

Oemah Herborist menyuguhkan cara pembuatan kosmetik dengan bahan alami

termasuk juga meracik jamu tradisional, anda bisa melihat proses pembuatan sampai

pengemasan produk Oemah Herborist. Pabrik mini ini adalah replika dari pabrik

Oemah Herborist yang ada di Semarang. Selanjutnya menuju beauty outlet yang

menjual semua produk Oemah Herborist yang bisa anda beli. Terdapat Fragrance Bar

yaitu tempat untuk meracil parfum dengan bahan – bahan alami.

2. Visi dan misi

95
Visi

 Memimpin proses pengembangan produk baru, dan

memastikan dikembangkan sesuai dengan kualitas standar

yang sudah ditentukan

 Memimpin program efesiensi terhadap produk yang di buat.

 Menjadi perusahaan yang unggul dalam industri kosmetik,

toileteris, dan perawatan kesehatan di indonesia

Misi

 Meningkatkan kualitas hidup dengan menyediakan

produk-produk kosmetik, tiloteries dan perawatan

kesehatan yang bermutu tinggi.

4. Sarana dan fasilitas

- Lokasi : bebas banjir, tidak berdekatan dengan sumber cemaran baik

mikroorganisme/kimia (timbunan sampah, rumah sakit, industri)

- Memiliki Rencana Induk Pembangunan (RIP) yang telah disetujui Badan

POM

- Ada pemisahan fisik (betalaktam & non-betalaktam. Juga ada fasilitas

tersendiri untuk pengolahan bahan beracun/toksik, hormon, sitostatik

dan immunosupresif

96
- Memiliki fasilitas water treatment yang dapat menjamin air yang

dihasilkan setara dengan city water serta bebas kuman patogen, lumut

& jamur

- Ukuran dan rancang bangun harus memadai serta dapat menunjang

seluruh aktivitas dan kegiatan yang ada

- Memiliki AHU yang menyaring udara sebelum dialirkan ke ruang

pengolahan (ruang kelas A, B, C, D, E)

di bagian bangunan( Memiliki fasilitas water treatment yang dapat menjamin air

yang dihasilkan setara dengan city water serta bebas kuman patogen, lumut & jamur)

dan di kedua industri ini memiliki fasilitas water treatment seperti di bagian kegiatan

kunjungan di herborist menggunakan air RU air steril yang digunakan untuk bahan

baku dan untuk minum karyawan.

5. Produksi

a. Persiapan

Sebelum masuk ke dalam ruangan produksi, karyawan diharuskan

menggunakan masker, jas laboratotium, head cap, shoes cap serta harus mencuci

tangan menggunakan sabun antibakteri untuk menghindari masuknya bakteri.

Mencuci peralatan yang akan digunakan.

Terdapat 2 lantai area industri, lantai pertama untuk proses filling, pelabelan

produk dan juga area packing serta gudang, dan lantai 2 adalah tempat produksi

skala besar. Hampir 90% proses produksi sudah otomatis menggunakan mesin, tetapi

97
tetap membutuhkan SDM sebagai operatornya. Dilantai 2 terdapat 3 ruangan utama

yaitu :

1. Ruang Mixing Produk Padat dan Cream

Produk yang di proses disini adalah sabun, handbody dan sampo. Untuk sabun dapat

menampung sampai dengan 500 kg bahan baku untuk sekali produksi, waktu yang

dibutuhkan untuk sekali produksi kurang lebih 4-6 jam kerja, sedangkan untuk cream

kapasitasnya sampai 2 ton. Dari proses mixing ini kemudian bahan setengah jadi akan

di cetak di lantai 1.

2. Ruang Produksi Produk Halal

Perusahaan ini sudah memiiki produk yang tersertifikasi halal MUI yaitu produk daun

sirih dan minyak zaitun.

3. Ruang Produksi Cair

Kapasitas produksi mesin ini hingga 2 ton dan dapat menghasilkan sampai 20.000

botol/ 10 ml .

Ruangan-ruangan yang berada dilantai 1 yaitu ruangan yang digunakanuntuk

proses memasukkan produk kedalam wadah dan labelling. Di akhir proseslabelling,

akan ada staf yang bertugas untuk mengecek kembali produk-produktersebut. Jika

ada label yang terlipat atau miring maka akan dipisahkan dandilakukan labelling

ulang. Untuk produk liquid, produk akan dikemas terlebihdahulu kemudian baru

diberi label. Sebaliknya untuk produk liquid dan semisolid,wadah akan diberi label

98
terlebih dahulu selanjutnya diisi dengan produk. Hal ini bertujuan agar tidak

terjadi tumpahnya produk liquid dan semisolid ketika proseslabelling.

Proses Packaging merupakan proses selanjutnya yang akan dilakukan diarea

packing. Sebelum produk dimasukkan dalam wadah tersier (kardus) akan adastaf

yang bertugas untuk mengecek kembali produk tersebut apakah sudah

layakdipasarkan atau belum. Jika ada kesalahan, maka produk tersebut akan

dipisahkanuntuk dibenahi terlebih dahulu. Begitu pula pada proses-proses

sebelumnya, bahwa dalam setiap akhir proses akan ada bagian QC (Quality Control)

yang akanmemeriksa produk-produk tersebut sebelum melanjutkan ke proses

selanjutnya.Hal ini bertujuan untuk meminimalkan kesalahan yang terjadi.Setelah

produk selesai diproduksi, selanjutnya produk telah siapuntuk didistribusikan,

sebelumnya produk akan disimpan terlebih dahulu digudang penyimpanan.

Ketinggian digudang penyimpanan ini mencapai 12 meter.

Produk akan ditata dengan cara diurutkan sesuai abjad untuk

mempermudah proses pengambilan. Proses pengambilan ini dengan menggunakan

metode FIFO (First in First Out) untuk mencegah adanya produk yang kadaluwarsa

karena terlalu lama berada di gudang penyimpanan.

b. Pemeriksaan akhir pada tahap produksi

- Melakukan pengecekkan setelah pengepakkan produk apakah

kesalahan dalam memasang label ( label yang miring )

- Pengecekkan dengan menggunakan metal detector

99
c. Pada tahap produk jadi

- Menimbang berat produk yang sudah siap dikirim

- Pengaturan suhu pada saat penyimpanan barang di gudang

- Transportasi yang digunakan untuk pengiriman barang

menggunakan mobil box yang tertutup agar tidak terkena sinar

matahari langsung.

1. Spesifikasi Produk

- Jenis dan Merk Produk :

NO. PRODUK NO. PRODUK

1. For Him Body Spray 16. Herborist Aromatherapy

2. For Him Edt 17. Herborist Sabun Sere

3. Ja Hwa Whitening Cream 18. Herborist Sabun Beras

4. Ja Hwa Transparent Soap 19. Herborist Sabun Soap

5. Ja Hwa Clarifying Toner 20. Herborist Message Oil

6. Ja Hwa Cleansing Milk 21. Herborist Olive Oil

7. Ja Hwa Freckle Solution 22. Six Sence K-Pop

Serum

8. Ja Hwa Two Way Cake 23. Six Sence Whitening Body

Lotion

9. Ja Hwa Acne Cream 24. Nu Face Mask

100
10. Miranda Hair Color 25. Nu Fack Facial Cotton

11. Miranda Hair Vitamin 26. Iria Goats Milk Hand &

Body Lotion

12. Victoria Body Scent 27. Hand & Body Lotion

13. Victoria Edt 28. Whitening Face Soap

14. Herborist Feminime Wash 29. Whitening Shower Cream

15. Herborist Lulur 30. 1221 Man

- Kapasitas produk

PRODUK KAPASITAS

Liquid Soap 6 juta pcs/th

Roll On 3 juta pcs/th

Lipstik 3 juta pcs/th

Talc 3 juta pcs/th

Facial 3 juta pcs/th

Bar Soap 3 juta pcs/th

Body Scrub 3 juta pcs/th

Cream 3 juta pcs/th

Perfume Cologne 72 juta pcs/th

12 juta pcs/th

4. Pengawasan mutu

101
Untuk pengawasan mutu selama proses produksi / Process Quality Control

(PQC) dilakukan pada setiap tahapan proses yang berlangsung, dimana pengawasan

mutu proses produksi ini sangat penting untuk dilakukan karena mencakup semua

proses awal pengolahan bahan baku hingga akhirnya menghasilkan produk jadi atau

produk akhir dengan kualitas yang baik dan terjamin.

Pengawasan mutu pada proses produksi dilakukan oleh divisi QC bagian

proses produksi berdasarkan SOP. Seorang QC di proses produksi bertugas untuk

melakukan pengamatan untuk setiap tahapan proses produksi sehingga tidak akan

terjadi penyimpangan dari standart yang telah ditetapkan. Divisi QC proses produksi

akan melakukan pengamatan sebanyak dua kali pada tiap shift produksi.

Laboratorium yang digunakan dalam melakukan pengawasan mutu dibagi

menjadi beberapa bagian, ada yang bersekat/ruangan khusus dan ada yang hanya

dibatasi menggunakan garis berwarna kuning. Bagian yang pertama adalah ruang

fisika, disinilah proses pembuatan produk pertama kali dimulai yaitu proses

penimbangan. Proses penimbangan sendiri ada dua yaitu penimbangan kecil

menggunakan timbangan analitik, biasanya dilakukan untuk sampling atau percobaan

pembuatan sediaan, yang kedua adalah penimbangan besar yaitu proses

penimbangan berskala produksi, di ruang fisika hanya mengkonversikan jumlah dari

bahan yang harus ditimbang, sedangkan untuk penimbangan bahan skala produksi

terdapat tempat yang terpisah. Selain itu diruang fisika juga dilakukan pengukuran pH

menggunakan pH meter, pengukuran kekentalan/viscositas dengan viscometer

khususnya untuk sediaan lulur dan handbody.

102
Selanjutnya yaitu ruang kimia, disinilah semua sediaan yang diproduksi diolah

dan di uji secara kimiawi diantara uji tersebut yaitu penggunaan string hot plate yang

digunakan untuk melelehkan padatan skala kecil, alat untuk menguji kelembaban

produk pada kulit, alat untuk uji saponifikasi untuk herborist sampo zaitun. Ruang

ketiga yaitu rak standar bahan baku, sampel bahan baku yang digunakan untuk

produksi di letakkan pada temapt kusus dan disimpan dalam rak/lemari standar

bahan baku, begitu juga dengan sampel seluruh produk jadi, fungsi dari ruangan ini

adalah untuk mengontrol mutu produk apabila sewaktu-waktu diperlukan pengujian

ulang, standar bahan baku diantaranya ekstrak sabun sere, bibit parfum, dan lain lain.

Terdapat beberapa ruang lain seperti ruang uji mikrobiologi, R&D dan ruang standar

bahan kemas.

5. Distribusi

Untuk pemasaran Produk PT.Victoria Care Indonesia sepenuhnya sudah

diserahkan kepada salah satu perusahaan dari SSS Grup yakni PT. Suka Sukses Sejati

(3S) sebagai distributor eksklusif Indonesia.PT. Suka Sukses Sejati adalah sebuah

perusahaan yang bergerak di bidang penjualan, yang berlokasi di Jalan Daan Mogot

km 11, Jakarta. PT. Suka Sukses.Sejati menjual kosmetik, perlengkapan mandi dan

perawatan kesehatan.sekitar 500 pekerja terdiri dari Produksi, R & D dan QC

didukung oleh mesin-mesin produksi terbaru dengan kapasitas produksi tinggi,

pabrik bertujuan untuk memenuhi permintaan pasar dan juga sebagai batu loncatan

untuk mencapai visi masa depan.

103
6. Pengolahan limbah industri

Dalam pengolahan limbah ini akan dipisahkan antara limbah padat dan cair.

PT.Victoria Care tidak mengolah limbah padat, melainkan akan diberikan kepada

pihak yang berwenang dan dipercaya serta telah bersertifikasi untuk mengolah

limbah padat tersebut Sedangkan untuk limbah cair akan diolah oleh IPAL(Instalasi

Pengolahan Air Limbah) yang berada di PT. Victoria Care itu sendiri.

Air limbah ini tidak akan langsung dibuang, melainkan akan diuji terlebih

dahulu dengan 2 cara. Cara pertama yaitu setelah air limbah ini diolah kemudian akan

disiramkan pada tanaman. Selanjutnya tanaman akan dicek secara berkala apakah

ada tanaman yang mati dan layu setelah pemberian air limbah ini. Cara keduayaitu

akan dialirkan ke kolam ikan lalu diperiksa kesehatan ikan tersebut secara berkala.

Jika kedua pengujian air limbah ini telah selesai, barulah air limbah akandibuang ke

sungai. Pengujian-pengujian ini perlu dilakukan agar tidak mencemari lingkungan dan

membahayakan masyarakat.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Setelah melaksanakan kegiatan kunjungan PKL industri yang dilaksanakan oleh


mahasiswa/I STIKES BHAKTI PERTIWI LUWU RAYA PALOPO program studi DIII

104
Farmasi pada PT. Sidomuncul, PT. Ultra Jaya Milk IndustrI Tbk, UPTD Materia Medica,
PT. Victoria Care (Herborist) Dan Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan
Darat (LAFI AD) maka banyak ilmu dan wawasan yang didapatkan yaitu khususnya di
bidang ilmu kefarmasian karena adanya kunjungan PKL ini mahasiswa/i dapat
memahami dan melihat secara langsung proses dan alur produksi yang ada diindustri
kefarmasian seperti produksi yang berskala laboratorium dan produksi yang berskala
besar, proses pengolahan bahan, pemeriksaan, penimbangan, mixing, hingga proses
pingisian dan pengemasan ada yang secara manual maupun secara otomatis dengan
memakai alat khusus, mahasiswa/i juga bisa mengetahuan bagaimana sejarah
perkembangan, visi dan misi, struktur dan fasilitas produksi, pengawasan mutu,

distribusi dan pengolahan limbah industri tersebut.

Pada kunjungan PKL Industri ini dapat disimpulkan bahwa pada semua industri
yang kami kunjungi sudah memiliki standar dan sertifikat CPOTB (Cara Pembuatan
Obat Tradisional yang baik) dan CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik). Pada suatu
perusahaan industri, proses produksi adalah hal yang sangat memiliki peranan
penting dalam pencapaian tujuan perusahaan. Untuk menghasilkan suatu produk
yang berkualitas maka harus melakukan pemilihan bahan baku serta pengawasan
selama produksi. Hal ini dimaksudkan agar hasil yang diperoleh sesuai dengan apa
yang diharapkan perusahaan tersebut. Untuk pencapaian yang maksimal sebuah
industri harus juga diimbangi dengan kerjasama dari berbagai bidang dalam

perusahaan.

B. SARAN

- Waktu kunjungan industri terlalu singkat, sehingga tidak semua

tempat produksi dapat dilihat, dan sehingga diharapkan waktunya

bisa lebih lama lagi.

105
- Diharapkan bisa memberikan video penjelasan untuk daerah yang

tidak bisa terjangkau sehingga kami dapat mengetahui lebih luas lagi

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. Cara Pembuatan Obat Baru (CPOB). Depkes RI. Jakarta.

BPOM RI. 2006. Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik. Badan Pengawas Obat

dan Makanan Republik Indonesia. Jakarta.

Syamsuni, H.A, 2006. Ilmu Resep. Penerbit Buku Kedokteran EGC . Jakarta

106
file:/// Perancangan ulang dengan penerapan prinsip konservasi air.pdf

file:/// profile-pt.victoria-care-indonesia.pdf

http://id.wikipedia.org/wiki/Sido_Muncul

http://lafi.kesad.mil.id

http://id.wikipedia.org/wiki/Universitas_Islam_Indonesia

http://id.wikipedia.org/wiki/Fakultas_Farmasi_Universitas_Indonesia

http://kimiafarma.co.id/profil/ruang-lingkup-usaha.html

http://materiamedicabatu.jatimprov.go.id/profile

https://materiamedicabatu.wordpress.com/fasilitas/

http://petaniberdasi-laporan-fieldtrip-materia-medica-batu.html

https://materiamedicabatu.wordpress.com/

https://www.academia.edu/25885334/universitas_indonesia_konsep_herbal_indonesia_pema

stian_mutu_produk_herbal

https://www.scribd.com/pengolahanmateriamedica

https://www.kintamani.id/secret-garden-village-bedugul-pilihan-wisata-edukatif-

kekinian-yang-ngehits-di-bali-006174.html

Laporan Praktik Kegiatan Lapangan Pt. Victoria Care Indonesia PDF

www.ultrajaya.co.id

107
108
LAMPIRAN

1. PT. SIDOMUNCUL SEMARANG

109
2. PT. VICTORIA CARE (HERBORIST) BALI

110
3. PT. ULTRA JAYA MILK INDUSTRI Tbk BANDUNG

111
4. LEMAGA FARMASI DIREKTORAT KESEHATAN ANGKATAN DARAT (LAFI AD)

BANDUNG\

5. UPTD MATERIA MEDICA BATU MALANG

112
113
114
TERIMA KASIH 

115

Anda mungkin juga menyukai