Anda di halaman 1dari 6

Seminar Nasional Ilmu Kesehatan 2016

FORMULASI BEDAK TABUR BIJI ALPUKAT (Perseae americanna MILL)

1Elmitra & 2Riska Novalina


1Dosen Akademi Farmasi Al-Fatah Bengkulu
2Mahasiswa Akademi Farmasi Al-Fatah Bengkulu
Email : fathnur_sani@yahoo.co.id

ABSTRAK
Kosmetik adalah sediaan atau campuran bahan yang digunakan pada bagian luar
badan untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi
supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan
untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit. Salah satu tumbuhan yang memiliki
kandungan kaya akan antioksidan dan bisa dijadikan sebagai kosmetik adalah buah
alpukat (Perseae americana Mill). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode pengendapan. Formulasi sediaan bedak tabur dibuat dalam jumlah 4 formula,
dengan zat aktifnya adalah pati biji alpukat. Formula 0 mengandung 0%, formula 1
mengandung 4%, formula 2 mengandung 7%, formula 3 mengandung 10% serbuk pati
biji alpukat. Evaluasi bedak tabur yang dilakukan adalah uji organoleptis, uji derajat
kehalusan, uji waktu alir, uji iritasi, dan uji pH. Hasil semua penelitian pati biji alpukat
(Perseae americana Mill) dapat dibuat dalam bentuk sediaan bedak tabur. Konsentrasi
kadar pati biji alpukat dari ke 4 formula memiliki perbedaan sifat fisik dalam bentuk
organoleptis yaitu perbedaan warna dimana didapat formula terbaik pada F1.

Kata Kunci : Bedak Tabur, Pati biji alpukat

PENDAHULUAN luar bagian luar badan untuk


Berkembangnya ilmu pengetahuan membersihkan, menambah daya tarik,
dan teknologi serta berubahnya pola mengubah penampakan, melindungi
hidup masyarakat berdampak pada supaya tetap dalam keadaan baik,
munculnya berbagai penyakit memperbaikin bau badan tetapi tidak
degenaratif. Namun, saat ini masyarakat dimaksudkan untuk mengobati atau
mulai sadar dan mengubah pola menyembuhkan suatu penyakit
hidupnya untuk kembali pada alam (back (Tranggono & Latifah).
to nature), termasuk dalam hal Berdasarkan permasalahan di atas
memelihara dan menjaga kesehatan. maka peneliti tertarik untuk melakukan
Pengunaan kosmetik telah terbukti penelitian sehingga tanaman yang
banyak menimbulkan efek samping yeng awalnya hanya di anggap sebagai bahan
tidak diinginkan (Reharjo & Hernani, limbah ternyata dapat kita manfaatkan.
2005). Untuk itu peneliti mengambil penelitian
Kosmetik adalah sediaan atau “formulasi bedak tabur pati biji alpukat
campuran bahan yang digunakan pada (Perseae americana Mill) ” sehingga di

46
Elmitra & Novalina

harapkan masyarakat dapat sebagian talkum gerus, tambahkan


meningkatkan nilai ekonomi di parfum gerus ad homogen, ayak
lingkungan sekitarnya. dengan pengayakan.
6. Lakukan evaluasi sediaan bedak
METODE PENELITIAN tabur.
Alat 7. Kemudian hasil yang sudah diayak
Alat-alat yang digunakan dalam masukan dalam wadah lalu
penelitian ini adalah pisau, timbangan dikemas kedalam kotak yang telah
analitik, ayakan mesh, sendok tandu, disiapkan.
erlemeyer, blender, spatel, kertas 2. Evaluasi Bedak Tabur
perkamen, lumpang, mortir, cawan, 1. Uji Organoleptis
oven, serbet, pH meter, tissue, kertas Pemeriksaan organoleptis
saring, krus silika/porselen, tabung dilakukan dengan mengamati
reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes, bedak tabur pati biji alpukat
bunsen, gelas ukur, loyang stanlis. (Perseae americana Mill) dari
Bahan bentuk, bau dan warna sediaan.
Bahan-bahan yang digunakan dalam 2. Uji Derajat Kehalusan
penelitian ini adalah pati biji alpukat, Evaluasi derajat kehalusan
magnesium stearat, acid salicyl, talkum, menggunakan ayakan, dengan no
aquadest, fecl3,parfum secukupnya. mesh 60 serbuk halus
Prosedur Kerja Penelitian (Syamsuni,2006).
1. Pembuatan BedakTabur 3. Uji Waktu Alir
1. Siapkan semua alat dan bahan. Bedak dimasukkan ke dalam gelas
2. Timbang semua bahan dengan ukur 100 mL, siapkan kertas
menggunakan timbangan analitik. milimeter blok untuk menampung
3. Acid salicyl dilarutkan dengan bedak, kemudian dialirkan bedak
alkohol 4 tetes tambahkan sebagian yang di dalam gelas ukur melalui
talkum gerus (M1). corong ke kertas yang telah
4. Masukkan talkum gerus ad disiapkan, hitung waktu alirnya
homogen, tambahkan magnesium dengan menggunakan stopwatch,
stearat gerus, tambahkan pati biji lakukan sebanyak tiga kali
alpukat gerus, tambahkan dengan pengulangan catat rata-rata
sebagian talkum gerus ad homogen masing-masing waktu. Syarat waktu
(M2). alir yang baik 100gr/10 detik
5. Kemudian masukkan M1 dan M2 (Wade dan Raul, 1994).
gerus ad homogen, tambahkan

47
Formulasi Bedak Tabur Biji Alpukat

4. Uji iritasi Tabel I. Hasil Uji Organoleptis Pati Biji


Alpukat
Pemeriksaan uji iritasi kulit Bedak
tabur pati biji alpukat dengan cara No Uji Organoleptis Hasil
Orange
ambil 0,1 gram bedak tabur lalu di 1 Warna
Kecoklatan
oleskan pada kulit tangan atau 2 Bau Khas
3 Konsistensi Serbuk
lengan dengan pemakaian 24 jam
setelah itu, lihat gejala yang timbul. Pati biji alpukat yang dihasilkan
Jika timbul warna kemerahan dan dari biji alpukat dengan berat 1000
rasa gatal berarti panelis gram dan aqudest 1 liter dengan
mengalami iritasi. perbandingan 1 : 1 didapat serbuk
5. Uji pH pati sebanyak 79,75 gram. Pati biji
Stabilitas dan efektifitas serta alpukat yang didapatkan digunakan
penetrasi zat berkhasiat kedalam sebagai antioksidan.
kulit sangat dipengaruhi oleh pH Pada uji pati biji alpukat
sediaan. Untuk itu dipilih basis dilakukan dengan menggunakan
sediaan bedak tabur yang indera manusia, setelah dilakukan uji
mempunyai pH mendekati pH didapatilah bahwa pati biji alpukat
kestabilan zat berkhasiat dan pH yang berupa pati berbentuk serbuk,
normal kulit. Pemeriksaan pH dapat berbau khas, dan berwarna orange
dilakukan dengan menggunakan kecoklatan.
alat pH meter (Aulton, 1988). 2. Uji Rendemen
3. Analisa Data Hasil uji Rendemen dilakukan
Analisa yang digunakan dalam untuk mengetahui hasil dari sediaan
penelitian karya tulis ilmiah ini adalah yang didapat.
analisis deskriptif berupa tabel dan
angka kemudian disajikan dalam bentuk Tabel II. Hasil Uji Rendemen Pati biji
grafik. Alpukat
Simplisia Hasil Hasil %
No
Awal Pati Rendemen
HASIL DAN PEMBAHASAN 1 1000 79,75 7,975%
1. Uji Organoleptis
Tujuan dari uji rendemen dilakukan
Uji Organoleptis dilakukan
untuk mengetahui hasil dari sediaan
untuk mengetahui fisik awal dari pati
serbuk pasti biji alpukat yang
biji alpukat warna, bau, dan
didapatkan. Dan hasil yang didapat dari
konsistensi dari pati yang didapat.
uji rendemen tersebut adalah 7,975.

48
Elmitra & Novalina

Hasil Pembuatan Bedak Tabur


Bedak tabur yang telah dibuat dari
pati biji alpukat menghasilkan 4 jenis
bedak tabur dengan warna yang
berbeda namun dengan bobot yang
sama yaitu 40 gram.

Berdasarkan hasil pengujian


Hasil Evaluasi Bedak Tabur Pati Biji
tabel diatas menunjukkan bahwa
Alpukat
masing-masing formula dari sediaan
mendapatkam hasil yang berbeda.
Dimana pada sediaan bedak tabur
bahwa derajat kehalusan yang
digunakan yaitu ayakan mesh 60.
Tujuan dilakukan pengayakan untuk
pengukuran derajat kehalusan serbuk
( Syamsuni, 2006).
4. Uji Waktu Alir
Uji organoleptis tujuannya adalah Uji waktu alir untuk mengetahui
untuk mengetahui warna,bentuk,dan bau sediaan dapat mengalir sesuai dengan
dari sediaan bedak tabur. Uji peryaratan uji waktu alir yang ditelah
organoleptis bedak tabur pati biji alpukat ditentukan ( 100gr/10 detik) :
dilakukan dengan cara mengamati
secara langsung sediaan bedak tabur
selama 4 minggu. Bagian yang diamati
meliputi warna, bentuk, dan bau dari
sediaan bedak tabur. Pada minggu
pertama sampai minggu keempat
masing-masing formula ( F1, F2, F3) ada
perbedaan dimana F1 berwarna putih
susu, F2 berwarna krem , dan F3
Untuk mengetahui sediaan dapat
berwarna abu pucat.
mengalir sesuai dengan peryaratan uji
3. Uji Derajat Kehalusan
waktu alir yang ditelah ditentukan.
Uji Derajat Kehalusan dilakukan
Berdasarkan data yang terdapat pada
untuk mengetahui hasil derajat
tabel diatas menunjukkan bahwa
kehalusan dari sediaan yang didapat.
masing-masing formula dari sediaan

49
Formulasi Bedak Tabur Biji Alpukat

mengalir, syarat uji waktu alir 100 6. Uji pH


gram/10 detik. Dan hasil yang didapat Hasil pengukuran pH pada
dari uji waktu alir diatas memenuhi masing-masing formulasi bedak tabur
persyaratan yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut :
karena hasil dari sediaan waktunya
kurang dari 10 detik (Wade dan Raul,
1994).
5. Uji Iritasi
Uji iritasi dilakukan untuk
mengetahui apakah sediaan bedak Keterangan :
F0 = Formula bedak tabur pati biji
tabur memenuhi syarat. alpukat
Dari hasil uji iritasi dilakukan F1 = Formula bedak tabur pati biji
alpukat dengan konsentrasi 4%
pada sediaan bedak tabur dengan F2 = Formula bedak tabur pati biji
metode uji tempel yang tertutup. Yaitu alpukat dengan konsentrasi 7%
F3 = Formula bedak tabur pati biji
dengan melakukan uji iritasi langsung alpukat dengan konsentrasi 10%
terhadap 10 orang panelis yang
berusia 15-22 tahun. Masing-masing
panelis diberikan tiga formula ( F1, F2,
Grafik Uji pH
6
F3). F1 dengan sediaan pati biji
alpukat 4%, F2 dengan sediaan pati 4 F0
F1
biji alpukat 7%, F3 dengan sediaan 2
F2
pati biji alpukat 10%. Selanjutnya 0
I II III IV F3
sediaan dioleskan tipis pada lengan
Minggu
bawah panelis dan ditutupi dengan
perban hingga 24 jam selama 1 hari,
selanjutnya dilakukan pengamatan Gambar 5. Grafik Uji pH bedak tabur
atas reaksi kulit yang terjadi selama 24 pati biji alpukat

jam maupun setelah pemakaian 1 hari. Berdasarkan tabel dan grafik yang
Tanda-tanda yang ditimbulkan oleh didapatkan pada uji pH untuk setiap
iritasi dapat berupa rasa gatal dan sediaan F1,F2 dan F3 memenuhi
kemerahan yang bersifat lokal pada persyaratan dengan reng pH untuk
kulit setempat. Apabila terdapat iritasi topikal yaitu 4-8 (Aulton,1988).
pada kulit panelis maka sediaan tidak
memenuhi syarat uji iritasi. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian, maka dapat
disimpulkan bahwa :

50
Elmitra & Novalina

a. Pati biji alpukat (Perseae americana Marcel Dekker, Inc, New York, pp.
324,328,331,354-356,613-614,625.
Mill) dapat diformulasikan dalam
bentuk sediaan bedak tabur. Mitsui, T., 1997, New Cosmetic Science,
2th ed, (Ed), Elsevier ScienceB. V.,
b. Konsentrasi pati biji alpukat
Netherlands, pp. 375-376.
(Perseae americana Mill) dapat
Robin Graham-Borwn Bsc, MB BS, 2005,
mempengaruhi sifat fisik bedak
Dhermatology Edisi Kedelapan,
tabur ( meliputi : organoleptis, Spesialis dan konsultan
dermatology emeritus, Terjemahan
waktu alir, derajatkehalusan, uji
Erlangga, Jakarta.
pH, iritasi).
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., dan Quinn,
M.E., 2009, handbook of
SARAN Pharmaceutical Excipient, 6 edition
th

, Pharmaceutical Press and


Disarankan pada peneliti American Pharmacists Associations
selanjutnya sebaiknya dapat membuat 2009, Washington D. C., pp 405-
406, 441-442, 651-653.
sediaan dalam bentuk kosmetika lainnya.
Voight, R., 1994, Buku Pelajaran Teknologi
Farmasi, Terjemahan Seodani
DAFTAR PUSTAKA Noerono, Gadjah Mada University,
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Yogyakarta.
Edisi III, Departemen Kesehatan
Republik indonesia , Jakarta. Voight , R., 1995, Buku Ajar Teknologi
Farmasi, diterjemahkan oleh
Aulton, M. 1988. Pharmaceutics: The seodani Noerono s, UGM Press,
Science Of Dosage Form Yogyakarta.
Design.Curcill Livingstone.
Edirberd.London.p.244. Tranggono, R.I.S., Latifah, F., 2007, Buku
Pegangan Ilmu Pengetahuan
BeMiller J. Dan Whistler R., 2009, Starch: Kosmetik, Gramedia Pustaka Utama,
Chemistry and Technology, Jakrta.
Elsevier, USA, pp. 527,544,550
Widana Beni Agus Gede, 2014, Analisis
Hernani dan Raharjo, M., 2005, Tanaman Obat, Kosmetik, dan Makanan,
Berkhasiat Antioksidan, Penebar Graha Ilmu, Yogyakarta.
Swadaya, Jakarta.
Leyden, J.J., dan Rawling, A.V., (Eds), Winarsi,H,2007, AntioksidanAlami &
2002, Skin Moisturization, Cosmetic Radikal Bebas, Kanisius,
Science and Thehnology Series, Yogyakarta.

51

Anda mungkin juga menyukai