FORMULASI DAN
TEKNOLOGI
SEDIAAN LIQUIDA
DAN SEMISOLIDA
Fenita Shoviantari
Scott’s Emulsion
• Bahan aktif : Minyak Ikan Cod
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan
etanol
SEDIAAN CAIR
PADAT + CAIR
SUSPENSI
SISTEM
HETEROGEN
( 2 FASA )
EMULSI CAIR + CAIR
Solutio atau Larutan
Adalah sediaan cair sistem satu fasa yang
terdiri dari dua atau lebih bahan.
2. HOMOGEN
Keuntungan Solutio
1. Pengemasan &
pengangkutan sulit.
2. Rasa & bau bahan yang tidak
enak sulit ditutupi.
3. Tidak dapat untuk bahan
yang terurai dalam bentuk
larutan.
KOMPOSISI
UMUM Solutio
Bahan obat solut
Bahan pelarut solven
Bahan pembantu
SOLUSI:
• - Menaikkan kelarutan
• - Mempercepat kelarutan
Cara Mempercepat Kelarutan
1.
Memperkecil 2. Pengadukan 3. Pemanasan
ukuran partikel
1. Memperkecil Ukuran partikel
2. Pengadukan
Pengadukan mempercepat
penggantian pelarut di
permukaan solut
Contoh:
- garam alkaloid larut dalam pelarut polar
(Ephedrin HCl) (air)
- alkaloid base larut dalam pelarut non polar
(Ephedrin base) (minyak)
Cara menaikkan kelarutan:
2. Dilarutkan dalam pelarut campuran (kosolven)
BAHAN PELARUT
MACAM CONTOH
Alkohol Salicyl Spiritus
Gliserin Borax glycerin
Propilenglikol Obat tetes telinga Chloramphenicol
Minyak Solutio Camphora Oleosa
Cara Peracikan Sediaan Larutan
BAHAN PEMBANTU
Cara
mengatasi?
Pembawa
KOCOK DIBIARKAN
Bahan
Pensuspensi
Pemakaian sediaan
suspensi
Digunakan untuk : - obat dalam
- obat luar
Contoh :
- Pengobatan melalui oral suspensi oral
Misal: Chloramphenicol
suspension
- Pengobatan pada kulit suspensi topikal
Misal: Calamin lotion
Mengapa dibuat suspensi ?
Mengapa tidak dibuat bentuk sediaan
serbuk / tablet / kapsul ?
SEDIAAN
SUSPENSI
Tujuan Pemberian
Bentuk Sediaan Suspensi
• Bahan obat tidak larut tetapi
dikehendaki dalam bentuk cair
Misal:
- Penderita tidak bisa menelan tablet
atau kapsul
- Mempermudah penggunaan / efek
pemakaian lebih baik
Tujuan Pemberian Bentuk
Sediaan Suspensi
• Untuk memperbesar stabilitas bahan obat
suspensi lebih stabil daripada larutan
Misal:
- Tetracyclin HCl larutan cepat rusak
- Tetracyclin base suspensi stabil
Misal:
- Chloramphenicol larutan pahit
- Chloramphenicol palmitat / stearat
suspensi rasa lebih enak
Cara Peracikan Sediaan Suspensi
KOMPOSISI UMUM:
R/ Bahan obat tidak larut
Bahan pensuspensi
Bahan pembantu
Bahan tambahan
Bahan pembawa
M
A
DIKOCOK DIBIARKAN
EMULGATOR
atau
SURFAKTAN
A KOCOK
E M
EMULSI
EMULGATOR
atau
SURFAKTAN
Persyaratan sediaan emulsi
Menurut konsistensi
a. Cair, misal: emulsi minyak ikan
b. Semisolida, misal: krim
Tujuan Pemberian Bentuk
Sediaan Emulsi
1. Coalescence
2. Flocculation / Flokulasi
3. Creaming
4. Breaking / CrackingPecah
1. Coalescence
Coalescence merupakan
proses Ketika dua atau lebih
droplet bergabung dan
membentuk droplet yang lebih
besar.
2. Flokulasi
Thickening Antifoaming
Anticaplocking
agent / Antioksidan agent /
agent
pengental antibusa
1. Bahan Aktif
Diperlukan studi praformulasi
mendalam untuk mengatahui
karakterisasi bahan aktif untuk
dapat menentukan eksipien
yang sesuai
2. Solubilizer
Contoh:
Dapar fosfat – fosfat
Dapar fosfat citrat
Persyaratan
Dapar
• Mempunyai kapasitas yang memadai dalam
kisaran pH yang diinginkan (0,1 – 0,5)
• Secara biologis harus aman
• Tidak mempengaruhi stabilitas produk akhir
• Memberikan warna dan rasa yang dapat diterima
• Gunakan bahan dapar yang memiliki harga Ka
dengan pH yang diinginkan
4. Preservatif / Pengawet
• Perubahan fisika kimia yang
ditimbulkan akibat sediaan yang
terkontaminasi:
Beberapa sumber kontaminasi a. Secara fisika: perubahan warna,
Pengawet digunakan untuk
dapat berasal dari:
• Bahan baku
viskositas, reologi, timbul gas,
menjamin stabilitas sediaan /
bahan aktif
• Wadah
• Peralatan dan bau
• Lingkungan
• Operator
b. Secara kimia: hidrolisa,
inaktivasi pengawet, perubahan
pH
Persyaratan Pengawet
Harus efektif terhadap mikroorganisme • Contoh pengawet yang banyak
spektrum luas digunakan dalam sediaan farmasi:
1. Golongan asam
Stabil secara fisik, kimia, mikrobiologi 2. Golongan netral
selama penyimpanan 3. Golongan merkuri
4. Golongan senyawa ammonium
kuartener
Tidak toksis, tidak mengiritasi, cukup
larut, dapat bercampur dengan
komponen lain dalam formula, aseptabel
PENGAWET
No. Golongan Contoh Konsentrasi Umum
1 Asam Asam borat dan garamnya 0,5 -1,0%
2 Asam sorbat dan garamnya 0,05 – 0,2%
3 Asam benzoat dan garamnya 0,1 – 0,3%
4 Ester – ester alkil dari p-hidroksi benzoate 0,001 – 0,2%
5 Netral Klorbutanol 0,5%
6 Benzil alcohol 1%
7 β fenil etil alcohol 0,2 – 1%
8 Merkuri Fenilmerkuri asetat dan nitrat 0,002 – 0,005%
9 Nitromersol 0,001 – 0,1%
10 Thimerosal 0,001 – 0,1%
11 Amonium Benzalonium Klorida 0,004 – 0,02%
12 Kuartenener Setilpiridinum klorida 0,01 – 0,02%
Macam Mikroba yang Sering
Mengkontaminasi Sediaan
Farmasi, antara lain:
• Eschericia coli
• Pseudomonas aeruginosa
• Staphilococcus aureus
• Candida albicans
• Aspergilus niger
• Salmonela Sp.
Efektivitas Pengawet
•Efektivitas dari pengawet dapat dipengaruhi oleh:
• Kelarutan dalam air
• Partisi dalam fase polar / non polar
• Disosiasi karena pengaruh pH lingkungan terkait dengan
keberadaannya dalam bentuk terion atau tak terionkan
• Interaksi dengan bahan lain dalam formula, missal pengaruh
adanya surfaktan dalam formula
Sediaan yang terlalu encer kurang aseptabel digunakan secara per oral
dikarenakan mudah tumpah sehingga dibutuhkan suatu bahan untuk
dapat meningkatkan viskositas sediaan.
Thickening agent adalah suatu bahan yang dapat memperbaiki
konsistensi sediaan.
Contoh: propilen glikol, polietilen glikol, sirupus simplex
Pada suatu formula sediaan yang mengandung
surfaktan dan proses pembuatannya menggunakan
pengadukan berkecepatan tinggi sangat
memungkinkan munculnya busa pada sediaan.
BEBERAPA BAHAN AKTIF ADA YANG MUDAH UNTUK MENGHAMBAT PROSES TERSEBUT, AGAR CONTOH: ASAM ASKORBAT, ALFA TOKOFEROL,
MENGALAMI PROSES OKSIDASI. BAHAN AKTIF TETAP STABIL DAN TIDAK RUSAK MAKA SODIUM METABISULFIT
DATA DITAMBAHKAN ANTIOKSIDAN UNTUK
MENCEGAH TERJADINYA OKSIDASI BAHAN AKTIF.
8. Anti Caplocking Agent
Untuk mencegah hal ini terjadi, maka dapat ditambahkan suatu bahan
anticaplocking agent.
9. Emulgator
• Emulgator Adalah bagian dari emulsi yang Macam Emulgator:
berfungsi untuk menstabilkan emulsi. • Emulgator Alam seperti : Tumbuh-
• Emulgator dapat digunakan untuk tumbuhan ( Gom Arab, tragachan, agar-
menyatukan minyak dan air menjadi agar, chondrus), Hewani (gelatin, kuning
droplet sehingga dapat terdispersi merata. telur, kasein, dan adeps lanae), Tanah dan
mineral (Veegum/ Magnesium Alumunium
Silikat).
• Emulgator Buatan: Sabun, Tween
(20,40,60,80), Span (20,40,80)
10. Corrigens
• Suatu bahan yang digunakan untuk
meningkatkan daya Tarik produk atau
meningkatkan aseptabilitas dari
produk juga dapat memberikan ciri
spesifik dari produk.
• Corrigens terdiri dari tiga macam:
• Coloris / warna
• Odoris / bau
• Saporis / ras
Acceptable Daily Intake (ADI)
• ADI (Acceptable Daily Intake) adalah batasan berapa banyak konsumsi Bahan
Tambahan Pangan / obat yang dapat diterima dan dicerna setiap hari
sepanjang hayat tanpa mengalami resiko kesehatan.
• Batas Maksimum Penggunaan yang aman dari bahan tambahan dapat dihitung berdasarkan nilai
ADI jumlah penggunaan harian yang dikonsumsi yang mengandung dan berat badan rata-rata dari
konsumen (disesuaikan dengan berat usia)
• Contoh:
Standar BB = 60 Kg untuk dewasa orang Indonesia dan negara berkembang lainnya.
•Diketahui ADI Na Benzoat = 0,5mg/KgBB
•Sehingga ADI Na Benzoat untuk dewasa adalah 0,5mg/KgBB x 60 Kg = 30 mg per hari, jadi dalam
formulasi sediaan Na Benzoat tidak boleh melebihi 30 mg untuk penggunaan satu hari.
Evaluasi Sediaan Larutan
Umumnya meliputi:
• Organoleptis
• pH
• Viskositas
• Berat jenis
• Kadar bahan aktif
FORMULA SEDIAAN SEMISOLIDA
FORMULA UMUM :
1.ZAT AKTIF
2.BASIS
3.BAHAN TAMBAHAN :
a. Peningkat penetrasi
b. Peningkat Konsistensi
c. Pengawet
d. Pendapar
e. Antioksidan
f. Humektan
PENETRASI OBAT LEWAT EPIDERMIS
1. Menembus (fusi) lewat sel mati dari lapisan stratum korneum, yang tersusun dari
keratin (hidrofil) dan fosfolipid (lipofil). Sesuai untuk obat yang larut dalam air dan
minyak
3. Melewati folikel rambut: obat yang larut minyak mengalami difusi menembus
sebum masuk folikel, dan melewati epidermis
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMIASI
LEWAT KULIT
A. KEADAAN KULIT
1. Hidrasi stratum korneum
2. Tebal Stratum korneum
3. Kondisi kulit
B. BASIS SEDIAAN:
Koefisien partisi (log P) basis menentukan laju permiasi : kemampuan
kontak dengan kulit, kemampuan hidrasi, kemampuan penetrasi,
kemampuan merubah permiabilitas kulit
C. KARAKTER BAHAN OBAT
1. pKa : kemampuan ionisasi
2. Polaritas : menentukan mekanisme penetrasi
3. Ukuran Partikel
4. Volume Molekul
5. Bobot Molekul ( < 500 Dalton)
6. Kelarutan Dalam Air ( > 1 mg/ml)
7. Kelarutan Dalam Basis Salap : distribusi dalam pembawa
8. Suhu Lebur : ( < 200 0 C ) untuk pertimbangan teknologi
preparasi
9. Log P (10-1000)
10. Kristalitas
A. PENINGKAT PENETRASI
Pembawa sediaan semisolida mempengaruhi penetrasi obat
di kulit dengan cara mengubah water activity stratum
corneum sehingga mempengaruhi koefisien partisi stratum
corneum/pembawa
Sifat oklusif pembawa meningkatkan hidrasi
Difusi air transepidermal dikurangi oleh Paraffin liquidum
PENETRATION ENHANCER
BAHAN MEKANISME Catatan
Mekanisme Kerja:
1. Lipid Action
2. Protein Modification
3. Partitioning Promotion
PENETRATION ENHANCER
BAHAN MEKANISME Catatan :