Anda di halaman 1dari 55

KAPITA SELEKTA SAINS FARMASETIKA

LIQUID
1. RIA AYU APRIANI (212FF05131)
2. RISKA JULIANTI (212FF05132)
3. ZIHAN ASRI ANANDA (212FF05133)
4. DEA SEPTIANI (212FF05134)
5. APRILIA NUR MAULIA (212FF05135)
6. ILHAM HILMI AMINUDIN (212FF05136)
7. NEIZA NABILA SUNARDI (212FF05137)
8. AYU DALILAH PUTRI U (212FF05138)
9. IRFAN PRIMA YUDA (212FF05139)
10. NOPIAN HARYSANDY (212FF05140)
11. WAHID NUROHMAN (212FF05141)
12. ROHAYAH (212FF05142)
13. ROSIPA (212FF05143)
14. ROZALIANA (212FF05144)
15. ZARNY VOENNA (212FF05145)
CONTENTS

1.DEFINISI
2. JENIS-JENIS SEDIAAN
3. STUDI PRE FROMULASI & FORMULASI
4. METODE PEMBUATAN
5. EVALUASI
6. ALAT
Pengertian
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut, misal:
terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling
bercampur. Karena molekul-molekul dalam larutan terdispersi secara merata, maka penggunaan
larutan sebagai bentuk sediaan, umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan memiliki
ketelitian yang baik jika larutan diencerkan atau dicampur.
JENIS JENIS SEDIAAN LIQUID

Liquid

Oral Topikal Parenteral

Sirup Suspensi Emulsi Elixir Opthalmic Nasal Gargle Infus Injeksi


Liquid Oral
 SIRUP
Merupakan sediaan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain dengan
kadar yang tinggi. Larutan sukrosa hampir jenuh dalam air dikenal sebagai Sirup
atau Sirup Simpleks. (FI V, 2014)

 EMULSI
Sistem 2 fase yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain,
dalam bentuk tetesan kecil. Emulsi mengandung 2 zat yang tidak tercampur,
biasanya air dan minyak. (FI V, 2014)
Contoh sediaan sirup Contoh sediaan emulsi
 SUSPENSI

Merupakan Sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair. Suspensi

merupakan sistem 2 fase yang terdiri dari partikel padat sebagai fase terdispersi dan cairan sebagai medium

pendispersi (FI VI, 2020).

 ELIKSIR

Merupakan larutan oral yang mengandung etanol 90% yang berfungsi sebagai kosolven (FI VI, 2020). Mempunyai

rasa dan bau yang sedap, selain obat juga mengandung zat tambahan seperti gula dan atau pemanis lainnya, zat warna,

zat pewangi, dan zat pengawet, biasanya dimaksudkan untuk penggunaan vital atau sebagai obat dalam.
Contoh sediaan suspensi Contoh sediaan elixir
 

    • 
Liquid Topikal

Merupakan larutan yang mengandung air tetapi seringkali mengandung pelarut lain, seperti etanol dan
poliol, untuk penggunaan topikal pada kulit, atau dalam hal Larutan Lidokain Oral Topikal, untuk penggunaan
pada permukaan mukosa mulut. Istilah Lotio digunakan untuk larutan atau suspensi yang digunakan secara
topikal.

Terbagi 2 di antaranya :
1. Larutan Topikal Non Steril (ex : gargarisma)
2. Larutan Topikal Steril ( ex : Guttae Nasales, Larutan Optalmik)
Gargarisma

Merupakan sediaan berupa larutan, umumnya pekat yang harus di encerkan dahulu sebelum di
gunakan. Di maksudkan untuk di gunakan sebagai pencegah atau pengobatan infeksi tenggorokan.
• Larutan optalmik

Larutan obat mata adalah larutan steril, bebas partikel asing, merupakan sediaan yang dibuat dan
dikemas sedemikian rupa hingga sesuai digunakan pada mata. Pembuatan larutan obat mata
membutuhkan perhatian khusus dalam hal toksisitas bahan obat, nilai isotonisitas, pemilihan
pengawet, sterilisasi dan kemasan yang tepat.

• Guttae Nasales

Obat tetes hidung (OTH) adalah obat tetes yang digunakan untuk hidung dengan cara meneteskan
obat kedalam rongga hidung, dapat mengandung zat pensuspensi, pendapar dan pengawet.
Larutan optalmik Guttae Nasales
Liquid Parenteral
Merupakan sediaan yang ditujukan untuk penyuntikan melewati kulit atau batas jaringan eksternal lain,
dimana zat aktif yang diberikan dengan adanya gravitasi atau kekuatan, mengalir langsung ke pembuluh
darah, organ, atau jaringan.

Diantaranya ada :

Injeksi

Merupakan sediaan yang di tujukan untuk pemberian parenteral, dapat di konstitusi atau di encerkan dahulu menjadi
sediaan sebelum di gunakan.

Infus

merupakan injeksi volume besar dosis tunggal untuk intravena yang dikemas dalam wadah bertanda volume > 100 ml
Preformulasi dan Formulasi
PREFORMULASI ZAT AKTIF SYRUP

I. Klorfenamin maleat (FI VI : 920 )


Pemerian: Serbuk hablur, putih
Kelarutan: Larut dalam air, larut dalam etanol
Titik leleh:130C-135C
Bobot Molekul : 390,87
pH : 4-5
Khasiat: Antihistamine
PREFORMULASI ZAT TAMBAHAN SYRUP
I. Propilen glikol (FI IV: 712)
Pemerian: Cairan kental, jernih, tidak berwarna; rasa khas; praktis tidak berbau; menyerap air pada udara lembab.
Kelarutan: Dapat bercampur dengan air, dengan aseton, dan dengan kloroform; larut dalam eter dan dalam beberapa minyak esensial; tidak dapat bercampur
dengan minyak lemak.
Titik leleh: 60C-70C
Bobot Molekul : 76,09
Fungsi : Bersifat antimikroba, desinfektan, pelembab

II. Sukrosa (FI IV : 762


Pemerian: Hablur putih atau tidak berwarna; massa hablur atau berbentuk kubus, atau serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa manis, stabil di udara.
Larutannya netral terhadap lakmus
Kelarutan: Sangat mudah larut dalam air; lebih mudah larut dalam air mendidih; sukar larut dalam etanol; tidak larut dalam kloroform dan dalam eter
Titik leleh: 160C -168C
Bobot Molekul : 342,30
Fungsi : Pemanis dan pengental

III. Asam sitrat (FI VI : 114)


Pemerian: Hablur bening, tidak berwarna atau serbuk hablur granul sampai halus; putih. Melebur pada suhu lebih kurang 153° yang disertai peruraian.
Kelarutan: Sangat mudah larut dalam air; mudah larut dalam etanol; sangat sukar larut dalam eter
Titik leleh: 153C
Bobot Molekul : 192,12
pH: 2,2
Fungsi : Pengawet
Lanjutan
IV. Aquadest (FI III : 96)
Pemerian: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak memiliki rasa
Kelarutan: Larut dalam ethanol gliser
Titik Didih: 100C
Bobot Molekul : 18,02
pH: 7
Fungsi : Pelarut

V. Natrium sitrat (HOPE, 675


Pemerian: Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih
Kelarutan: Dalam bentuk hidrat mudah larut dalam air
Titik Leleh: 150C
Bobot Molekul : 258,07
pH: 7-9
Fungsi : Pendapar

VI. Essence Jeruk


Pemerian : cairan berwarna orange, memiliki bau khas jeruk
Kelarutan : mudah larut dalam air
Fungsi : Perasa
• FORMULASI SIRUP CHLORPHENIRAMIN MALEAT (CTM)
No. Komponen Fungsi Kadar Skala Lab Skala Pilot

1. CTM Bahan Aktif 4 mg/5mL 48 mg 240 mg

2. Propilen glikol Pengawet 30% 18 g 90 g

3. Sukrosa Pemanis 60% 36 g 180 g

4. Asam sitrat Buffer & Anti- 2% 1,2 g 6g


oksidan

5. Esensial jeruk Perasa 0,5% 0,3 g 1,5 g

6. Sunset yellow Pewarna qs qs qs

7. Aquadest Pelarut Ad 100% Ad 60 mL Ad 300 mL

8. Natrium Sitrat Dapar 2% 1,2 g 6g

Sumber: Fickri, DZ., 2018. Formulasi & Uji Stabilitas Sediaan Sirup Anti Alergi Dengan Bahan Aktif Chlorpheniramin Maleat (CTM).
Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika, Volume 1, Issue 1, p. 16. https://doi.org/10.36932/j-pham.v1i1.4.
PREFORMULASI ZAT AKTIF ELIXIR

I. Parasetamol (FI VI: 1364)

Pemerian: Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa sedikit pahit

Kelarutan: Larut dalam air

Titik leleh: 168C-172C

Bobot Molekul : 151,6 gram/mol

pH : 5,3-6,5

Khasiat: Antipiretik dan Analgesik


PREFORMULASI ZAT TAMBAHAN ELIXIR

I. Propilen glikol (FI IV: 712


Pemerian: Cairan kental, jernih, tidak berwarna; rasa khas; praktis tidak berbau; menyerap air pada udara lembab.

Kelarutan: Dapat bercampur dengan air, dengan aseton, dan dengan kloroform; larut dalam eter dan dalam beberapa minyak esensial; tidak dapat bercampur dengan minyak lemak.

Titik leleh: 60C-70C

Bobot Molekul : 76,09

Fungsi : Bersifat antimikroba, desinfektan, pelembab

II. Etanol (FI V : 298)

Pemerian: Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna, bau khas dan menyebabkan rasa terbakar

Kelarutan: Bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semua pelarut

Titik leleh: 61C-65C

Titik Didih : 78C

Bobot Molekul : 46,0

pH: 3,8-5

Fungsi : Pelarut
Lanjutan

III. Sirupus simpleks (FI III : 567)


Pemerian: Tidak berwarna, rasa manis, tidak berbau
Kelarutan: Mudah larut dalam air
Titik leleh: 109,5C-112,5C
Titik Didih : 255C
pH: 5,2-6,5
Fungsi : Pemanis

IV. Sorbitol (HOPE 2009: 679)


Pemerian: Putih, manis, tidak berbau, serbuk, granul atau lempengan
Kelarutan: Sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol
Titik leleh: 174C-179C
pH: 4,5-7
Fungsi : Anticaploking

V. Natrium benzoate (HOPE : 433)


Pemerian: Garul putih, bersifat hidgroskopik, tidak berbau
Kelarutan: Mudah larut dalam air
pH: 8
Fungsi : Pengawet
Lanjutan

VI. Aquadest (FI III : 96)


Pemerian: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak memiliki rasa
Kelarutan: Larut dalam ethanol gliser
Titik Didih: 100C
Bobot Molekul : 18,02
pH: 7
Fungsi : Pelarut

VII. Essence Anggur


Fungsi : Perasa
FORMULASI ELIXIR PARACETAMOL
No. Komponen Fungsi Kadar Skala Lab Skala Pilot

1. Paracetamol Bahan Aktif 120 mg/5 mL 1.440 mg 7.200 mg

2. Propilen glikol Pembasah 20% 12 mL 60 mL

3. Etanol 90% Pelarut 15% 9 mL 45 mL

4. Sir. Simpleks Pemanis 20% 12 mL 60 mL

5. Sorbitol Pemanis 20% 12 mL 60 mL

6. Na-Benzoat Pengawet 0,5% 0,3 g 1,5 g

7. Anggur Perasa q.s 3 gtt 15 gtt

8. Berliant Violet Pewarna q.s 3 gtt 15 gtt

9. Esense Anggur Aroma q.s 3 gtt 15 gtt

10. Aquadest Pelarut 100% Ad 60 mL 300 mL

Sumber: Ambari, Y., 2018. Uji Stabilitas Fisik Formulasi Elixir Paracetamol Dengan Combinasi Co-Solvent Propilen Glikol & Etanol.
Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika, Volume 1, Issue 1, p. 3. http://dx.doi.org/10.36932/jpcam.v1i1.2.
PREFORMULASI SUSPENSI IBUPROFEN

I. Ibuprofen (FI VI : 727 & HOPE ed 6)


Pemerian : Serbuk hablur; putih hingga hampir putih; berbau khas
lemah
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam etanol, metanol, aseton dan
kloroform; sukar larut dalam etil asetat; tidak larut dalam air
Titik Leleh : 75-77,5°C
Titik Didih : 157°C
BM : 206, 28
Fungsi : Bahan Aktif
II.Gom Arab (FI VI : 684 & HOPE ed 6)
Pemerian : Tidak berbau
Kelarutan : Larut hampir sempurna dalam 2 bagian bobot air, tetapi
sangat lambat, meninggalkan sisa bagian tanaman dalam jumlah yang
sangat sedikit; tidak larut dalam etanol dan dalam eter.
ph : 4.5-5.5
Fungsi : Pensuspensi
Lanjutan
III.
CMC-Na (FI VI : 832 & HOPE ed 6: 118-119)
Pemerian :Serbuk atau granul putih sampai krem; higroskopik.
Kelarutan : Mudah terdispersi dalam air membentuk larutan koloidal; tidak larut dalam etanol, eter dan pelarut organik lain
Titik Didih : 227°C
Titik Leleh : 252°C
pH : 6.5-8.5
Fungsi : Pensuspensi

IV.Sukrosa (FI VI : 1507)


Pemerian : Hablur putih atau tidak berwarna; tidak berbau; rasa manis, stabil di udara. Larutannya netral terhadap lakmus
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air; lebih mudah larut dalam air mendidih; sukar larut dalam etanol; tidak larut dalam
kloroform dan dalam eter.
Titik Leleh : 160-168 ◦C
Titik Didih : 186◦C
BM : 342,3
Fungsi :Pemanis
Lanjutan

V. Metil Paraben (FI VI : 1144 & HOPE ed 6: 441)


Pemerian : Hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur, putih: tidak berbau.
Kelarutan : ukar larut dalam air, dalam benzen dan dalam karbon tetraklorida; mudah larut dalam etanol dan dalam eter.
Titik Didih : 125-128◦C
BM : 152, 15
Fungsi : Pengawet
VI.Asam Sitrat (FI VI : 195 & HOPE ed 6: 181)
Pemerian: Hablur bening, tidak berwarna atau serbuk hablur granul sampai halus; putih. Melebur pada suhu lebih kurang 153° yang
disertai peruraian.
Kelarutan: Sangat mudah larut dalam air; mudah larut dalam etanol; sangat sukar larut dalam eter
Titik leleh: 153C
Bobot Molekul : 192,12
pH: 2,2
Fungsi : Pengawet
VII.Propilenglikol (FI VI :1446 & HOPE ed 6: 592)
Pemerian: Cairan kental, jernih, tidak berwarna; rasa khas; praktis tidak berbau; menyerap air pada udara lembab.
Kelarutan: Dapat bercampur dengan air, dengan aseton, dan dengan kloroform; larut dalam eter dan dalam beberapa minyak esensial;
tidak dapat bercampur dengan minyak lemak.
Titik leleh: -59C
Bobot Molekul : 76,09
Fungsi : Bersifat antimikroba, desinfektan, pelembab
Lanjutan

VIII.Perasa Jeruk
Pemerian : cairan berwarna orange, memiliki bau khas jeruk
Kelarutan : mudah larut dalam air
Fungsi : Perasa
IX. Aquadest (FI III : 96)
Pemerian: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak memiliki rasa
Kelarutan: Larut dalam ethanol gliser
Titik Didih: 100C
Bobot Molekul : 18,02
pH: 7
Fungsi : Pelarut
• FORMULASI SUSPENSI IBUPROFEN
No. Komponen Fungsi Kadar Skala Lab Skala Pilot

1. Ibuprofen Bahan Aktif - 1,2 g 6g

2. Gom Arab Pensuspensi 2,5% 2,5 g 12,5 g

3. CMC-Na Pensuspensi 0,75% 0,45 g 2,25 g

4. Sukrosa Pemanis 20% 12 g 60 g

5. Metil Paraben Pengawet 0,1% 60 mg 300 mg

6. Asam Sitrat Dapar 0,1% 0,06 g 0,3 g

7. Propilen Glikol Co-Solvent 5% 3 mL 15 mL

8. Perasa Jeruk Perasa - 4 tetes 20 tetes

9. Aquadestilata Pembawa 100% Ad 60 mL Ad 300 mL

Sumber: Fatmawati, U., 2018. Formulasi Suspensi Analgesik-Antipiretik Ibuprofen Dengan Suspending Agent Gom Arab & CMC-
NA. Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika, Volume 1, Issue 1, p. 13. https://doi.org/10.36932/j-pham.v1i1.3.
Preformulasi Emulsi Minyak Ikan

I. Minyak Ikan (FI IV : 628)


Pemerian : encer, berbau khas, tidak tengik, rasa dan bau seperti ikan
Kelarutan : sukar larut dalam etanol, mudah larut dalam eter, kloroform, karbon disulfida dan etil asetat
pH : 4.8
Fungsi : Zat Aktif
II. Gliserin (FI VI :680 & HOPE ed 6: 283)
Pemerian : Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna; rasa manis; Higroskopik; larutan netral terhadap lakmus
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol; tidak larut dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak
lemak, dan dalam minyak menguap.
Titik Didih :176,8°C
Titik Leleh : 17,8°C
BM : 92,09
Fungsi : Pelarut
III.Gom Arab (FI VI : 684 & HOPE ed 6)
Pemerian : Tidak berbau
Kelarutan : Larut hampir sempurna dalam 2 bagian bobot air, tetapi sangat lambat, meninggalkan sisa bagian
tanaman dalam jumlah yang sangat sedikit; tidak larut dalam etanol dan dalam eter.
ph : 4.5-5.5
Fungsi : Emulgator
Lanjutan

IV. Xanthan Gum (HOPE ed 6: 782)


Pemerian : Serbuk putih
Kelarutan : Larut dalam air dingin dan air hangat, tidak larut dalam eter
Titik Leleh :270◦C
pH : 6-8
Fungsi : Pengental

V. BHT (Butylated Hydroxytoluene) (FI VI : 340 & HOPE ed 6: 75)


Pemerian : Hablur padat, putih; bau khas lemah.
Kelarutan : Tidak larut dalam air dan dalam propilenglikol; mudah larut dalam etanol, dalam kloroform dan dalam eter.
Titik Didih : 127◦C
Titik Leleh : 70◦C
BM :220,35
Fungsi : Antioksidan

VI.Sakarin (FI VI : 1505 & HOPE ed 6 : 605)


Pemerian : serbuk hablur, putih, tidak berbau atau agak aromatik; rasa sangat manis walau dalam larutan encer
Kelarutan : Mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol
Titik Didih : 299◦C
Titik Leleh : 226-230◦C
BM : 183,18
Fungsi : Pemanis
Lanjutan

VII.Essence
Fungsi : Aroma

VIII.
Na-Benzoat (FI VI : 1215)
Pemerian : Granul atau serbuk hablur, putih; tidak berbau atau praktis tidak berbau; stabil di udara.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol dan lebih mudah larut dalam etanol 90%.
Titik Didih : 127◦C
Titik Leleh : 410◦C
ph : 4,5-7
BM :144,11
Fungsi : Pengawet

IX.Aquadest (FI III : 96)


Pemerian: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak memiliki rasa
Kelarutan: Larut dalam ethanol gliser
Titik Didih: 100C
Bobot Molekul : 18,02
pH: 7
Fungsi : Pelarut
• FORMULASI EMULSI MINYAK IKAN
No. Komponen Fungsi Kadar (%)

1. Minyak Ikan Bahan Aktif 15

2. Gliserolum Pelarut 4,5

3. Gom Arab Emulgator 15

4. Xanthan Gum Pengental 1

5. BHT Antioksidan 0,05

6. Sakarin Pemanis 0,1

7. Essence Aroma 4

8. Na-Benzoat Pengawet 0,1

9. Aquadest Pelarut 100

Sumber: Husni, P. et al, 2019. Formulasi & Uji Stabilitas Fisik Sediaan Emulsi Minyak Ikan Lemuru (Sardinella lemuru). As-Syifaa
Jurnal Farmasi, Volume 11, Issue 2, p. 139. https://doi.org/10.33096/jifa.v11i2.575.
PREFORMULASI TETES MATA
I.Sulfasetamida Natrium (FI VI: 1667)
Khasiat: Zat Aktif
Pemerian: Serbuk hablur, putih; tidak berbau; rasa pahit
Kelarutan: Mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol; praktis tidak larut dalam kloroform dan dalam eter
BM: 254,24

II.Natrium Tiosulfat (FI VI: 1239)


Khasiat: Pengawet
Pemerian: Hablur besar, tidak berwarna atau serbuk hablur kasar. Mengkilap dalam udara lembab & mekar dalam udara kering pada suhu >33°. Larutan netral atau
basa lemah terhadap lakmus
Kelarutan:Sangat mudah larut dalam air; tidak larut dalam etanol
BM:158,11
Titik Leleh: 48°C

III.
Dinatrium Edetat (FI VI: 437)
Khasiat: Pengkhelat
Pemerian: Serbuk hablur, putih
Kelarutan: Larut dalam air
BM: 372,24
PH: 4,3 – 4,7
Lanjutan
IV.
Dinatrium Edetat (FI VI: 437)
Khasiat: Pengkhelat
Pemerian: Serbuk hablur, putih
Kelarutan: Larut dalam air
BM: 372,24
Titik Leleh: 252°C
PH: 4,3 – 4,7

V.Timerosal (FI VI: 1713 )


Khasiat: Pengawet
Pemerian: Serbuk hablur, warna krem muda; berbau khas lemah; dipengaruhi oleh cahaya; pH larutan (1 dalam 100) lebih kurang
6,7
Kelarutan: Mudah larut dalam air; praktis tidak larut dalam eter; larut dalam etanol
BM: 404,81
Titik Leleh: 232 – 233°C
PH: 6,7
Lanjutan
VI.Dapar Fosfat(FI VI: 200 )
Khasiat: Dapar
Pemerian: Cairanjernih; tidakberwarna; bausangattajamdankorosif, BJ ± 1,84
Kelarutan:Bercampurdengan air &denganetanol, denganmenimbulkanpanas
BM: 98,07
TitikDidih:

VII.Air UntukInjeksi(FI VI: 71)


Khasiat: Pelarut
Pemerian: Cairanjernih, tidakberwarna, tidakberbau
FORMULASI TETES MATA SULFASETAMIDA

No. Komponen Fungsi Kadar (%)

1. Sulfasetamida Bahan Aktif 10


Natrium

2. Natrium Pengawet 0,1


Tiosulfat
3. Dinatrium Pengkhelat 0,05
Edetat
4. Timerosal Pengawet 0,01

5. Dapar Fosfat Dapar pH 7

6. Air untuk Pelarut Add 100 mL


injeksi

Sumber: Abdassah, M. et al, 2015. Formulasi & Uji Stabilitas Tetes Mata Sulfasetamida. Indonesian Journal of Pharmaceutical
Science & Technology, Volume 2, Issue 1, p. 34. https://doi.org/10.15416/ijpst.v2i1.7808.
PREFORMULASI INFUS
I. Manitol (FI VI: 1085)
Khasiat: ZatAktif
Pemerian:Serbukatauhablur; putihatauhampirputih
Kelarutan:Mudahlarutdalam air; agaksukarlarutdalametanol; praktistidaklarutdalamkloroformdandalameter
BM: 182,17
TitikLeleh: 166 – 168°C
PH: 8,0 – 9,3

II.NaOH (FI VI: 1224)


Khasiat: Dapar
Pemerian:Putihataupraktisputih, massamelebur, berbentukpeletkecil, serpihanataubatangataubentuk lain. Keras,
rapuhdanmenunjukkanpecahanhablur. Jikaterpapar di udara, akancepatmenyerap CO2 danlembab
Kelarutan:Mudahlarutdalam air dandalametanol
BM: 40
TitikLeleh: 318°C
PH:
Lanjutan
III.NaCl (FI VI: 1225)
Khasiat: Pengisotonis
Pemerian: Hablur bentuk kubus, tidak berwarna atau serbuk hablur putih; rasa asin
Kelarutan: Mudah larut dalam air; larut dalam gliserin; sukar larut dalam etanol
BM: 58,44
Titik Didih: 1413°C
PH: 6,7 – 7,3

IV.Aqua pro Injeksi (FI VI: 70)


Khasiat: Pembawa
Pemerian: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau
• FORMULASI INFUS MANITOL 5%

No. Komponen Fungsi Kadar (%)

1. Manitol Bahan Aktif 5

2. NaOH Pembasa, Dapar 0,0135

3. NaCl Pengisotonis 0,25 mL

4. Aqua pro Pelarut Add 700 mL


injection

Sumber: Kemenkes RI, 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Farmasi: Praktikum Teknologi Sediaan Steril. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan
(Hlm. 57-60).
Prosedur Umum Sediaan Liquid
1. Zat-zat yang mudah larut, dilarutkan dalam botol.
2. Zat-zat yang agak sukar larut, dilarutkan dengan pemanasan.
3. Untuk zat yang akan terbentuk hidrat , maka air dimasukkan dulu dalam
erlenmeyer agar tidak terbentuk senyawa hidrat yang lebih lambat larutnya.
4. Untuk zat yang meleleh dalam air panas dan merupakan tetes besar dalam dasar
erlenmeyer atau botol maka perlu dalam melarutkan digoyang-goyangkan atau dikocok
untuk mempercepat larutnya zat tersebut.
5. Zat-zat yang mudah terurai pada pemanasan tidak boleh dilarutkan dengan pemanasan
atau dilarutkan secara dingin.
6. Zat-zat yang mudah menguap dipanasi, dilarutkan dalam botol tertutup dan dinaskan
serendah-rendahnya sambil digoyang-goyangkan.
7. Obat-obat keras harus dilarutkan tersendiri, untuk meyakini apakah sudah larut semua.
Dapat dilakukan dalam tabung reaksi lalu dibilas.
Metode Pembuatan Emulsi
• Fase Minyak dalam Air
Fase Air dalam Minyak
• (m/a) (a/m)
HLB

Contoh Soal HLB


R/ Tween 80 60% (HLB 15)
Span 80 40% (HLB 4,5)
Ditanyakan : HLB Campuran?
• Jawab :
Rumus
(B1 x HLB1) + (B2 x HLB2) = B Campuran x HLB Campuran

• Keterangan :
B = Berat Emulgator
B Campuran = Hasil penjumlahan kedua emulgator
HLB Campuran = HLB Total yang dibutuhkan
Tween 80 = 60% x 15 = 9
Span 80 = 40% x 4,5 = 1,8
HLB Campuran = 9 + 1,8 = 10,8
Sumber : Septi, 2016
Metode Pembuatan
Suspensi
Ditambahkan bahan aktif
kedalam mucilago yang
Dispersi telah dibentuk kemudian
diencerkan

Suspensi

Zat terdispersi dilarutkan


dalam pelarut organik,
Presipitasi dilarutkan dengan larutan
pensuspensi dalam air,
terbentuk endapan halus

Sumber : Handbook of Pharmacutical Manufacturing


Formulations
Vol.5
Metode Pembuatan Elixir

Zat padat (Zat Aktif)

Dicampurkan dan perlu


Pelarut utama (etanol + ada pertimbangan antara
alcohol) ketercampuran zat aktif
yang digunakan dengan
Elixir pelarut campur atau bahan
tambahan lain untuk
Pelarut campur (gliserol,sorbitol, menghindari interaksi dan
propilen glikol) endapan saat proses
pembuatan

Bahan pembantu (essens,


pewarna)

Sumber : Pharmaceutical Dosage Forms And Drug


Delivery Systems (Ninth Edition)
Modul Belajar Obat 2021
Metode Pembuatan
Sirup
Melarutkan bahan Melarutkan bahan
dengan bantuan dengan pengadukan
pemanasan tanpa pemanasan
komponen sirup
menghindari panas
tidak rusak atau
yang merangsang
menguap oleh
inverse sukrosa.
pemanasan

Untuk bahan yang


tidak tahan
Cepat
menguap apabila
dipanaskan.

Lebih lama tapi


Sumber : HOPM, Dharma 2007 lebih stabil
Evaluasi
1. Evaluasi Kimia (FI IV Tahun 1995)
a. Penetapan kadar obat dalam sediaan
b. Penetapan pH sediaan
c. Stabilitas kimia

2. Evaluasi Fisik (FI IV Tahun 1995)


d. Kejernihan larutan (untuk sediaan larutan)
e. Penetapan kekentalan
f. Volume terpindahkan
g. Berat jenis
h. Stabilitas fisika
3. Evaluasi Biologi (FI IV Tahun 1995)
a. Uji batas mikroba
b. Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi (untuk sediaan antibiotik)
c. Uji efektivitas pengawet antimikroba
d. Stabilitas biologi
Evaluasi Sediaan Suspensi
1. Organoleptis (FI IV Tahun 1995)
Tujuan : Memeriksa kesesuaian warna, bau, rasa dan melihat pemisahan fase pada suspensi dimana sedapat
mungkin mendekati dengan spesifikasi sediaan yang telah ditentukan selama formulasi
Prinsip : Pemeriksaan bau, rasa, warna dan pemisahan fase menggunakan panca indera

2. Penetapan pH (FI IV hal 1039-1040)


Alat : pH meter
Tujuan : Mengetahui pH sediaan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan
3. Penetapan bobot jenis cairan (FI <981> hal 1030)
Tujuan : Menjamin sediaan memiliki bobot jenis untuk spesifikasi produk yang akan dibuat

4. Homogenitas (Diktat Teknologi farmasi liquida dan semisolida, 127; FI ed III, hal 33)
Tujuan : Menjamin kehomogenitasan sediaan

5. Penetapan viskositas dan sifat aliran dengan viskometer brookfield (Modul praktikum farmasi Fisika, 2002,
hal 17-18)
Tujuan : Menentukan viskositas dan rheologi cairan newton maupun non newton
3. Penetapan bobot jenis cairan (FI <981> hal 1030)
Tujuan : Menjamin sediaan memiliki bobot jenis untuk spesifikasi produk yang
akan dibuat

4. Homogenitas (Diktat Teknologi farmasi liquida dan semisolida, 127; FI ed III,


hal 33)
Tujuan : Menjamin kehomogenitasan sediaan

5. Penetapan viskositas dan sifat aliran dengan viskometer brookfield (Modul


praktikum farmasi Fisika, 2002, hal 17-18)
Tujuan : Menentukan viskositas dan rheologi cairan newton maupun non newton
LIQUID-LIQUID MIXING MIXERS

Propeller mixers merupakan alat pencampuran sediaan liquid


dengan bentuk baling-baling. Pencampuran yang dilakukan oleh
propeller mixer ini secara axial dan radial

Anandharamakrishna & Ishwarya, (2019)


Pencampuran dari type paddle mixers
berbentuk seperti dayung berputar
secara vertikal

Cheremisinoff & Nicholas, P. (2000)


Turbine Mixer dapat digunakan untuk
mencampur senyawa dua bagian dengan cepat
dengan memasang mixer ke bor kecepatan
variabel apa pun.

Jenis - jenis mixer ini digunakan pada pencampuran


emulsi. antasida suspensi, dan lainnya
Viskometer brookfield

pH meter
Video alat-alat evaluasi
• Paddle Mixers
https://www.youtube.com/watch?v=Aja9xbzcuG0https://www.youtube
.com/watch?v=tSMZ10Waadk

• Impeller Mixers
https://www.youtube.com/watch?v=kobc3DdaofE&t=42s

• Turbine mixers
https://www.youtube.com/watch?v=XQgq51rCXuI
DAFTAR PUSTAKA
Abdassah, M. et al, 2015. Formulasi & Uji Stabilitas Tetes Mata Sulfasetamida. Indonesian Journal of Pharmaceutical Science & Technology,
Volume 2, Issue 1, p. 34. https://doi.org/10.15416/ijpst.v2i1.7808.
Ambari, Y., 2018. Uji Stabilitas Fisik Formulasi Elixir Paracetamol Dengan Combinasi Co-Solvent Propilen Glikol & Etanol. Journal of
Pharmaceutical Care Anwar Medika, Volume 1, Issue 1, p. 3. http://dx.doi.org/10.36932/jpcam.v1i1.2.
Anandharamakrishna & Iswarya. (2019). Essentials & Application of food engineering. Taylor & Francisy
Cheremisinoff, N,P. (2000). Handbook of chemical processing equipment. Oxford: Elsevier Butterworth-Heineman.
Dharma, Brigitta. 2007. Perbandingan Stabilitas Fisis Sirup Perasan Daging Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa(Scheff)Boerl.)
Yang Mengandung Sukrosa dan Campuran Sukrosa-Sorbitol Sebagai Bahan Pemanis Handbook of Pharmacutical Manufacturing
Formulations Vol.5
Isti, Melati. 2016. Formulasi Sediaan Deodoran Roll On Dari Minyak Atsiri Kulit Batang Kayu Manis (Chinnamomum zeylanicum) Sebagai
Antibakteri Staphylococcus epidermidis. Purwokerto .
Husni, P. et al, 2019. Formulasi & Uji Stabilitas Fisik Sediaan Emulsi Minyak Ikan Lemuru (Sardinella lemuru). As-Syifaa Jurnal Farmasi,
Volume 11, Issue 2, p. 139. https://doi.org/10.33096/jifa.v11i2.575.
Fickri, DZ., 2018. Formulasi & Uji Stabilitas Sediaan Sirup Anti Alergi Dengan Bahan Aktif Chlorpheniramin Maleat (CTM). Journal of
Pharmaceutical Care Anwar Medika, Volume 1, Issue 1, p. 16. https://doi.org/10.36932/j-pham.v1i1.4.
Kemenkes RI, 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Farmasi: Praktikum Teknologi Sediaan Steril. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan (Hlm. 57-
60).
Kemenkes RI, 2020. Farmakope Indonesia Edisi VI. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Kemenkes RI, 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Kemenkes RI, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Rowe, R.C., et al, 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition. London: Pharmaceutical Press & American Pharmacists
Assosiation.
Tungadi, R. et al, 2021. Formulasi, Karakteristik, & Evaluasi Drops Liquid Self Nano-Emulsifying Drug Delivery System (SNEDDS)
Astaxanthin. Indonesian Journal of Pharmaceutical Education, Volume 1, Issue 3, e174. https://doi.org/10.37311/ijpe.v1i3.11400.

Anda mungkin juga menyukai