, Apt Gel merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. gel kadang – kadang disebut jeli. (FI IV, hal 7).
Gel adalah sediaan bermassa lembek, berupa
suspensi yang dibuat dari zarah kecil senyawaan organik atau makromolekul senyawa organik, masing-masing terbungkus dan saling terserap oleh cairan (Formularium Nasional, hal 315). Berdasarkan sifat fasa koloid : ◦ Gel anorganik, contoh : bentonit magma ◦ Gel organik, pembentuk gel berupa polimer Berdasarkan sifat pelarut : ◦ Hidrogel (pelarut air). ◦ Hidrogel pada umumnya terbentuk oleh molekul polimer hidrofilik yang saling sambung silang melalui ikatan kimia atau gaya kohesi seperti interaksi ionik, ikatan hidrogen atau interaksi hidrofobik. Organogel (pelarut bukan air/pelarut organik). Contoh : plastibase (suatu polietilen dengan BM rendah yang terlarut dalam minyak mineral dan didinginkan secara shock cooled), dan dispersi logam stearat dalam minyak. Xerogel : Gel yang telah padat dengan konsentrasi pelarut yang rendah diketahui sebagai xerogel. Contoh : gelatin kering, tragakan ribbons dan acacia tears, dan sellulosa kering dan polystyrene. Emulgel Emulgel adalah emulsi baik O/W maupun W/O yang dibuat gel dengan mencampurkannya dengan gelling agent. Keunggulan emulgel memiliki kelebihan daya hantar obat yang baik seperti gel maupun emulsi Berdasarkan bentuk struktur gel: ◦ Kumparan acak: struktur dibentuk oleh gelling agent golongan polimer sintetik dan derivat selulosa. penambahan selanjutnya akan meningkatkan sifat viskoelastis dan ketegaran masa gel. ◦ Heliks: struktur dibentuk oleh gelling agent golongan gom xanthan dan polisakarida ◦ Batang (egg box):terjadi ikatan silang antara polimer kation dengan polimer divalent. Contoh: Kalsium alginat ◦ Bangunan kartu: terbentuk dari partikel anorganik terhidratasi. Berdasarkan jenis fase terdispersi : Gel fase tunggal, terdiri dari makromolekul organik yang tersebar serba sama. Gel sistem dua fasa, terbentuk jika masa gel terdiri dari jaringan partikel kecil yang terpisah. Dalam sistem ini, jika ukuran partikel dari fase terdispersi relatif besar, masa gel kadang-kadang dinyatakan sebagai magma. Gel merupakan suatu sistem yang dapat diterima untuk pemberian oral, dalam bentuk sediaan yang tepat, atau sebagai kulit kapsul yang dibuat dari gelatin dan untuk bentuk sediaan obat long – acting yang diinjeksikan secara intramuskular. Gel biasa digunakan untuk orang yang memiliki kulit berminyak (pada sediaan topikal) Gelling agent biasa digunakan sebagai bahan pengikat pada granulasi tablet, bahan pelindung koloid pada suspensi, bahan pengental pada sediaan cairan oral, dan basis suppositoria. Untuk kosmetik, gel telah digunakan dalam berbagai produk kosmetik, termasuk pada shampo, parfum, pasta gigi, dan kulit – dan sediaan perawatan rambut. Gel dapat digunakan untuk obat yang diberikan secara topikal (non streril) atau dimasukkan ke dalam lubang tubuh atau mata (gel steril) (FI IV, hal 8) Keuntungan sediaan gel : Untuk hidrogel : Eefek pendinginan pada kulit saat digunakan; penampilan sediaan yang jernih dan elegan; pada pemakaian di kulit setelah kering meninggalkan film tembus pandang, elastis, daya lekat tinggi yang tidak menyumbat pori sehingga pernapasan pori tidak terganggu; mudah dicuci dengan air; pelepasan obatnya baik; kemampuan penyebarannya pada kulit baik. Kekurangan sediaan gel : Untuk hidrogel : harus menggunakan zat aktif yang larut di dalam air sehingga diperlukan penggunaan peningkat kelarutan seperti surfaktan agar gel tetap jernih pada berbagai perubahan temperatur, Penggunaan emolien golongan ester harus diminimalkan atau dihilangkan untuk mencapai kejernihan yang tinggi. Untuk hidroalkoholik : gel dengan kandungan alkohol yang tinggi dapat menyebabkan pedih pada wajah dan mata. Swelling Gel dapat mengembang karena komponen pembentuk gel dapat mengabsorbsi larutan sehingga terjadi pertambahan volume. Pelarut akan berpenetrasi diantara matriks gel dan terjadi interaksi antara pelarut dengan gel. Pengembangan gel kurang sempurna bila terjadi ikatan silang antar polimer di dalam matriks gel yang dapat menyebabkan kelarutan komponen gel berkurang. Sineresis. Suatu proses yang terjadi akibat adanya kontraksi di dalam massa gel. Cairan yang terjerat akan keluar dan berada di atas permukaan gel. Pada waktu pembentukan gel terjadi tekananyang elastis, sehingga terbentuk massa gel yang tegar. Efek suhu Efek suhu mempengaruhi struktur gel. Gel dapat terbentuk melalui penurunan temperatur tapi dapat juga pembentukan gel terjadi setelah pemanasan hingga suhu tertentu. Polimer separti MC, HPMC, terlarut hanya pada air yang dingin membentuk larutan yang kental. Pada peningkatan suhu larutan tersebut membentuk gel. Fenomena pembentukan gel atau pemisahan fase yang disebabkan oleh pemanasan disebut thermogelation. Efek elektrolit. Konsentrasi elektrolit yang sangat tinggi akan berpengaruh pada gel hidrofilik dimana koloid digaramkan (melarut). Gel yang tidak terlalu hidrofilik dengan konsentrasi elektrolit kecil akan meningkatkan rigiditas gel dan mengurangi waktu untuk menyusun diri sesudah pemberian tekanan geser. Gel Na-alginat akan segera mengeras dengan adanya sejumlah konsentrasi ion kalsium yang disebabkan karena terjadinya pengendapan parsial dari alginat sebagai kalsium alginat yang tidak larut. Rheologi Larutan pembentuk gel (gelling agent) dan dispersi padatan yang terflokulasi memberikan sifat aliran pseudoplastis yang khas, dan menunjukkan jalan aliran non – Newton (menggunakan alat brookfield) yang dikarakterisasi oleh penurunan viskositas dan peningkatan laju aliran. Elastisitas dan rigiditas Sifat ini merupakan karakteristik dari gel gelatin agar dan nitroselulosa, selama transformasi dari bentuk sol menjadi gel terjadi peningkatan elastisitas dengan peningkatan konsentrasi pembentuk gel. Penampilan gel : transparan atau berbentuk suspensi partikel koloid yang terdispersi Inkompatibilitas dapat terjadi dengan mencampur obat yang bersifat kationik pada kombinasi zat aktif, pengawet atau surfaktan dengan pembentuk gel yang bersifat anionik (terjadi inaktivasi atau pengendapan zat kationik tersebut). Gelling agents yang dipilih harus bersifat inert, aman dan tidak bereaksi dengan komponen lain dalam formulasi. Penggunaan polisakarida memerlukan penambahan pengawet sebab polisakarida bersifat rentan terhadap mikroba. Viskositas sediaan gel yang tepat, sehingga saat disimpan bersifat solid tapi sifat soliditas tersebut mudah diubah dengan pengocokan sehingga mudah dioleskan saat penggunaan topikal. A. Gelling Agents (Pustaka : Dysperse System, vol. I, page 499-504) Termasuk dalam kelompok ini adalah : gum alam, turunan selulosa, dan karbomer. Catatan: Pada pemilihan gelling agent perhatikan dengan pH stabilita dan inkompatibilitasnya 1.Gum alam (natural gums) Umumnya bersifat anionik (bermuatan negatif dalam larutan atau dispersi dalam air), meskipun dalam jumlah kecil bermuatan netral, seperti guar gum. Karena komponen yang membangun struktur kimianya, maka natural gum mudah terurai secara mikrobiologi dan menunjang pertumbuhan mikroba. Oleh karena itu, sistem cair yang mengandung gum harus mengandung pengawet dengan konsentrasi yang cukup. Beberapa contoh gum alam : i. Natrium alginat Natrium alginat 5-10% digunakan dalam sediaan semisolid. Inkompatibel dengan derivat akridin, kristal violet, fenil merkuri asetat dan nitrat, garam kalsium, logam berat dan etanol dengan konsentrasi lebih dari 5%. Natrium alginat pada pH 4-10, sedangkan pada pH 10 viskositas menurun (HOPE hal 543-544) ii. Karagenan Fraksi kappa dan iota membentuk gel yang reversibel terhadap pengaruh panas. Semua karagenan adalah anionik. Gel kappa yang cenderung getas, merupakan gel yang terkuat dengan keberadaan ion K. Gel iota bersifat elastis dan tetap j ernih dengan keberadaan ion K. Konsentrasi karagenan yang digunakan 0,3-1%.
Inkompatibel dengan material kationik
(HOPE hal101-102) iii. Tragakan Menurut NF, didefinisikan sebagai ekstrak gum kering dari Astragalus gummifer Labillardie, atau spesies Asia dari Astragalus. Digunakan sebanyak 5% sebagai gelling agent. Viskositas akan menurun dengan cepat di luar range pH 4,5-7 rentan terhadap degradasi oleh mikroba. Viskositas juga dapat menurun dengan penambahan alkali, atau NaCl (HOPE hal 655) Kompatibel dengan garam konsentrasi tinggi, suspending agent synthetic (Acacia, CMC, pati, sukrosa), HOPE hal 655 iv. Pektin Polisakarida yang diekstrak dari kulit sebelah dalam buah citrus yang banyak digunakan dalam makanan. Merupakan gelling agent untuk produk yang bersifat asam dan digunakan bersama gliserol sebagai pendispersi dan humektan. Gel terbentuk pada pH asam dalam larutan air yang mengandung kalsium dan kemungkinan zat lain yang befungsi menghidrasi gum. 2. Derivat selulosa : CMC Na digunakan pada konsentrasi 3-6 %.Secara umum, CMC Na menunjukkan viskositas maksimum pada pH 7-9 (HOPE hal97-99). Inkompatibel dengan larutan asam, larutan garam, besi, dan beberapa metal lain (Al, merkuri, zinc),HOPE hal99 HPC stabil pada pH 6-8, inkompatibel dengan derivat fenol, seperti metil paraben dan propil paraben, kehadiran polimer anionik akan meningkatkan viskositas HPC. Kompatibel dengan garam inorganik(HOPE hal291) HEC memiliki pH stabilitas 2-12,Inkompatibel dengan zinc, inkompatibel parsial dengan kasein, gelatin, MC,PVA, dan pati(HOPE hal 285) HPMC stabil pada pH3-11, inkompatibel dengan agen oksidator(HOPE 299 Karbomer merupakan gelling agent yang kuat, membentuk gel pada konsentrasi sekitar 0,5-2%. Dalam media air, yang diperdagangkan dalam bentuk asam bebasnya, pertama-tama dibersihkan dulu, setelah udara yang terperangkap keluar semua, gel akan terbentuk dengan cara netralisasi dengan basa yang sesuai. Dalam sistem cair, basa anorganik seperti NaOH, KOH, dan NH4OH sebaiknya ditambahkan. pH harus dinetralkan karena karakter gel yang dihasilkan dipengaruhi oleh proses netralisasi atau pH yang tinggi. Viskositas dispersi karbomer dapat menurun dengan adanya ion-ion. Merupakan gelling agent yang kuat, maka hanya diperlukan dalam konsentrasi kecil, biasanya 0,5-2 %(HOPE hal 89) Inkompatibel dengan fenol, polimer kationik, asam kuat, elektrolit kuat(HOPE hal91) Nama gelling agent Konsentrasi Cara pengembangan (sering digunakan)
Hidroksi metil selulosa 1-3% HPMC dikembangkan menggunakan
(HPMC) air panas (60-70oC), serbuk didispersikan secara merata diatas air panas yang terdapat dalam wadah, kemudian didiamkan selama satu malam hingga terbasahi sempurna. HPMC yang telah dikembangkan diaduk hingga didapatkan basis gel yang homogen
HPC 4-6% HPC dikembangkan menggunakan air
dingin. serbuk didispersikan merata diatas air dingin yang terdapat dalam wadah kemudian dibiarkan selama satu malam hingga serbuk terbasahi sempurna, HPC yang telah dikembangkan diaduk hingga didapatkan basis gel yang homogen
HEC Serbuk HEC didispersikan dengan
cepat kedalam air yang sedang diaduk dengan cepat pada suhu kamar, ketika dikembangkan diaduk hingga didapatkan basis gel yang homogen
HEC Serbuk HEC didispersikan dengan
cepat kedalam air yang sedang diaduk dengan cepat pada suhu kamar, ketika HEC terbasahi sempurna, temperatur larutan dinaikkan menjadi 60-70oC untuk meningkatkan kecepatan dispersi.
didispersikan kedalam air yang sedang diaduk. kuat, hati-hati jangan sampai terbentuk gumpalan yang tidak terdispersi, kemudian netralkan dengan penambahan basa (bisa KOH, NaOH, TEA, borax, Na bikarbonat)
CMC Na 3-6% Serbuk CMC Na didispersikan diatas
air dalam mortar hingga terbasahi semua. aduk larutan CMC Na yang telah terbasahi hingga terbentuk gel yang homogen Digunakan dalam gel hidrofobik likuid, akan dihasilkan gel yang lembut, mudah tersebar, dan membentuk lapisan/film yang tahan air pada permukaan kulit. Untuk membentuk gel, polimer harus didispersikan dalam minyak pada suhu tinggi (di atas 800C) kemudian langsung didinginkan dengan cepat untuk mengendapkan kristal yang merupakan pembentukan matriks. Mikrokristalin selulosa dapat berfungsi sebagai gellant dengan cara pembentukan jaringan karena gaya tarik-menarik antar partikel seperti ikatan hidrogen. Banyak wax yang digunakan sebagai gellants untuk media nonpolar seperti beeswax, carnauba wax, setil ester wax. PVA digunakan dalam emulsi pada konsentrasi 0,5 %. Inkompatibel pada konsentrasi tinggi dengan garam inorganik terutama sulfat dan fosfat (HOPE hal 491- 492). Untuk membuat gel yang dapat mengering secara cepat. Digunakan sebanyak 7-20% sebagai basis. Mempunyai pH 9 sehingga tidak cocok digunakan pada kulit. Viskositas dapat menurun dengan adanya basa. Magnesium oksida sering ditambahkan untuk meningkatkan viskositas. Bentonit harus disterilkan terlebih dahulu untuk penggunaan pada luka terbuka. Bentonit dapat digunakan pada konsentrasi 5-20%. Contohnya : Bentonit, veegum, laponite. Pengawet Tragakan : metil hidroksi benzoat 0,2 % w/v dgn propil hidroksi benzoat 0,05 % w/v Na alginate : metil hidroksi benzoat 0,1- 0,2 % w/v, atau klorokresol 0,1 % w/v atau asam benzoat 0,2 % w/v Pektin : asam benzoat 0,2 % w/v atau metil hidroksi benzoat 0,12 % w/v atau klorokresol 0,1-0,2 % w/v Starch glyserin : metil hidroksi benzoat 0,1-0,2 % w/v atau asam benzoat 0,2 % w/v MC : fenil merkuri nitrat 0,001 % w/v atau benzalkonium klorida 0,02% w/v Na CMC : metil hidroksi benzoat 0,2 % w/v dgn propil hidroksi benzoat 0,02 % w/v Polivinil alkohol : klorheksidin asetat 0,02 % w/v Penambahan Bahan higroskopis Bertujuan untuk mencegah kehilangan air. Contohnya gliserol, propilenglikol dan sorbitol dengan konsentrasi 10-20 % Chelating agent Bertujuan untuk mencegah basis dan zat yang sensitive terhadap logam berat. Contohnya EDTA Gel yang jernih dapat dihasilkan oleh kombinasi antara minyak mineral, air, dan konsentrasi yang tinggi (20-40%) dari surfaktan anionik. Kombinasi tersebut membentuk mikroemulsi.