Anda di halaman 1dari 30

KELARUTAN 2 |1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam bidang farmasi seluruh sediaan seperti serbuk, tablet, kapsul,

emulsi, salep, obat dan lainnya dibuat berdasarkan sifat senyawa obat

dan bahan tambahannya. Salah satu hal yang menjadi pertimbangan

dalam pembuatan sediaan tersebut adalah bagaimana sifat kelarutan

sediaan zat aktif tersebut dalam tubuh.

Jika suatu garam ionik dimasukkan kedalam air maka banyaknya

garam yang dapat larut dalam sejumlah pelarut tertentu itu untuk setiap

macam garam nilainya beragam dan merupakan salah satu sifat fisis

senyawa garam itu sendiri.

Kelarutan dari suatu senyawa kimia atau obat ini, menentukan

seberapa lama kerja obat akan memberikan efek farmakologisnya.

Setelah obat masuk dalam tubuh baik melalui oral, bukal atau sublingual

maka faktor yang paling menentukan adalah faktor kelarutannya.

Pada umumnya ketika obat masuk dalam tubuh, obat baru dapat

diabsorbsi dari saluran cerna dalam keadaan terlarut kecuali jika transport

obat melalui mekanisme pinositas. Oleh karena itu, salah satu cara

meningkatkan ketersediyaan hayati suatu sediaan adalah dengan

menaikkan kelarutan zat aktifnya didalam air.

KARTINI APRILIA MUHAMMAD ILHAM


15020160083
KELARUTAN 2 |2

Kelarutan suatu zat dalam pelarut tertentu diketahui dengan

membuat larutan jenuh dari zat itu pada suhu yang spesifik dan

penentuan jumlah zat yang larut pada sejumlah berat tertentu dan larutan

dengan cara analisis kimia. Dengan perhitungan sederhana, dapat

dilarutkan sejumlah pelarut yang dibutuhkan untuk melarutkan sejumlah

zat tertentu kemudian kelarutan dapat dinyatakan sebaagi jumlah gram

zat terlarut yang larut dalam ml pelarut.

Mengingat pentingnya sifat kelarutan dalam bidang farmasi maka

percobaan kali ini mengenai kelarutan dari suatu senyawa kimia obat

serta faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan obat serta bagaimana

usaha untuk menaikkan kelarutan suatu obat sehingga nantinya dapat

dicerna oleh tubuh.

B. Maksud Percobaan

Adapun maksud dari percobaan ini yaitu untuk menguji pengaruh ph,

pengaruh surfaktan terhadapkelarutan paracetamol.

C. Tujuan percobaan

Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk menentukan pengaruh

ph, pengaruh surfaktan terhadap kelarutan paracetamol.

KARTINI APRILIA MUHAMMAD ILHAM


15020160083
KELARUTAN 2 |3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Kelarutan atau solubility (s) adalah kebanyakan senyawa dalam

satuan garam yang dapat membuat jenuh larutan. Jika volume larutan dm3

maka kelarutan itu mempunyai satuan molar (m) (Martin, 1990).

Kelarutan suatu senyawa bergantung pada sifat fisika dan kimia zat

terlarut dan pelarut, juga bergantung pada faktor temperatur, tekanan, pH

larutan dan untuk jumlah yang lebih kecil bergantung pada hal terbaginya

zat terlarut (Martin, 1990)

Kelarutan diartikan sebagai konsentrasi bahan terlarut dalam suatu

larutan jenuh pada suatu suhu tertentu. Larutan sebagai campuran

homogen bahan yang berlainan. Untuk dibedakan antara larutan dari gas,

cairan dan bahan padat dalam cairan. Disamping itu terdapat larutan

dalam keadaan padat (misalnya gelas, pembentukan kristal campuran)

(Voight, 1994).

Suatu zat dapat larut dalam pelarut tertentu, tetapi jumlahnya

selalu terbatas. Batas itu disebut kelarutan. Kelarutan adalah jumlah zat

terlarut yang dapat larut dalam sejumlah pelarut pada suhu tertentu

sampai membentuk larutan jenuh (Yazid, 2005).

Kelarutan bergantung juga pada sifat dan konsentrasi zat-zat lain,

terutama ion-ion dalam campuran itu (Hardjaji, 1993).

KARTINI APRILIA MUHAMMAD ILHAM


15020160083
KELARUTAN 2 |4

Kelarutan obat dapat dinyatakan dalam beberapa cara menurut U.S .

pharmacopeia dan National Formulary definisi kelarutan obat adalah

jumlah ml pelarut dimana akan larut 1 gram zat terlarut, sebagai contoh,

kelarutan asam borat, 1 gram asam borat larut dalam 18 ml air, dalam 18

ml alkohol, dan dalam 4 ml gliserin. Kelarutan secara kuantitatif juga

dinyatakan dalam molalita, molarita dan persentase (Martin, 1990).

Larutan jenuh adalah larutan dimana zat terlarut berada dalam

kesetimbangan dengan fase padat (zat terlarut). (Martin, 1990).

Larutan tidak jenuh atau hampir jenuh adalah suatu larutan yang

mengandung zat terlarut dalam konsentrasi dibawah konsentrasi yang

dibutuhkan untuk penjenuhan sempurna pada temperatur tertentu.

(Martin, 1990).

Suatu larutan lewat jenuh adalah larutan yang mengandung zat

terlarut dalam konsentrasi lebih banyak daripada yang seharusnya ada

pada temperatur, terdapat juga zat terlarut yang tidak larut. (Martin, 1990).

Jika gambar ionik dimasukkan kedalam air, maka banyaknya garam

yang dapat larut dalam sejumlah pelarut tertentu merupakan nilai dari

perkalian ion-ion yang bergam dan merupakan salah stu sifat fisis dari

senyawa/garam itu sendiri (Martin, 1990).

Kelarutan suatu zat terutama tergantung atas 2 faktor yaitu luasnya

permukaan dan kecepatan difusi. Umumnya zat dengan molekul besar

(Acidum citricum)kecepatannya kecil dibanding dengan dengan zat

molekul kecil (Kalii Iodium). Dengan penggerusan kristal sampai halus

KARTINI APRILIA MUHAMMAD ILHAM


15020160083
KELARUTAN 2 |5

akan memperluas permukaan sedangkan dengan pemanasan tidaak

hanya kelarutannya bertambah besar tetapi juga menaikkan kecepatan

difusi (Anief, 2003).

Faktor lain yang mempengaruhi kelarutan ialah sifat-sifat fisika dan

kimia anatar lain keasaman dan kebasaan, penggojokan selam proses

pelarutan ( Anief. 2003).

Tipe larutan yang paling umum yang kita jumpai di laboratorium

terdiri atas solute yang terlarut dalam zat cair, oleh karena itu sebagian

besar perhatian kita, kita arahkan terhadap larutan tipe ini. Larutan yang

berbentuk cair (contohnya NaCl dalam air), melarutkan zat cair dalam zat

cair (contohnya etilen glikol dalam air, larutan anti beku), atau melarutkan

gas dalam zat cair contohnya CO2 dalam air, efferfescens) (Ditjen POM,

1979).

Tabel istilah kelarutan sebagai berikut (Ditjen POM, 1979)

Jumlah Bagian Pelarut diperlukan


Istilah Kelarutan
untuk melarutkan 1 bagian zat

Sangat Mudah Larut Kuranga dari 1

Mudah Larut 1sampai 10

Larut 10sampai 30

Agak Sukar Larut 30 sampai 100

Sukar Larut 100 sampai 1000

Sangat Sukar Larut 1000 sampai 10.000

Praktis Tidak Larut Lebih dari 10.000

KARTINI APRILIA MUHAMMAD ILHAM


15020160083
KELARUTAN 2 |6

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelarutan suatu zat antara

lain adalah (Anonim, 2016) :

1. Pengaruh pH

Zat aktif yang sering digunakan didalam dunia pengobatan adalah

zat organik yang bersifat asam lemah, kelarutan asam lemah seperti

barbiturat dan sulfonamide dalam akar akan bertambah dengan naiknya

pH karena terbentuknya garam yang mudah larut dalam air. Sedangkan

basa-basa organic seperti alkaloida dan anastetik pada umumnya sukar

larut.

2. Pengaruh temperatur

Kelarutan zat padat dalam larutan ideal tergantung pada temperatur,

titik leleh zat padat, dan panas peleburan molar zat tersebut.

3. Pengaruh jenis pelarut

Kelarutan suatu zat sangat dipengaruhi oleh polaritas pelarut. Pelarut

polar akan melarutkan lebih baik zat-zat polar ionik, begitu juga

sebaliknya.

4. Pengaruh konstanta dielektrik

Telah diketahui bahwa kelarutan suatu zat sangat dipengaruhi oleh

polaritas pelarut.

5. Pengaruh bentuk dan ukuran partikel

Kelarutan suatu zat akan naik dengan berkurangnya ukuran partikel

suatu zat. Konfigurasi molekul dan bentuk sediaan susunan kristal juga

mempengaruhi.

KARTINI APRILIA MUHAMMAD ILHAM


15020160083
KELARUTAN 2 |7

6. Pengaruh penambahan zat-zat lain

Surfaktan adalah suatu zat yang sering digunakan untuk menaikkan

kelarutan suatu zat. Surfaktan mempunyai kecenderungan berasosiasi

membentuk agregat yang dikenal sebagai misel.

B. Uraian Bahan

1. Polisorbat 80 (Dirtjen POM, 1979: 509)

Nama resmi : Polysorbatum 80

Nama lain : Polisorbat 80, tween

Pemerian : Cairan kental, transparan, tidak berwarna,hampir

tidak mempunyai rasa.

Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%)P, dalam

etil asetat P dan dalam methanol P,sukar larut

dalam parafin cair P dan dalam biji kapas P

Kegunaan : Sebagai surfaktan

2. Paracetamol (Ditjen POM, 2014: 998)

Nama Resmi : ACETAMINOPHEN

Nama lain : Parasetamol

BM / RM : 151,16 / C8H9NO2

Pemerian : Serbuk hablur, putih; tidak berbau; rasa sedikit

pahit.

Kelarutan : Larut dalam air mendidih dan dalam natrium

hidroksida 1 N, mudah larut dalam etanol.

KARTINI APRILIA MUHAMMAD ILHAM


15020160083
KELARUTAN 2 |8

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya.

Simpan dalam suhu ruang, hindarkan dari

kelembapan dan panas

KARTINI APRILIA MUHAMMAD ILHAM


15020160083
KELARUTAN 2 |9

BAB III

METODE KERJA

A. Alat yang digunakan

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu gelas

kimia, erlenmeyer, gelas ukur, stirer, sendok tanduk, botol semprot, pipet

tetes, spektrofotometer, vial, corong pisah, dan timbangan analitik.

B. Bahan yang digunakan

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu air

suling, alkohol, minyak kelapa, propilen glikol, parasetamol, alumunium

foil,dan kertas saring.

C. Cara Kerja

a. Pengaruh penambahan surfaktan terhadap kelarutan suatu zat

1. Buatlah larutan tween 80 dengan konsentrasi 0,1; 0,5; 1,0 ;5,0;

10,0; dan 100 mg.

2. Tambahkan 100 mg parasetamol ke dalam masing-masing

larutan.

3. Kocok larutan dengan stirrer selama 1,5 jam. Jika ada endapan

yang larut selama pengocokan tambahkan lagi sejumlah tertentu

parasetamol sampai diperoleh larutan yang jenuh kembali.

4. Saring larutan dan tentukan kadar parasetamol yang larut.

5. Buatlah kurva antara kelarutan parasetamol dengan konsentrasi

tween 80 yang digunakan.

6. Tentukan konsentrasi misel kritik (KMK) tween 80.


KARTINI APRILIA MUHAMMAD ILHAM
15020160083
K E L A R U T A N 2 | 10

b. Pengaruh pH terhadap kelarutan suatu zat

1. Buat 25 mL larutan dapar fosfat pH 6,8,dan 10.

2. Masing-masing larutan ditambahkan 100 mg parsetamol ke

dalamnya.

3. Kocok larutan dengan stirrer selama 1,5 jam. Jika ada endapan

yang larut selama pengocokan tambahkan lagi sejumlah tertentu

parasetamol sampai diperoleh larutan yang jenuh kembali.

4. saring larutan dan tentukan kadar parasetamol yang terlarut dalam

masing-masing larutan dapar dengan cara spektofotmetri UV pada

panjang gelombang 236 nm. Bila konsentrasi larutan terlalu pekat

encerkan dahulu dengan larutan dapar yang sesuai.

5. Buatlah kurva antara kelarutan parasetamol dengan konsentrasi

pH larutan.

KARTINI APRILIA MUHAMMAD ILHAM


15020160083
K E L A R U T A N 2 | 11

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

1. Tabel pengamatan

Tabel Pengaruh Konsentrasi Tween 80

Kelompok Konsentrasi tween 80 (M) Berat paracetamol

0,1 0,1 gr
1
0,5 0,7 gr

1,0 1,3 gr
2
5,0 1,6 gr

3 10.0 2,5 gr

4 20,0 4 gr

2. Perhitungan

Persamaan Henderson Hasselbach

a. Dapar pH = 6

[garam]
1. pH = pKa + log
[asam]

[garam]
6 = 7,21 + log [asam]

[garam]
Log = 6 7,21
[asam]

[garam]
Log = - 1,21
[asam]

KARTINI APRILIA MUHAMMAD ILHAM


15020160083
K E L A R U T A N 2 | 12

[garam]
Log = antilog (-1,21)
[asam]

[garam]
= 0,0616595 0,062
[asam]

[garam] = 0,062 [asam]

2. Ka = antilog (-pKa)

= 6,16 10-8

[HPO4] = antilog (-pH)

= 1 10-6

3. Kapasitas Dapar

Ka HPO4
= 2,3 C (Ka + HPO42 )2

6,16 108 1 106


0,01 = 2,3 C (6,16 108 + 1 106 )2

6,16 1014
0,01 = 2,3 C (6,16 108 + 1 106 )2

6,16 1014
0,01 = 2,3 C (0,0616 106 106 )2

6,16 1014
0,01 = 2,3 C (1,0616 106 )2

6,16 1014
0,01 = 2,3 C1,126 1012

0,01 = 2,3 C 5,47 102

0,01 = 12,581 102 C

0,01
C =
12,581 102

C = 0,079

KARTINI APRILIA MUHAMMAD ILHAM


15020160083
K E L A R U T A N 2 | 13

4. C = [garam] + [asam]

0,079 = 0,062 [asam] + [asam]

0,079 = 1,062 [asam]


0,079
[asam] = 1,062

[asam] = 0,074

[garam] = 0,062 [asam]

= 0,062 0,074

= 4,6 x 10-3

5. Untuk asam :
gram 1000
[asam] =
BM V

gram 1000 mL
0,074 =
174,174 10 mL

gram
0,074 = 100
174,174

12,88 = 100 gram

12,88
Gram = = 0,1288 = 0,13 gram
100

6. Untuk garam :
gram 1000
[garam] =
BM V

gram 1000 mL
4,6 x 10-3 =
136,09 100 mL

gram
4,6 x 10-3 = 100
136,09

626,014 x 10-3 = 100 gram


KARTINI APRILIA MUHAMMAD ILHAM
15020160083
K E L A R U T A N 2 | 14

626,014 x 103
Gram = = 626,014 x 10 5 gram = 0,00626 g
100

b. Dapar pH 8

[]
pH = pKa + Log [asam]
[]
8 = 7,21 + Log [asam]
[]
Log = 8 7,21
[asam]
[]
Log = 0,79
[asam]
[]
Log = 0,79 [asam]
[asam]

pKa = antilog [-pKa]

= antilog [- 7,21]

= 6,17 x 10-8

[H2PO42-] = antilog [-8]

=1 x 10-8

= 2,3 . C Ka [H2PO42-]

(Ka + [H2PO42-])2

0,01 = 2,3 . C (6,17 x 10-8) x (1 x 10-8)

(6,17 x 10-8 + 1 x 10-8)2

0,01 = 2,3 . C 6,17 x 10-16

(7,17 x 10-8)2

0,01 = 2,3 . C 6,17 x 10-16

51,41x 10-16

0,01 = 2,3 . C . 0,12

0,01 = 0,276 . C
KARTINI APRILIA MUHAMMAD ILHAM
15020160083
K E L A R U T A N 2 | 15

C = 0,01

0,276

= 0,04 mol

C = [garam] + [asam]

0,04 = 0,162 [asam] + [asam]

0,04 = 1,162 [asam]

[asam] = 0,04

1,162

= 0,034 mol

[garam] = 0,162 [asam]

= 0,162 x 0,034

= 0,00551gr/mol

Bobot asam = [asam] x BM

= 0,034 x 136,09

= 4,63 g/L

Bobot garam = [garam] x BM

= 0,00551 x 174,174

= 0,96 g/L

KARTINI APRILIA MUHAMMAD ILHAM


15020160083
K E L A R U T A N 2 | 16

c. Larutan dapar pH 10
pH = pKa + Log [garam]
[asam]
10 = 12,67 + Log [garam]
[asam]
Log [garam] = 10 - 12,67
[asam]
[garam] = -2,67
[asam]
[garam] = 0,00214
[asam]
[garam] = 0,00214 [asam]

pKa = antilog [-pKa]

= antilog [- 12,67]

= 2,14 x 10-13

[H2PO42-] = antilog [-10]

= 1 x 10-10

= 2,3 . C Ka [H2PO42-]

(Ka + [H2PO42-])2

0,01 = 2,3 . C (2,14 x 10-13) x (1 x 10-10)

(2,14 x 10-13 + 1 x 10-10)2

0,01 = 2,3 . C (2,14 x 10-13) x (1 x 10-10)

(0,00214 x 10-10 + 1 x 10-10)2

0,01 = 2,3 . C 2,14 x 10-23

(1,00214 x 10-10)2

KARTINI APRILIA MUHAMMAD ILHAM


15020160083
K E L A R U T A N 2 | 17

0,01 = 2,3 . C . 2,14 x 10-23

1,0043 x 10-20

0,01 = 2,3 . C 2,13 x 10-3

0,01 = 4,899 x 10-3 . C

C = 0,01

4,899 x 10-3

= 2,04 mol

C = [garam] + [asam]

2,04 = 0,00214 [asam] + [asam]

2,04 = 1,00214 [asam]

[asam] = 2,04 - 1,00214

= 2,035 mol

[garam] = 0,00214 [asam]

= 0,00214x 2,035

= 0,00435gr/mol

Bobot asam = [asam] x BM

= 2,035 x 136,09
= 276,94 g/L

Bobot garam = [garam] x BM


= 0,00435x 174,174
= 0,75 g/L

KARTINI APRILIA MUHAMMAD ILHAM


15020160083
K E L A R U T A N 2 | 18

1. Perhitungan untuk Surfaktan :

Tabel Kurva Baku untuk Surfaktan :


Surfaktan Absorbansi
8 0,260
10 0,322
12 0,385
14 0,462
16 0,526

Tabel Absorbansi Surfaktan :


Kelompok Absorbansi (y) x (ppm) X (L)
0,1 0,537 8.318,18 200
0,5 0,444 6.909,09 200
0,1 0,626 12.888,89 150
5 0,723 14.606,31 150
10 0,725 22.333,33 100
20 0,505 31.333,33 50
Persamaan linear : y = a + bx

x = x Fp

100
Fp1,2 = = = 500
0,2

100
Fp3,4 = = = 666,667
0,15

100
Fp5 = = = 1000
0,1

100
Fp6 = = = 2000
0,05

1
1 ppm =
1000

a = -0,012 ; b = 0,033 ; r = 0,999

0,537(0,012)
x1 = x Fp = x 500 = 8.318,18 ppm
0,033

0,444(0,012)
x2 = x Fp = x 500 = 6.909,09 ppm
0,033

KARTINI APRILIA MUHAMMAD ILHAM


15020160083
K E L A R U T A N 2 | 19

0,626(0,012)
x3 = x Fp = x 666,667 = 12.888,89 ppm
0,033

0,723(0,012)
x4 = x Fp = x 666,667 = 14.606,31 ppm
0,033

0,725(0,012)
x5 = x Fp = x 1000 = 22.333,33 ppm
0,033

0,505(0,012)
x6 = x Fp = x 2000 = 31.333,33 ppm
0,033

8.318,18
X1 = x 100 mL = 831,818 mg = 0,831 g
1000

6.909,09
X2 = x 100 mL = 690,909 mg = 0,690 g
1000

12.888,89
X3 = x 100 mL = 1.288,889 mg = 1,288 g
1000

14.606,31
X4 = x 100 mL = 1.460,631 mg = 1,460 g
1000

22.333,33
X5 = x 100 mL = 2.233,333 mg = 2,233 g
1000

31.333,33
X6 = x 100 mL = 3.133,333 mg = 3,133 g
1000

Kelarutan :

100
X1 = = 120,33 mL/g
0,831

100
X2 = = 144,92 mL/g
0,690

100
X3 = = 77,63 mL/g
1,288

100
X4 = = 68,49 mL/g
1,460

KARTINI APRILIA MUHAMMAD ILHAM


15020160083
K E L A R U T A N 2 | 20

100
X5 = = 44,78 mL/g
2,233

100
X6 = = 31,91 mL/g
3,133

Berdasarkan data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kelarutan

paracetamol, yaitu agak sukar larut memiliki range dari 30-100 mL/g

pada larutan 3 sampai 6 sedangkan pada larutan 1 dan 2 sukar larut

yang memiliki range 100-1000 mL/g.

2. Perhitungan untuk pH :

Tabel Kurva Baku untuk pH :


pH Absorbansi
4 0,228
6 0,371
8 0,505
10 0,637
12 0,77

Tabel Absorbansi pH :
Kelompok Absorbansi (y) x (ppm) X (L)
6 0,503 16.119,40 50
6 0,467 15.044,77 50
8 0,443 14.328,35 50
10 0,241 2.766,17 150
Persamaan linear : y = a + bx

x = x Fp

100
Fp1,2,3 = = = 2000
0,05

100
Fp4 = = = 666,667
0,15

1
1 ppm =
1000

a = -0,037 ; b = 0,067 ; r = 0,999

KARTINI APRILIA MUHAMMAD ILHAM


15020160083
K E L A R U T A N 2 | 21

0,503(0,037)
x1 = x Fp = x 2000 = 16.119,40 ppm
0,067

0,467(0,037)
x2 = x Fp = x 2000 = 15.044,77 ppm
0,067

0,443(0,037)
x3 = x Fp = x 2000 = 14.328,35 ppm
0,067

0,241(0,037)
x4 = x Fp = x 666,667 = 2.766,17 ppm
0,067

16.119,40
X1 = x 25 mL = 402,985 mg = 0,402 g
1000

15.044,77
X2 = x 25 mL = 376,119 mg = 0,376 g
1000

14.328,35
X3 = x 25 mL = 358,208 mg = 0,358 g
1000

2.766,17
X4 = x 25 mL = 69,154 mg = 0,069 g
1000

Kelarutan :

25
X1 = = 62,18 mL/g
0,402

25
X2 = = 66,48 mL/g
0,376

25
X3 = = 69,83 mL/g
0,358

25
X4 = = 362,31 mL/g
0,069

Berdasarkan data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kelarutan

paracetamol dalam air, yaitu agak sukar larut memiliki range dari 30-

100 mL/g pada larutan 1 sampai 3 sedangkan pada larutan 4 sukar

larut yang memiliki range 100-1000 mL/g.

KARTINI APRILIA MUHAMMAD ILHAM


15020160083
K E L A R U T A N 2 | 22

B. Pembahasan

Larutan adalah campuran homogen antara zat pelarut dan zat

terlarut. Kelarutan adalah kemampuan suatu zat melarut dalam pelarut

tertentu. Larutan pada umumnya dibagi menjadi tiga yaitu larutan jenuh

adalah larutan yang zat terlarutnya dapat melarut dalam zat pelarutnya

dalam konsentrasi yang maksimal. Larutan lewad jenuh terjadi pada saat

zat terlarut sudah melewati batas maksimal zat pelarut untuk

melarutkannya yang biasanya ditandai dengan terbentuknya endapan.

Lautan tak jenuh terjadi saat zat terlarut belum mencapai batas maksimal

zat pelarut untuk melarutkannya.

Faktor yang mempengaruhi kelarutan suatu zat antara lain :

1. pH

Zat organik yang bersifat asam lemah/basah lemah adalah zat

aktif yang sering digunakan dalam dunia pengobatan. Kelarutannya

dipengaruhi pH, yakni untuk dapat larut. Zat organik yang bersifat

asam lemah diberikan atau dicampurkan dulu dengan larutan basa

agar berbentuk garam organik yang mudah larut dalam air, demikian

sebaliknya.

2. Temperatur

Ada 3 pernyataan tentang kelarutan yang dipengaruhi oleh

temperature yaitu :

a. Bila suhu dinaikkan, kelarutan akan meningkat, namun bila

didinginkan dia akan mengendap.

KARTINI APRILIA MUHAMMAD ILHAM


15020160083
K E L A R U T A N 2 | 23

b. Bila suhu dinaikkan, kelarutan akan meningkat.

c. Bila suhu dinaikkan, kelarutan akan kecil.

3. Pengaruh jenis pelarut

Pelarut polar akan melarutkan lebih baik zat-zat polar atau ionik,

begitu pula sebaliknya. Pelarut non polar akan melarutkan lebih baik

zat-zat non polar atau molekul.

4. Pengaruh konstanta dielektrik

Besarnya dielektrik diatur dengan penambahan pelarut lain.

5. Pengaruh penambahan zat-zat lain

Surfaktan adalah suatu zat yang sering digunakan untuk

menaikkan kelarutan suatu zat.

Surfaktan yang digunakan pada percobaan ini adalah tween-80

dengan berbagai konsentrasi yang akan meningkatkan kelarutan

paracetamol. Hubungan suatu surfaktan mempengaruhi kelarutan

paracetamol yaitu dimana surfaktan adalah suatu zat yang sering

digunakan untuk menaikkan kelarutan suatu zat. Oleh kaerna surfaktan

mempunyai kecenderugnan berasosiasi membentuk agregat yang dikenal

dengan misel dimana misel ini dapat menaikkan kelarutan paracetamol

yang sukar larut dalam air. Dengan penambahan surfaktan terdiri dua

bagian yaitu bagian polar dan non polar, bila didispersikan dalam air pada

konsentrasi rendah, akan berkumpul pada permukaan dengan

mengorientasikan bagian polar ke arah bagian air.

KARTINI APRILIA MUHAMMAD ILHAM


15020160083
K E L A R U T A N 2 | 24

Percobaan pertama, adalah pengaruh surfaktan terhadap kelarutan,

cara kerjanya adalah Dibuat larutan tween 80 dengan konsentrasi: 0,1 ;

0,5 ; 1,0 ; 5,0 ;10,0 dan 100 mg. Ditambahkan 100 mg paracetamol ke

dalam masing-masing larutan. Dikocok larutan dengan stirrer selama 1,5

jam. Jika ada endapan yang larut selama pengocokan tambahkan lagi

sejumlah larutan tertentu paracetamol sampai dperoleh yang jenuh

kembali. Disaring larutan dan tentukan kadar paracetamol yang larut.

Dibuat kurva antara kelarutan paracetamol dengan konsentrasi tween 80

yang digunakan. Ditentukan konsentrasi misl kritik (KMK) tween 80 dan

dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa penambahan surfaktan

dapat menurunkan tegangan antarmuka antara paracetamol sehingga

mempermudah kelarutan, namun pada konsentrasi misel kritik (KMK)

kelarutan paracetamol menjadi konstan. Pada konsentrasi tween 80 0.

Kedua, pada pengaruh pH terhadap kelarutan, cara kerjanya adalah

dibuat 25 mL larutan dapar fosfat dengan pH 6,8 dan 10. Ditambahkan

100 mg paracetamol ke dalam masing-masing larutan. Dikocok larutan

dengan stirrer selama 1,5 jam. Jika ada endapan yang larut selama

pengocokan tambahakan lagi sejumlah tertentu paracetamol sampai

diperoleh yang jenuh kembali. Disaring larutan dan tentukan kadar

paracetamol yang terlarut dalam masing-masing larutan dapar dengan

cara spektrofotometri UV pada panjang gelombang 236 nm. Bila

konsentrasi larutan terlalu pekat encerkan dulu dengan larutan dapar yang

KARTINI APRILIA MUHAMMAD ILHAM


15020160083
K E L A R U T A N 2 | 25

sesuai. Dibuat kurva hubungan antara konsentrasi zat yang diperoleh

dengan pH larutan.

Data kelarutan suatu zat dalam air sangat penting untuk diketahui

dalam pembuatan sediaan farmasi.Sediaan farmasi cairan seperti sirup,

eliksir, obat tetes mata, injeksi dan lain-lain dibuat dengan menggunakan

pembawa air. Bahkan untuk bentuk sediaan obat lainnya seperti

suspense, tablet atau kapsul yang diberikan secara oral, data ini tetap

diperlukan karena dalam saluran cerna obat harus dapat melarut dalam

cairan saluran cerna yang komponen utamanya adalah air agar dapat

diabsorbsi.

Pada umumnya obat baru dapat di absorbsi dari saluran cerna dalam

keadaan terlarut kecuali kalau transport obat melalui mekanisme

pinositosis. Oleh karena itu salah satu cara untuk meningkatkan

ketersediaan hayati suatu sediaan adalah dengan menaikkan kelarutan

zat aktifnya di dalam air.

Adapun kesalahan yang diperoleh karena beberapa faktor yaitu :

Kurang teliti dalam melihat endapannya, sehingga dilakukan

penambahan terus-menerus walaupun sudah lewat jenuh

Kurang teliti dalam menimbang hasil residu

Terlalu sebentar dikocok di stirrer , sehingga asam salisilat belum larut

sempurna.

KARTINI APRILIA MUHAMMAD ILHAM


15020160083
K E L A R U T A N 2 | 26

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari percobaan yang telah di lakukan di peroleh hasil yaitu :

1. Semakin besar konsentrasi surfaktan yang ditambahkan maka

semakin tinggi pula kelarutan suatu zat.

2. Pengaruh pH terhadap kelarutan suatu zat yaitu semakin tinggi pH

suatu larutan maka kelarutan suatu zat semakin tinggi pula.

B. Saran

Adapun saran untu praktikum ini adalah adanya komunikasi yang

baik antara praktikan dan asisten pendamping dalam praktikum sehingga

segala sesuatunya lebih terkoordinasi.

KARTINI APRILIA MUHAMMAD ILHAM


15020160083
K E L A R U T A N 2 | 27

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2016, Buku Penuntun Farmasi Fisika, Universitas Muslim


Indonesia : Makassar.

Anief, Moh., 2003, Ilmu Meracik Obat, Gajah Mada University Press:
Yogyakarta.

Dirjen POM. 1979 Farmakope Indonesia Edisi III, Depkes RI : Jakarta.

Hardjadi. 1993.Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT Gramedia Pestaka :


Jakarta

Martin, Alfred dkk. 1990, Farmasi Fisika jilid I dan II Edisi III Press :
Yogyakarta.

Voigt, R.1994. Buku Pelajaran teknologi Farmasi.Edisi V. Cetakan I. UGM


Press: Yogyakarta:

Yazid, Estien , 2005. Kimia Fisika Untuk Paramedis. Hipokrates :


Jakarta.

KARTINI APRILIA MUHAMMAD ILHAM


15020160083
K E L A R U T A N 2 | 28

LAMPIRAN

Lampiran I. Skema Kerja

a) Pengaruh penambahan surfaktan terhadap kelarutan suatu zat

Buat larutantween 80 dengan

konsentrasi: 0,1; 0,5; 1,0; 5,0; 10,0 dan 100g/100 mL

Kemudian tambahkan 100 mg parasetamol kedalam masing-masing

larutan

Kocok larutan dengan stirrer selama 45 menit

KARTINI APRILIA MUHAMMAD ILHAM


15020160083
K E L A R U T A N 2 | 29

(Jika ada endapan yang larut selama pengocokan tambahkan lagi

sejumlah tertentu parasetamol sampai diperoleh larutan yang jenuh

kembali)

Setelah itu, saring larutan dan tentukkan kadarr parasetamol yang

larut

Kemudian buatlah kurva antara kelarutan parasetamol dengan

konsentrasi tween 80 yang digunakan

Lalu tentukkan konsentrasi misel kritik (KMK) tween 80.

b) Pengaruh pH terhadap kelarutan suatu zat

Buat 25 mL larutan dapar fosfat dengan pH 6, 8, dan10

Masing-masing larutan ditambahkan 100 mg parasetamol

kedalamnya

Kocok larutan dengan stirrer selama 45 menit

(Jika ada endapan yang larut selama pengocokan tambahkan lagi

sejumlah tertentu parasetamol sampai diperoleh larutan

yang jenuh kembali)

KARTINI APRILIA MUHAMMAD ILHAM


15020160083
K E L A R U T A N 2 | 30

Setelah itu, saring larutan dan tentukkan kadar parasetamol yang

terlarut dalam masing-masing larutan dapar dengan cara

spektrofotemetri UV pada panjang gelombang 236 nm.

Bila konsentrasi larutan terlalu pekat encerkan dulu

dengan larutan dapar yang sesuai

Lalu, buatlah kurva hubungan antara konsentrasi zat yang diperoleh

dengan pH larutan

KARTINI APRILIA MUHAMMAD ILHAM


15020160083

Anda mungkin juga menyukai