BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
emulsi, salep, obat dan lainnya dibuat berdasarkan sifat senyawa obat
garam yang dapat larut dalam sejumlah pelarut tertentu itu untuk setiap
macam garam nilainya beragam dan merupakan salah satu sifat fisis
Setelah obat masuk dalam tubuh baik melalui oral, bukal atau sublingual
Pada umumnya ketika obat masuk dalam tubuh, obat baru dapat
diabsorbsi dari saluran cerna dalam keadaan terlarut kecuali jika transport
obat melalui mekanisme pinositas. Oleh karena itu, salah satu cara
membuat larutan jenuh dari zat itu pada suhu yang spesifik dan
penentuan jumlah zat yang larut pada sejumlah berat tertentu dan larutan
percobaan kali ini mengenai kelarutan dari suatu senyawa kimia obat
B. Maksud Percobaan
Adapun maksud dari percobaan ini yaitu untuk menguji pengaruh ph,
C. Tujuan percobaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
satuan garam yang dapat membuat jenuh larutan. Jika volume larutan dm3
Kelarutan suatu senyawa bergantung pada sifat fisika dan kimia zat
larutan dan untuk jumlah yang lebih kecil bergantung pada hal terbaginya
homogen bahan yang berlainan. Untuk dibedakan antara larutan dari gas,
cairan dan bahan padat dalam cairan. Disamping itu terdapat larutan
(Voight, 1994).
selalu terbatas. Batas itu disebut kelarutan. Kelarutan adalah jumlah zat
terlarut yang dapat larut dalam sejumlah pelarut pada suhu tertentu
jumlah ml pelarut dimana akan larut 1 gram zat terlarut, sebagai contoh,
kelarutan asam borat, 1 gram asam borat larut dalam 18 ml air, dalam 18
Larutan tidak jenuh atau hampir jenuh adalah suatu larutan yang
(Martin, 1990).
pada temperatur, terdapat juga zat terlarut yang tidak larut. (Martin, 1990).
yang dapat larut dalam sejumlah pelarut tertentu merupakan nilai dari
perkalian ion-ion yang bergam dan merupakan salah stu sifat fisis dari
terdiri atas solute yang terlarut dalam zat cair, oleh karena itu sebagian
besar perhatian kita, kita arahkan terhadap larutan tipe ini. Larutan yang
berbentuk cair (contohnya NaCl dalam air), melarutkan zat cair dalam zat
cair (contohnya etilen glikol dalam air, larutan anti beku), atau melarutkan
gas dalam zat cair contohnya CO2 dalam air, efferfescens) (Ditjen POM,
1979).
Larut 10sampai 30
1. Pengaruh pH
zat organik yang bersifat asam lemah, kelarutan asam lemah seperti
larut.
2. Pengaruh temperatur
titik leleh zat padat, dan panas peleburan molar zat tersebut.
polar akan melarutkan lebih baik zat-zat polar ionik, begitu juga
sebaliknya.
polaritas pelarut.
suatu zat. Konfigurasi molekul dan bentuk sediaan susunan kristal juga
mempengaruhi.
B. Uraian Bahan
BM / RM : 151,16 / C8H9NO2
pahit.
BAB III
METODE KERJA
kimia, erlenmeyer, gelas ukur, stirer, sendok tanduk, botol semprot, pipet
C. Cara Kerja
larutan.
3. Kocok larutan dengan stirrer selama 1,5 jam. Jika ada endapan
dalamnya.
3. Kocok larutan dengan stirrer selama 1,5 jam. Jika ada endapan
pH larutan.
BAB IV
A. HASIL
1. Tabel pengamatan
0,1 0,1 gr
1
0,5 0,7 gr
1,0 1,3 gr
2
5,0 1,6 gr
3 10.0 2,5 gr
4 20,0 4 gr
2. Perhitungan
a. Dapar pH = 6
[garam]
1. pH = pKa + log
[asam]
[garam]
6 = 7,21 + log [asam]
[garam]
Log = 6 7,21
[asam]
[garam]
Log = - 1,21
[asam]
[garam]
Log = antilog (-1,21)
[asam]
[garam]
= 0,0616595 0,062
[asam]
2. Ka = antilog (-pKa)
= 6,16 10-8
= 1 10-6
3. Kapasitas Dapar
Ka HPO4
= 2,3 C (Ka + HPO42 )2
6,16 1014
0,01 = 2,3 C (6,16 108 + 1 106 )2
6,16 1014
0,01 = 2,3 C (0,0616 106 106 )2
6,16 1014
0,01 = 2,3 C (1,0616 106 )2
6,16 1014
0,01 = 2,3 C1,126 1012
0,01
C =
12,581 102
C = 0,079
4. C = [garam] + [asam]
[asam] = 0,074
= 0,062 0,074
= 4,6 x 10-3
5. Untuk asam :
gram 1000
[asam] =
BM V
gram 1000 mL
0,074 =
174,174 10 mL
gram
0,074 = 100
174,174
12,88
Gram = = 0,1288 = 0,13 gram
100
6. Untuk garam :
gram 1000
[garam] =
BM V
gram 1000 mL
4,6 x 10-3 =
136,09 100 mL
gram
4,6 x 10-3 = 100
136,09
626,014 x 103
Gram = = 626,014 x 10 5 gram = 0,00626 g
100
b. Dapar pH 8
[]
pH = pKa + Log [asam]
[]
8 = 7,21 + Log [asam]
[]
Log = 8 7,21
[asam]
[]
Log = 0,79
[asam]
[]
Log = 0,79 [asam]
[asam]
= antilog [- 7,21]
= 6,17 x 10-8
=1 x 10-8
= 2,3 . C Ka [H2PO42-]
(Ka + [H2PO42-])2
(7,17 x 10-8)2
51,41x 10-16
0,01 = 0,276 . C
KARTINI APRILIA MUHAMMAD ILHAM
15020160083
K E L A R U T A N 2 | 15
C = 0,01
0,276
= 0,04 mol
C = [garam] + [asam]
[asam] = 0,04
1,162
= 0,034 mol
= 0,162 x 0,034
= 0,00551gr/mol
= 0,034 x 136,09
= 4,63 g/L
= 0,00551 x 174,174
= 0,96 g/L
c. Larutan dapar pH 10
pH = pKa + Log [garam]
[asam]
10 = 12,67 + Log [garam]
[asam]
Log [garam] = 10 - 12,67
[asam]
[garam] = -2,67
[asam]
[garam] = 0,00214
[asam]
[garam] = 0,00214 [asam]
= antilog [- 12,67]
= 2,14 x 10-13
= 1 x 10-10
= 2,3 . C Ka [H2PO42-]
(Ka + [H2PO42-])2
(1,00214 x 10-10)2
1,0043 x 10-20
C = 0,01
4,899 x 10-3
= 2,04 mol
C = [garam] + [asam]
= 2,035 mol
= 0,00214x 2,035
= 0,00435gr/mol
= 2,035 x 136,09
= 276,94 g/L
100
Fp1,2 = = = 500
0,2
100
Fp3,4 = = = 666,667
0,15
100
Fp5 = = = 1000
0,1
100
Fp6 = = = 2000
0,05
1
1 ppm =
1000
0,537(0,012)
x1 = x Fp = x 500 = 8.318,18 ppm
0,033
0,444(0,012)
x2 = x Fp = x 500 = 6.909,09 ppm
0,033
0,626(0,012)
x3 = x Fp = x 666,667 = 12.888,89 ppm
0,033
0,723(0,012)
x4 = x Fp = x 666,667 = 14.606,31 ppm
0,033
0,725(0,012)
x5 = x Fp = x 1000 = 22.333,33 ppm
0,033
0,505(0,012)
x6 = x Fp = x 2000 = 31.333,33 ppm
0,033
8.318,18
X1 = x 100 mL = 831,818 mg = 0,831 g
1000
6.909,09
X2 = x 100 mL = 690,909 mg = 0,690 g
1000
12.888,89
X3 = x 100 mL = 1.288,889 mg = 1,288 g
1000
14.606,31
X4 = x 100 mL = 1.460,631 mg = 1,460 g
1000
22.333,33
X5 = x 100 mL = 2.233,333 mg = 2,233 g
1000
31.333,33
X6 = x 100 mL = 3.133,333 mg = 3,133 g
1000
Kelarutan :
100
X1 = = 120,33 mL/g
0,831
100
X2 = = 144,92 mL/g
0,690
100
X3 = = 77,63 mL/g
1,288
100
X4 = = 68,49 mL/g
1,460
100
X5 = = 44,78 mL/g
2,233
100
X6 = = 31,91 mL/g
3,133
paracetamol, yaitu agak sukar larut memiliki range dari 30-100 mL/g
2. Perhitungan untuk pH :
Tabel Absorbansi pH :
Kelompok Absorbansi (y) x (ppm) X (L)
6 0,503 16.119,40 50
6 0,467 15.044,77 50
8 0,443 14.328,35 50
10 0,241 2.766,17 150
Persamaan linear : y = a + bx
x = x Fp
100
Fp1,2,3 = = = 2000
0,05
100
Fp4 = = = 666,667
0,15
1
1 ppm =
1000
0,503(0,037)
x1 = x Fp = x 2000 = 16.119,40 ppm
0,067
0,467(0,037)
x2 = x Fp = x 2000 = 15.044,77 ppm
0,067
0,443(0,037)
x3 = x Fp = x 2000 = 14.328,35 ppm
0,067
0,241(0,037)
x4 = x Fp = x 666,667 = 2.766,17 ppm
0,067
16.119,40
X1 = x 25 mL = 402,985 mg = 0,402 g
1000
15.044,77
X2 = x 25 mL = 376,119 mg = 0,376 g
1000
14.328,35
X3 = x 25 mL = 358,208 mg = 0,358 g
1000
2.766,17
X4 = x 25 mL = 69,154 mg = 0,069 g
1000
Kelarutan :
25
X1 = = 62,18 mL/g
0,402
25
X2 = = 66,48 mL/g
0,376
25
X3 = = 69,83 mL/g
0,358
25
X4 = = 362,31 mL/g
0,069
paracetamol dalam air, yaitu agak sukar larut memiliki range dari 30-
B. Pembahasan
tertentu. Larutan pada umumnya dibagi menjadi tiga yaitu larutan jenuh
adalah larutan yang zat terlarutnya dapat melarut dalam zat pelarutnya
dalam konsentrasi yang maksimal. Larutan lewad jenuh terjadi pada saat
Lautan tak jenuh terjadi saat zat terlarut belum mencapai batas maksimal
1. pH
dipengaruhi pH, yakni untuk dapat larut. Zat organik yang bersifat
agar berbentuk garam organik yang mudah larut dalam air, demikian
sebaliknya.
2. Temperatur
temperature yaitu :
Pelarut polar akan melarutkan lebih baik zat-zat polar atau ionik,
begitu pula sebaliknya. Pelarut non polar akan melarutkan lebih baik
yang sukar larut dalam air. Dengan penambahan surfaktan terdiri dua
bagian yaitu bagian polar dan non polar, bila didispersikan dalam air pada
0,5 ; 1,0 ; 5,0 ;10,0 dan 100 mg. Ditambahkan 100 mg paracetamol ke
jam. Jika ada endapan yang larut selama pengocokan tambahkan lagi
dengan stirrer selama 1,5 jam. Jika ada endapan yang larut selama
konsentrasi larutan terlalu pekat encerkan dulu dengan larutan dapar yang
dengan pH larutan.
Data kelarutan suatu zat dalam air sangat penting untuk diketahui
eliksir, obat tetes mata, injeksi dan lain-lain dibuat dengan menggunakan
suspense, tablet atau kapsul yang diberikan secara oral, data ini tetap
diperlukan karena dalam saluran cerna obat harus dapat melarut dalam
cairan saluran cerna yang komponen utamanya adalah air agar dapat
diabsorbsi.
Pada umumnya obat baru dapat di absorbsi dari saluran cerna dalam
sempurna.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh., 2003, Ilmu Meracik Obat, Gajah Mada University Press:
Yogyakarta.
Martin, Alfred dkk. 1990, Farmasi Fisika jilid I dan II Edisi III Press :
Yogyakarta.
LAMPIRAN
larutan
kembali)
larut
kedalamnya
dengan pH larutan