Anda di halaman 1dari 15

Nama : Ni'matul Khairah

Nim : B1A219008

Kelas : A / D3 Farmasi

TUGAS PENDAHULUAN TSC (D3)

1. Apa itu preformulasi ? (3 literatur)


2. Apa itu penomoran registrasi ?
3. Apa itu larutan ? (8 literatur)
4. Mekanisme kelarutan dan istilah-istilah kelarutan ? (2 literatur)
5. Syarat-syarat larut ? (2 literatur)
6. Komposisi larutan ? (2 literatur)
7. Jenis-jenis larutan ? (4 literatur)
8. Kelebihan dan kekurangan sediaan larutan ? (4 literatur)
9. Kenapa larutan stabil secara thermodinamika ? (2 literatur)
10. Evaluasi larutan ? (2 literatur)

Jawaban:
1. Apa itu Preformulasi
 Preformulasi adalah evaluasi kestabilan fisika dan kimia dari zat
obat murni ( elmitra, 2017 ) formulator untuk mendapatkan profil
 fisika-kimia yang lengkap dari bahan-bahan aktif yang tersedia
sebelum memulai suatu aktifitas perkembangan formulai seluruh
informasi ini diketahui sebagai preformulasi (Lieberman, 1990).
 preformulasi adalah untuk menyiapkan dasar rasional untuk
metode preformulasi, untukmemaksimalkan kesempatan dalam
mengoptimalkan sebuahproduk obat dan penampilannya. Dari
sudut pandang seorang formulator tablet, informasi preformulasi
yang paling pentingadalah studi kestabilan zat tambahan obat.
Pertanyaan berikutnya, untuk obat baru. Sebuah obat dimana
formulasinyamemiliki pengalaman yang kurang adalah untuk
memilih bahan,zat tambahan yang mana baik secara kimia – fisika
cocok denganobatnya (Lieberman, 1990).
2. Nomor registrasi atau nomor pendaftaran obat jadi adalah nomor identitas
yang dikeluarkan oleh Badan POM setelah proses registrasi obat jadi
tersebut disetujui. Nomor registrasi ini wajib dicantumkan pada kemasan,
baik pada kemasan primer maupun kemasan sekunder. Tujuannya adalah
untuk membedakan antara obat yang telah teregistrasi dengan yang belum
teregistrasi, sehingga konsumen dapat terhindar dari penggunaan obat
palsu, tidak memenuhi syarat kualitas dan keamanan, serta obat yang
belum memiliki ijin edar di Indonesia. Penulisan nomor registrasi ini
diatur oleh Badan POM.
3. Larutan:
 Larutan ialah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut,
sebagai pelarut digunakan air suling kecuali dinyatakan lain. (IMO
hal 95)
 Larutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia
terlarut. Kecuali dinyatakan lain sebagai pelarut digunakan air
suling. (FI EDISI III hal 32)
 Larutan adalah sediaan cair yang dibuat dengan melarutkan satu
jenis obat atau lebih dalam pelarut, dimaksudkan untuk digunakan
sebagai obat dalam, obat luar atau untuk dimasukkan ke dalam
rongga tubuh. (FN hal 332)
 Larutan atau solution adalah sediaan yang mengandung satu atau
lebih zat kimia yang terlarut. (FI hal 17)
 Larutan jika tidak dinyatakan lain, maka yang dimaksud dengan
larutan ialah larutan dalam air. (FOI hal 5)
 Larutan adalah campuran homogen antara dua macam zat tunggal
atau lebih. Larutan terdiri dari dua komponen yaitu pelarut dan zat
terlarut. (Agus kamaludin, 2010, hal 62)
 Larutan adalah suatu fase materi yang terdiri dari solven (pelarut)
dan solute (zat terlarut/zarut) yang bersifat homogen (tidak dapat
dibedakan). (Dhemi widiakongkong feat vani sugiyono, 2010 hal
142)
 Larutan adalah campuran yang homogen antara zat terlarut dan zat
pelarut (Das salirawati,Fitria meilina k,Jamil suprihantiningrum hal
150)
4. Mekanisme kelarutan dan istilah-istilah kelarutan
Mekanisme kelarutan
 Pelarut polar
Kelarutan obat sebagian besar disebabkan oleh polaritas dari
pelarut yaituoleh momen dipolnya. Pelarut polar melarutkan zat
terlarut ionik dan zat polar lainnya. Sesuai dengan itu air
bercampur dengan alkohol dalam segala perbandingan dan
melarutkan gula dan senyawa polihidroksida yang lan. Pelarut
polar sepeti air bertindak sebagai pelarut. (Tegnologi sediaan
farmasi, 2015)
 Pelarut non polar
Aksi pelarut dari cairan non polar seperti hidrokarbon, berbeda
dengan zat polar, pelarut non polar tidak dapat mengurangi gaya
tarik menarik antara ion-ion elektrolit kuat dan lemah karna tatapan
elektron pelarut yang rendah. (Tegnologi sediaan farmasi, 2015)
 Pelarut semi polar
Pelarut semi polar seperti keton dan alkohol dapat menginduksi
suatu drajat polaritas tertentu dalam molekul pelarut non polar
sehingga menjadi dapat larut dalam alkohol contohnya benzena
yang mudah dapat dipolarisasikan kenyataan senyawanya semi
polar dapat bertindak sebagai pelarut perantara yang dapat
menyebabkan bercampurnya cairan polar dan non polar.(Tegnologi
sediaan farmasi,2015)
Istilah-istilah kelarutan

Istilah kelarutan Jumlah bagian pelarut


diperlukan untuk melarutkan 1
bagian zat
Sangat mudah larut Kurang dari 1
Mudah larut 1 sampai 10
Larut 10 sampai 30
Agak sukar larut 30 sampai 100
Sukar larut 100 sampai 1000
Sangat sukar larut 1000 sampai 10000
Praktis tidak larut Lebih dari 10000
(Teknologi sediaan farmasi,2015)

Mekanisme kelarut
Mekanisme kerja cosolvency dimana ada kalanya suatu zat lebih mudah
larut dalam pelarut campuran dibandingkan dengan pelarut tunggalnys
contohnya, etanol, gliserin dan propilen glikol (Martin,1990)

Istilah-istilah kelarutan

Istilah kelarutan Jumlah bagian pelarut diperlukan


untuk melarutkan 1 bagian zat
Sangat mudah larut (very soluble) Kurang dari 1
Mudah larut (feely soluble) 1 sampai 10
Larut (soluble) 10 sampai 30
Agak sukar larut (sparingly 30 sampai 100
soluble)
Sukar larut (slightly soluble) 100 sampai 1.000
Sangat sukar larut (very slightly 1000 sampai 10.000
soluble)
Praktis tidak larut (practically in Lebih dari 10.000
soluble)
(karakterisasi sediaan padat farmasi,2018)

5. Syarat-syarat larutan
 Kelarutan obat dapat dinyatakan dalam beberapa cara. Menurut
U.S pharmacopeia dan National Formulary, definisi kelarutan obat
adalah jumlah ml pelarut dimana akan larut 1gram zat terlarut.
Sebagai contoh, kelarutan asam borat dalam U.S pharmacopeia
dikatakan sebagai : 1 gram asam borat larut dalam 18 ml air dalam
18 ml alkohol, dan dalam 4 ml gliserin. Kelarutan secara kuantitatif
juga dinyatakan dalam molalitas, molaritas dan persentase.
(Martin,1990)
 Kelarutan dapat digambarkan secara benar dngan menggunakan
aturan fase gibbs yaitu: f = c – p + 2
Dimana F adalah jumlah derajat kebebasan, yaitu jumlah variabel
bebeas (biasanya temperatur, tekanan, dan konsentrasi) yang harus
ditetapkan untuk menentukan sistem secara sempurna. C adalah
jumlah komponen terkecil yang cukup untuk menggambarkan
komposisi kimia darai setiap fase, dan P adalah jumlah fase
(Martin,1990)
6. Komposisi larutan
 Komposisi larutan adalah perbandingan zat-zat di dalam campuran.
Untuk menentukan komposisi larutan digunakan istilah kadar dan
konsentrasi. kedua istilah ini menyatakan kuantitas zat terlarut
dengan satuan tertentu. Satuan yg digunakan untuk menyatakan
kadar larutan adalah persen berat (%/b/b), persen volume (%/V/V),
dan bagian per sejuta (bpj) atau ppm (part per million).
(Yayan,Agus, 2007)
 Beberapa cara dapat digunakan untuk menyatakan komposisi
larutan. Persentase massa (dengan istilah biasa adalah persen
bobot) sering digunakan sehari-hari dan didefinisikan sebagai
persentase berdasar massa suatu zat dalam larutan. Dalam kimia
yang paling bermanfaat untuk menyatakan komposisi ialah fraksi
mol,molaritas, dan molalitas. (Oxtoby,Gillis,Nachtrieb, 2001)

7. Jenis-jenis larutan
 Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan dibagi menjadi 2 yaitu,
larutan elektrolit (larutan yg dapat menghantarkan arus listrik) dan
larutan non elektrolit (larutan yg tidak dapat menghantarkan arus
listrik). (Nuryanto,2015)
 Larutan yang mengandung jumlah maksimum zat terlarut didalam
pelarut, pada suhu tertentu di namakan larutan jenuh (saturated
solution), sebelum titik jenuh tercapai larutannya disebut larutan
takjenuh (unsaturated solution), larutan ini mengandung zat
terlarut lebih sedikit dibanding dengan kemampuannya untuk
melarutkan, jenis ketiga, larutan lewat jenuh (supersaturated
solution), mengendung lebih banyak zat terlarut di bandingkan
yang terdapat dilarutan jenuh.(Reymond chang,jilid2,edisi tiga)
 Pembagian larutan berdasarkan banyaknya zat terlarut yaitu:
Larutan jenuh, adalah larutan dimana zat terlarut berada dalam
kesetimbangan dengan fase zat padat (zat terlarut)
Larutan tidak jenuh, atau hampir jenuh adalah suatu larutan yang
mengandung zat terlarut dalam konsentrasi dibawah konsentrasi
yang dibutuhkan untuk penjenuhan sempurna pada temperatur
tertentu
Larutan lewat jenuh adalah suatu larutan yang mengandung zat
terlarut dalam konsentrasi lebih banyak daripada yang seharusnya
ada pada temperatur tertentu. (Martin,1990)

 Berdasarkan sifat fisika kimianya, larutan dibagi atas


(Martin,1990):a.
Larutan non elektrolit adalah zat yang tidak menghasilkan ion
apabiladilarutkan dalam air, oleh karena itu tidak membawa aliran
listrik melaluilarutan tersebut. b.

Larutan micelar yaitu unit terlarut pada suatu sistem yang terdiri
dari agregatatau misel dari molekul terlarut atau ion. Sifatnya dari
mikro molecular tetapi jumlah yang diukur secara sifat fisikanya
seperti tekanan uap, tekanan osmotic,konduktansi, dan
menunjukkan tanda-tanda penyimpanan lainnya dan jumlahlarutan
mikro molecular , micel dalam system ini didefenisikan
sebagaiagregat-agregat poly molecular atau poly ionic yang dapat
mencapai daerahkoloid pada ukuran partikel-partikel miselar ini
digambarkan sebagaikesimpulan koloid dalam suatu larutan yang
penting dari misel dalam farmasiyaitu kekuatan kelarutannya dan
menyerupai berbagai system biologi.c.

Larutan makro molekul, suatu system dimana zat terlarut


terdispersi secaramolecular sebagaimana dalam larutan
mikromolekuler.Kelarutan suatu zat didefinisikan sebagai jumlah
solut yang dibutuhkanuntuk menghasilkan suatu larutan jenuh
dalam sejumlah solven. Pada suatutemperatur tertentu suatu larutan
jenuh yang bercampur dengan solut yang tidakterlarut merupakan
contoh lain dari keadaan kesetimbangan dinamik (Mochtar,1989).

8. Kelebihan dan kekurangan sediaan larutan


 Kelebihan dan kekurangan larutan
Keuntungan larutan:
- Bagian setara untuk pengobatan terjamin karna larutan
bersifat homogen
- Larutan dapat di berikan dengan menggunakan takaran
rumah tangga yang umum
- Larutan jernih menghasilkan penampakan yang menarik
- Larutan sebagai campuran homogen terdistribusi secara
merata dalam sediaan pengobatan
- Dosisnya lebih muah divariasikan dengan sediaan
- Beberapa obat mengiritasi lambung jika diberikan dalam
bentuk tablet/kapsul (iritasi ini dapat dikurangi jika obat
diberikan dalam larutan karna faktor pengenceran)
- Aksi obat yang cepat dapat terjadi karena zat diapsorpsi
dalam bentuk larutan
- Lebih mudah diberikan pengaroma, pemanis dan pewarna
- Untuk pemberiaan pengobatan bagi anak-anak atau pasien
yang tidak dapat menelan tablet atau kapsul
- Obat yang digunakan untuk penggunaan luar lebih muda
dan merata jika dalam bentuk larutan
- Dapat diberikan pada anak-anak dan orang dewasa yang
sulit menelan tablet dan kapsul
- Larutan lebih efektif dibanding tablet karna harus
dihancurkan dalam tubuh sebelum diapsorbsi
- Absorbsinya tidak terhambat meskipun larutan berada
dalam usus (berlawanan dengan sediaan padat dan
suspensi)
- Keseragaman bobot pasti (berlawanan dengan suspensi dan
emulsi dimana dosis yang tidak seragam mungkin terjadi
jika pasien tidak mengocok botol dengan baik)
- Larutan memberikan keamanan dalam pemberian bebean
seperti KI dan bromida yang menyebabkan iritasi lambung
jika dalam bentuk kering seperti serbuk dan tablet
- Penampakan larutan yang menarik dalam wadah botol yang
mengkilap memiliki manfaat pisikologi
- Larutan diapsorbsi lebih cepat dibanding bentuk sediaan
padat. Bentuk sediaan padat harus larut terlebih dahulu
sebelum diabsorbsi oleh tubuh,dalam bentuk larutan proses
absorbsi tersedia lebih cepat
- Dapat didesaen untuk beberapa rute absorbsi misalnya
sediaan parentral, enema untuk sediaan rektal, topikal untuk
pemberiaan lewat kulit dan sediaan mata.(Raymond
chang,2007)
Kekurangan larutan:
- Rasa obat lebih terasa dalam larutan
- Jumlah pelarut dan kekentalan (fluiditas) larutan,
memberikan bentuk pengobatan yang kurang
praktisdibanding sediaan kering atau pekat seperti serbuk
atau tablet
- Stabilitas obat dapat mengalami penurunan dalam sediaan
larutan karna proses solvolisis, hidrolisis dan oksidasi, oleh
karna itu larutan memiliki waktu kadaluarsa lebih cepat
dibanding sediaan padat
- Kapsul atau tablet lebih mudah dibawa dibanding sediaan
larutan
- Larutan memerlukan wadah
- Beberapa obat karna bau dan rasanya yang buruk sangat
sulit dibuat larutan yang cocok
- Tidak stabil dalam air
- Massa dan sifat air larutan adalah 2 kerugiaan tama dari
larutan
- Lebih besar kemungkinannya untuk mengalami degradasi
dan berinteraksi antara bahan-bahnanya dibanding sediaan
padat
- Mempunyai rasa obat yang tidak menyenangkan dimana
larutan oral diberi pengaroma
- Kurang stabil dibanding bentuk sediaan padat karena
perubahan yang merusak lebih sering terjadi dalam larutan
- Rasa yang tidak enak sulit untuk ditutupi
- Terlalu besar sehingga sulit dibawa kemana-mana
- Membutuhkan sendok untuk menakar dosisnya
- Kerusakan yang tidak sengaja mengakibatkan tidak lengkap
dan berkurang
- Beberapa obat memiliki kelarutan yang rendah,oleh karna
itu penting menambahkan kosolven atau merubah bentuk
bahan aktifnya (alkaloid bebeas atau bentuk garam).
(Raymond chang,jilid2,edisi tiga)
 Keuntungan dan kerugian larutan
Keuntungan:
- Merupakan campuran homogen
- Dosis dapat diubah-ubah dalam pembuatan
- Dapat diberikan dalam larutan encer, sedangkan kapsul dan
tablet sulit diencerkan

Kerugian:

- Ada obat yang tidak stabil dalam larutan


- Ada obat yang sukar ditutup rasa dan baunya dalam larutan
(Syamsuni,2006)

 Keuntungan dan kerugian larutan


Keuntungan
- Merupakan campuran homogen
- Dosisi dapat diubah-ubah dalam pembuatan
- Dapat diberikan dalam larutan encer, sedangkan kapsul dan
tablet sulit diencerkan
- Kerja awal obat lebih cepat karna obat cepat diabsorbsi
- Muda diberi pemanis,bau-bauan, dan warna, dan hal ini
cocok untuk pemberian obat pada anak-anak
- Untuk pemakaian luar, bentuk larutan mudah
digunakan(Ilmu resep,hal 89-99)
kerugian:
- Volume bentuk larutan lebih besar
- Ada obat yang tidak stabil dalam larutan
- Ada obat yang sukar ditutupi rasa dan baunya dalam
larutan.(Ilmu resep,hal 89-99)

 Keuntungan dan kerugian larutan


Keuntungan:
- Merupakan campuran homogeny.
- Dosis dapat diubah – ubah dalam pembuatan.
- Dapat diberikan dalam larutan encer, sedangkan kapsul
dan tablet sulit diencerkan.
- Kerja awal obat lebih cepat, karena obat cepat di absorbs.
Mudah diberi pemanis, pengaroma, pewarna. Untuk
pemakaian luar mudah digunakan.

Kerugian:
- Ada obat yang tidak stabil dalam larutan. Ada obat yang
sukar ditutupi rasa dan baunya dalam larutan (Syamsuni, A.
2006).
9. larutan stabil secara thermodinamika
 Karena larutan termodinamika stabil atas 3 hukum atau kenyataan
percobaan yang tidak pernah dibuktikan secara langsung. Berbagai
kesimpulan yang umumnya dinyatakan dalam persamaan
matematika, dapat diturunkan dari ketiga prinsip ini dan hasilnya
akan sesuai dengan pengamatan. Akibatnya hukum termodinamika
dari mana persamaan-persamaan ini diperoleh, diterima untuk
sistem yang melibatkan sejumlah besar molekul. Untuk mencapat
pelarut dan zat terlarut menjadi larutan, seharusnya disertai dengan
penurunan energi bebas sistem. Funsi energi bebas pada tekanan
dan temperatur kostan ditandai dengan simbol G, lalu untuk pelarut
yang melarutkan zat terlarut, ΔG harus negatif. Kemampuan dari
sistem untuk melakukan kerja dikurangi selama pembentukan
larutan. (fatmawaty,nisa,rezki, 2015)
 Kelarutan suatu fase berkurang dengan meningkatnya stabilitas,
dan dapat digunakan pula untuk menunjukkan bahwa kadar zat
terlarut dalam larutan bertambah dengan mengecilnya radius
kelengkungan partikel presipitat.Partikel presipitat kecil kurang
stabil dibandingkan partikel besar dan variasi kelarutan dengan
ukuran partikel dalam termodinamika klasik dinyatakan dengan
persamaan Thamson-Freundlich.(R.E Smallman,R.J
Bishop,1995,1999)

10. Evaluasi larutan


 Evaluasi Larutan
1. Evaluasi Fisik
- Uji organoleptik
Uji organoleptik meliputi pewarnaan, bau, rasa dan sediaan pada
penyimpanan pada suhu rendah 5oC dan tinggi 35oC pada penyimpanan
masing-masing 24 jam.
- Uji Viskositas
Prosedur:
a. Diisi tabung ostwald dengan sampel
b. Dengan bantuan tekanan atau penghisapan alur mundur cairan
dalam tabung kapiler hingga garis garduasi teratas
c. Buka kedua tabung pengisi dan tabung kapiler agar cairan dapat
mengalir bebas kedalam wadah melawan tekanan atmosfer
d. Catat waktu, dalam detik yang diperlukan cairan untuk mengalir
dari batas atas hingga batas bawah tabung kapiler.
Tujuan : mengetahui harga viskositas suatu sediaan
Alat : Viskometer Hoeppler
Prinsip : mengukur kecepatan bola jatuh melalui cairan dalam tabung pada
temperatur tetap.
- Uji Volume Terpindahkan
Tujuan : sebagai jaminan bahwa larutan oral yang dikemas dalam wadah
dosis ganda, dengan volume yang telah tertera di etiket tidak lebih dari
250 ml, jika dipindahkan dari wadah asli akan memberikan volume
sediaan seperti tertera di etiket.
Prinsip : mengukur kesesuaian volume sediaan dengan yang tertulis pada
etiket jika dipindahkan dari wadah asli.
- Uji Intensitas Warna
Dilakukan dengan pengamatan pada warna sirup mulai 0-4 warna yang
terjadi selama penyimpanan dibandingkan dengan warna pada minggu 0.
Uji ini bertujuan untuk mengetahui perubahanwarna sediaan cair yang
disimpan selama waktu tertentu.
2. Evaluasi Biologi
- Uji Mikroorganisme
Stabilitas mikroorganisme suatu sediaan adalah keadaan dimana sediaan
bebas dari mikroorganisme atau tetap memenuhi syarat batas
mikroorganisme sehingga batas waktu tertentu. Stabilitas mikroorganisme
yang terdapat dalam sediaan sirup hingga jangka waktu tertentu yang di
inginkan. Uji stabilitas mikrobiologi sediaan cair sirup:
1. Jumlah cemaran mikroba (uji batas mikroba) untuk sediaan oral
(sirup, tablet, granul, sirup kering granul) dan rektal:
- Total bakteri aeroba: tidak lebih dari 10.000 CFU/gram atau ml
- Total jamur/fungi: tidak lebih dari 100 CFU+gram atau ml
- Escherichia coli, Staphylococcus: negatif
2. Uji Efektivitas Pengawet
Uji Efektivitas Pengawet Antimikroba
Tujuan : menunjukkan efektivitas pengawet antimikroba yang
ditambahkan pada sediaan dosis ganda yang pada dibuat dengan dasar atau
bahkan tambahan berair seperti produk parenteral yang dicantumkan pada
etiket produk yang bersangkutan.
Prinsip : pengurangan jumlah mikroba yang di masukkan ke dalam sediaan
yang mengandung pengawet dalam selang waktu tertentu dapat digunakan
sebagai parameter efektivitas pengawet dalam sediaan.
(fatmawaty,nisa,rezki, 2015).

 Evaluasi Sediaan Larutan


Organoleptis: Meliputi pewarnaan, bau, rasa dan dari seeiaan
emulsi pada penyimpanan pada suhu endah 5oC dan tinggi 35oC
pada penyimpanan masing-masing 12 jam.

Volume Terpindahkan (FI IV, <1089>). Untuk penetapan volume


terpindahkan, pilih tidak kurang dari 30 wadah, dan selanjutnya
ikuti prosedur berikut untuk bentuk sediaan tersebut. Kocok isi
dari 10 wadah satu persatu.

Prosedur: Tuang isi perlahan-lahan dari tiap wadah ke dalam gelas


ukur kering terpisah dengan kapasitas gelas ukur tidak lebih dari
dua setengah kali volume yang diukur dan telah dikalibrasi, secara
hati-hati untuk menghindarkan pembentukkan gelembung udaa
pada waktu penuangan dan diamkan selama tidak lebih dari 30
menit.

Jika telah bebas dari gelembung udara, ukur volume dari tiap
campuran: volume rata-rata larutan yang diperoleh dari 10 wadah
tidak kurang dari 100 %, dan tidak satupun volume wadah yang
kurang dari 95 % dari volume yang dinyatakan pada etiket. Jika A
adalah volume rata-rata kurang dari 100 % dari yang tertera pada
etiket akan tetapi tidak ada satu wadahpun volumenya kurang dari
95 % dari volume yang tertera pada etiket, atau B tidak lebih dari
satu wadah volume kurang dari 95 %, tetapi tidak kurang dari 90
% dari volume yang tertera pada etiket, lakukan pengujian terdadap
20 wadah tambahan. Volume rata-rata larutan yang diperoleh dari
30 wadah tidak kurang dari 100 % dari volume yang tertera pada
etiket, dan tidak lebih dari satu dari 30 wadah volume kurang dari
95 %, tetapi tidak kurang dari 90 % seperti yang tertera pada etiket
(Voigt, R. 1995).

Anda mungkin juga menyukai