PERCOBAAN III
membantunya untuk memilih medium pelarut yang paling baik untuk obat
lebih jauh lagi dapat bertindak sebagai standar atau uji kemurnian.
dua atau lebih zat untuk membentuk dispersi molekuler homogen (martin,
2009).
Kelarutan suatu senyawa bergantung pada sifat fisika dan kimia zat
larutan dan untuk jumlah yang lebih kecil bergantung pada hal terbaginya
Larutan tidak jenuh atau hampir jenuh adalah suatu larutan yang
2009).
zat terlarut dalam konsentrasi lebih banyak dari pada yang seharunya ada
pada temperatur tertentu, terdapat juga zat terlarut yang tidak larut (martin,
2009).
adalah jumlah mL pelarut dimana akan larut 1 gram zat terlarut, sebagai
1 gram asam borat larut dalam 18 mL air, dalam 18 mL alcohol dan dalam
istilah umum tertentu, kelarutan obat dalam The March Indeks dinyatakan
cairan yang teliti dan kelarutan bersama dua cairan telah dibicarakan oleh
Ahli farmasi mengetahui bahwa air adalah pelarut yang paling baik
untuk garam, gula dan senyawa sejenis, sedangkan minyak mineral dan
melarutkan zat terlarut ionik dan zat polar lain sesuai dengan air itu
Pelarut non polar, aksi pelarut dan cairan nonpolar seperti hidroksi
karbon berbeda dengan zat polar pelarut nonpolar tidak dapat mengurangi
daya tarik menarik antara ion-ion elektrolit kuat dan lemah, karena tetapan
hydrogen dan non elektrolit oleh karena itu zat terlarut ionik dan polar
tidak larut atau hanya dapat larut sedikit dengan pelarut non polar (martin,
2009).
suatu derajat polaritas tertentu dalam molekul pelarut non polar sehingga
menjadi dapat larut dalam alkohol. Contohnya benzene yang mudah dapat
pelarut perantara cairan polar dan non polar, sesuai dengan itu aseton
B. Ekstraksi pelarut
disebut juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan yang paling baik
dan populer. Alasan utama adalah bahwa pemisahan ini dapat dilakukan
baik dalam tingkat makro atau mikro, seseorang tidak memerlukan alat
yang khusus atau canggih kecuali corong pisah. Prinsip metode ini
pada jumlah yang berbeda dalam kedua fase pelarut (khapkar, 2008)
C. Teknik Ekstraksi
Tiga metode dasar pada ekstraksi cair – cira adalah : ekstraksi bertahap
konsentrasi zat yang akan diekstraksi pada kedua lapisan. Setelah ini
1. Pengaruh pH
2.
D. Uraian Bahan
tidak berasap.
mempunyai rasa
berbau
kurang 20°.
dalam eter p
(95%)p
Sinonim : fenoftalein
Sinonim : polisorbat 80
1. Buret 25 mL
2. Batang Pengaduk
3. Cawan Porselin
4. Corong Pisah
5. Erlenmeyer 250 mL
8. Magnetic Stirrrer
9. Sendok Tanduk
10. Statif
1. Aquadest
2. Alkohol 70 %
3. Asam Benzoat
4. Alluminium Foil
5. Kertas Saring
6. NaOH 0,1 N
7. Indikator Penolftalein 0,1 %
8. Indikator Merah Fenol P
9. Tween 80
10. Glyserin
11. Minyak Kelapa
V. PROSEDUR KERJA
A. Perhitungan
g 1000
N = × ×n
Mr Vol
g 1000
0,1 N = × ×1
40 100
0,1× 40 ×100
gr =
1000
= 4 gram
g
% = ×100 %
Vol
g
0,1 % = ×100 %
100
gr = 0,1 gram
g 1000
N = × ×n
mr vo l
g 1000
0,1 N = × ×2
126 500
= 3,15 gram
B. Prosedur Kerja
dikocok.
d. Diberi etiket.
mL (triplo).
c. Ditirasi dengan larutan NaOH 0,1 N hingga warna merah muda yang
diberi label.
g. Ditambahkan asam bensoat lagi jika ada endapan yang larut selama
Erlenmeyer.
Aquadest : 50 mL , 50 mL , 50 mL , 50 mL , 50 mL
Tween 80 :0,2 gram , 0,4 gram , 0,6 gram , 0,8 gram , dan 1 gram.
penggocokkan.
g. Ditimbang asam benzoat lagi jika ada endapan yang larut selama
25 mL larutan.
8. Blanko
9. Sampel Uji
erlenmeyer lain.
benzoat.
1 10 mL 9,15 mL 0,1109
2 10 mL 8,6 mL 0,1156
3 10 mL 8,95 mL 0,1111
Rata – rata 8,9 mL 0,1118
Massa Asam
Vol. Pelarut Vol. NaOH
Jenis Pelarut Replikasi Benzoat
(mL) (mL)
(mg)
1 50 3,8 mL 51,4553 mg
3 50 8,75 mL 118,6964 mg
Rata – rata 50 9,56 mL 131,3722 mg
1 50 Tidak Larut -
50 Tidak Larut -
3
Massa Asam
Asam Benzoat
Vol. NaOH Benzoat (mg)
Larutan (250 mg) (Hasil
(ml) (Hasil
Penimbangan)
Penimbangan)
0,0625 g 2,40 32,1618 mg
Blanko
0,0625 g 2,35 32,0793 mg
(Aquadest)
0,0625 g 2,20 30,0317
Rata-rata
Pelarut +
minyak 0,0623 g 0,60 8,1904 mg
kelapa
0,0627 g 0,75 10,2380 mg
Rata-rata
Perhitungan Blanko :
= 32,7618 −¿ 9,3279
= 23,4339 mg
= 32,0793−¿ 9,3279
= 22,7514 mg
= 30,0317−¿ 9,3279
= 20,7038 mg
1 23,4339 mg 2,51
2 22,7514 mg 2,43
3 20,7038 mg 2,21
2,38
Koefisien Distribusi :
23,4339
=
9,3279
= 2,51
22,7514
=
9,3279
= 2,43
20,7038
=
9,3279
= 2,21
2,51+ 2,43+2,21
KD =
3
7,15
= = 2,3
3
VIII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini adalah Kelarutan dan Fenomena Distribusi, yang
kelarutan asam ben z oat dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur
pelarut dan pada suhu tertentu selalu tetap. Sedangkan koefisien distribusi
adalah suatu fenomena dimana distribusi suatu senyawa antara dua fase
ben z oat , pelarut yang digunakan adalah air, alcohol dan gliserin. Perubahan
warna merah mudah menunjukkan titik akhir titrasi ( TAT) dan titrasi
dihentikan. Setelah volume NaOH dan kadar asam ben z oat pada masing-
pelarut air diperoleh volume rata-rata NaOH yaitu 3,38mL dan kadar rata –
rata Asam Ben z oat yaitu 46,4570 mg , dengan pelarut alkohol diperoleh
volume rata-rata NaOH yaitu 9,56 mL dan kadar rata-rata asam ben z oat
asam ben z oat , menggunakan aquadest dan tween 80. Kelarutan z at yang
berbeda-beda yaitu 0,2 gram , 0,4 gram , 0,6 gram ,0,8 gram dan 1 gram.
rata-rata massa atom ben z oat yaitu 86,2062 mg. dengan konsentrasi 0,4
gram diperoleh rata-rata massa asam ben z oat yaitu 112,9601 mg. Dengan
konsentrasi 0,0,6 gram diperoleh rata-rata massa asam ben z oat yaitu
108,5236 mg. Dengan konsentrasi 0,8 gram diperoleh rata-rata massa asam
pelarut aquadest rata-rata massa asam ben z oat yaitu 31,6424 mg.sedangkan
dengan penambahan pelarut minyak yang dikocok dalam corong pisah dan
dibiarkan beberapa menit agar kedua larutan terpisah (antara aquadest dan
IX. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
teliti agar tidak terjadi kesalhan dari hasil yang diperoleh sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta