PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan Praktikum
Mampu membuat larutan dengan berbagai konsentrasi, Mampu membuat
larutan dengan pengenceran berbagai konsentrasi.
1.3 Manfaat Praktikum
Manfaat yang diperoleh dari percobaan ini yaitu : Mahasiswa dapat
mengetahui cara pembuatan dan pengenceran larutan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, seadangkan pelarut adalah
komponen yang terdapat dalam jumlah yang banyak (Achmad, 1996).
2.2 Pengenceran
Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi
tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir
yang lebih besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat
diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama
dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini
dapat dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat yang harus
ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan
ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar
yang dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan
asam sulfat memercik. Jika kita berada di dekatnya, percikan asam
sulfat ini merusak kulit (Brady, 2000).
V1 x M1 = V2 x M2
Dengan, V1 = volume larutan mula-mula
M1 = kemolaran mula-mula
V2 = volume larutan setelah pengenceran
M2 = kemolaran larutan setelah pengenceran
2.3 Konsentrasi Larutan
Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan
konsentrasi. Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam
setiap satuan larutan atau pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat,
mol) zat terlarut dalam sejumlah volume (berat , mol) tertentu dari pelarut.
Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol,
molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta ditambah dengan persen massa
dan persen volume (Baroroh, 2004).
Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi
zat terlarut dan pelarut di dalam larutan. Konsentrasi umumnya
dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah
total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat
terlarut dengan jumlah pelarut. Contoh beberapa satuan konsentrasi
4
adalah molar, molal, dan bagian per juta (part per million, ppm).
Sementara itu, secara kualitatif, komposisi larutan dapat dinyatakan
sebagai encer (berkonsentrasi rendah) atau pekat yang berkonsentrasi
tinggi (Anonim, 2014).
2.4 Pembuatan Larutan
Pembuatan larutan adalah suatu cara mempelajari cara
pembuatan larutan dari bahan cair atau padat dengan konsentrasi
tertentu. Untuk menyatakan kepekaaan atau konsentrasi suatu larutan
dapat di lakukan berbagai cara tergantung pada tujuan
penggunaannya. Adapun satuan yang digunakan untuk menentukan
kepekaan larutan adalah molaritas. Molaritas, persen berat, persen,
volume, atau sebagainya (Faizal,2013).
2.5 Ciri-ciri larutan, suspensi dan koloid
2.5.1. Larutan (dispersi molekul)
1 fase
Jernih
Homogen
Diameter partikel : < 1 nm
Tidak dapat disaring
Tidak memisah jika didiamkan
2.5.2. Suspensi (dispersi kasar)
2 Fase
Keruh
Heterogen
Diameter partikel : > 100 nm
Dapat disaring dengan kertas saring
Memisah jika dididamkan
2.5.3. Koloid (dispersi koloid)
2 fase
Keruh
Antara homogen dan heterogen
Diameter partikel : 1 nm < d > 100 nm
5
Tidak dapat disaring dengan kertas saring biasa melainkan penyaring
ultra
Tidak memisah jika didiamkan
2.6 Uraian Bahan
1. Aquades
Nama resmi : Aquadestillata
Nama lain : Air suling
Rumus molekul : H2O
Berat molekul : 18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berasa, tidak
berbau
Kelarutan : Larutan dalam etanol dan gliserol
Kegunaan : Sebagai pelarut
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
2. Asam Klorida (DIRJEN POM 1979 : 53)
Nama resmi : ACIDUM HIDROCHLORIDUM
Nama lain : asam klorida
Rumus molekul : HCl
Berat molekul : 36,46 gr/mol
Pemerian : cairan tidak berwarna, berasa
asam,baumerangsang, jikadiencerkandengan 2 bagian volume air,
asaphilang.
Kelarutan : larut dalam air dan etanol (95%) P.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : sebagai pereaksi golongan kation
6
BAB III
METODE PRAKTIKUM
7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
8
menggunakan akuades sebagai pelarut. Percobaan ini dilakukan untuk
mendapatkan HCl 0,1 M sebanyak 100 ml dari HCl 1 M. berdasarkan
perhitungan volume HCl yang dibutuhkan adalah 10 ml. Kemudian 10 ml
HCl dimasukkan kedalam labu takar 100 ml dan ditambahkan akuades
hingga larutan menjadi 100 ml. Fungsi penambahan akuades adalah untuk
menurunkan konsentrasi dari HCl . Setelah ditambahkan, labu takar dikocok
agar larutan menjadi homogen dan didapatkan larutan HCl 0,1 M sebanyak
100 ml. Faktor kesalahan dari praktikum ini adalah ketika pengukuran
volume larutan tidak pas pada meniskus bawah.
M1.V1 = M2. V2. Dimana M.V adalah rumus banyaknya jumlah zat (mol),
sehingga mol awal = mol akhir. Oleh karena itu, percobaan pembuatan
larutan dengan pengenceran hasil yang didapat adalah sesuai dengan teori
yang mendasari,yakni bahwa mengencerkan larutan yaitu memperkecil
konsentrasi larutan dengan jalan menambahkan sejumlah tertentu pelarut.
Pengenceran menyebabkan volume dan kemolaran larutan berubah, tetapi
jumlah zat terlarut tidak berubah.
9
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum, dapat disimpulkan bahwa :
Teknik pembuatan larutan dapat dilakukan dengan cara mencampurkan
dua larutan atau lebih, Menentukan konsentrasi sebuah larutan dapat
dilakukan dengan membandingkan volume konsentrasi dan normalitas
sebelum dan sesudah dilarutkan, Teknik pengenceran larutan yang benar
adalah mencapur larutan dengan bahan pelarut murni agar diperoleh volume
konsentrasi yang lebih rendah, Teknik mencampurkan larutan adalah dengan
mencampurkan dua larutan atau lebih dengan konsentrasi yang berbeda
hingga tidak padapat dibedakan lagi secara fisik.
5.2 Saran
Ketika mengukur volume larutan, pada saat cairan hampir mendekati titik
batas ukur, sebaiknya kita menambahkan larutan yang kita buat menggunakan
pipet tetes sehingga didapat larutan yang memiliki volume yang lebih akurat.
10
DAFTAR PUSTAKA
11
LAMPIRAN
12