Anda di halaman 1dari 3

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum

A. Larutan

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat

yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat

bervariasi. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil solute,

relatif terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang

mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut,

sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dimana solute terlarut.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan suatu zat antara lain adalah

tekanan dan suhu. Kelarutan zat padat dan cairan tidak terpengaruh oleh tekanan,

sedangkan kelarutan gas-gas akan bertambah, apabila tekanan diperbesar.

Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air, selain air

yang berfungsi sebagai pelarut adalah alkohol, amoniak, kloroform, benzena,

minyak, dan asam asetat, akan tetapi jika menggunakan air biasanya tidak

disebutkan.

B. Konsentrasi larutan

Kosentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut dalam suatu larutan.

Apabila zat terlarut banyak sekali, sedangkan pelarutnya sedikit, maka dapat

dikatakan bahwa larutan itu pekat atau kosentrasinya sangat tinggi. Sebaliknya bila

zat yang terlarut sedikit sedangkan pelarutrnya sangat banyak, maka dapat

dikatakan larutan itu encer atau kosentrasinya sangat rendah. Banyak cara untuk

memeriksa kosentrasi larutan, yang semuanya menyatakan kuantitas zat terlarut

dalam kuantitas pelarut (atau larutan). Dengan demikian, setiap sistem kosentrasi

harus menyatakan butir-butir berikut :


1. Satuan yang digunakan untuk zat terlarut

2. Kuantitas kedua dapat berupa pelarut atau larutan keseluruhan.

3. Satuan yang digunakan untuk kuantitas kedua.

Kosentrasi dapat dinyatakan dengan beberapa cara yaitu :

1. Persentase (%), menyatakan jumlah zat terlarut (solut)dalam 100 gram larutan.

% terlarut = x 100%

2. Molaritas (M), yaitu jumlah mol zat terlarut setiap volume tertentu (1dm 2) larutan.

M=

M=

3. Molalitas (mol), yaitu jumlah zat terlarut setiap kilogram pelarut .

Molal =

Molal =

4. Normalitas (N), sebagai perbandingan antara jumlah larutan yang mengandung

ekivalen terlarut setiap volume larutan.

N=

5. Fraksi Mol

Fraksi mol suatu dalam larutan didefinisikan sebagai banyaknya mol (n) komponen

itu, dibagi dengan jumlah mol keseluruhan komponen dalam larutan itu. Dalam

persentase fraksi mol dinyatakan sebagai mol persen.

C. Larutan Baku

Larutan baku adalah larutan yang kepekaannya diketahui dengan tepat dan

dapat dibuat melalui dua cara. Kedua cara tersebut masing-masing tergantung dari

penggunaan bahan baku. Bahan baku adalah bahan kimia yang dapat digunakan

untuk membuat larutan baku primer (primary standard solution) dan


untuk menetapkan kenormalan larutan baku sekunder (secondary

standard solution).

D. Larutan Baku Primer

Larutan baku primer yaitu larutan yang dapat diketahui kadarnya dan stabil

pada proses penimbangan, pelarutan, dan penyimpanan.

Adapun syarat syarat larutan baku primer :

1. Mempunyai kemurnian yang tinggi

2. Rumus molekulnya pasti

3. Tidak mengalami perubahan selama penimbangan

4. Berat ekivalen yang tinggi (agar kesalahan penimbangan dapat diabaikan)

5. Larutan stabil didalam penyimpanan

Larutan baku primer yang digunakan dalam titrasi asam basa oksalat, asam

benzoat, kalium hidrogen falat dan kalium hidrogen iodat (KH(CO3)2)

E. Larutan Baku Sekunder

Larutan baku sekunder, yaitu larutan dimana konsentrasinya ditentukan

dengan jalan pembekuan dengan larutan atau secara langsung tidak dapat

diketahuis kadarnya dan kestabilannya didalam proses penimbangan, pelarutan dan

penyimpanan.

Anda mungkin juga menyukai