Anda di halaman 1dari 18

MODUL PERKULIAHAN

Kimia Teknik
Larutan dan Kelarutan

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


Teknik Teknik Sipil W111700074 Team Dosen Kimia Teknik.
06
Abstract Kompetensi
Larutan dapat didefinisikan sebagai Agar Mahasiswa dapat :
campuran homogen dari dua zat at Menjelaskan larutan dan kelarutan,
au lebih yang terdispersi sebagai jenis-jenis larutan, dan sifat-sifatnya
molekul ataupun ion yang komposi kaitannya dengan materiaal konstruksi
sinya dapat bervariasi. Larutan terdiri dalam teknik sipil.
atas solven dan solute. Sedangkan
kelarutan adalah jumlah zat yang
dapat larut dalam sejumlah pelarut
sampai membentuk larutan jenuh
dengan satuan mol/lt.
1. LARUTAN

Pengertian Larutan
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom
ataupun ion dari dua zat atau lebih. Disebut campuran karena susunannya atau
komposisinya dapat berubah. Disebut homogen karena susunanya begitu seragam
sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan
mikroskop optis sekalipun. Fase larutan dapat berwujud gas, padat ataupun cair.
Larutan gas misalnya udara. Larutan padat misalnya perunggu, amalgam dan
paduan logam yang lain. Larutan cair misalnya air laut, larutan gula dalam air, dan
lain-lain. Komponen larutan terdiri dari pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute).
Pelarut merupakan komponen yang utama yang terdapat dalam jumlah yang
banyak, sedangkan komponen minornya merupakan zat terlarut. Larutan
terbentuk melalui pencampuran dua atau lebih zat murni yang molekulnya
berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur. Semua gas bersifat dapat
bercampur dengan sesamanya, karena itu campuran gas adalah larutan.
Larutan merupakan suatu campuran yang terdiri dari dua atau lebih zat (dalam
kimia). Zat yang jumlahnya lebih sedikit yang ada didalam larutan itu (zat) solut atau
terlarut, sedangkan zat yang memiliki jumlah zat lebih banyak dibandingkan dengan
zat-zat lain dalam larutan juga disebut solven atau pelarut.
Takaran atau komposisi zat terlarut serta pelarut dalam sebuh larutan dinyatakan
dalam konsentrasi larutan, dan sedangkan proses campuran zat terlarut dan pelarut
disebut pelarutan (solvasi). Sebagai contoh larutan yang biasa dijumpai ialah
padatan yang dilarutkan didalam sebuah cairan, contohnya gula atau garam yang
dilarutkan kedalam air. Gas juga bisa dilarutkan dalam sebuah cairan, misalkan
karbon dioksida atau oksigen dalam air. selain itu juga, cairan juga dapat larut dalam
cairan lain, sementara gas larut dalam gas lain. Terdapat pula larutan padat,
misalnya aloi (campuran logam) serta mineral yang tertentu.

2020 Kimia Teknik


2 Team Dosen Kimia Teknik
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Sifat-sifat Larutan
Sifat fisik larutan pada umumnya terbagi menjadi 3 Yaitu:
1. Sifat koligatif. tergantung pada jumlah partikel dalam larutan
2. Sifat aditif. tergantung pada atom total dalam molekul atau pada jumlah sifat
konstituen dalam larutan,
3. Sifat konstitutif, tergantung pada atom penyusun molekul (pada jenis atom
dan jumlah atom)
Sedangkan larutan nyata, tidak mengikuti hukum Roult,, atau terjadi
penyimpangan, Penyimpangannya dapat positif dan negatif,, Penyimpangan negatif
jika Penyimpangan cukup besar, kurva tekanan uap total memperlihatkan minimum,
mengikuti hukum Roult, kecenderunagn melepaskan diri, Sedangkan untuk
penyimpangan positif jika kurva tekanan uap total maksimum, tekanan parsial lebih
besar daripada hukum Roult, kecenderungan melepaskan diri akibat ketidaksamaan
kepolaran atau tekanan dalam dari konstituen.

Larutan ideal
Jika interaksi antar molekul komponen larutan sama besar terhadap interaksi
antar molekul komponen tersebut pada keadaan murni, maka terbentuklah idealisasi
yang disebut larutan ideal. Larutan ideal mematuhi hukum Raoult, yaitu tekanan uap
pelarut (cair) berbanding tepat lurus terhadap fraksi mol pelarut dalam larutan.
Larutan yang benar-benar ideal tidak ada dialam, tetapi larutan memenuhi hukum
Raoult sapai batas tertentu. Contoh larutan yang pas dianggap ideal ialah campuran
benzana serta toluena. Cairan lain larutan ideal merupakan volumenya ialah
penjumlahan tepat volume komonen-komponen penyusunnya. Pada larutan non-
ideal, penjumlahan volume zat terlarut murni serta pelarut murni tidaklah sama
terhadap volume larutan.

Komponen dan Pembuatan Larutan


Komponen Larutan

2020 Kimia Teknik


3 Team Dosen Kimia Teknik
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Suatu larutan terdiri atas dari dua komponen yang penting. Biasanya salah
satu komponen yang mengandung jumlah zat yang lebih banyak disebut pelarut
(solvent). Pelarut dipandang sebagai pembawa atau medium zat terlarut yang dapat
berperan serta dalam reaksi kimia. Kemudian, komponen lainnya yang mengandung
zat yang lebih sedikit disebut zat terlarut (solute). Kedua komponen dalam larutan
dapat sebagai pelarut atau terlarut tergantung komposisinya. Larutan di bagi menjadi
tiga jenis yaitu:
1. Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute kurang dari yang
diperlukan untuk membuat larutan jenuh.
2. Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang
larut dan mengadakan kesetimbangan dengan solute padatnya.
3. Larutan lewat jenuh yaitu larutan yang mengandung lebih banyak solute yang
diperlukan dari pada solvent.
Berdasarkan banyak sedikitnya zat terlarut dibedakan menjadi dua yaitu:
 Larutan pekat merupakan larutan yang mengandung relatif lebih banyak
solute.
 Larutan encer merupakan larutan yang relatif sedikit mengandung solute.

Pembuatan Larutan
Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi)
dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar.
Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah
panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat
pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat yang harus
ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam
asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar yang dapat
menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik.
Jika kita berada di dekatnya, percikan asam sulfat ini merusak kulit.

Konsentrasi Larutan
Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan
konsentrasi. Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah
pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah
volume tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi,

2020 Kimia Teknik


4 Team Dosen Kimia Teknik
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume.

Banyak cara menentukan konsentrasi larutan yang semuanya menyatakan kuantitas


zat terlarut dalam kuantitas pelarut atau larutan. Dengan demikian, setiap sistem
konsentrasi harus menyatakan hal-hal sebagai berikut :
1. Satuan yang digunakan untuk zat terlarut
2. Kuantitas kedua dapat berupa pelarut atau larutan keseluruhan
3. Satuan yang digunakan untuk kuantitas kedua konsentrasi.
Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu harus diperhatikan:
 Apabila dari padatan, pahami terlebih dahulu satuan yang diinginkan. Berapa
volume atau massa larutan yang akan dibuat.
 Apabila larutan yang lebih pekat, satuan konsentrasi larutan yang diketahui
dengan satuan yang diinginkan harus disesuaikan. Jumlah zat terlarut
sebelum dan sesudah pengenceran adalah sama, dan memenuhi
persamaan:

M 1 V 1= M 2 V 2

Keterangan :
 M1 : Konsentrasi larutan sebelum diencerkan
 V1 : Volume larutan atau massa sebelum diencerkan
 M2 : Konsentrasi larutan setelah diencerkan
 V2 : Volume larutan atau massa setelah diencerkan
Konsentrasi dapat dinyatakan dengan beberapa cara, yaitu:
1. Molaritas
Molaritas ialah jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan. Dimensi molaritas ialah
mol/L atau mol L-1 , disingkat M dan diucapkan molar. Larutan yang mengandung 1
mol zat terlarut dalam 1 liter larutan disebut 1 molar dan ditulis 1 M.

2020 Kimia Teknik


5 Team Dosen Kimia Teknik
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Molaritas ialah cara yang paling lazim untuk menyatakan komposisi larutan encer.
Untuk pengukur yang cermat cara ini kurang menguntungkan karena sedikit
ketergantungan pada suhu. Jika larutan dipanaskan atau didinginkan, volume
berubah sedangkam mol akan tetap sehingga molaritas akan berubah.
1. Molalitas
Molalitas ialah jumlah zat terlarut pada tiap kilogram pelarut, dalam molalitas tidak
ada volume, namun massa yang tidak berepengaruh pada suhu.

2. Persen Massa
Persen massa atau sering disebut persen bobot per bobot (% b/b), menyatakan
jumlah massa zat terlarut dalam 100 bagian massa larutan Rumus persen massa :

2020 Kimia Teknik


6 Team Dosen Kimia Teknik
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Persen Volume
Persen volume atau persen volum per volum (% V/V) menyatakan jumlah zat terlarut
dalam 100 bagian volume larutan. Rumus persen volume

5. PPM (part per million)


ppm (part per million) menyatakan jumlah bagian komponen dalam sejuta bagian
campuran.

6. Fraksi mol
Fraksi mol menyatakan perbandingan mol zat terlarut dengan jumlah mol seluruh
larutan (mol terlarut + mol pelarut). Rumus Fraksi mol :
larutan terhadap jumlah seluruh zat dalam larutan.

7. Normalitas
Normalitas menyatakan jumlah garam ekuivelen zat terlarut dalam 1 liter larutan.
Satuannya dilambangkan dengan N dan disebut Normal.

2020 Kimia Teknik


7 Team Dosen Kimia Teknik
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Valensi menyatakan banyaknya ion H+ atau OH– (dalam larutan asam dan basa)
yang dilepaskan.

Jenis-jenis Larutan

1. Berdasarkan kemampuannya menghantarkan listrik


Berdasarkan kemampuannya menghantarkan listrik, larutan dapat dibedakan
sebagai larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit. Larutan elektrolit mengandung
zat elektrolit sehingga dapat menghantarkan listrik, sementara larutan non-elektrolit
tidak dapat menghantarkan listrik
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Zat
elektrolit dapat berupa senyawa ion atau senyawa kovalen polar yang
dapat terhidrolisis (bereaksi dengan air). Larutan elektrolit terbentuk dari suatu zat
yang larut atau terurai kedalam bentuk ion-ion dan membuat larutan menjadi
konduktor elektrik. Ion merupakan atom-atom yang bermuatan elektrik. Contoh :
larutan HCl.

Arus listrik adalah aliran muatan. Arus listrik melalui logam adalah aliran elektron,
dan arus listrik melalui larutan adalah aliran ion-ion. Ion-ion ini berasal dari zat-zat
yang terlarut dan terionisasi menjadi atom-atom bermuatan. Karena itu, larutan
elektrolit dapat berupa asam, basa maupun garam.
 Larutan asam adalah larutan dimana zat terlarutnya terdisosiasi melepaskan
ion hidrogen (H+) di dalam larutan.
 Larutan basa adalah larutan dimana zat terlarutnya terdisosiasi melepaskan
ion hidroksida (OH–) di dalam larutan.
 Larutan garam adalah larutan dimana zat terlarutnya bersifat netral dan
terdisosiasi menjadi ion-ion pembentuk garamnya di dalam larutan.

2020 Kimia Teknik


8 Team Dosen Kimia Teknik
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Jenis dan konsentrasi (kepekatan) suatu larutan dapat berpengaruh terhadap daya
hantar listriknya. Untuk menunjukkan kekuatan elektrolit digunakan derajat
ionisasi yaitu jumlah ion bebas yang dihasilkan oleh suatu larutan. Derajat ionisasi
(a) didapat dari perbandingan antara jumlah zat yang mengion dengan jumlah zat
yang dilarutkan. Makin besar harga a , makin kuat keelektrolitan larutan tersebut.
Dari nilai derajat ionisasi tersebut, larutan elektrolit dapat dibedakan menjadi elektolit
kuat dan lemah.

Larutan elektrolit lemah adalah larutan elektrolit dimana zat yang terlarut tidak
terionisasi seluruhnya (ionisasi sebagian 0 < a < 1 ). Sifat kekonduktorannya buruk
karena sedikitnya zat yang mengion. Persamaan reaksi ionisasi elektrolit lemah
ditandai dengan panah dua arah (reaksi reversible) artinya tidak semua molekul
terurai (ionisasi tidak sempurna). Larutan ini biasanya berupa larutan asam lemah
dan basa lemah,
1. Asam Lemah
Asam lemah adalah zat asam yang tidak terionisasi seluruhnya ketika zat
asam tersebut dilarutkan dalam air. Tetapan ionisasinya dituliskan dalam
bentuk Ka. Ka didefinisikan sebagai:

2. Basa Lemah
Basa lemah adalah zat basa yang tidak berubah seluruhnya menjadi ion
hidroksida dalam larutan. Tetapan ionisasinya dituliskan dalam bentuk Kb. Kb
didefinisikan sebagai:

2020 Kimia Teknik


9 Team Dosen Kimia Teknik
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Larutan Elektrolit Larutan Non Elektrolit

Tidak dapat menghantarkan


1. Dapat menghantarkan listrik
1. listrik
2. Terjadi proses ionisasi
2. Tidak terjadi proses ionisasi
(terurai menjadi ion-ion)
3. Lampu tidak menyala dan
3. Lampu dapat menyala terang atau
tidak ada gelembung gas
redup dan ada gelembung gas
Contoh:
Contoh:
Larutan gula (C12H22O11)
Garam dapur (NaCl)
Larutan urea (CO NH2)2
Cuka dapur (CH3COOH)
Larutan alkohol C2H5OH
Air accu (H2SO4)
(etanol)
Garam magnesium (MgCl2)
Larutan glukosa (C6H12O6)

2. Berdasarkan fase zat terlarut dan pelarutnya.


Tabel berikut menunjukkan contoh-contoh larutan berdasarkan fase komponen-
komponennya.

Zat terlarut
Contoh larutan
Gas Cairan Padatan

Pelarut Bau suatu zat


padat yang
Udara (oksigen timbul dari
dan gas-gas Uap air di udara larutnya
Gas
lain dalam (kelembapan) molekul
nitrogen) padatan
tersebut di
udara
Cairan Air terkarbonasi Etanol dalam air; Sukrosa
(karbon campuran berbagai (gula) dalam
dioksida dalam hidrokarbon (minyak air; natrium
air) bumi) klorida
(garam
dapur) dalam
air; amalgam
emas dalam

2020 Kimia Teknik


10 Team Dosen Kimia Teknik
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
raksa
Aloi logam
Hidrogen larut
Air dalam arang aktif; seperti baja
Padatan dalam logam,
uap air dalam kayu dan
misalnya platina
duralumin

Pengertian Kelarutan
Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut
(solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent). Kelarutan dinyatakan dalam
jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan.
Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat-zat tertentu dapat larut dengan
perbandingan apapun terhadap suatu pelarut. Contohnya adalah etanol di dalam air.
Sifat ini lebih dalam bahasa Inggris lebih tepatnya disebut miscible.

Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni ataupun
campuran. Zat yang terlarut, dapat berupa gas, cairan lain, atau padat. Kelarutan
bervariasi dari selalu larut seperti etanol dalam air, hingga sulit terlarut, seperti perak
klorida dalam air. Istilah “tak larut” (insoluble) sering diterapkan pada senyawa yang
sulit larut, walaupun sebenarnya hanya ada sangat sedikit kasus yang benar-benar
tidak ada bahan yang terlarut. Dalam beberapa kondisi, titik kesetimbangan
kelarutan dapat dilampaui untuk menghasilkan suatu larutan yang disebut lewat
jenuh (supersaturated) yang metastabil.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelarutan

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelarutan tergantung pada sebagai berikut :

 Sifat solvent
Kelarutan yang besar terjadi bila molekul-molekul solute mempunyai kesamaan
dalam struktur dan sifat-sifat kelistrikan dari molekul-molekul solvent. Bila ada
kesamaan dari sifat-sifat kelistrikan, misalnya momen dipol yang tinggi, antara
solvent-solvent, maka gaya-gaya tarik yang terjadi antara solute solvent adalah kuat.
Sebaliknya, bila tidak ada kesamaan, maka gaya-gaya terik solute solvent lemah.
Secara umum, padatan ionik mempunyai kelarutan yang lebih tinggi dalam solvent

2020 Kimia Teknik


11 Team Dosen Kimia Teknik
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
polar daripada dalam pelarut non-polar. Juga, jika solvent lebih polar, maka
kelarutan dari padatan-padatan ionik akan lebih besar.
 Suhu
Kelarutan gas dalam air biasanya menurun jika suhu larutan dinaikkan. Gelembung-
gelembung kecil yang dibentuk bila air dipanaskan adalah kenyataan bahwa udara
yang terlarut menjadi kurang larut pada suhu-suhu yang lebih kecil. Hal yang serupa,
tidak ada aturan yang umum untuk perubahan suhu terhadap kelrutan cairan-cairan
dan padatan-padatan.
 Tekanan
Kelarutan dari semua gas naik jika tekanan saham dari gas yang terletak di atas
larutan dinaikkan. Secara kuantitatif, hal ini dinyatakan dalam hukum Henry, yang
menyatakan bahwa pada suhu tetap perbandingan dari tekanan saham dari solute
gas dibagi dengan mol fraksi dari gas dalam larutan adalah tetap.

Satuan Kelarutan
Kelarutan (khususnya untuk zat yang sukar larut) dinyatakan dalam mol L. Jadi
kelarutan sama dengan kemolaran dari larutan jenuhnya.

S = n/v dimana n adalah jumlah mol dan v = volume (liter)

Sifat Koligatif Larutan Non-elektrolit


Sifat larutan berbeda dengan sifat pelarut murninya. Terdapat empat sifat fisika yang
penting yang besarnya bergantung pada banyaknya partikel zat terlarut tetapi tidak
bergantung pada jenis zat terlarutnya. Keempat sifat ini dikenal dengan sifat koligatif
larutan. Sifat ini besarnya berbanding lurus dengan jumlah partikel zat terlarut. Sifat
koligatif tersebut adalah :

1. tekanan uap
2. titik didih
3. titik beku
4. tekanan osmosis.
Menurut hukum sifat koligatif, selisih tekanan uap, titik beku, dan titik didih suatu
larutan dengan tekanan uap, titik beku, dan titik didih pelarut murninya, berbanding
langsung dengan konsentrasi molal zat terlarut. Larutan yang bisa memenuhi hukum

2020 Kimia Teknik


12 Team Dosen Kimia Teknik
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
sifat koligatif ini disebut larutan ideal. Kebanyakan larutan mendekati ideal hanya jika
sangat encer.

 Tekanan Uap Larutan


Tekanan uap larutan lebih rendah dari tekanan uap pelarut murninya. Pada larutan
ideal, menurut hukum Raoult, tiap komponen dalam suatu larutan melakukan
tekanan yang sama dengan fraksi mol kali tekanan uap dari pelarut murni

Keterangan:
 PA = tekanan uap yang dilakukan oleh komponen A dalam larutan.
 XA = fraksi mol komponen A.
 P0 = tekanan uap zat murni A.
Dalam larutan yang mengandung zat terlarut yang tidak mudah menguap (tak-atsiri
atau nonvolatile), tekanan uap hanya disebabkan oleh pelarut, sehingga PA dapat
dianggap sebagai tekanan uap pelarut maupun tekanan uap larutan.

 Titik Didih Larutan


Titik didih larutan bergantung pada kemudahan zat terlarutnya menguap. Jika zat
terlarutnya lebih mudah menguap daripada pelarutnya (titik didih zat terlarut lebih
rendah), maka titik didih larutan menjadi lebih rendah dari titik didih pelarutnya, atau
dikatakan titik didih larutan turun. Contohnya larutan etil alkohol dalam air titik
didihnya lebih rendah dari 100˚C tetapi lebih tinggi dari 78,3˚C (titik didih etil alkohol
78,3˚C dan titik didih air 100˚C). Jika zat terlarutnya tidak mudah menguap (tak-atsiri
atau nonvolatile) daripada pelarutnya (titik didih zat terlarut lebih tinggi), maka titik
didih larutan menjadi lebih tinggi dari titik didih pelarutnya, atau dikatakan titik didih
larutan naik. Pada contoh larutan etil alkohol dalam air tersebut, jika dianggap
pelarutnya adalah etil alkohol, maka titik didih larutan juga naik. Kenaikan titik didih
larutan disebabkan oleh turunnya tekanan uap larutan.
Berdasar hukum sifat koligatif larutan, kenaikan titik didih larutan dari titik didih
pelarut murninya berbanding lurus dengan molalitas larutan.

2020 Kimia Teknik


13 Team Dosen Kimia Teknik
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Keterangan :
 Δtb = kenaikan titik didih larutan.
 kb = kenaikan titik didih molal pelarut.
 m = konsentrasi larutan dalam molal.

 Titik Beku Larutan


Penurunan tekanan uap larutan menyebabkan titik beku larutan menjadi lebih
rendah dari titik beku pelarut murninya. Hukum sifat koligatif untuk penurunan titik
beku larutan berlaku pada larutan dengan zat terlarut atsiri (volatile) maupun tak-
atsiri (nonvolatile).
Berdasar hukum tersebut, penurunan titik beku larutan dari titik beku pelarut
murninya berbanding lurus dengan molalitas larutan.

Keterangan :
 Δtf = penurunan titik beku larutan.
 kf = penurunan titik beku molal pelarut.
 m = konsentrasi larutan dalam molal.

Tekanan Osmose Larutan


Peristiwa lewatnya molekul pelarut menembus membran semipermeabel dan masuk
ke dalam larutan disebut osmose. Tekanan osmose larutan adalah tekanan yang
harus diberikan pada larutan untuk mencegah terjadinya osmose (pada tekanan 1
atm) ke dalam larutan tersebut. Hampir mirip dengan tekanan pada gas ideal, pada
larutan ideal, besarnya tekanan osmose berbanding lurus dengan konsentrasi zat
terlarut.

Keterangan :

2020 Kimia Teknik


14 Team Dosen Kimia Teknik
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 π= tekanan osmose (atm).
 n = jumlah mol zat terlarut (mol).
 R = tetapan gas ideal = 0,08206 L.atm/mol.K
 T = suhu larutan (K).
 V = volume larutan (L).
 M = molaritas (M = mol/L).
Jika tekanan yang diberikan pada larutan lebih besar dari tekanan osmose, maka
pelarut murni akan keluar dari larutan melewati membran semipermeabel. Peristiwa
ini disebut osmose balik (reverse osmosis), misalnya pada proses pengolahan untuk
memperoleh air tawar dari air laut.

Istilah Kelarutan

Istilah Kelarutan
Jumlah bagian pelarut yang
Istilah Kelarutan diperlukan untuk melarutkan
1 bagian zat

Very soluble Sangat mudah larut <1

Freely soluble Mudah larut 1 – 10

Soluble Larut 10 – 30

Sparingly soluble Agak sukar larut 30 – 100

Slightly soluble Sukar larut 100 – 1000

Very slightly soluble Sangat sukar larut 1000 – 10.000

Practically insoluble or > 10.000


Praktis tidak larut
insoluble

2020 Kimia Teknik


15 Team Dosen Kimia Teknik
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Contoh Larutan dan Kelarutan
Larutan Asam, Basa dan Garam
1. Asam
Buah-buahan yang masih muda pada umumnya berasa masam. Sebenarnya rasa
masam dalam buah-buahan tersebut disebabkan karena zat kimia yang
terkandung di dalamnya yang biasa disebut asam. Secara kimia, asam adalah zat
yang dalam air dapat menghasilkan ion hidrogen (H+). Asam akan terionisasi
menjadi ion hidrogen dan ion sisa asam yang bermuatan negatif.
Contoh Asam Dalam larutan :
1. Asam Askorbat terdapat dalam tomat,jeruk dan sayuran (
2. Asam Asetat terdapat dalam larutan cuka
3. Asam Sitrat terdapat dalam jeruk
4. Asam Borat terdapat dalam larutan pencuci mata
5. Asam Klorida terdapat dalam asam lambung dan obat tetes mata
6. Asam Nitrat terdapat dalam pupuk dan peledak
7. Asam Fosfat terdapat dalam deterjen
8. Asam Sulfat terdapat dalam baterai mobil
9. Asam Laktat terdapat dalam keju
10. Asam Benzoat terdapat dalam bahan pengawet makanan

2.Basa
Basa adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion hidroksida (OH–). Ion
hidroksida terbentuk karena senyawa hidroksida dapat mengikat satu elektron pada
saat dimasukkan ke dalam air. Basa dapat menetralisir asam (H+) sehingga
dihasilkan air (H2O).
Contoh Basa Dalam larutan:
 Aluminium Hidroksida terdapat dalam deodoran dan antasid
 Kalsium Hidroksida terdapat dalam mortar dan plester
 Magnesium Hidroksida terdapat dalam antasid
 Natrium Hidroksida terdapat dalam bahan sabun

2020 Kimia Teknik


16 Team Dosen Kimia Teknik
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3.Garam
Garam adalah senyawa yang terbentuk dari reaksi asam dan basa. Terdapat
beberapa contoh garam, antara lain: NaCl, CaCl2, ZnSO4, NaNO2, dan lain-lain.
Contoh Garam Dalam larutan:
1. Natrium Klorida terdapat dalam garam dapur (NaCI)
2. Natrium Bikarbonat terdapat dalam baking soda (NaHCO3)
3. Kalsium Karbonat terdapat dalam cat tembok dan bahan karet (CaCO3)
4. Kalsium Nitrat terdapat dalam pupuk dan bahan peledak (KNO3)
5. Kalium Karbonat terdapat dalam sabun dan kaca (K2CO3)
6. Natrium Fosfat terdapat dalam deterjen (Na3PO4)
7. Amonium Klorida terdapat dalam baterai kering (NH4CI
Adapun Contoh Lain dalam Larutan adalah sebagai berikut :
 Contoh Kaloid :
-Larutan gula, larutan garam, udara bersih
-Tepung kanji dalam air, mayones, debu di udara
-Campuran air dan pasir, sel darah merah dan plasma putih dalamplasma
darah.

 Contoh Suspensi:
-Air sungai yang keruh
-Campuran air dengan kopi
-Campuran minyak dengan air

2020 Kimia Teknik


17 Team Dosen Kimia Teknik
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
References
Ames F. Brady, 1990, General Chemistry, Principles and Structures, John Wiley & Sons, New York
Brown, Theodore L. et al. 2015. Chemistry: The Central Science (13th edition). New Jersey: Pearson
Education, Inc.
Chang, Raymond. 2010. Chemistry (10th edition). New York: McGraw Hill
Gilbert, Thomas N. et al. 2012. Chemistry: The Science in Context (3rd edition). New York: W. W.
Norton & Company, Inc.
Hyman D. Gesser, 2002, Applied Chemistry, A Textbook for Engineering and Technologies, Kluwer
Academic/Plenum Publisher
Mahan, Addison Wesley, 1975, University Chemistry, 3rd ed
Petrucci, Ralph H. et al. 2011. General Chemistry: Principles and Modern Applications (10th edition).
Toronto: Pearson Canada Inc.
Purba, Michael. 2006. Kimia 1A untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Sienko.Plane, Chemistry Principles & Properties, 2nd ed, McGraw-Hill
Susanto, 1976, Diktat Kimia Dasar, Departemen Kimia ITB
Silberberg, Martin S. 2009. Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change (5th edition).
New York: McGraw Hill
Stacy, Angelica M. 2015. Living by Chemistry (2nd edition). New York: W.H. Freeman and Company
The Fu Yen, 2007, Chemical Processes for Environmental Engineering, Imperial College Press,
London
Tro, Nivaldo J. 2011. Introductory Chemistry (4th edition). Illinois: Pearson Prentice Hall.

2020 Kimia Teknik


18 Team Dosen Kimia Teknik
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai