FARMASI FISIKA
KELARUTAN
NAMA MAHASISWA :
ADE RAHAYU RAMDANI ( PO713241171052 )
AINELMA YANTI ( PO713241171054 )
ALFIRA ( PO713241171056 )
ANNISA USWATUN KHASANA ( PO713241171058 )
AS’AD ( PO713241171060 )
EKA IRMA JULIANTI ( PO713241171064 )
ELSA A. ( PO713241171065 )
HESTI MEYLINDA ( PO713241171068 )
HURIA ( PO713241171070 )
INDRI NOVIA NUR AMAL ( PO713241171072 )
MAYANGSARI ( PO713241171074 )
MUJADDIDATUL FIKRIYAH ( PO713241171077 )
KELOMPOK :B1
HARI PRAKTIKUM : SELASA
PEMBIMBING : MULI SUKMAWATY, S.Farm., Apt.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kasar.
sirup, eliksir, obat tetes mata, injeksi, dan lain-lain dibuat dengan
suspensi, tablet atau kapsul yang diberikan secara oral, data ini tetap
diperlukan karena di dalam cairan cerna obat harus dapat melarut dalam
cairan saluran cerna yang komponen utamanya adalah air agar dapat
diabsorpsi.
Pada umumnya, obat baru dapat diabsorpsi dari saluran cerna
pH, temperatur, jenis pelarut, bentuk dan ukuran partikel zat, serta
farmasetis (di bidang farmasi) dan lebih jauh lagi dapat bertindak sebagai
B. Tujuan Percobaan
zat
D. Prinsip Percobaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
solven. Pada suatu temperatur tertentu suatu larutan jenuh yang bercampur
dengan solut yang tidak terlarut merupakan contoh lain dari keadaan
kalau solut tambahan yang ingin melarut dalam larutan jenuh harus
Pada umumnya, kelarutan kebanyakan zat padat dan zat cair dalam
solven cair bertambah dengan naiknya temperatur. Untuk gas dalam zat
cair, kelakuan yang sebaliknya terjadi. Proses larut untuk gas dalam zat
terpisah satu sama lain dan efek panas yang dominan akan timbul akibat
yang untuk gas terjadi bilamana ia meninggalkan larutan. Oleh karen aitu,
gas-gas menjadi kurang larut jika temperatur zat cair di mana gas
yang diusir dari larutan jika air menjadi panas.Kita juga menggunakan
kelakukan kelarutan gas yang umum bilamana kita menyimpan botol yang
berisi minuman yang diberi CO2 dalam almari es dalam keadaan terbuka.
Cairan tersebut akan menahan CO2 yang terlarut lebih lama bilamana ia
rendah. Lain contoh dari phenomenon ini adalah gas-gas yang terlarut
konsentrasi zat terlarut di dalam larutan jenuhnya pada suhu dan tekanan
melarutkan satu gram zat. Misalnya 1 gram asam salisilat akan larut dalam
denga zat polar. Pelarut non polar tidak dapat mengurangi gaya tarik-
menarik antara ion-ion elektrolit lemah dan kuat, karena tetapan dilektrtik
pelarut yang rendah.Sedangkan pelarut polar dapat melarutkan zat terlarut
nonpolar dengan tekanan yang sama melalui inter aski dipole induksi
(Martin, 1993).
konsentrasi maksimum larutan yang dapat dibuat dari bahan dan pelarut
terlarut sampai batas daya melarutkannya, larutan ini disebut larutan jenuh.
sediaan resmi larutan jenuh dalam air, yaitu larutan Tropikal Kalsium
(Howard, 1990).
- pH
- temperatur
- jenis pelarut
pada suhu 20°C (FI III) atau 25°C (FI IV) dinyatakan dalam satu bagian
bobot zat padat atau satu bagian volume zat cair dalam bagian volume
kamar (25°C) pernyataan bagian dalam kelarutan berarti bahwa 1 gram zat
bagian zat
Sangat mudah larut Kurang dari 1
Mudah larut 1 – 10
Larut 10 – 30
Agak sukar larut 30 – 100
Sukar larut 100 – 1000
Sangat sukar larut 1000 – 10000
Praktis tidak larut Lebih dari 10000
(Penuntun Praktikum Farmasi Fisika DIII, 2018:7).
maksimum sama dengan kelarutan yang disebut larutan jenuh. Pada suatu
larutan jenuh, zat terlarut berada dalam kesetimbangan antara fase padat
B. Uraian Bahan
depurata
mempunyai rasa
berasap
glycol
Hydras natricus
(95%) P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
tidak berwarna
tajam
natrium sitrat P
METODE KERJA
1. Alat
- Erlenmeyer
- Buret
- Pipet volume
- Gelas ukur
2. Bahan
- Aquadest
- Alkohol
- Tween
- Propilenglikol
B. Cara Kerja
berikut:
5. Disaring larutan
yang ditambahkan
5. Disaring larutan
A. Tabel Pengamatan
100% 1
A 90%
x 80%
i 70%
s 60%
T 50%
i 40%
t 30%
l 20%
e 10%
0%
Axis Title
Konsentrasi
Volume
No. Larutan Tween N NaOH Kadar
Titrasi
80
1. 0 0,0718 N
2. 0,1 0,0718 N
3. 0,5 0,0718 N
4. 1,0 0,0718 N
5. 5,0 0,0718 N
6. 10,0 0,0718 N
7. 50,0 0,0718 N
8. 0,0718 N
B. Pembahasan
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat
pelarut tertentu.
Tipe-tipe larutan berdasarkan konsentrasi:
yang terlarut.
terlarut.
A yang dapat larut dalam air pada tekanan dan temperatur tertentu.
tertentu.
dilakukanlah penitrasian.
berbeda.
larutan jenuh asam salisilat dengan pelarut tween 80. Kemudian dititrasi
dengan larutan baku NaOH, tak lupa pula ditambahkan indikator pp. Hasil
salah satu faktornya yaitu kurang telitinya praktikan pada saat membuat
larutan yang lewat jenuh, dan juga kesalahan dalam melakukan titrasi yang
membantunya memilih medium pelarut yang paling baik untuk obat atau
timbul pada waktu pembuatan larutan farmasetis (di bidang farmasi) dan
lebih jauh lagi, dapat bertindak sebagai standar atau uji kemurnian.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
bahwa:
salisilat sukar larut dalam air, hal ini sesuai literature bahwa asam
yang terlarut
B. Saran
dalam melakukan titrasi serta lebih telaten dalam pembuatan larutan jenuh
DAFTAR PUSTAKA
EGC.
Press.
Taufiq, S.Si., M.Kes., Apt. 2012. Ilmu Resep Teori. Makassar: SMK
A. Pembakuan
204,22)
W = V × N × BE
= 10 ml × 0,1 N × 204,22
= 204,22 mg
= 0,2042 gram
B. Pembakuan NaOH
V×N = mg / BE
N = 0,98367 / 13,7
N = 0,0718 N
V×N = mg / BE
N = 0,9896 / 13,8
N = 0,0717 N
0,0718 N + 0,0717 N
N Rata-rata =
2
= 0,0718 N
BE = BM
mg / BE = V×N
Mg = 121,9793 mg
1,2200 g
Kadar = × 100% = 12,2 % b/v
10 ml
mg / BE = V×N
Mg = 125,9461 mg
100
Dalam 100 ml = × 0,1259 g = 1,2590 g
10
1,2590 g
Kadar = × 100% = 12,59 %b/v
10 ml
mg / BE = V×N
Mg = 103,1370 mg
100
Dalam 100 ml = × 0,1031 g = 1,0310 g
10
1,0310 g
Kadar = × 100% = 10,31 % b/v
10 ml
4) Mgrek Asam Salisil = mgrek NaOH
mg / BE = V×N
Mg = 121,9793 mg
100
Dalam 100 ml = × 0,1220 g = 1,2200 g
10
1,2200 g
Kadar = × 100% = 12,2 % b/v
10 ml
mg / BE = V×N
Mg = 110,0788 mg
100
Dalam 100 ml = × 0,1101 g = 1,1010 g
10
1,1010 g
Kadar = × 100% = 11,01 % b/v
10 ml
mg / BE = V×N
Mg = 111,0705 mg
100
Dalam 100 ml = × 0,1111 g = 1,1110 g
10
1,1110 g
Kadar = × 100% = 11,11 %b/v
10 ml
mg / BE = V×N
mg / 138,12 = 13 × 0,0718
mg = 13 × 0,0718 × 138,12
mg = 128,9212 mg
100
Dalam 100 ml = × 0,1289 g = 1,2890 g
10
1,2890 g
Kadar = × 100% = 12,89 % b/v
10 ml
mg / BE = V×N
mg / 138,12 = 12 × 0,0718
mg = 12 × 0,0718 × 138,12
mg = 119,0041 mg
1,1900 g
Kadar = × 100% = 11,9 % b/v
10 ml