Anda di halaman 1dari 49

FINA AHMAD F, S.Si.

, APT

DEFINISI
Penyakit radang kronik pada paru yang dikarakterisasi
oleh adanya :

Penyumbatan saluran nafas yang bersifat reversible


Peradangan (inflamasi) pada jalan nafas
Peningkatan respon jalan nafas terhadap berbagai
rangsangan
(National Asthma Education and Prevention Program, 1997)

PERADANGAN JALAN NAFAS

PENYUMBATAN
(OLEH MUKUS)

PENINGKATAN
KONSTRAKSI OTOT /
RESPON JALAN NAFAS

FAKTOR PEMICU
- ISPA (Rhinovirus, Influenza, Pneumonia)
- ALERGEN (Debu, Binatang (bulu kucing, anjing, kecoa),
Jamur, serbuk sari bunga)

- Lingkungan (Cuaca, Asap Rokok, Asap kendaraan, dll)


- Emosi (Cemas, Stress)
- Olahraga (berlebihan, terutama pada suhu dingin dan
kering)

- Alergi Obat (NSAID, Beta bloker)


- Stimulus Pekerjaan

PATOGENESIS
Rangsangan degranulasi sel mast mengeluarkan
mediator inflamasi* inflamasi kronis penebalan
membran dasar dan deposisi kolagen pada dinding
bronkial sumbatan saluran nafas secara kronis
*mediator inflamasi bronkokonstriksi, edema,
produksi dahak kental, gangguan mukosiliar

INFLAMASI

kata

kunci untuk menjelaskan perubahan


patologis yang terjadi pada asma

Inflamasi: reaksi pertahanan diri terhadap invasi


organisme asing dengan tujuan perbaikan
jaringan respon yang menguntungkan .
tetapi,

Pada asma : inflammatory response terjadi secara


tidak tepat adverse effects

BERDASARKAN PEMICUNYA ASMA


DIBEDAKAN MENJADI

Extrinsic atau atopic atau episodic asthma


pemicu diketahui, yaitu external alergen pada
atopic patient, pada usia muda, umumnya mild

Intrinsic atau cryptogenic asthma Pemicu tidak


diketahui, more persistent

GEJALA DAN TANDA ASMA


Penanda Utama Asma :

Mengi / Wheezing pada saat menghirup udara


Riwayat Batuk yang memburuk pada malam hari,
dada sesak yang terjadi berulang, dan nafas
tersenggal-senggal

Gejala bersifat paroksimal, membaik pd siang hari,


memburuk pada malam hari

TUJUAN PENGOBATAN ASMA

Menyembuhkan & mengendalikan asma


Menghilangkan gejala agar penderita bisa
menjalani kehidupan normal
Mencegah kekambuhan
Mencegah obstruksi sal nafas yg irreversibel
Mencegah eksaserbasi & mempertahankan fungsi
paru normal atau mendekati normal

PENGGOLONGAN OBAT ASMA


Berdasarkan Tipe Terapi
1. GOLONGAN PELEGA NAFAS (RELIVER)

Diberikan saat serangan untuk mengatasi


bronkospasme (TERAPI SERANGAN AKUT)
Agonis -2 kerja singkat inhalasi, kortikosteroid
sistemik, antikolinergik inhalasi, teofilin kerja singkat,
agonis -2 kerja singkat oral (terbutalin, salbutamol,
ferneterol)

2. OBAT PENGONTROL (Controller)

Utk mengurangi gejala harian


Kortikosteroid inhalasi, kortikosteroid sistemik,
sodium kromolin, sodium nedokromil, teofilin lepas
lambat, agonis -2 kerja lama inhalasi, agonis -2
kerja lama oral, anti leukotrin & antihistamin lain
(ketotifen, terfenadin, loratadin)

PENGGOLONGAN OBAT ASMA BERDASARKAN


MEKANISME KERJA
1. Bronkhodilator:
* 2 adrenergik
* Antikolinergik
* Derivat Xantin

2.

Antialergi:
* Antihistamin
* Mencegah pelepasan histamin

3.
4.

Kortikosteroid/antiradang
Leukotrien Receptor Antagonis

BRONCHODILATOR

2-Adrenergik
APA ITU RESEPTOR BETA ?
Reseptor beta adrenergik, dibagi menjadi 3:
beta 1 : terdapat di jantung
menaikkan heart rate (jumlah denyut jantung per unit waktu),
menaikkan kontraksi jantung

beta 2: terdapat di pembuluh darah, otot polos skeletal, otot polos bronkus
relaksasi otot polos di gastro intestinal, dilatasi arteri, glukoneogenesis

beta 3: terdapat di jaringan adiposa

BRONCHODILATOR

Jadi Reseptor B2 Adrenergik adalah


yang bekerja salah satunya di otot
polos Bronchus

Pada Keadaan Asma, B2 adrenergic (-)


otot polos mengencang
Vasokonstriksi Saluran bronchus
menyempit

Obat B2 Adrenergik, obat akan


mengikat reseptor B2 (+) otot polos
mengendur Vasodilatasi Saluran
Bronchus terbuka

BRONCHODILATOR

Obat 2 adrenergik
mengaktivasi enzim
adenilsiklase di dalam
membrane sel shg merubah
ATP menjadi AMP.

Peninggian AMP dalam sel


mengakibatkan efek tertentu
diantaranya pelemasan otototot yang menyebabkan
pelebaran bronkus
Melonggarkan saluran nafas

BRONCHODILATOR

Penggolongan Obat 2-Adrenergik

Short Acting
Onset : 1-5 menit, Durasi 2-6 jam (inhalasi) Oral : Durasi bisa
sampai 4-8 jam
Contoh obat : Albuterol (salbutamol), Levalbuterol, terbutaline,
pirbuterol

Long Acting
Durasi bisa sampai dengan 12 jam
Contoh obat : Salmeterol xinafoate, formoterol, bambuterol
Keterangan obat bisa didapat di modul kuliah.

BRONCHODILATOR

Mengapa Harus selektif B2 ?

Seperti dijelaskan dalam slide terdahulu, Reseptor


B terbagi menjadi tiga tipe reseptor, B1, B2 dan B3

Jika memakai obat Agonis reseptor B, maka ketiga


reseptor tersebut dipengaruhi akibatnya :

pada B1 Detak jantung Meningkat


Hipertensi

Pada B3

BRONCHODILATOR

ANTIKOLINERGIK
Apa itu Kolin ? Kolinergik ?
Muscarinic Antagonist / Antagonis Muskarinik. Muskarinik???

The cholinergic receptor subtype responsible for bronchial smooth


muscle contraction is the muscarinic M3 receptor

Anti Kolinergik

BRONCHODILATOR

Bronkodilator alternatif bagi pasien yang tidak bisa mentoleransi


Agonis -Adrenergik

Sangat Efektif dikombinasikan dengan Agonis -Adrenergik pada


kasus asma akut yang berat

Mekanisme Kerja : Ipratropium blocks all subtypes of muscarinic


receptors and thus blocks presynaptic muscarinic inhibition of ACh
release Bronchodilatasi Pengurangan mukosa sal. Nafas

Obat : Ipatropium Bromida, Tiotropium Bromida

Sediaan : Metered Dose Inhaler


Mulai kerja 15 menit, lama kerja 6 jam

BRONCHODILATOR

Derivat Xantin

Apa itu Xantin ?

BRONCHODILATOR

Metin Xantin

Merelaksasikan

otot polos dan mencegah pelepasan mediator

inflamasi

Perannya berkurang dengan adanya bronkodilator yang lebih


poten obat lini ketiga

Obat : Teofilin, Aminofilin, teobromin, kafein


Teofilin memiliki indeks terapi sempit dan banyak berinteraksi
dengan obat lain

Kontraindikasi untuk geriatri dan wanita hamil

ANTI ALERGI

ANTI HISTAMIN

Alergi ? Hubungannya dengan Asma?


Histamin ?
Peran Histamin dalam Asma?

Histamine is an organic nitrogenous compound involved in local immune


responses as well as regulating physiological function in the gut and acting as
a neurotransmitter.[2] Histamine is involved in the inflammatory response. As
part of an immune response to foreign pathogens, histamine is produced
by basophils and by mast cells found in nearby connective tissues.

TIPE

LOKASI

FUNGSI

H1

CNS: Produced in the tuberomamillary nucleus, projecting to


the dorsal raphe, locus coeruleus, and either to and/or through
the hippocampal formation, amygdala, basal
ganglia, thalamus, superior colliculus, and cerebellum
PNS: Smooth muscle and endothelium

PNS: Causes bronchoconstriction,


bronchial smooth muscle contraction,
vasodilation, separation of endothelial
cells (responsible for hives), and pain and
itching due to insect stings; the primary
receptors involved in allergic rhinitis
symptoms and motion sickness

H2

Located on parietal cells and vascular smooth muscle cells

Primarily involved in vasodilation. Also


stimulate gastric acid secretion

H3
H4

ANTI ALERGI

ANTI HISTAMIN
BUKAN OBAT PILIHAN PERTAMA
SERING DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT KOMPLEMENTER / OBAT
KOMBINASI UNTUK ASMA YG DIKETAHUI DISEBABKAN OLEH ALERGI

MENCEGAH PENGIKATAN HISTAMIN PADA RESEPTOR H1 DI BRONKHUS


SHG MENCEGAH BRONKHOKONTRIKSI

CONTOH ANTIHISTAMIN H1:


CETIRIZINE, TRIPOLIDINE, PROMETAZINE, KETOTIFEN, FEXOFENADINE

ANTI ALERGI

Cromolyn Sodium (disodium cromoglycate)


and Nedocromil Sodium
Mencegah degranulasi sel mast shg histamin tidak dilepaskan, mencegah
bronkhokontriksi

Cromolyn works because it prevents the release of mediators that would


normally attract inflammatory cells and because it stabilizes the
inflammatory cells. MCT mast cells found in the mucosa are
stabilised."[6] Nedocromil is another mast cell stabilizer that also works in
controlling asthma.

ANTI INFLAMASI

KORTIKOSTEROID

Meniadakan

efek mediator peradangan dan gatal. Daya


antiradang menghambat enzim fosfolipase sehingga
mencegah prostaglandin dari asam arakhidonat.
Menghambat degranulasi sel mast.
Menguatkan efek beta mimetika
Bermanfaat pada serangan asma yang akut.
Pada keadaan gawat diberikan i.v dilanjutkan dengan oral.
Efek sampingnya moon face, atrofi anak ginjal dll.
Sediaan inhalasi efeknya langsung, tidak diserap darah
sehingga tidak menimbulkan efek samping sistemik.

ANTI INFLAMASI

ORAL / INJ: Glukokortikoid Metilprednisolon (or,


inj), prednisone (or), Triamsinolon (or,inj),
Beklometason (or), Deksametason (or, inj)

Inhalasi : budesonide, beklometason, fluticasone,


Triamcinolon

LEUKOTRIEN RECEPTOR ANTAGONIST


Leukotriene receptor antagonists are a new class of oral asthma

medications.
They act against one of the inflammatory components of asthma and
provide protection against bronchoconstriction when taken before
exercise or exposure to allergens or cold. They decrease both the early
and late asthmatic response.
Because they are still so new, the actual role of leukotriene receptor
antagonists in the management of asthma is not clear, i.e. it is not fully
understood who exactly will benefit most when taking these medications.
Examples of leukotriene receptor antagonists available are:

zafirlukast (Accolate)
montelukast (Singulair)

OBAT PENUNJANG TERAPI ASMA


MUKOLITIK DAN EKSPEKTORAN
Digunakan untuk mengencerkan dan mengeluarkan dahak dari saluran
nafas. Contoh : Ambroksol, Acetyl Sistein, Bromheksin, KI, Ammonium
Klorida.

ANTI IgE
Obat penemuan baru dalam penanganan Asma, masih dalam tahap
penelitian lebih lanjut. Contoh : Omalizumab

TERAPI PADA KONDISI HAMIL

Pencegahan asma pada wanita hamil sama dengan pada pasien lainnya
misalnya dgn beklomethason atau budesonide inhalasi aman
digunakan dalam kehamilan

Sodium kromoglikat juga digunakan sebagai profilaksis asma dgn


inhalasi, cukup aman pada kehamilan

Treatment: salbutamol, terbutalin jika digunakan scr inhalasi, tidak


mempengaruhi uterus

kortikosteroid oral jangka pendek, spt prednisolon 20-50 mg sehari


utk 4-7 hari cukup aman

Jika perlu, sebelum proses melahirkan: injeksi hidrokortison i.m. atau i.v
100 mg setiap 8 jam selama 24 jam cukup menjamin tersedianya
kortikosteroid eksogen

teofilin sebaiknya tidak digunakan pada masa akhir kehamilan Efek


stimulant : irritability, jitteriness, dan takikardi pada

ANAK-ANAK

Penggunaan inhalasi menggunakan nebuliser


atau MDI dengan spacer merupakan cara
penggunaan obat yang paling tepat

Inhalasi kortikosteroid cukup aman untuk anakanak

DISKUSI

Anda mungkin juga menyukai