KELOMPOK 1
Abd.gafur (1801271) Nurul asmi (1801309)
Alfia saputri (1801276) Ni ketut sudiartini (1801 301)
Dwi putri (1801280) Putri yulianti (1801313)
Fira delvana mursalim (1801284) Risma (1801317)
Indah syahrani azzahra (1801288) Sulfiani indah sari (1801324)
Junita Rusli (1801395) Silmiah (1801321)
Medan adipati (1801296) Wahida (1801329)
Nuraida (1801305)
ANTIASMA
SISTEM PERNAPASAN
Golongan kortikosteroid
Kortikosteroid inhalasi
Kortikosteroid sistemik
BATUK
Batuk adalah suatu refleks fisiologi p
rotektif yang bermanfaat untuk meng
eluarkan dan membersihkan saluran
pernapasan dari dahak, debu,zat-zat
perangsang asing yang dihirup, parti
kel-partikel asing dan unsur-unsur inf
eksi.
PENYEBAB BATUK
Batuk secara garis besarnya dapat disebabkan oleh rangsang
sebagai berikut:
Inspirasi:
secara singkat dan cepat
Kompresi:
Glotis akan tertutup selam 0,2 s
Ekspirasi :
Udara terdorong keluar
BATUK
JENIS JENIS BATUK
Akut
Berdasar kan
Subakut
Durasi
Kronik
BATUK
Batuk
Produktif
Berdasarkan
Tanda Klinik
Batuk Non
produktif
ANTITUSI
OBAT MUKOLITIK
BATUK
EKSPEKTORAN
Antitusif
ANTITUSIF
Antitusif disebut juga batuk keri
ng yang disebabkan oleh adany
a rasa gatal dibagian tenggorok
an dan tidak ada dahak atau
lendir.
Obat antitusif menghambat atau
menekan batuk dengan cara m
enekan pusat batuk serta menin
gkatkan ambang rangsang sehi
ngga akan mengurangi iritasi.
ANTITUSIF
Golongan narkotik
Golongan obat ini mempunyai beberapa macam ef
ek farmakologik salah satunya sebagai antitusif contohnya
kodein
Golongan non narkotik;
Dekstrometorfan, Noskapin, Butamirat sitrat, Difen
hidramin, Asetilsistein,
Kodein
Kodein merupakan antitusif golongan opioid yang bekerja se
ntral meningkatkan ambang rangsangan refleks batuk. Obat
ini dapat menimbulkan adiksi
Dekstrometorpan
Dekstrometorpan bekerja dengan meningkatkan ambang ra
ngsangan batuk secara sentral. Berbeda dengan codein, zat
ini jarang menimbulkan kantuk dan gangguan saluran cerna.
Mukolitik
MUKOLITIK
2.Bromheksin
Derifat-sikloheksil ini berkhasiat mukolitis pada dosis yang cukup tinggi. Viskositas
dahak dikurangi dengan jalan depolimerisasi serat-serat mukopolisaccharidanya. Bi
la digunakan perinhalasi efeknya sudah tampak setelah 20 menit, sedangkan bila p
er oral baru setelah beberapa hari dengan berkurangnya rangsangan batuk.
Dosis : oral 3-4 dd 8-16 mg (klorida), anak-anak 3 dd 1,6-8 mg, tergantung dari usia
3. Ambroxol
Digunakan sebagai mukolitik
pada batuk berdahak. Merupakan
metabolit dari bromheksin.
Efek samping: efek samping ringan
pada saluran pencernaan, reaksi alergi.
Indikasi:
Sebagai sekretolitik pada gangguan saluran nafas akut dan k
ronis khususnya pada eksaserbasi bronkitis kronis dan bronki
tis asmatik dan asma bronkial.
Interaksi:
Pemberian bersamaan dengan antibiotik (amoksisilin sefurok
sim, eritromisin, doksisiklin) menyebabkan peningkatan pene
rimaan antibiotik kedalam jaringan paru-paru.
4. Erdosteine
Sifat mukolitik lebih baik daripada bromheksin
Efek samping ringan, biasanya hanya di saluran cerna.
Indikasi:
mukolitik, pembasah pada afeksi saluran nafas akut dan kronis.
Peringatan:
hamil, menyusui, diabetes mellitus (untuk granul).
Kontraindikasi:
hipersensitif terhadap produk, pasien sirosis hati dan kekurangan en
zim crystathionine sintetase, fenilketonuria (hanya pada granul), pasi
en gagal ginjal (dengan klirens keratin < 25mL/min).
Efek Samping:
tidak ditemukan efek terhadap saluran pencernaan dan efek sistemik
Dosis:
Dewasa: 150-350 mg 2-3 kali sehari. Anak: Berat badan 15-19 kg: 1
75 mg 2 kali sehari; 20-30 kg: 175 mg 3 kali sehari; > 30 kg: 350 mg
2 kali sehari.
5. Asetilsistein
Asetilsistein memecah
ikatan disulfida pada dahak.
Indikasi:
terapi hipersekresi mukus kental
dan tebal pada saluran pernapasan.
Peringatan:
pasien yang sulit mengeluarkan sekret, penderita asma bronkial, berb
ahaya untuk pasien asma bronkial akut.
Kontraindikasi:
hipersensitif terhadap N-asetilsistein.
Efek Samping:
pada penggunaan sistemik: menimbulkan reaksi hipersensitif seperti
urtikaria dan bronkospasme (jarang terjadi). Pada penggunaan aeros
ol, iritasi nasofaringeal dan saluran cerna seperti pilek (rinore), stomat
itis, mual, muntah.
Dosis:
Nebulasi 1 ampul 1-2 kali sehari selama 5-10 hari.
6. Mesistein
Indikasi:
mengurangi viskositas sputum.
Peringatan:
lihat keterangan di atas.
Efek Samping:
mual, rasa terbakar pada jantung.
Dosis:
200 mg 4 kali sehari selama 2 hari, selanjutnya 200 mg 3 k
ali sehari selama 6 minggu, selanjutnya 200 mg 2 kali seha
ri; Anak berusia di atas 5 tahun 100 mg 3 kali sehari
Ekspektoran
Ekspektoran