Anda di halaman 1dari 5

STANDARISASI BAHAN OBAT ALAM

Disusun Oleh :

Khansha Berliani Liumona

(200209139)

20B1- S1 Farmasi Transfer

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


UNIVERSITAS DUTA BANGSA SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2020/2021
UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)

1. Bagaimana prosedur perolehan senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid dari suatu
simplisia?

Simplisia di keringkan lalu di haluskan sehingga menjadi serbuk, di ekstraksi menggunakan


pelarut dan metode yang di sesuaikan dengan jenis simplisia tersebut. Hasil ekstrak kental di
lakukan uji fitokimia untuk membuktikan keberadaan senyawa metabolit sekunder
flavonoid dengan cara flavonoid dapat diuji keberadaannya menggunakan Mg dan HCl
pekat. Senyawa flavonoid dapat menghasilkan warna merah, kuning atau jingga ketika
tereduksi dengan Mg dan HCl (Harborne, 1987). Lalu dilakukan isolasi terhadap metabolit
sekunder flavonoid dengan metode yang telah di tentukan.

Pengolahan Bahan Obat Alam dengan melakukan berbagai macam cara sesuai dengan
standar yang telah ditentukan dengan sediaan yang berbagai macam pula, seperti :

• Infusa

• Ekstraksi

• Minyak atsiri

• Residu bahan

Isolasi bahan alam dilakukan berdasarkan sifat bahan alam tersebut, dan dapat
digolongkan menjadi

• isolasi cara fisis

• isolasi cara kimia.

2. Jelaskan bagaimana cara identifikasi senyawa metabolit sekunder flavonoid dengan


metode Kromatografi Lapis Tipis !

KLT merupakan suatu metode pemisahan suatu senyawa berdasarkan perbedaan distribusi
dua fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam yang digunakan ialah plat silika gel yang
bersifat polar, sedangkan eluen yang digunakan sebagai fase gerak bersifat sangat polar
karena mengandung air. Kepolaran fase diam dan fase gerak hampir sama, tetapi masih
lebih polar fase gerak sehingga senyawa flavonoid yang dipisahkan terangkat mengikuti
aliran eluen, karena senyawa flavonoid bersifat polar. KLT yang digunakan terbuat dari silika
gel dengan ukuran 20 cm x 20 cm GF254 (Merck). Plat KLT silika gel GF254 diaktifasi dengan
cara dioven pada suhu 100 ºC selama 1 jam untuk menghilangkan air yang terdapat pada
plat KLT (Sastrohamidjojo, 2007). Eluen yang dipakai dalam KLT ialah eluen campuan n-
butanol : asam asetat : air (BAA) (4:1:5) yang mampu memberikan pemisahan terbaik. Eluen
yang baik ialah eluen yang bisa memisahkan senyawa dalam jumlah yang banyak yang
ditandai dengan munculnya noda. Noda yang terbentuk tidak berekor dan jarak antara noda
satu dengan yang lainnya jelas (Harborne, 1987). Spektrofotometer UV-Vis merupakan
suatu metode yang digunakan untuk identifikasi struktur dari suatu senyawa. Metode ini
digunakan untuk mengidentifikasi senyawa flavonoid yang didapat dari hasil pemisahan
senyawa dengan KLT. Pemakaian kuersetin dalam Spektrofotometer UV-Vis sebagai
pembanding rutin dikarenakan kuersetin merupakan senyawa yang paling luas
penyebarannya dan 25% terdapat pada tumbuhan.

3. Apa kelebihan dan kelemahan metode infusa dalam perolehan bahan obat alam ?

Kelebihan :
1. murah dalam pengunaannya
2. Lebih aplikatif digunakan pada masyarakat dan lebih mendekati cara pembuatan
tradisional yang di lakukan masyarakat karna alat yang digunakan sederhana

Kekurangan :
1) Hilangnya zat zat atsiri
2) Zat zat yg tertarik kemungkinan sebagian akan mengendap  kembali apabila
kelarutanya sudah mendingin
3) Adanya zat zat yg tdk tahan panas lama,disamping itu simplisa yg mengandung zat
zat albumim tentunya zat ini akan menggumpal dan menyukarkan penarikan zat zat
yg berkhasiat
4) Ekstrak kurang stabil dan mudah tercemar oleh bakteri dan jamur sehingga tidak
boleh disimpan lebih dari 24 jam pada suhu kamar
5) Pada simplisia tertentu, kadang akan menghasilkan ekstrak yang berlendir sehingga
sulit dilakukan penyaringan

4. Buatlah rencana pembuatan Obat Tradisional dengan tahap:


- Perencanaan (perolehan bahan, komposisi,nama merk dagang)
- Pembuatan (metode pembuatan, bentuk sediaan, uji sediaan, pembuatan label,perijinan)
- Distribusi (target pasaran)
- Analisis biaya (pembuatan-pemasaran)

Perencanaan :

Pembuatan produk sediaan kapsul untuk wanita dengan simplisia yang di kombinasikan
(buah majakani, daun sirih, kulit pulosari, dan buah delima) dengan merek dagang
“ANDANITA KAPSUL” Bahan yang diperlukan didapatkan dari pemasok dalam bentuk
rajangan kering, sehingga kualitas sudah terjamin.

Pembuatan :

Proses pembuatan dilakukan dengan tahap berikut yaitu peracikan, penggilingan,


pengadukan, pengayakan, pencetakan dan pengisian serbuk jamu kedalam kapsul,
pengemasan, coding dan pelabelan. Dibuat berdasarkan standart baku bahan alami
tumbuhan berdasarkan resep kuno tradisional Indonesia serta ekstrak tanaman, buah, kayu
dan rimpang berkhasiat, seperti buah majakani (Quercus L Fructus), daun sirih (Piperis
Folium), kulit pulasari (Alyxiae Cortex), dan buah delima (Granati Cortex). Diramu dengan
proses modern dan higienis sebagai Ramuan Penunjang vitalitas Seksual.

Manfaat dan Kegunaan :

a. Mengurangi lendir-lendir yang berlebihan pada vagina keputihan/Pektay

b. Mebobati rasa gatal-gatal dan bau yang tidak sedap pada bagian intim kewanitaan.

c. Mencegah terjadinya infeksi jamur, bakteri, serta parasit yang menyebabkan keputihan.

d. Mengobati terganggunya tunestorg asme pada wanita.

e. Merapatkan/memulihkan otot vagina dan otot perut sesudah melahirkan

f. Merawat kecantikan alami pada wajah, kulit halus berseri dan segar Alami

Sedangkan cara pemakaian dari produk ini adalah meminumnya secara teratur yaitu
sebanyak 2 kapsul diminum 2 kali sehari setiap pagi dan sore sesudah makan atau sebelum
tidur.

Bentuk sediaan yang dihasilkan yaitu sediaan kapsul

Uji sediaan dilakukan uji fitokimia terhadap senyawa metabolit sekunder dan untuk
mempertahankan dan memperbaiki mutu produk maka dilakukan pengendalian mutu
produk. Adapun pengendalian mutu yang dilakukan yaitu

1. Pengawasan mutu bahan baku


2. Pengawasan proses
3. Pengawasan mutu produk
4. Pengawasan terhadap peralatan

Adapun untuk penanganan limbah, limbah berupa limbah padat yang berasal dari sisa
sortasii dan pengemasan, limbah tersebut dibakar di tempat pembakaran yang berada di
lokasi pabrik yang selanjutnya di buang ke tempat pembuangan akhir. Sedangkan limbah
lainnya berupa limbah cair dan limbah rumah tangga yang tiidak mencemari lingkungan

Mengenai pelabelan, kami mencantumkan berbagai hal mengenai produk kami


diantaranya : merk, komposisi, isi, cara penggunaan, tanggal kadaluarsa, kode produksi,
khasiat, logo jamu, nama perusahaan dan lokasi perusahaan.
Perizinan produk dilakukan di Dinas Kesehatan Kabupaten setempat.

Distribusi :
Teknik pemasaran yang digunakan yaitu Marketing Mix dan system PO. Daerah pemasaran
mencakup seluruh kota dalam negri dan produk akan dikirimkan menggunakan jasa
pengiriman.
Promosi produk dilakukan di social media (instagram, facebook dan whatsapp), promosi
dengan cara give away, dan promosi secara pribadi.

Analisis Biaya :

Modal Awal

Sewa tempat Rp. 650.000


Etalase jamu Rp. 2.700.000
Daftarkan produk ke Dinas Kesehatan setempat Rp. 1.500.000
Alat masak (panci, kompor dan lainnya) Rp. 1.000.000
Peralatan lainnya Rp. 1.200.000
Banner Rp. 550.000

Total Rp. 7.600.000

Biaya Operasional Per Bulan  


Bahan baku Rp. 10. 00.000
Kemasan Rp. 2.000.000
Sewa tempat Rp. 650.000
Gaji karyawan Rp. 750.000
Biaya listrik dll Rp. 600.000
Biaya tak terduga Rp. 2.500.000

Total Biaya Operasional Rp. 16.500.000

Biaya Promosi Rp. 2.000.000

Anda mungkin juga menyukai