Anda di halaman 1dari 14

OBAT-OBATAN SSO

(SISTEM SARAF OTONOM)


Nadilla De Putri
FAA 114 008
Sistem saraf otonom adalah bagian sistem
saraf tepi yang mengatur fungsi viseral
tubuh. Sistem saraf otonom terutama
diaktifkan oleh pusat-pusat yang terletak
di medula spinalis, batang otak, dan
hipotalamus. Juga, bagian korteks serebri
khususnya korteks limbik, dapat
menghantarkan impuls ke pusat-pusat
yang lebih rendah sehingga demikian
mempengaruhi pengaturan otonomik.
Obat saraf otonom adalah obat yang dapat
mempengaruhi penerusan impuls dalam
sistem saraf otonom dengan jalan
mengganggu sintesa, penimbunan,
pembebasan, atau penguraian
neurotransmiter atau mempengaruhi
kerjanya atas reseptor khusus. Penggolongan
obat-obatan syaraf otonom ini dibedakan
berdasarkan berdasarkan apakah suatu obat
tersebut memacu atau bahkan
menghambat syaraf tersebut.
Obat-obatan sistem syaraf otonom
dibedakan menjadi beberapa bagian
berikut:
Agonis kolinergik
Antagonis kolinergik
Agonis adrenergik
Antagonis adrenergik.

Klasifikasi Obat SSO


Istilah agonis kolinergik berarti obat-
obat tersebut dapat berikatan dengan
reseptor dan dapat menimbulkan efek.
Obat-obatan disini berarti aksinya
menyerupai neurotransmitter utama yaitu
asetilkolin. Istilah agonis kolinegik ini juga
dapat disebut dengan kolinomimetik atau
parasimpatomimetik.

Agonis Kolinergik
Target aksi obat-obatan ini ada dua yaitu:
Agonis kolinergik langsung: Agonis
Muskarinik (gol. ester dan gol. alkaloid),
dan Agonis Nikotinik.
Inhibitor kolinesterase: Inhibitor
reversibel dan sebagai Inhibitor
Ireversibel
Antagonis kolinergik (disebut juga obat
penyekat kolinergik atau obat antikolinergik)
mengikat koffloseptor tetapi tidak memicu
efek intraselular diperantarai oleh reseptor
seperti lazimnya yang paling bermanfaat dari
obat golongan ini adalah menyekat sinaps
muskarinik pada saraf parasimpatis secara
selektif. Oleh karena itu, efek persarafan
parasimpatis menjadi terganggu, dan kerja
pacu simpatis muncul tanpa imbangan.

Antagonis Kolinergik
Obat antikolinergik (dikenal juga sebagai
obat antimuskatrinik, parasimpatolitik,
penghambat parasimpatis). Saat ini terdapat
antikolinergik yang digunakan untuk:
mendapatkan efek perifer tanpa efek sentral
misalnya antispasmodik,
penggunaan lokal pada mata sebagai
midriatikum,
memperoleh efek sentral, misalnya untuk
mengobati penyakit parkinson.
Contoh obat-obat antikolinergik adalah
atropin, skopolamin, ekstrak beladona,
oksifenonium bromida dan sebagainya.
Agonis adrenergik merupakan obat yang
memacu atau meningkatkan syaraf
adrenergik. Oleh karena itu obat-obat
yang bekerja secara agonis adrenergik ini
beraksi menyerupai neurotransmitternya,
yaitu nor-adrenalin. Agonis adrenergik
juga dinamakan dengan Adrenomimetik.

Agonis Adrenergik
Obat-obat yang bekerja berdasarkan
agonis adrenergik ini dibedakan menjadi
dua yaitu
Agonis secara langsung
Agonis yang bekerja secara tidak
langsung
Hal ini dibedakan hanya pada interaksi
dengan reseptornya.
Antagonis adrenergik merupakan obat-
obat yang kerjanya yaitu menghambat
kerja atau efek dari neurotransmitter
utama yaitu nor-epinefrin. Obat golongan
ini dapat juga disebut dengan Adrenolitik.

Antagonis Adrenergik
Obat-obatannya dapat dibagi
berdasarkan kerja terhadap reseptornya.
1 Blocker
2 Blocker
Non selective Blocker
1 Blocker
2 Blocker
Katzung, Bertram G.2002. Farmakologi
Dasar Dan Klinik. Jakarta: Salemba
Medika.
Kee, Joyce L dan Hayes, Evelyn R.1996.
Farmakologi Pendekatan Proses
Keperawatan. Jakarta :EGC.

DAFTAR PUSTAKA
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai