1. Kompartemen
Hemitoraks kanan dan kiri → Paru
Mediastinum : jantung + pembuluh darah
3. Paru
Terdiri dari 5 lobus : kanan 3, kiri 2 kanan 10 segmen, kiri 8 segmen
Darah venous : vent. Kanan → a.Pulmonalis → kapiler alveoli
Darah arterial : kapiler paru → v. pulmonalis → ventr. Kiri → seluruh
tubuh.
a. Bronkhialis (cab.aorta) → darahi bronkus & slrh paru
v. bronkhialis : kanan → v. Azygos
kiri → v. hemiazygos
Saraf
• Simpatis → pleks. anterior dan posterior
• Parasimpatis → n. vagus
Sal. Limfe
• Pleks. Superfisialis → gld. Hilus
• Pleks. Profunda → llnn. Trakheo-bronkhialis
→ sedikit / tidak ada anastomose kecuali pada
hilus
FISIOLOGI
A. Inspirasi : proses aktif → rongga toraks >>
→ tekanan negatif ↑ → udara masuk
B. Ekspirasi : proses pasif → vol.toraks <<
→ udara keluar
C. Fungsi pernafasan :
1. Ventilasi : dengan inspirasi-ekspirasi
2. Distribusi : menyebarkan s/d alveoli
3. Difusi : pertukaran O2 dan CO2
4. Perfusi : darah arterial - venous
Tes fungsi paru
1. Guna : - pengetahuan faal pernafasan
- mengetahui fungsi paru pre op.
- kontrol post op.
2. Jenis : - fluoroskopi
- volume tidal
- maximal breathing capacity
- differential bronchial spirometry
3. Fluoroskopi :
Dilakukan dari AP-Lat
Fungsi : - menyebpkan efisiensi paru
- tahu kemampuan paru
- elastisitas dan mobilitas dinding, diafragma dan paru
Tes lain : spirometer
4. Tidal Volume (TV) : vol. hawa yang di insp.-eksp. 1 periode.
5. Inspiratory Reserve Volume (IRV): vol. Maks. ssdh insp.
6. Expiratory Reserve Volume (ERV): volume maksimal → sesudah
ekspirasi biasa
7. Residual Volume (RV): volume udara yang masih tertinggal → ssd
ekspirasi maksimal
8. Vital Capacity ( IRV + TV + ERV) : vol. Maks. yang dapat dikeluarkan
sesudah inspirasi maksimal
9. Total Lung Capacity (RV+ERV+TV+IRV): jumlah gas dalam paru
sesudah inspirasi maksimal
10. Inspiratory Capacity ( IRV + TV ) : hawa yg masih dapat di inspirasi
mulai dari resting expiratory level
11. Fungsional Residual Capacity (ERV + RV): volume yang tertinggal
dalam pare pada resting-expiratory level
TRAUMA TORAKS
PEMBAGIAN :
Trauma tumpul : kecelakaan lalu lintas
Trauma tajam : luka tusuk, luka tembak
• Gejala :
– kesakitan, sesak napas, nyeri dada waktu bernapas
– sianotik, jejas di dada
– gerak napas asimetri, gerak paradoksal
– emfisema subkutis
– tanda bendungan vena leher
– sistolik ↓, nadi cepat, RR↑
– anemia
– tanda dan gejala kelainan penyerta
TINDAKAN ELEMENTER
1. Menjamin kelancaran jalan nafas
– miringkan kepala
– tarik dagu kedepan
– bila gagal → dilakukan
• Pemasangan orotrakea / nasotrakeal
• Intubasi endotrakeal
• Trakeostomi
2. Memasang infus
3. Mengurangi / menghilangkan nyeri
4. Pembuatan x-foto dada 2 arah
INDIKASI PEMBEDAHAN:
• Obstruksi jalan nafas
• Hematotoraks masif
• Tamponade perikardium
• Tension pneumotoraks
• Flail chest
• Pneumotoraks terbuka
• Kebocoran bronkus dan trakeobronkhial
TRAUMA TORAKS
Spontan Traumatik
Primer Sekunder
Tajam/Tumpul Iatrogenik
(Non-iatrogenik)
TRAUMA TORAKS
2. Tension pneumotoraks
A. Akibatnya : tekanan intra pleura ↑
Paru kolaps
Mediastinum terdorong ke sisi yang sehat
Paru sehat tak mengembang maksimal. Tek. > 20 cm H2O → ggn.
venous return
B. Gejala dan tanda :
Sesak napas, sianosis
KU cepat menurun
Tek. Darah ↓, nadi cepat dan lemah
Tanda fisis pneumotoraks
Mediastinum ke sisi sehat
C. Tindakan
A. Kontra ventil / WSD sic II, 5 cm lateral linea parasternal
3. Hematotoraks
a. Asal darah :
- Paru robek
- pembuluh darah interkostal
- a. Mammaria interna
- pemb. darah dalam mediastinum
- jantung
- hepar, lien, lewat diafragma
b. Pembagian
* minimal : < 300 cc
* moderat : 300 - 1500 cc
* masif : > 1500 cc
c. Gejala & tanda - sesak napas, sianosis
- sakit dada
- anemia – syok
- perkusi : dulness sisi sakit
- ausk : suara napas lemah - hilang
d. X-foto
a. < 300 cc : tidak tampak
b. > 300 cc : tampak permukaan cairan
c. sangat banyak : mediastinum bergeser
e. Komplikasi
Fibrotoraks : kesukaran absorbsi-resorbsi
f. Tindakan
Minimal : konservatif
Moderat : aspirasi
Severe : WSD sistem 3 botol
g. Indikasi torakotomi
• Hematotoraks masif
– Perdarahan > 500 cc/2 jam
– Perdarahan 200 - 300 cc /jam
– Transfusi 2000 cc tidak membaik
• Hematotoraks membeku
– X-foto jelas hematotoraks, aspirasi (-)
• Fibrotoraks dan kholesterotoraks
KERUSAKAN PARU
1. Penyebab : trauma tumpul (ledakan) trauma tajam :
hematotoraks
2. Terjadi kerusakan parenkim paru dan perdarahan yang
terperangkap dalam paru
3. Gejala dan tanda : sesak napas, hipotensi, syok
4. Wet lung : cairan persisten pada paru yang berlangsung
berapa hari.
– Trauma dada → kerusakan paru + perdarahan → eksudat-
transudat pada alveoli transport O2 terganggu → transudat ↑
– Batuk (-) / tidak adekuat → timbunan sputum → menambah
sesak, sianosis, syok, koma.
– Kembalikan refleks batuk, gagal : trakeostomi
KERUSAKAN DUKTUS TORAKIKUS
• Jarang terjadi, perlu tindakan cermat dan lama.
• Terjadi khilotoraks.
• Klinis : sesak napas
KERUSAKAN DIAFRAGMA
1. Trauma abdomen / luka tusuk torako-abd.
2. Kecurigaan:salah satu luka di bawah kosta V
Tanda :
emfisema dinding abdomen hematom dinding abdomen
pekak hepar hilang
defence muskuler, nyeri abdomen
nyeri bahu
Dapat terjadi herniasi organ intra abdomen,
pneumotoraks, hematotoraks ipsilateral.
LUKA PERFORASI DADA
1. Tertutup (closed chest wound)
– Pleura tidak melekat : hematopneumotoraks
– Luka masuk / keluar : menduga organ rusak
– Empiema bila : suhu tinggi malam hari, rendah pagi hari,
– nafsu makan turun
– gelisah dan pucat
– Bila apirasi pus (+) segera WSD
2. Terbuka (open chest wound)
– Harus segera dijadikan tertutup
– Tanda : sucking wound
– luka < trakea : tidak ada ggn. Napas
– luka > trakea : terjadi gangguan napas
– Tindakan :
• Tutup luka dengan gaas vaselin
• Debridement dan jahit luka setelah syok teratasi
• pada keadaan tertentu dibuat insisi baru dan luka primer
ditutup
• jika paru luka → WSD
TRAUMA JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
A. Trauma tumpul
1. Memar otot jantung
2. Robekan dinding jantung
3. Robek / rusak katub, korda tendinea, otot
papilaris
4. Robekan septum interventrikulorum
5. Luka a. Koronaria
6. Robekan perikardium
7. Robekan pembuluh darah besar
TRAUMA TUMPUL
• Myocardial contusion (memar otot jantung)
– Paling banyak didapat
– DX. Precordial pain identik dengan iskemia dan infark
miokard
– Tidak berkurang dengan vasodilatasi koroner
– Fisik : takikardia, jejas dada,
• EKG: kelainan ST dan T wave
• Cardiac aritmia
• Kanan : pengurangan HR & irama sinus, defek konduksi
• Trauma kiri : ggn. irama ventrikel
– Lab : SGOT, LDH, CPK tidak khas
– Radionuclide imaging : Nilai diagnostik
B. Trauma tajam
1. Luka tusuk perikardium
2. Luka tusuk dinding jantung
3. Luka tembus/ robek katub, korda tendinea, otot
papilaris
4. Luka tusuk septum interventrikulorum
5. Luka tembus a. Koronaria
6. Luka tusuk pembuluh darah besar
C. Tindakan utama
1. Ventilasi adekuat :
a. Bersihkan jalan napas
b. Oral airway
c. Intubasi ET
d. Assisted ventilation
e. Jika perlu trakeostomi
2. Dx. dan tindakan thd. Tamponade jantung
3. Infus 2 jalur /lebih, satu untuk CVP
4. Drainase hematotoraks / hematopneumo-toraks
5. Keseimbangan cairan
6. Catat tanda vital
7. Laboratorium, EKG, X-foto toraks
8. Pemeriksaan fisik cepat dan tepat
TRAUMA JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
TRAUMA JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
TAMPONADE JANTUNG
• Akut : karena trauma tajam dan tumpul
• Berfungsi : a. Live saving: mengurangi perdarahan luka
b. Lethal : bila proses berlanjut
• Terjadi 3 kelainan fisiologis
a. Sistem vena : tek intra perikardial ↑ → membatasi aliran darah versa
ke ventrikel kanan + tekana end diastolic ↑ CVP ↑
b. Sistem arteri : kompresi pada jantung → cardiac output ↓, tekanan
darah ↓ → aliran koroner hipoksia otot jantung
c. Sistemik
COPS ↓ → vasokonstrik sist. → tahanan perifer ↑ → tek.
mendekati/di atas normal. Kmd COP ↓ & tek. versa ↑.
TRAUMA JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
TAMPONADE JANTUNG
Diagnosa
Triad tamponade jantung :
1. CVP naik
2. Suara jantung menjauh
3. Paradoxical arterial pulse
X-foto toraks : pelebaran bayangan jantung +/-
EKG: low voltage
echocardiografi
Perikardiosentesis
TAMPONADE JANTUNG
Tindakan : cepat dan tepat
• Perikardiosentesis bila sgt berat, aspirasi 25-50 cc
Torakotomi bila :
• Aspirasi berulang gagal
• Tamponade terjadi lagi segera setelah trauma.
• Perdarahan berlangsung terus
• Perikardiosentesis dilanjutkan torakotomi eksplorasi
untuk kardiorapi
• Torakotomi segera
WSD
SUSUNAN WSD SISTEM 3 BOTOL
• Botol I : - water seal / kedap air & penampung
- pipa masuk 2 cm di bawah permu-
kaan air
• Botol II : pengatur tekanan negatif
• Botol III : pengaman
• Tujuan pompa hisap kontinyu :
– pertahankan tehanan negatif dalam kavum pleura
– evakuasi udara paska thorakotomi
– keluarkan cairan & / udara dari kavum pleura percepat
pengembangan paru yang kolaps
WSD
WSD
• Hal-hal yang perlu diperhatikan secara teratur
• Botol WSD harus lebih rendah dari dada untuk cegah
aspirasi.
• Klem pipa bila membersihkan / mengganti botol.
• Pipa macet dapat oleh karena terlipat, tersumbat
fibrin / jaringan paru yang mengembang, terduduki
oleh penderita sendiri.
• Udara bocor dapat dari pipa yang bocor pada
sambungan, di sekitar kateter, bronkhopleural fistel.
WSD
HAL-HAL PENTING DALAM W.S.D
• BOTOL WSD > RENDAH
• POSISI O.S ½ DUDUK + 30 DERAJAT
• SISTIM HARUS RAPI
• FIKSASI PIPA YG KELUAR TUBUH
• PIPA TEMBUS PANDANG
• CATAT JUMLAH & MACAM CAIRAN
• FISIOTERAPI NAPAS
• KOREKSI SETIAP KELAINAN
• KLEM PIPA PADA SETIAP MANIPULASI
• HAMBATAN/SUMBATAN PIPA
• KEBOCORAN PIPA
Thanks…