Selain kelima fungsi di atas, membran sel juga memiliki beberapa fungsi lain
yang mungkin tidak dapat dijelaskan secara rinci. Beberapa fungsi membran sel
tersebut antara lain:
1. Sebagai media berlangsungnya reaksi-reaksi kimia.
2. Penyedia berbagai fungsi enzim karena protein yang menyusun
strukturnya dapat menjadi katalisator dalam reaksi tertentu.
3. Membran sel berfungsi seperti filter yang mencegah organisme patogen
seperti virus masuk ke dalam sel.
4. Sebagai pembatas antara isi sel dengan bagian luar sel.
5. Melindungi bagian sel yang terletak lebih dalam
Apoptosis
1. Mempengaruhi dari Sistem imun salah satunya TNF alfa
2. Menganggu DNA sel
PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP
Pemeriksaan Darah Lengkap (Complete Blood Count / CBC) yaitu suatu jenis
pemeriksaaan penyaring untuk menunjang diagnosa suatu penyakit dan atau untuk
melihat bagaimana respon tubuh terhadap suatu penyakit. Disamping itu juga
pemeriksaan ini sering dilakukan untuk melihat kemajuan atau respon terapi pada
pasien yang menderita suatu penyakit infeksi.
Hemoglobin
Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai
media transport oksigen dari paru paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa
karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru paru. Kandungan zat besi yang
terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah.
Dalam menentukan normal atau tidaknya kadar hemoglobin seseorang kita harus
memperhatikan faktor umur, walaupun hal ini berbeda-beda di tiap laboratorium
klinik, yaitu :
Bayi baru lahir : 17-22 gram/dl
Umur 1 minggu : 15-20 gram/dl
Umur 1 bulan : 11-15 gram/dl
Anak anak : 11-13 gram/dl
Lelaki dewasa : 14-18 gram/dl
Perempuan dewasa : 12-16 gram/dl
Lelaki tua : 12.4-14.9 gram/dl
Perempuan tua : 11.7-13.8 gram/dl
Kadar hemoglobin dalam darah yang rendah dikenal dengan istilah anemia. Ada
banyak penyebab anemia diantaranya yang paling sering adalah perdarahan,
kurang gizi, gangguan sumsum tulang, pengobatan kemoterapi dan penyakit
sistemik (kanker, lupus,dll).
Sedangkan kadar hemoglobin yang tinggi dapat dijumpai pada orang yang tinggal
di daerah dataran tinggi dan perokok. Beberapa penyakit seperti radang paru paru,
tumor, preeklampsi, hemokonsentrasi, dll.
Hematokrit
Hematokrit merupakan ukuran yang menentukan banyaknya jumlah sel darah
merah dalam 100 ml darah yang dinyatakan dalam persent (%). Nilai normal
hematokrit untuk pria berkisar 40,7% - 50,3% sedangkan untuk wanita berkisar
36,1% - 44,3%.
Seperti telah ditulis di atas, bahwa kadar hemoglobin berbanding lurus dengan
kadar hematokrit, sehingga peningkatan dan penurunan hematokrit terjadi pada
penyakit-penyakit yang sama.
Leukosit (White Blood Cell / WBC)
Leukosit merupakan komponen darah yang berperanan dalam memerangi infeksi
yang disebabkan oleh virus, bakteri, ataupun proses metabolik toksin, dll.
Nilai normal leukosit berkisar 4.000 - 10.000 sel/ul darah.
Penurunan kadar leukosit bisa ditemukan pada kasus penyakit akibat infeksi virus,
penyakit sumsum tulang, dll, sedangkan peningkatannya bisa ditemukan pada
penyakit infeksi bakteri, penyakit inflamasi kronis, perdarahan akut, leukemia,
gagal ginjal, dll
Trombosit (platelet)
Trombosit merupakan bagian dari sel darah yang berfungsi membantu dalam
proses pembekuan darah dan menjaga integritas vaskuler. Beberapa kelainan
dalam morfologi trombosit antara lain giant platelet (trombosit besar) dan platelet
clumping (trombosit bergerombol).
Nilai normal trombosit berkisar antara 150.000 - 400.000 sel/ul darah.
Trombosit yang tinggi disebut trombositosis dan sebagian orang biasanya tidak
ada keluhan. Trombosit yang rendah disebut trombositopenia, ini bisa ditemukan
pada kasus demam berdarah (DBD), Idiopatik Trombositopenia Purpura (ITP),
supresi sumsum tulang, dll.
STATUS ELEKTROLIT
Cairan tubuh terganggu
PR Interval
PR interval adalah mewakili waktu yang dibutuhkan oleh SA node untuk mendepolarisasi
otot atrium, sampai AV node dan Bundle his.
PR interval di ukur mulai dari permulaan gel P sampai dengan awal komplek QRS.
Normal PR interval yaitu 3 mm - 5 mm ( 3 kotak kecil - 5 kotak kecil) atau 0,12 detik
sampai 0,20 detik.
Apabila PR interval melebihi 0,20 detik atau 5 kotak kecil, mengidentifikasikan adanya
AV blok.
Apabila PR interval kurang dari 0,12 detik atau 3 kotak kecil, mengidentifiksikan adanya
accelerated pacemaker (seprti kasus WPW syndrome= wolff parkinson white syndrome).
Komplek QRS
Komplek QRS terdiri dari gelombang Q, gelombang R, gelombang S.
Komplek QRS menggambarkan depolarisasi otot ventrikel.
Gelombang Q adalah gel negatif pertama setelah gel P, gel Q mewakili depolarisasi otot
septum ventikel, normal gel Q tidak boleh melebihi 1/3 gelombang R, apabila gel Q
melebihi 1/3 gel R mengidentifikasikan adanya infark.
Pada lead (V1,V2,V3) apabila ditemukan gelombang Q, ini mengindikasikan abnormal
EKG, biasanya di temukan pada kasus MI atau gangguan konduksi seperti LBBB.
Gelombang Q normal ditemukan pada lead V5 & V6, apabila tidak ditemukan gel Q pada
lead ini, kemungkinan besar adanya LBBB.
Gelombang R adalah gelombang positip pertama setelah gel Q.
Gelombang R pada V1 sampai dengan V6 mengalami penambahan voltage, apabila
gelombang R dari V1 sampai dengan V6 tidak mengalami penambahan maka dinamakan
"poor progression"
Gelombang S adalah gelombang negatif kedua setelah gelombang R.
Gelombang S dari V1 sampai dengan V2 voltasenya akan menurun, apabila di temukan
gelombang S pada V5 atau V6 dengan kedalaman lebih dari 5 mm, maka besar
kemungkinan adanya RBBB.
Pada precordial lead(V1 s/d v6) terdapat transition zone, yaitu normalnya terletak pada
lead V3 or V4.( lihat gambar 21)
Komplek QRS diukur muali dari awal Komplek QRS atau gel Q sampai dengan akhir gel
S.
Normal komplek QRS tidak boleh melebihi 0,10 detik, apabila melebihinya
mengidentifikasikan adanya gangguan konduksi pada intraventrikuler ( seperti LBBB,
RBBB, LAHB,LPHB).
Apapun bentuk konfigurasi yang terlihat di gambar 21 adalah semua sama
menggambarkan depolarisasi otot ventrikel.
Gb : 21
Gelombang T
Gelombang T menggambarkan repolarisasi otot ventrikel.
Gelombang positip pertama setelah gelombang S.
Normal gelombang T, selalu mengikuti arah komplek QRS, selalu negatif pada lead aVR,
tinggi tidak melebihi 5 mm pada ekstermitas lead( I, II, III, aVR, aVL, aVF) dan tidak
melebihi 10 mm pada precordial lead (V1 s/d V6).
Gelombang T yang tinggi biasanya seing ditemukan pada kasus hiperkalemia.
Sedangkan gelombang T yang datar atau terbalik atau inverted biasanya sering di temui
pada kasus penyakit jantung iskemic, dll.
QT Interval
QT interval adalah waktu yang diperlukan untuk mendepolarisasi otot venrikel sampai
dengan mengadakan repolarisasi kembali.
QT interval diukur dari permulaan komplek QRS atau gel Q sampai dengan akhir
gelombang T.
Normal QT interval antara 0,38 detik sampai dengan 0,46 deik. Biasanya QT interval
pada wanita lebih panjang dari laki-laki.
QT interval memanjang biasanya ditemukan pada kasus hipokalsemia or obat-obatan
QT interval memendek biasanya di temukan pada kasus takikardia dan hiperkalsemia.
Apabila anda menemukan EKG dengan QT interval yang memanjang disertai dengan
keluhan pasien, kalau tidak diobati dengan cepat biasana EKG akan berubah menjadi
ventrikel fibrilasi atau ventikel takikardi dan kematian nantinya.
ST Segmen
ST segmen adalah garis zero line atau isoelektrik antara akhir gel S sampai awal
gelombang T, atau tepatnya di mulai dari titik "J" atau junctinal point sampai awal
dimulanya gelombang T.
Titik J junctional adalah titik berakhirnya gelombang S.
Normal ST segmen tidak boleh melebihi +2 mm dari zero line/ garis isoelektrik, tidak
melebihi -1 mm dari zero line atau garis isoelektrik.
Apabila ST segmen melebihi + 2mm dari garis isoelektrik, kemungkinan besar
dinamakan ST elevasi pada kasus MI (myocardiac infarction) atau pada normal EKG
dinamakan early repolarization.
Apabila ST segmen melebihi -1mm dari garis isoelektrik, dinamakan ST depresi.
Biasanya ditemukan pada kasus jantung iskemia.
Pada prakteknya,tergantung kejelian kita. Karena kriteria ST elevasi maupun ST depressi
tidak selamanya sesuai dengan kriterianya. (lihat Gb 22 & 23)