Anda di halaman 1dari 45

FARMAKOTERAPI ASMA

OKI NUGRAHA PUTRA


FARMASI – UHT
2020
Definisi Asma
• Asma merupakan penyakit inflamasi kronis saluran nafas.
• Hiperaktivitas bronkus terhadap berbagai rangsangan
• Adanya keterlibatan sel inflamasi antara lain sel mast, eosinofil dan
makrofag
• Asma memiliki dua fitur utama :
a) Riwayat gejala pernafasan seperti mengi, nafas pendek, dada
sesak dan batuk yang bervariasi sepanjang waktu dan variasi
dalam intensitas
b) Expiratory airflow limitation yang bervariasi
Klasifikasi
Pathophysiology
Tujuan Penatalaksanaan Asma
a. Menghilangkan dan mengendalikan gejala asma
b. Mencegah eksaserbasi penyakit
c. Meningkatkan faal paru mendekati normal
d. Mempertahankan faal paru
e. Meningkatkan kualitas hidup
f. Menghindari efek samping obat
g. Mencegah obstruksi yang irreversible
h. Mencegah kematian karena asma

MEMBUAT ASMA MENJADI TERKONTROL


STRATEGI TERAPI
• Terapi non farmakologi : untuk pencegahan
• Terapi farmakologi :
Terapi jangka panjang : long-term control medications
(preventer, controller) yang digunakan secara rutin untuk
mencapai dan mengontrol persisten asma
Terapi serangan akut : Quick-relief medications
(reliever), digunakan jika diperlukan untuk mengobati
serangan asma (acute symptoms)
Klasifikasi Pengobatan Asma
Tingkat Kontrol Asma
(Menilai tingkat kontrol asma)

Kontrol Gejala Level Kontrol Gejala Asma

Dalam 4 minggu terakhir, apakah pasien memiliki : Terkontrol Terkontrol Tidak


penuh sebagian terkontrol

1. Gejala asma harian lebih dari dua kali


dalam 1 minggu

2. Terbangun di malam hari karena asma Tidak


terdapat Terdapat Terdapat
3. Penggunaan obat pelega untuk mengatasi satupun 1- 2 kriteria 3- 4 kriteria
gejala lebih dari dua kali dalam 1 minggu kriteria

4. Pembatasan aktivitas karena asma

Global Strategy for Asthma Management and Prevention, Global Initiative for Asthma (Updated 2017). Available from
www.ginaasthma.org.
Pengobatan Asma
Relievers

• Sering disebut sebagai pelega nafas


• Mengobati segera simptom atau gejala asma
• Digunakan untuk serangan asma akut
• Aksi obat biasanya bertahan 4-6 jam
Controllers

• Untuk mengontrol atau mengatasi inflamasi pada


saluran nafas
• Mencegah serangan berulang berikutnya
• Kontrol terapi jangka panjang
• Mencegah remodelling saluran nafas
Terapi Serangan Asma Akut (Relievers)

1. Short acting beta-2 agonis (salbutamol, terbutalin)


2. Anticholinergic (ipratropium bromide, tiotropium
bromide)
3. Corticosteroids (terapi jangka pendek untuk
eksaserbasi)
4. Metilxantin (Teofilin)
Relievers (Short Acting Beta-2 Agonis) (SABA)

• Salbutamol atau Albuterol


• Terbutalin
• Pilihan untuk meredakan gejala serangan asma akut dan pencegahan
bronkospasme akibat exercise atau olahraga
• Bekerja pada reseptor adrenergik Beta-2 di otot polos saluran pernafasan
sehingga menyebabkan bronkorelaksasi atau bronkodilatasi
• Tidak memilik efek antiinflamasi
• Memiliki efek tambahan berupa hambatan pelepasan mediator dari
mast cell, penurunan plasma eksudasi dan hambatan aktivasi saraf
sensorik
• SABA sangat efektif untuk pengobatan serangan asma
akut atau bronkospasme
• Biasanya diberikan dalam bentuk inhalasi dengan durasi
kerja 3-6 jam
• Meningkatnya pemakaian short acting beta 2 agonis
mengindikasikan asma yang tidak terkontrol maupun
inflamasi
• Pemakaian “jika perlu” untuk pemakaian regular :
 menurunkan efektifitas
 meningkatkan hiperresponsensitifitas saluran nafas
Efek Samping
• Pada pemberian inhalasi, ESO beta agonis lebih kecil dibandingkan
rute per oral
• ESO yang paling sering muncul :
• Peningkatan denyut jantung / takikardia
• Palpitasi
• Sulit tidur
• Gugup / cemas
• Sakit kepala
• Tremor
Mengapa Penggunaan Obat - obatan Bronkodilator Tidak Cukup
Untuk Mengobati Asma ?

Dengan Bronkodilator

“… Penggunaan obat
ß2-agonis saja tidak
cukup mengontrol
asma dan bahkan
dapat membuat
 Bronkodilatasi asma lebih buruk “
 Lumen melebar
X Inflamasi tetap P. J. Barnes at. al. Clin. And
X Edema tetap Experimental Allergy. 1995,
Vol 25, 771 - 787
X Kerusakan sel epitel tetap
X Hipertrofi kelenjar & hipersekresi mukus
tetap
X Penebalan membran dasar tetap
22
ANTIKOLINERGIK / ANTIMUSKARINIK

• Bekerja dengan memblok reseptor muskarinik M3 di


saluran pernafasan dan sekresi mukus
• Merupakan second line atau alternatif terapi
setelah beta agonis yang bermanfaat klinis terutama
pada serangan akut asma yang berat
• Kurang efektif dibandingkan beta agonis karena
hanya menghambat reflex kolinergik penyebab
bronkokonstriksi, sementara beta agonis mencegah
semua mekanisme penyebab bronkokonstriksi.
• Bronkodilator alternatif bagi pasien yang tidak bisa
mentoleransi beta agonis
• Tersedia dalam sediaan tunggal atau kombinasi
dengan beta agonis
• Hanya tersedia dalam bentuk inhalasi
• Short-intermediate Acting :
Ipratropium Bromide
• Long Acting
Tiotropium Bromide
Oxitropium Bromide
 Long acting digunakan pada pasien asma yang tidak terkontrol
dengan corticosteroid inhalasi dan LABA
• ESO relatif ringan, karena tidak terabsorbsi sistemik.
• ESO tersering yakni mulut kering, retensi urin dan glaukoma
Kortikosteroid
• Penggunaan kortikosteroid sistemik pada serangan akut
dapat mempercepat perbaikan obstruksi saluran nafas
dan mengurangi kekambuhan atau mencegah eksaserbasi
berulang
• Digunakan hanya pada saat serangan akut (3-10 hari)
• Efek sampingnya tergantung dosis dan durasi penggunaan
• ESO berupa gangguan elektrolit, hiperglikemia, gastric
ulcer, osteoporosis, edema
• Prednison, Metilprednisolone,Dexametason
Pemberian Anti Inflamasi akan Memperbaiki Kondisi Asma Pasien

Saluran Napas Penderita Asma Dengan Anti Inflamasi (Terapi Pencegahan)

 Bronkospasme  Lumen lebih melebar


 Lumen menyempit  Inflamasi berkurang
 Inflamasi  Edema berkurang
 Edema  Sel epitel membaik
 Kerusakan sel epitel  Hipertrofi kelenjar & hipersekresi
 Hipertrofi kelenjar & hipersekresi berkurang
mukus  Membran dasar membaik
 Penebalan membran dasar

26
Teofilin
• Merupakan phosphodiesterase inhibitor dengan efek bronkodilatasi ringan
(mild) dibandingkan dengan beta agonis
• Tidak dapat digunakan untuk serangan asma akut
• Sediaan sustained release teofilin dapat mengontrol serangan asma malam
hari atau noctural asma
• Kelemahan : masuk dalam kategori dengan indeks terapi sempit,
sehingga perlu pemantauan kadar obat dalam darah
• Tidak direkomendasikan pada banyak guideline karena resiko efek samping
lebih besar daripada manfaat
• ESO pada dosis terapetik berupa mual, muntah, sakit kepala, diuresis dan
palpitasi
• Pada dosis tinggi, ESO berupa aritmia jantung, kejang atau seizure
Controllers

• Long Acting Beta-2 Agonis (LABA)


• Inhaled Corticosteroids (ICS)
• Leukotrien Antagonis
• Mediator Inhibitor (Cromones)
• Anti-IgE
Long Acting Beta-2 Agonis (LABA)
• Selektif beta-2 reseptor, dengan efek minimal terhadap heart
rate
• Salmeterol dan formeterol dengan durasi kerja 12 jam
• Indacaterol dengan durasi kerja 24 jam
• Tidak untuk serangan asma akut
• Tidak digunakan sebagai monoterapi karena tidak dapat
mengontrol penyebab inflamasi, sehingga dikombinasikan
dengan ICS
• Dapat digunakan untuk memperbaiki kontrol asma dan
menurunkan eksaserbasi ketika digunakan bersama dengan ICS
Inhaled Corticosteroids (ICS)

• Paling efektif untuk mengontrol pada asma persisten,


mengendalikan kekambuhan, mengurangi hipersensitivitas bronkus,
tetapi tidak menyembuhkan asma
• ICS menurunkan eosinofil di saluran nafas, sputum, jumlah limfosit T
teraktivasi serta sel mast pada mukosa saluran nafas
• Bila terapi dihentikan akan merusak kontrol klinis dalam beberapa
minggu atau bulan
• Sering dikombinasikan dengan LABA untuk mengontrol asma
• ESO ICS berupa efek lokal yakni dysphonia dan oral candidiasis,
yang dapat dikurangi dengan pemakaian spacer
Leukotrien Antagonis

• Obat ini memberikan efek sedang atau modest untuk perbaikan


fungsi paru dan mereduksi gejala asma, tetapi kurang efektif
dibandingkan efek beta agonis
• Digunakan pada pasien asma yang tidak dapat menggunakan
ICS
• Kurang efektif dibandingkan ICS dalam mengontrol asma dan
inflamasi, tetapi sangat bermanfaat sebagai terapi add-on pada
pasien yang tidak terkontrol pada dosis rendah ICS
• Diberikan secara oral 1 atau 2 kali sehari dan dapat ditoleransi
dengan baik.
Inhibitor Mediator atau Mast Cell Stabilizser (Cromone)

• Bekerja dengan cara stabilisasi mast cell sehingga mencegah degranulasi


dan tidak melepaskan mediator histamin, serotonin, dll
• Dapat menghambat respon asma awal, faktor-faktor pemicu asma
seperti exercise, alergen, polusi, dll
• Relatif kecil manfaat untuk kontrol asma jangka panjang dikarenakan
durasi kerja obat yang singkat. Efek terapi baru nampak setelah 4-6
minggu pengobatan
• Tidak dapat mengurangi simptom spasme bronkus, inflamasi, bila
simptom sudah ada atau telah terjadi
• Banyak digunakan untuk terapi asma pada anak-anak
• Cromolyn-Na
• Nedocromyl-Na
• Efek nedocromyl tidak lebih baik dari
ICS, tetapi bila digunakan dapat
mengurangi dosis ICS
• ESO relatif ringan berupa batuk
Anti-IgE
• Omalizumab sebagai anti-IgE, merupakan suatu rekombinan antibodi yang
bekerja dengan cara berikatan dengan IgE tanpa aktivasi terhadap sel mast
• Dapat mengurangi exaserbasi pada pasien asma berat dan dapat
memperbaiki kontrol asma
• Kelemahan : harga sangat mahal dan hanya cocok pada pasien yang tidak
terkontrol pada dosis maksimal inhaler dan pada pasien dengan kadar IgE
yang tinggi
• Diberikan secara injeksi subcutan setiap 2-4 minggu
Without Spacer

©1998, Respironics
Inc.

With Spacer

©1998, Respironics
Inc.
Kunci dari keberhasilan kontrol asma adalah mengobati inflamasi
sesegera mungkin pada saat gejala timbul

Kontrol Asma Gejala Asma Eksaserbasi


Inflammasi

Otot halus Bronkokonstriksi

Kunci mengontrol gejala


adalah dengan mening-
katkan terapi anti-infla-
masi untuk menghindari
eksaserbasi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai