Widyastiwi - Farmakologi II
ASMA
Widyastiwi - Farmakologi II 2
Widyastiwi - Farmakologi II 3
KARAKTERISTIK ASMA
Peningkatan respon saluran pernafasan
terhadap berbagai stimulus
bronchial hyperresponsiveness (BHR)
Widyastiwi - Farmakologi II 5
Widyastiwi - Farmakologi II 6
MANIFESTASI KLINIK ASMA
Widyastiwi - Farmakologi II 7
KLASIFIKASI
Widyastiwi - Farmakologi II 8
BERDASARKAN KEPARAHAN :
Widyastiwi - Farmakologi II 10
PENANGANAN ASMA
Non farmakologi :
• Meningkatkan sanitasi rumah
• Tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung alergen
• Menghindari binatang tertentu
• Berhenti merokok
• Menghindari obat pencetus asma
• Menghindari udara dingin dan asap pembakaran
• Latihan pernapasan
• Menggunakan ac selama musim semi.
Widyastiwi - Farmakologi II 11
PENANGANAN FARMAKOLOGI
RELIEVER CONTROLLER
•Bronkodilator •Antiinflamasi
agonis steroid
Widyastiwi - Farmakologi II 12
KERJA ANTI-BRONKOSPASMUS
Widyastiwi - Farmakologi II 13
KERJA MENURUNKAN RESPONSIVITAS
BRONKUS
Widyastiwi - Farmakologi II 14
SHORT TERM RELIEVERS VS
LONG TERM CONTROLLERS
• Beberapa obat memberikan efek keduanya :
• Teofilin (bronkodilator) memberikan efek penurunan inflamasi
dengan mencegah fungsi limfosit
• Kortikosteroid (antiinflamasi) memberikan efek bronkodilasi
• Agonis efektif dalam kontrol asma ketika dikombinasi dengan
kortikosteroid
Widyastiwi - Farmakologi II 15
OBAT ASMA
• Agonis adrenergik
• Kortikosteroid
• Obat alternatif lain
• Metilxantin
• Antagonis kolinergik
• Antileukotrien
• Kromolin dan Nedokromil
• Anti IgE
Widyastiwi - Farmakologi II 16
Widyastiwi - Farmakologi II 17
AGONIS ADRENERGIK
Widyastiwi - Farmakologi II 18
Widyastiwi - Farmakologi II 19
MEKANISME KERJA :
Relaksasi otot
polos
Stimulus Peningkatan Stabilisasi
Aktivasi adenil
reseptor AMP siklik membran sel
siklase
adrenergik intraselular mast
Stimulasi otot
skelet
Widyastiwi - Farmakologi II 20
SHORT ACTING ADRENERGIK
Widyastiwi - Farmakologi II 21
LONG ACTING ADRENERGIK
Salmeterol, formoterol
Widyastiwi - Farmakologi II 22
• bersamaan dengan obat antiinflamasi, untuk kontrol jangka
panjang.
• Obat golongan ini juga dipergunakan untuk mencegah
bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan fisik.
Widyastiwi - Farmakologi II 23
• Kontraindikasi :
• Alergi
• Aritmia jantung yang berhubungan dengan takikardia, angina,
aritmia ventrikular
• Takikardia atau blok jantung yang berhubungan dengan intoksikasi
digitalis
• Kerusakan otak
• Glaukoma sudut sempit
Widyastiwi - Farmakologi II 24
KORTIKOSTEROID
Widyastiwi - Farmakologi II 25
• Flutikason dan budesonid memiliki afinitas thd reseptor
lebih baik dibanding beklometason.
Penggunaan
• Kortikosteroid inhalasi : kontrol asma untuk pasien yang
tidak merespon terapi bronkodilator
• Kortikosteroid sistemik : umumnya untuk eksaserbasi asma
dan asma kronik parah.
• Umumnya digunakan prednison, metilprednisolon, deksametason.
Widyastiwi - Farmakologi II 26
Efek Samping (sistemik):
• Osteoporosis. Karena ?
• Hambatan absorpsi dan metabolisme
kalsium.
• Cushing like syndrome : peningkatan
distribusi lemak tubuh, puffy face (moon
face), jerawat, insomnia, peningkatan
nafsu makan*.
• Hiperglikemia* → hati-hati untuk pasien
diabetes !
• Imunosupresi
Widyastiwi - Farmakologi II 30
Berkumur / minum setelah menggunakan inhaler !
Widyastiwi - Farmakologi II 31
Widyastiwi - Farmakologi II 32
ANTAGONIS KOLINERGIK
Widyastiwi - Farmakologi II 33
• Indikasi :
• Penggunaan terbatas, hanya untuk pasien yang tidak toleran
terhadap efek agonis adrenergik.
• Untuk asma yang dinmediasi oleh kolinergik.
• Umumnya kurang poten pada kasus asma, kecuali bila asma disertai
COPD.
Widyastiwi - Farmakologi II 34
Tiotropium (Spiriva)
• Disosiasi dengan reseptor lebih lambat dibanding
ipratoprium → dosis sekali sehari.
Widyastiwi - Farmakologi II 35
METILXANTIN
teofilin, aminofilin
• Thea sinensis, Theobromin cacao, Coffea arabica ?
• Mengandung alkaloid teofilin, kafein, dan teobromin
• Golongan xantin termetilasi
• Aminofilin : teofilin + etilendiamin
Widyastiwi - Farmakologi II 36
Widyastiwi - Farmakologi II 37
• Indikasi :
• Untuk menghilangkan gejala atau pencegahan asma bronkial dan
bronkospasma reversibel yang berkaitan dengan bronkhitis kronik
dan emfisema.
Widyastiwi - Farmakologi II 38
• Efek samping :
• < 20 mcg/mL : reaksi efek samping jarang terjadi
• > 20 mcg/mL : mual, muntah, diare, sakit kepala, insomnia,
iritabilitas.
• > 35 mcg/mL : hiperglisemia, hipotensi, aritmia jantung,
takikardia (lebih besar dari 10 mcg/mL pada bayi prematur),
seizure, kerusakan otak dan kematian.
Widyastiwi - Farmakologi II 39
ANTILEUKOTRIEN
• Mekanisme kerja :
• Zileuton → inhibisi 5-lipooksigenase
• Zafirlukast & montelukast → inhibisi reseptor leukotrien.
• Hambatan leukotrien menyebabkan terhambatnya reaksi inflamasi.
Widyastiwi - Farmakologi II 42
Widyastiwi - Farmakologi II 43
• Zileuton paling jarang dipilih karena efek hepatotoksiknya
• Montelukast > zafirlukast, karena memiliki karakteristik
farmakokinetik yang lebih baik. penggunaan cukup sekali
sehari.
Widyastiwi - Farmakologi II 44
KROMOLIN DAN NEDOKROMIL
• Mekanisme Kerja
• Stabilisasi membran sel mast.
• Bekerja dengan menginhibisi respon terhadap paparan alergen,
tetapi tidak menyebabkan bronkodilatasi.
Widyastiwi - Farmakologi II 45
• Indikasi :
• Profilaksis serangan asma ringan – sedang
• tidak efektif untuk penanganan bronkokonstriksi akut.
Widyastiwi - Farmakologi II 47
INHIBITOR PDE-4
Roflumilast
• selective inhibitors of phosphodiesterase type 4 (PDE4) →
menghambat pemecahan C-AMP intraseluler.
• Aturan pakai : sekali sehari secara oral.
• Lebih sering dipakai untuk indikasi PPOK
• ES: mual, menurunkan nafsu makan, sakit perut, diare,
gangguan tidur, dan sakit kepala
Widyastiwi - Farmakologi II 48
Widyastiwi - Farmakologi II 49
CLINICAL SUMMARY
Widyastiwi - Farmakologi II 51
PRAKTIKUM FARMAKOLOGI II
OBAT OBAT ANTI ASMA
• Dalam praktikum ini, Anda diminta mempresentasikan obat-
obat berikut ini. Hal yang harus dipresentasikan adalah :
farmakologi obat, cara penggunaan obat-obat tersebut,
serta keuntungan bentuk sediaan tersebut.
• Kelompok I : Seretide Diskus
• Kelompok II : Pulmicort Turbuhaler
• Kelompok III : Ventolin Inhaler
• Kelompok IV : Spiriva Handihaler
• Kelompok V : Obucort Swinghaler
• Kelompok VI : Flixotide Nebulizer Maksimum waktu
presentasi : 15 menit
Widyastiwi - Farmakologi II 52