Asma Secara
Proaktif
Diagnosis dan Penilaian Asma
Pemeriksaan fisis
• Normal sampai ada tanda obstruksi: ekspirasi memanjang, mengi,
hiperinflasi
Penunjang lain
• Eosinofil total ≥ 300 (≥4%)
• Uji provokasi bronkus
• Uji kulit
• FeNO
Derajat Berat Asma
Derajat berat asma Intermiten Persisten ringan Persisten sedang Persisten berat
Sangat penting untuk membuat pasien memperhatikan tujuan jangka panjang asma
• Kortikosteroid inhalasi
• Kortikosteroid sistemik
• Sodium kromoglikat
• Nedokromil sodium
• Metilsantin
• Agonis beta 2 kerja lama (LABA) inhalasi dikombinasi dengan kortikosteroid inhalasi (ICS)
• Agonis beta 2 kerja lama oral
• Leukotriene modifiers atau antagonis leukotriene
• Anti muskarinik/antikolinergik kerja lama
• Anti IgE
Pelega (Reliever)
Pelega (reliever)
GINA 2020
Penatalaksanaan asma:
Assess, Adjust, Review response
Konfirmasi diagnosis bila diperlukan
Kontrol gejala dan faktor risiko yang dapat
dimodifikasi (termasuk fungsi paru)
Penyakit penyerta
Tehnik penggunaan inhaler dan kepatuhan
Tujuan pasien
Gejala
Eksaserbasi
Efek samping
Fungsi paru
Kepuasan pasien Tatalaksana terhadap faktor risiko yang
dapat dimodifikasi dan penyakit penyerta
Strategi non-farmakologi
Edukasi dan latihan keterampilan
Medikasi untuk asma
GINA 2020
• Latihan pernapasan
• Diet sehat
• Penurunan berat badan
• Menghindari polusi udara di dalam rumah
•
Intervensi non- •
Vaksinasi
Termoplasti bronkus
farmakologis • Pengaturan stress emosi
• Imunoterapi alergen
• Menghindari alergen luar rumah
• Menghindari polusi udara luar rumah
• Menghindari makanan dan kimia makanan
dalam
penurunan Pilih waktu yang sesuai (tidak terdapat infeksi, pasien
tidak berjalan-jalan, tidak hamil)
pengobatan
asma
Penuruan dosis kortikosteroid inhalasi 25-50% dalam
rentang 3 bulan mungkin dan aman pada kebanyakan
pasien
ICS/LABA dalam pengobatan Asma
Asma seperti fenomena gunung es
Yang Terlihat
Eksaserbasi
Gejala
Fungsi paru
Hiper-reaktivitas bronkus
Perbaikan
Perbaikan
1. The same results were first published in Woolcock AJ. Clin Exper Allergy Rev 2001;1:62−64. This graph has been independently created by GSK from the original; 2. Reddel HK et al. Eur Respir J 2000;15:226-235.
Perbaikan hiper-responsivitas saluran pernapasan terus
terjadi pada terapi ICS setelah fungsi paru stabil
110 1
FEV1 (% baseline)
100 -1
FEV1 AHR
95 -2
Baseline 3 6 12 1 bulan pasca
Durasi pengobatan (bulan; n=35) pengobatan
Fisiologi, inflamasi, dan remodelisasi saluran pernapasan saling berhubungan dan membaik dengan terapi ICS. Terapi ICS yang diperpanjang diperlukan untuk manfaat
maksimal dalam remodelisasi dan hiper-responsivitas saluran pernapasan. Penentuan dosis ICS hanya dengan merujuk pada gejala dan fungsi paru mungkin terlalu
sederhana.
AHR: airway hyper-responsiveness; PD20: Dose methacholine giving a fall in FEV 1 of 20%; FEV1:
forced expiratory volume in 1 second; FP: fluticasone propionate; ICS: inhaled corticosteroid
Hasil serupa pertama kali dipublikasikan oleh Ward C et al. Thorax 2002:57(4):309–
316.
Perbandingan Penggunaan Pengontrol
Cara pemberian terapi ICS/LABA (Pengontrol)
Pasien menggunakan SABA untuk melegakan gejala, Pasien menggunakan dosis kortikosteroid/LABA
sesuai kebutuhan, dan sebelum olahraga untuk tambahan untuk mengatasi gejala sesuai kebutuhan –
mencegah timbulnya gejala hingga 6 dosis tambahan2
Dapat diganti ke inhaler dengan dosis ICS/LABA lebih Dapat diganti ke inhaler dengan dosis ICS/LABA lebih
tinggi tinggi
– ICS: kortikosteroid inhalasi; LABA: long-acting β2-agonist; SABA: short-acting β2-agonist (misalnya #
Formoterol menghasilkan efek bronkodilasi cepat dan
salbutamol atau terbutaline); b.d. dua kali sehari tahan lama sehingga dapat digunakan sebagai LABA dan
obat pelega
1. Global Strategy for Asthma Management and Prevention, Global Initiative for Asthma (GINA) 2017;
2. British National Formulary Drug Information. Available at:
https://www.medicinescomplete.com/mc/bnf/current/PHP85578-beclometasone-with-formoterol.htm;
4x3 core presentation Insert your date / confidentiality text here 25
25
https://www.medicinescomplete.com/mc/bnf/current/PHP85580-budesonide-with-formoterol.htm;
https://www.medicinescomplete.com/mc/bnf/current/PHP85606-fluticasone-with-salmeterol.htm. Accessed: February 2017.
Metoda MART
MART : Maintainance and Reliever Therapy
Pasien dengan MART reaktif terhadap gejala dengan tujuan mengurangi
eksaserbasi
Tujuan
Kontrol
Waktu
Terkontrol baik
44.3% 17.4%
44.3%
Tidak terkontrol
38.3% Terkontrol
sebagian
1. Hasil yang sama pertama kali dipublikasikan dalam Bateman E et al. J Allergy Clin Immunol. 2010;125:600–608. Grafik ini telah dibuat secara independen oleh GSK dari data asli.. 2. GSK DoF RF/SFC/0030/17. 3. 29
Global Strategy for Asthma Management and Prevention, Global Initiative for Asthma (GINA) 2018, tersedia dari www.ginasthma.org.
Metoda PRD
PRD : Proactive Reguler Dosing
Regimen Proaktif Regular Dosing diperlukan untuk mencapai target kontrol
asma yang baik
Kontrol baik
Step up
Step up
Kontrol
Asma
Kontrol Kontrol
Parameter
total baik
Tidak terkontrol
25.5% Terbangun di malam Tidak
Terkontrol total hari krn asma Tidak
43.9%
Eksaserbasi Tidak Tidak
≤2x
Penggunaan pelega Tidak
seminggu
30.6%
Terkontrol baik ≤2x
Gejala siang hari Tidak
seminggu
5 dari 7 6 dari 7
Hari bebas gejala Hari bebas pelega
Woodcock, et al. Primary Care Respiratory Journal 2007;16(3):151-161
Pasien dengan SFC mencapai kontrol baik dan kontrol parsial
lebih banyak dibandingkan FP tunggal (FP, n=577; SFC, n=583)
80
80
Perubahan dari baseline (%)
40 40
20 20
0 0
-20 -20
Hasil yang sama pertama kali dipublikasikan dalam Pavord I et al. J Allergy Clin Immunol 2009;123(5):1083–1089. 40
Grafik-grafik ini dibuat secara terpisah oleh GSK berdasarkan grafik aslinya.
SFC vs ICS/LABA lain
Terapi SFC jangka panjang lebih superior dibandingkan
Form/Bud untuk mengurangi eksarsebasi sedang/berat
Rata-rata kejadian eksaserbasi sedang/berat pada pasien asma
Penurunan angka kejadian SFC (n=694) Form/Bud (n=697)
p=0.059
dibandingkan dengan (50/250µg)
n=694
0
Minggu 1-24 Minggu 1-8 Minggu 9-16 Minggu 17-24
Interval penelitian
Form/Bud (p=0.059).
Pengobatan reguler dengan SFC dan Form/Bud dua kali perhari mengurangi gejala asma dan
meningkatkan fungsi paru secara signifikan pada pasien dengan asma persisten
Pengobatan SFC jangka panjang mengurangi eksarsebasi sedang/berat secara signifikan dibandingkan
dengan Form/Bud pada minggu ke 17
Ini adalah penelitian selama 6 bulan, acak, tersamar ganda, double-dummy, kelompok paralel, multisenter, pada pasien (usia > 18 tahun) dengan asma persisten yang mendapat terapi SFC 50/250 µg bid (n=694) atau Formoterol/Budesonide (Form/Bud) 6/200 µg bid (n=697).
CI, confidence interval; Form/Bud, formoterol fumarate/budesonide; SFC, salmeterol/fluticasone propionate combination; bid, dua kali sehari
Hasil ini pertama kali dipublikasikan di Dahl et al. Respir Med. 2006;100:1152-1162. Grafik ini dibuat secara indepaenden oleh GSK berdasarkan grafik aslinya.
BDP/Form partikel sangat halus tidak inferior dibandingkan SFC
dalam hal efikasi dan tolerabilitas
†
* * * * ** ** * ** * * * * * * – SFC memperlihatkan non-inferioritas
** **
dibandingkan BDP/Form terkait rerata PEF
300
pagi hari yang diukur selama 12 minggu
– BDP/Form juga menunjukkan efikasi yang
PEF (Liter/menit)
0
– Profil keamanan dan tolerabilitas kedua
0 2 4 6 8 10 12 pengobatan ini serupa
BDP/Form (n=115) SFC (n=113) Minggu*p < 0.001 vs. baseline; †p = ns antar pengobatan
Analisis noninferioritas untuk hasil primer, PEF pagi hari pada 2 minggu terakhir pengobatan, memperlihatkan tidak ada
perbedaan diantara kedua kelompok (perbedaan -3.32 l/menit; 95% CI) -17.92 to 11.28)
Ini adalah penelitian selama 12 minggu, tersamar ganda, acak, terkontrol aktif, multisenter, yang didesain untuk membandingkan efikasi dan keamanan beclomethasone/formoterol
(n=115) dengan fluticasone/salmeterol (n=113) pada pasien usiai ≥ 18 tahun dengan asma persisten sedang-berat.
BDP/Form, beclomethasone/formoterol; CI, confidence interval; PEF, peak expiratory flow; SFC, salmeterol/fluticasone propionate combination.
Hasil ini pertama kali dipublikasikan di Papi A et al. Allergy 2007: 62: 1182-1188. Grafik ini dibuat secara independen oleh GSK berdasarkan grafik aslinya.
Selektifitas β2:β1 Salmeterol lebih tinggi dibandingkan Formoterol
sehingga efek samping kardiovaskular (β1-reseptor) lebih minimal
Bioavailability (%)
20
15
10
5
0
P
e
de
te
e
IC
lid
at
M
na
-C
ni
ro
/B
so
es
so
io
fu
ni
/d
P
op
de
BD
Flu
ne
de
pr
Bu
so
ni
ne
a
so
tic
so
c le
a
Flu
tic
Ci
Flu
• 1. Phillips G. Resp Med. 1990; 84:19-23.; 2. Daley-Yates PW et al. Br J Clin Pharmacol. 2015;80: 372–380
Kesimpulan