Disusun oleh :
Rietschje Johanna (12-018)
Stephanie Roseline Damanik (12-144)
Lestari Kanti Wilujeng (13-082)
Shani Qisthina 13-261)
Membaik
Tindak lanjut
•Obat pereda: diberikan jika perlu
•Obat pengendali: lanjutkan dengan dosis yang sesuai
•Evaluasi faktor risiko: identifikasi dan modifikasi faktor risiko bila memungkinkan
Bila tidak tersedia obat-obatan lain, gunakan ADRENALIN untuk asma yang
berhubungan dengan anafilaksis dan angioderma, dosis 10 ug/kg (0,01 ml/kg adrenalin
1:1.000), maksimal 500ug (0,5 ml)
*
Pasien dengan asma serangan berat atau ancaman henti napas
yang dirujuk ke rumah sakit
Penilaian awal:
A: airway B: breathing C: circulation
Apakah ada:
Mengantuk, letargi, suara paru tak terdengar
TIDAK YA
BERAT ANCAMAN HENTI NAPAS
•Bicara dalam kata
•Duduk bertopang lengan Siapkan perawatan ICU
•Gelisah •Inhalasi agonis β2 kerja pendek
•Frekuensi napas meningkat •Oksigen
•Frekuensi nadi meningkat •Siapkan intubasi jika perlu
•Retraksi jelas
•SpO2 (udara kamar) < 90%
•PEF <= 50% prediksi atau terbaik
Mulai terapi
•Inhalasi agonis β2 kerja pendek + ipratropium bromida
•Steroid IV
•Oksigen untuk menjaga SpO2 94-98%
•Berikan aminofilin IV
• Dosis:
Dewasa: 130-150 mg, jika diperlukan dapat dinaikkan
menjadi 2 kalinya.
Anak: 6-12 tahun: 65-150 mg, kurang dari 1 tahun:
65-75 mg, 3-4 kali sehari sesudah makan.
Glukokortikoid
• Mekanisme Kerja : Kortikosteroid menekan respons
inflamasi pada mukosa bronchial dan mengurangi
hipersensitivitas pada bronkus. Beberapa efek
spesifik:
• Penurunan edema mukosa dan produksi mucus
• Penurunan produksi prostaglandin dan leukotrien local
dan lebih sedikit aktivasi sel inflamasi
• Up-regulasi adrenoreseptor
• Penurunan produksi sitokin sel T jangka panjang,
penurunan eosinofil dan infiltrasi sel mast pada mukosa
bronchial
• Indikasi: Kortikosteroid digunakan pada pasien dengan
gejala yang lebuih dari minimal, sering dalam
kombinasi dengan β2 agonis atau obat yang
menghambat alergi.
• Kontraindikasi : Hati-hati pada penggunaan anak yang
sedang tumbuh.
• Efek Samping:
• Jika diberikan dalam jangka panjang, efek cushinged dapat
terjadi
• Osteoporosis atau keropos tulang sehingga menyebabkan
gangguan pertumbuhan jika digunakan pada anak-anak
dalam jangka waktu lama.
• Interaksi Obat:
• Asetaminofen meningkatkan kadar serum dari golongan
glukokortikoid
• Dosis:
• Dosis untuk eksaserbasi akut dewasa prednison 2x30 mg
selama 5 hari. Bila perlu jangka terapi dapat diperpanjang
sampai 7 hari dengan dosis yang lebih rendah
• Dosis anak 1-2mg/kgBB/hari untuk 3-10 hari (maksimal
60mg/hari)
• Kortikosteroid inhalasi selama 3-7 hari
Penanganan asma pada dewasa dan anak di
atas 5 tahun
Langkah 1 β2-agonis inhalasi kerja pendek sesuai kebutuhan
Langkah 2 β2-agonis inhalasi kerja pendek sesuai kebutuhan
Ditambah
Kortikosteroid inhalasi dosis standar reguler Atau kromoglikat reguler atau
nedokromil
Langkah 3 β2-agonis inhalasi kerja pendek sesuai kebutuhan
Ditambah
Kortikosteroid inhalasi dosis tinggi Atau dosis standar kortikosteroid inhalasi
ditambah –agonis inhalasi kerja panjang reguler
Langkah 4 β2-agonis inhalasi kerja pendek sesuai kebutuhan
Dengan
Kortikosteroid inhalasi dosis tinggi reguler
Ditambah percobaan terapeutik sekunsiel satu atau lebih dari:
Β2-agonis inhalasi kerja panjang
Teofilin oral dengan pelepasan terkendali
Ipratropium inhalasi atau, pada dewasa oksitropium
Β2-agonis oral dengan pelepasan terkendali
Bronkodilator inhalasi dosis tinggi
Langkah 5 β2-agonis inhalasi kerja pendek sesuai kebutuhan
Dengan
Kortikosteroid inhalasi dosis tinggi reguler
Dan satu atau lebih bronkodilator kerja panjang
Ditambah
Prednisolon tablet reguler
Langkah pengurangan Jika kontrol dicapai, pengurangan dosis bertahap dapat
dilakukan
Komplikasi
Prognosis
• <5000 kematian/tahun dari ± 10 juta populasi beresiko
• angka kematian pada serangan asma dengan usia tua lebih
banyak, sedangkan serangan asma yang diketahui dan
dimulai sejak kanak – kanak dan mendapat pengawasan yang
cukup kira-kira setelah 20 tahun, hanya 1% yang tidak
sembuh dan di dalam pengawasan tersebut kalau sering
mengalami serangan common cold 29% akan mengalami
serangan ulang.
• Pada penderita yang mengalami serangan intermitten angka
kematiannya 2%, sedangkan angka kematian pada penderita
yang dengan serangan terus menerus angka kematiannya 9%.
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan
• Asma bronchial adalah salah satu penyakit paru
yang termasuk dalam kelompok penyakit paru
alergi dan imunologi yang di tandai oleh tanggap
reaksi yang meningkat dari trakea dan bronkus
terhadap berbagai macam rangsangan dengan
manifestasi berupa kesukaran bernapas yang
disebabkan oleh penyempitan secara menyeluruh
dari saluran napas.
Kesimpulan
• Prinsip utama penatalaksanaan asma adalah
meningkatkan dan mempertahankan kualitas hidup
agar penderita asma dapat hidup normal tanpa
hambatan dalam melakukan aktifitas sehari-hari.
• Pengobatan jangka panjang yang paling efektif
untuk mengontrol asma adalah dengan
kortikosteroid inhalasi. Penggunaan steroid inhalasi
dapat menghasilkan perbaikan faal paru,
menurunkan hiperesponsif jalan nafas, mengurangi
gejala, mengurangi frekuensi dan berat serangan
sehingga dapat mempertahankan kualitas hidup.
TERIMA KASIH
Daftar Pustaka
• Simatupang, Abraham. Crash Course Pharmacology. Ed 1. Elsevier Singapore
Pte Ltd. 2017
• Pedersen S,etal.2017.Pocket Guide For Asthma Management and
Prevention(For Adults and Children Older than 5 Years).
www.ginaasthma.org. (diunduh pukul 08:20 WIB)
• Departemen Kesehatan RI.2009.Pedoman Pengendalian Penyakit Asma.
• Ratnawati. J Respirologi Indonesia.2011 31(4):172-5. Epidemiologi Asthma.
http://jurnalrespirologi.org/editorial-epidemiology-of-asthma/. (diunduh
pukul 09:15 WIB)
• The Global Asthma Report 2014. Auckland, New Zealand: Global Asthma
Network, 2014.
• Idrus IS, Yunus F, Andriani SL, Setiawati A. Perbandingan Efek Salbutamol
dengan Salbutamol yang Diencerkan dengan NaCl 0,9% pada Pasien Dewasa
dengan Asma Akut Sedang di RS Persahabatan.Respir Indo 2012; 32(3).
• Bateman ED, Hurd SS, Barnes PJ, Bousquet J, Drazen JM,
Fitzgerald M, et al. Global strategy for asthma management and
prevention : GINA executive summary. Eur Respir J.
2010;31:143-78.
• Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Pendahuluan. Dalam:
Asma.Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI;2007.p.1-69.
• Morris MJ. Asthma. [updated 2011 June 13; cited 2011 June 29].
Available from :
http://emedicine.medscape.com/article/296301-
overview#showall
• Partridge MD. Examining The Unmet Need In Adults With Severe
Asthma. Eur Respir Rev 2007; 16: 104, 67–72
• Dewan Asma Indonesia. You Can Control Your Asthma: ACT
NOW!. Jakarta. 2009 May 4th. Available from:
http://indonesianasthmacouncil.org/index.php?
option=com_content&task=view&id=13&Itemid=5
• Pratama S, Juniety E, Zairus D, Rassuna V, Yunus F. Profile of
asthmatic patients at Persahabatan Hospital outpatients
clinics in 2007. J Respir Indo 2009;29(4).
• Atmoko W, Faisal HKP, Babian ET, Adismoro MW, Yunus F.
Prevalence of Uncontrolled Asthma and factors associated
with level of asthma Control at asthma Clinic Persahabatan
Hospital, Jakarta.J Respir Indo 2011; 31(2).
• Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1023/MENKES/SK/XI/2008 TentangPedoman Pengendalian
Penyakit Asma. Jakarta. 3 Nopember 2008.
• Suryanto E, Purnomo J. Mekanisme Seluler dalam Patogenesis
Asma dan Rinitis. J Respir Indo 2009;29(3).
• Rengganis I. Diagnosis dan Tatalaksana Asma Bronkial.
Majalah Kedokteran Indonesia. Nopember 2008; 58(11): 444-
51.